Analisis Cara Kerja Analisis Hasil Pengujian

4.3.1 Analisis Cara Kerja

Wireless Roaming Untuk melayani area yang luas, beberapa access point dipasang dengan sebuah sudut yang saling menumpuk overlap . Overlap memungkinkan ” roaming ” diantara cell . Hal ini sama dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan telepon seluler. Meskipun tidak dijelaskan pada standar IEEE, overlap yang dibutuhkan sekitar 20-30. Banyaknya overlap memungkinkan roaming diantara cell , memungkinkan untuk memutus dan menyambung lagi koneksi tanpa interupsi layanan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penggunaan SSID yang sama untuk menyediakan roaming pada jaringan tersebut. Ketika MS aktif dalam jaringan wireless LAN, MS mulai ”mendengar” untuk perangkat yang sesuai dan kemudian berkomunikasi. Hal ini disebut ” scanning ” yang mungkin aktif atau pasif. Scanning aktif menyebabkan probe request dikirimkan dari host untuk bergabung ke jaringan. Probe request berisi Service Set Identifier SSID dari jaringan yang diharapkan bergabung. Ketika access point dengan SSID yang sama ditemukan, access point membalas probe request tersebut. Langkah autentifikasi dan asosiasi telah selesai. Scanning pasif membuat host mendengar beacon management frames beacons , yang dikirimkan oleh access point atau host lainnya. Ketika host menerima sebuah beacon yang berisi SSID dari jaringan dan berusaha bergabung. Station melihat kedalam beacon untuk mengetahui SSID dari jaringan mana yang digabungi. Kemudian station mencari tahu alamat MAC address dimana beacon berasal mengirimkan autentifikasi request dengan tujuan untuk meminta kepada access point untuk dapat bergabung dengannya. Apabila station diset untuk dapat menerima semua macam SSID, maka station mencoba bergabung dengan access point yang pertama kali mengirimkan sinyal dan bergabung dengan access point yang sinyalnya paling kuat. Untuk lebih jelasnya lagi, proses perpindahan dari AP IM3 ke AP XL dilihat melalui hasil capture Wireshark seperti pada Gambar 4.21. Gambar 4.21 Hasil Capture Wireshark Gambar 4.21 menunjukkan hasil capture ketika MS yang terkoneksi AP IM3 berpindah menuju AP XL. Pengujian dengan menggunakan ping agar terlihat jelas ketika terjadi perpindahan. AP IM3 mempunyai MAC address F8:D1:11:B7:ED:BC, AP XL mempunyai MAC address F8:D1:11:B8:1F:AE, sedangkan user atau MS mempunyai MAC address 00:16:6F:BB:A9:D8. MS yang sudah terkoneksi dengan AP IM3 dikondisikan mulai menjauh dari AP IM3 dan mendekati AP XL, AP XL mulai menghubungi MS dengan protokol Extensible Authentication Protocol over LAN EAPOL agar MS memasukkan key dari AP XL. Setelah itu MS mengisikan key yang sudah tersimpan ke AP XL. AP XL memeriksa key yang diberikan oleh MS, dan jika benar MS dapat melakukan broadcast ke jaringan dengan protokol ARP untuk menemukan device yang memiliki IP address 192.168.88.1. Karena MS akan berpindah jaringan, maka MS tidak dapat menemukan device yang memiliki IP address 192.168.88.1. MS meminta IP DHCP yang baru tetapi IP yang diberikan tidak bisa diterima, maka MS akan mencari IP DHCP dari server lain yaitu 192.168.8.1. Setelah menemukan server DHCP yang baru, MS meminta IP DHCP dan mendapatkan IP 192.168.8.250 dan ketika sudah mendapatkan IP baru, maka koneksi sudah terbentuk. Berdasarkan hasil ping, proses perpindahan membutuhkan waktu kurang lebih 36 detik.

4.3.2 Analisis