20
1. Secara umum: tuturan, percakapan, diskusi
2. Penyajian diskursif sederet pemikiran menggunakan serangkaian pernyataan
3. Serangkaian pernyataan atau ujaran, sederet pernyataan
4. Bentuk sebuah rangkaian pernyataan ungkapan; yang dapat berupa
arkeologi: wacana ilmiah, puitis, dan religious 5.
Perilaku yang diatur kaidah yang menggiring kearah lahirnya serangkaian atau sistem pernyataan-pernyataan yang saling terkait berbagai bentuk
pengetahuan kedokteran, psikologi, dan sebagainya 6.
Bahasa sebagai sesuatu yang dipraktikan; bahasa tutur 7.
Bahasa sebagai suatu totalitas; seluruh bidang linguistik 8.
Mendiskusikan dan mempertanyakan kriteria validitas dengan tujuan menghasilkan konsensus di antara peserta wacana
Pada prisipnya, karena terdapat intertekstualitas maka tidak ada titik awal objektif dan titik akhir yang jelas karena setiap wacana terikat dengan banyak
wacana-wacana yang lain. Michel Foucault memahami wacana bukan hanya serangkaian kata atau
proposisi dalam teks, melainkan sesuatu yang memproduksi yang lain sebuah gagasan, konsep atau efek. Wacana adalah suatu bahasa yang lengkap
didalamnya terdapat konsep, opini, gagasan pikiran dan ide. Wacana adalah sebuah teori intepretatif, yakni mengandung muatan pemikiran yang fokus pada
persoalan makna dan penafsiran.
2.4.2 Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana terutama berhubungan dengan studi mengenai bahasa atau analisis linguistik, analisis wacana tidak berhenti pada aspek tekstual tetapi juga
konteks dan proses produksi dan konsumsi suatu teks, bagaimana bahasa bisa diproduksi dan ideologi dibaliknya. Terdapat tiga pandangan dalam analisis
wacana, yaitu pandangan positivism-empiris, konstruktivisme dan kritis. Dalam
21
penelitian ini cenderung menggunakan pandangan kritis, atau disebut Analisis Wacana Kritis.
Tujuan analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik- kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan dalam
modernitas terkini. Dalam analisis wacana kritis, wacana merupakan bentuk praktik sosial yang menyususn dunia sosial lainnya Jorgensen, 2007, p. 117,
serta memandang bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam membentuk subjek serta berbagai tindakan representasi yang terdapat di
masyarakat. Oleh sebab itu, analisis wacana kritis menganalisis bahasa tidak saja dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks Kondisi
sosial. Konteks yang dimaksud adalah untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk
di dalamnya praktik kekuasaan. Misalnya dalam wacana film memunculkan pencerminan ideologi feminis, patriarki, kapitalis dan sebagainya. Intinya
analisis wacana kritis adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi dan ingin melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Dasar analisis wacana
kritis adalah intepretasi bahwa setiap teks dimaknai secara berbeda dan menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi Eriyanto, 2001, p. xv.
Analisis wacana yang menggunakan pendekatan kritis memperlihatkan keterpaduan: a analisis teks; b analisis proses, produksi, konsumsi, distribusi
teks; serta c analisis sosiokultural yang berkembang di sekitar wacana itu Fairclough, 1987, p. 98.
2.4.3 Karakteristik Analisis Wacana Kritis