LATAR BELAKANG Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya adalah merupakan ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibanding dengan makhluk lainnya. Salah satu kesempurnaan itu adalah kemampuan manusia dalam berfikir dan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan. Manusia ada yang meyakini dan bersyukur atas segala ciptaan Allah SWT dan ada pula yang mendustakan nikmat- nikmat Allah tersebut, ini tertera dalam al-Qur’an:      Fabiayyi ālāī rabbikumā tukażżibān “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”Al-qur’an dan Terjemahnya: 885. Pernyataan ayat tersebut telah tercantum tiga puluh satu kali dalam surat Ar-Rahman yang artinya: Yang Maha Pengasih Kamus Munawwir: 2007. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT Tuhan seru sekalian alam kepada junjungan kita Nabi besar dan Rasul terakhir Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al- Qur’an adalah kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi kitab suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT. Oleh karenanya Al- Qur’an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat manusia. Sejak turunnya Al- Qur’an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman Universitas Sumatera Utara pada saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti. Arya, 2004:46 Bahasa Arab fushah standarnya bersumber dari Al-Qur’an. Bahasa Arab dari rumpun Semit yang digunakan oleh manusia pada abad ke-9 sebelum masehi. Ada beberapa sarjana yang dengan mempertimbangkan hubungan etnis yang demikian luas antara rumpun Semit Hamit, berpendapat bahwa tempat asal mereka adalah di Afrika sebelah Timur. Sedangkan yang lainnya, karena terpengaruh oleh tradisi Perjanjian Lama menyimpulkan bahwa Mesopotamia adalah tempat tinggal pertama mereka, tetapi pandangan yang memilih Semenanjung Arab didasarkan dampak kumulatif mereka sebagai tempat asal mereka tampak lebih masuk akal. Hitti, 2008:12. Bahasa Arab adalah alat komunikasi umat Islam khususnya di Timur Tengah. Jumlah penutur bahasa Arab saat ini mencapai ratusan juta orang. Maka sebagai seorang muslim selayaknya dapat memahami bahasa Arab dengan baik, karena bahasa Arab adalah bahasa kitab suci umat Islam. Penguasaan terhadap bahasa Arab sudah menjadi tuntutan, selain sebagai bahasa agama, juga sebagai alat komunikasi internasional, yang meliputi ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, dan budaya www.berbagaihal.com Menurut Carrol, bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang tergantung kehendak masyarakat menuturkannya, digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa- Universitas Sumatera Utara peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia. http:carapedia.com Sebagaimana dikatakan Ghulayaini2005:7: ﻢﻫﺪﺻﺎﻘﻣ ﻦﻋ مﻮﻗ ﻞﻛ ﺎﺑ ﻌﻳ ظﺎﻔﻟأ:ﺔﻐﻠﻟا Al-lugatu: al- fāẓun yu׳abbiru bihā kullu qaumin ‘an maqaṣidihim”Bahasa adalah katalafal yang digunakan oleh setiap kaum dalam menyampaikan maksud mereka”. Sedangkan arti dari ilmu bahasa menurut Mu’minin2008:177 adalah ilmu yang membahas tentang bahasa dari berbagai sisi yaitu fonologi ﻢﻠﻋ تاﻮﺻﻷا , timbangan نزو , mufradat تادﺮﻔﻣ , semantic تﻻﻻد , kamus سﻮﻣﺎﻗ , dan sosiolinguistik يﻮﻐﻠﻟا ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻹا . Ulama bahasa sering menyebutnya sebagai fiqh lughah, ilmu lisan, lisaniyah, dan alsuniyah. Tujuan umum memahami bahasa Arab menurut Yusuf dan Anwar 1995:189-190 adalah: 1. Agar dapat memahami Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber hukum Islam. 2. Agar dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. 3. Agar bisa berbicara dalam bahasa Arab. 4. Untuk digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain. 5. Untuk membina ahli bahasa Arab yang benar-benar professional. Universitas Sumatera Utara Dalam memahami ilmu bahasa Arab terdapat beberapa cabang ilmu bahasa Arab yang meliputi ﻮﺤﻨﻟا an-nahwu”sintaksis”, فﺮﺼﻟا a ṣ- ṣarfu”morfologi”, تاﻮﺻﻷا ﻢﻠﻋ ’ilmu al-a ṣwati”fonetik”, تﻻﻻﺪﻟا ad- dalālāṭu”semantic”, dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis membahas tentang ﻮﺤﻨﻟا an-nahwu”sintaksis. Sedangkan pengertian dari ilmu nahwu tersebut adalah: ﺎﺑاﺮﻋإو ﺔﻤﻠﻜﻟا ﺮﺧاوأ ﻞﻛ فﺮﻌﻴﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺪﻋاﻮﻗ :ﻮﺤﻨﻟا An-nahwu: Qawa ʻidu Al-lugati Al-ʻArabiyyati li ya’rifa kullu awākhiri Al- Kalimati Wa I’rabihā”Nahwu adalah tata bahasa Arab yang berguna untuk mengetahui fungsi setiap kata dalam kalimat, harkat akhir kata dan cara meng- i’rab-nya”. Ilmu nahwu disebut juga dengan sintaksis. Adapun sintaksis sendiri berasal dari bahasa Yunani “sun” artinya dengan dan kata “tattein” yang artinya menempatkan. Secara etimologis sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa sintaksis adalah cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. U http:diaryapipah.blogspot.com U Adapun kata dalam bahasa Arab terbagi tiga: 1. ﻢﺳا Ismun”kata” 2. فﺮﺣ Harfun”huruf” Universitas Sumatera Utara 3. ﻞﻌﻓ Fi’lun”kata kerja” ﻢﺳا Ismun adalah setiap kata yang menunjukkan jenis: manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, waktu, sifat atau setiap kata yang tidak mengandung masa. Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa isim adalah kalimah kata yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman. Isim mempunyai beberapa tanda, yaitu: ber-tanwin, ber-alif lam, dimasuki oleh huruf nida, dimasuki oleh huruf jar atau i ḍafah, dan kalimat ismiyah. Isim apabila ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu, pertama ﺮﻛﺬﻣ ﻢﺳا isim mużakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki, dan yang kedua adalah ﺚﻧﺆﻣ ﻢﺳا isim mu’anna ṡ adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan. Ni’mah, 2007:1. Sementara apabila ditinjau dari jumlahnya isim terbagi menjadi tiga, yaitu, pertama دﺮﻔﻣ ﻢﺳا isim mufrad yang menunjukkan jumlah satu. Kedua ﻢﺳا ﲎﺜﻣ isim mu ṡanna yang menunjukkan jumlah dua. Dan terakhir yang ketiga ﻢﺳا ﻊﲨ isim jama’ yang menunjukkan hitungan lebih dari dua Rofiq, 2007:8-11. Mu’minin 2008:31 mengatakan bahwa isim secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu: بﺮﻌﻣ ﻢﺳا ismu mu’rab dan ﲏﺒﻣ ﻢﺳا ismu mabni. بﺮﻌﻣ ﻢﺳا Ismu mu’rab adalah isim yang mengalami perubahan pada harkat akhirnya karena perbedaan amil yang memasukinya. Sedangkan ﲎﺒﻣ ﻢﺳا ismu mabni yaitu isim yang tidak mengalami perubahan pada harkat akhirnya. Adapun maf’ul bih merupakan bagian dari isim mu’rab. Universitas Sumatera Utara Maf’ul bih adalah isim yang dinashabkan yang menunjukkan terjadinya perbuatan pelaku dan ia tidak merubah bentuk fi’ilnya Ni’mah, 2007:79-80. Defenisi lain tentang maf’ul bih ialah isim yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Setiap isim yang menjadi maf’ul bih itu harus dinashabkan, jika isim itu terdiri dari بﺮﻌﻣ ﻢﺳا ismu mu’rab atau menempati nashab Abu Bakar, 1982:24. Makna lain dari maf’ul bih ialah isim yang dikenai pekerjaan oleh fail objek Rofiq, 2007:85. Muhammad Rasyad 2004:148 mendefinisikan maf’ul bih sebagai berikut: : ﻪﺑ لﻮﻌﻔﻣ ﻞﻌﻔﻟا ﻪﻴﻠﻋ ﻊﻘﻳ يﺬﻟا بﻮﺼﻨﳌا ﻢﺳﻻا Maf ʻūlun bihi: Al-ismu al-manṣūbu al-lażi yaqaʻu ʻalaihi al-fi’lu”Maf’ul bih: isim manshub yang dikenai pekerjaan. Sedangkan Hasyimi t.t:13 menyatakan bahwa: : ﻪﺑ لﻮﻌﻔﻣ ﻞﻋﺎﻔﻟا ﻞﻌﻓ ﻪﻴﻠﻋ ﻊﻗو ﺎﻣ ﻰﻠﻋ لد ﻢﺳﻻا Maf ʻūlun bihi: al-ismu dalla ʻala ma waqaʻa ʻalaihi fiʻlu al-fāʻili”Maf’ul bih: isim yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan”. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan teori Aunur Rofiq sebagai acuan utama dan teori lainnya sebagai pendukung. Dalam penelitian ini penulis membahas tentang kata benda, yang termasuk ke dalam satuan-satuan sintaksis yaitu maf’ul bih yang termasuk dalam pembagian بﺮﻌﻣ ﻢﺳا Ismu mu’rab. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, peneliti memilih judul analisis maf’ul bih pada surah Ar- rahman untuk meneliti struktur bahasa tentang maf’ul bih secara mendalam. adapun arti kata analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut, sedangkan studi adalah sebuah metode penelitian yang dibutuhkan untuk meneliti atau mengungkapkan secara utuh dan menyeluruh terhadap suatu kasus. Peneliti memilih surat Ar-rahman sebagai objek penelitian, karena di dalam surat Ar-rahman terdapat berbagai jenis maf’ul bih. Surah Ar-rahman satu-satunya surah yang dimulai dengan nama Ilahi, berjumlah 78 ayat, terletak pada juz ke-27 dan merupakan surat ke-55 dalam Al-Qur’an. Surah Ar-Rahman juga disebut “Pengantin Al-Qur’an” oleh M.Quraish Shihab. Shihab, 2008:368. Nama terakhir ini disandangnya karena keindahan redaksi dan pesona kandungannya. Di dalamnya terulang sebanyak tiga puluh satu kali kalimat “maka nikmat Tuhanmu wahai manusia dan jin yang manakah kalian dustakan” fa biayyi ālāī rabbikumā tukażżibān. Sebagian ulama mengamati bahwa “pertanyaan” tentang nikmat di atas dapat dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama adalah nikmat-nikmat duniawi yang diselingi oleh delapan kali kalimat fa biayyi ālāī rabbikumā tukażżibān. Bagian kedua diselingi oleh kalimat yang sama sebanyak tujuh kali sama banyaknya dengan pintu-pintu neraka, dikemukakan dalam konteks ancaman tentang siksa neraka di hari kemudian. Bagian selanjutnya diselingi oleh kalimat serupa sebanyak delapan kali dalam konteks uraian ihwal surga kedua. Selanjutnya, menurut sebagian ulama, angka-angka di atas mengisyaratkan bahwa Universitas Sumatera Utara barang siapa pandai mensyukuri nikmat Allah yang dianugerahkan oleh-Nya di dunia ini, maka dia akan terhindar dari neraka yang menurut Al-Qur’an memiliki tujuh pintu, dan dia akan dipersilakan lewat dari salah satu pintu surga yang banyak itu. Ayat- ayat sebelum ayat 27 dalam surah Ar-Rahman menguraikan nikmat- nikmat duniawi atau menurut istilah adalah hal-hal nyata. Sementara itu, sebelum ayat terakhir surat itu sebelum ayat 55 yang diuraikan-Nya adalah nikmat- nikmat ukhrawi. Nikmat ukhrawi yaitu nikmat Islam dan iman, nikmat yang paling berharga serta tidak ternilai karena ia bukan sekedar menjamin kesejahteraan hidup di dunia tetapi kekal hingga akhirat. http:kamarulzami.blogspot.com 1.2 RUMUSAN MASALAH Agar penelitian lebih terarah, maka peneliti perlu merumuskan masalah sehingga tidak keluar dari topik yang dibahas. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapakah jumlah لﻮﻌﻔﻣ ﻪﺑ maf’ulun bihi yang terdapat pada surat ﻦﲪﺮﻟا Ar-ra ḥmān ? 2. Bagaimanakah kedudukan ﻪﺑ لﻮﻌﻔﻣ maf’ulun bihi dari segi bentuknya pada surat ﻦﲪﺮﻟا Ar-ra ḥmān? Universitas Sumatera Utara

1.3 TUJUAN PENELITIAN