point
, tetapi sistem
seamless wireles roaming
hanya dapat menggunakan satu buah ISP saja Apriyadi, 2012.
Untuk melengkapi penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diterapkan sistem
external wireless roaming
yang dapat menghilangkan interferensi ketika menggunakan lebih dari satu ISP
pada jaringan
hotspot
. Selain itu juga dapat memperluas
coverage area
dan mengatasi kehilangan koneksi saat salah satu
access point
mati serta
overlaping
antar
access point
pada
home network
ketika menuju
foreign network
. Perbedaan penelitian ini dengan WDS,
wireless mess network , load balance,
dan
bonding
adalah penelitian ini menggunakan satu
router
untuk satu koneksi
internet
sehingga diharapkan hasil yang didapat lebih baik dan dapat lebih mudah dalam
konfigurasi.
2.2 Wireless LAN
Jaringan Lokal Nirkabel atau
wireless local area
network
disingkat
Wireless
LAN atau WLAN adalah jaringan komputer dimana media transimisnya menggunakan udara. Berbeda dengan
jaringan LAN konvensional yang menggunakan kabel sebagai media transmisi sinyalnya.
Spesifikasi 802.11 adalah standar komunikasi untuk WLAN yang disahkan oleh
Institute of Electrical and Electronics Engineers
IEEE pada tahun 1997. Versi 802.11 ini menyediakan kecepatan transfer data 1 Mbps dan 2 Mbps. Versi ini
juga menyediakan dasar-dasar metode persinyalan dan layanan lainnya. Seperti semua standar 802 IEEE, standar 802.11 berfokus
pada 2 level model
Open System Interconnection
OSI yang paling bawah, yaitu
physical layer
dan
link layer
Ergen, 2009.
Gambar 2.1 Contoh Sederhana Jaringan WLAN Pullis, 2007
Gambar 2.1 menunjukkan contoh singkat penerapan jaringan WLAN. Terlihat untuk pengaksesan data tidak lagi menggunakan
media kabel tetapi sudah menggunakan media radio. Teknologi yang dipakai dalam adalah
spread spectrum
.
Spread spectrum
dalam telekomunikasi adalah salah satu teknik modulasi dimana sinyal
ditransimisikan dalam
bandwidth
yang jauh lebih lebar dari frekuensi sinyal awal informasi. Saat ini teknologi
spread spectrum
banyak diapliksikan khususnya pada WLAN dan
mobile communication technology
karena menyediakan
bandwidth
yang lebar dan sinyalnya lebih kebal terhadap
noise
derau Pasaribu, 2006.
2.3
Topologi Jaringan
Wireless
Terlepas dari tipe PHY lapisan fisik yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung tiga 3 topologi dasar untuk WLAN -
Independent Basic Service Set
IBSS,
Basic Service Set
BSS, dan
Extended Service Set
ESS.
a.
Independent Basic Service Set
IBSS
Konfigurasi IBSS juga dikenal sebagai konfigurasi independen atau jaringan
ad-hoc
. Secara logika, konfigurasi IBSS mirip jaringan
office peer-to-peer
dimana tidak ada satu node yang berfungsi sebagai
server
. Dalam WLAN IBSS sejumlah node
wireless
berkomunikasi secara langsung satu dengan lainnya secara
ad-hoc
,
peer-to-peer
. Jadi IBSS terdiri dari beberapa
mobile station
MS yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain tanpa menggunakan
access point
atau koneksi ke jaringan kabel.
Gambar 2.2 Topologi Jaringan IBSS Purbo, 2001
Hal ini berguna untuk mempercepat dan mempermudah dalam menyiapkan jaringan nirkabel di mana infrastruktur nirkabel tidak ada
atau tidak diperlukan untuk layanan, seperti kamar hotel, pusat konvensi, atau bandara, atau di mana akses ke jaringan kabel dilarang
seperti untuk konsultan di sebuah situs klien. Secara umum, implementasi IBSS mencakup wilayah terbatas dan tidak terhubung ke
jaringan yang lebih besar.
b. Basic Service Set
BSS
BSS terdiri dari setidaknya satu
access point
yang terhubung ke infrastruktur jaringan kabel dan satu set
end station
nirkabel.
Konfigurasi ini disebut
Basic Service Set
BSS. Dengan demikian, konfigurasi BSS mengandalkan sebuah
Access point
yang bertindak sebagai
server
logis untuk sebuah sel tunggal atau saluran WLAN. Komunikasi antara
node
A dan
node
B benar-benar mengalir dari
node
A ke AP dan kemudian dari AP ke
node
B.
c.
Extended Service Set
ESS
Sebuah
Extended Service Set
ESS terdiri dari serangkaian BSS yang saling
overlaps
masing-masing terdapat AP yang terhubung bersama membentuk suatu
Distribution System
DS. Meskipun DS bisa dibentuk pada semua jenis jaringan khususnya ethernet
Local Area Network
LAN.
Mobile node
dapat melakukan
roaming
antara AP sehingga dapat mencakup kawasan yang cukup luas.
Gambar 2.3 Jaringan ESS yang Terdiri dari Beberapa Jaringan
BSS Purbo, 2001
Sebagian besar perusahaan yang sudah memakai WLAN tetap memerlukan akses ke jaringan kabel LAN untuk layanan seperti
file server
, printer,
link internet
, maka beroperasi pada topologi BSS ESS Purbo, 2001.
2.4 External Wireless roaming