Sejarah Tari Manfaat Penelitian
Upacara yaitu suatu peringatan atau penghormatan untuk suatu hal tertentu. Adat merupakan semua ketetapan yang ada di alam ini memiliki sifat-sifat
yang tidak dapat berubah. Dengan demikian upacara adat merupakan tradisi yang ada dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat ritual-ritual ketika
acara adat dimulai. Koentjaraningrat 2002: 5-6 mengungkapkan bahwa wujud pertama dari kebudayaan adalah adat istiadat yang merupakan tata
kelakuan yang mengatur, mengendalikan, dan memberi arah pada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.
Hal tersebut seperti halnya upacara adat Suro. Dalam antropologi
Koentjaraningrat, 1985: 243 mengemukakan bahwa upacara-upacara ritual, baik secara kolektif maupun individual, pelaksanaannya harus memenuhi
komponen tempat upacara, saat upacara, alat-alat upacara, dan orang-orang yang melakukan upacara.
http:jakawardhancuk.blogspot.com201310antropologi-budaya.html Suro merupakan upacara adat karena Suro hanya dilakukan setahun sekali.
Upacara harus dilakukan saat malam satu Suro dan di dilaksanakan di Desa Blendung meski tempat berpindah-pindah. Didalam upacara adat Suro harus
menampilkan Tari Dolalak setelah upacara adat selesai dilaksanakan. Dengan demikian bila Tari Dolalak tidak ditampilkan maka upacara malam satu Suro
tidak dapat dilaksanakan. Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di Bulan Sura atau Suro bertepatan dengan satu Muharam yang merupakan
tahun baru Islam dan sebagai bulan yang suci. Kata Suro memiliki arti pemberani. Tanggal satu Sura biasanya diperingati pada malam hari setelah
Maghrib pada hari sebelum tanggal satu hal ini dikarenakan pergantian hari Jawa dimulai saat matahari terbenam dari hari sebelumnya. Saat malam satu
Suro satu Muharram tiba, masyarakat Jawa umumnya melakukan tirakatan dan lek-lekan.