Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Attachment

28

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Attachment

Tidak semua hubungan yang bersifat emosional atau afektif dapat disebut kelekatan Ainsworth dalam Eka Ervika, 2005: 4. Adapun ciri afektif yang menunjukkan kelekatan adalah hubungan yang bertahan cukup lama, ikatan tetap ada walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata anak, bahkan jika figur digantikan oleh orang lain dan kelekatan dengan figur lekat akan menimbulkan rasa aman. Maccoby dalam Eka Ervika, 2005: 4 menjelaskan bahwa seorang anak dapat dikatakan lekat pada orang lain jika memiliki ciri-ciri antara lain: a Mempunyai kelekatan fisik dengan seseorang; b Menjadi cemas ketika berpisah dengan figur lekat; c Menjadi gembira dan lega ketika figur lekatnya kembali; dan d Orientasinya tetap pada figur lekat walaupun tidak melakukan interaksi. Anak memperhatikan gerakan, mendengarkan suara, dan sebisa mungkin berusaha mencari perhatian figur lekatnya. Kelekatan tidak muncul secara tiba-tiba, ada faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya kelekatan. Menurut Baradja dalam Eka Ervika, 2000: 14 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelekatan antara seorang anak dan orangtua adalah sebagai berikut: a Adanya kepuasan anak terhadap pemberian objek lekat, misalnya setiap kali seorang anak membutuhkan sesuatu maka objek lekat mampu dan siap untuk memenuhinya. Dan objek lekat di sini adalah orangtua mereka; b Terjadi reaksi atau merespon setiap tingkah laku yang menunjukkan perhatian. Misalnya, saat seorang anak bertingkah laku dengan mencari perhatian pada orangtua, maka orangtua meresponnya. Maka anak 29 memberikan kelekatannya; dan c Seringnya bertemu dengan anak, maka anak akan memberikan kelekatannya. Misalnya orangtua yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah memudahkan anak untuk berkomunikasi dengan mereka. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan munculnya kelekatan anak pada orangtua yaitu adanya kepuasan anak, adanya respon dan intensitas pertemuan anak dengan orangtua.

C. Kerangka Pikir