5. Tingkat upah
Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang tertarik masuk pasar kerja atau dengan kata lain semakin tinggi
TPK. 6.
Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan
untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi pendidikan kecenderungan untuk bekerja semakin besar dan TPK semakin besar.
7. Kegiatan ekonomi
Program pembangunan di sutu pihak menuntut keterlibatan lebih banyak orang. Di lain pihak program pembangunan menumbuhkan harapan-harapan
baru. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja.Jadi semakin bertambah
kegiatan ekonomi semakin besar TPK.
2.4 Pasar Kerja
Pasar kerja merupakan keseluruhan aktivitas-aktivitas dari pelaku-pelaku yang mempertemukan para pencari kerja dan lowongan pekerjaan.Pelaku ini
terdiri dari pengusaha, pencari kerja, serta perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling
berhubungan. Penggolongan pasar kerja menurut pasar kerja utama dan biasa hanya menekankan aspek atau keadaan lingkungan pekerjaan dan orang yang
Universitas Sumatera Utara
sudah bekerja di dalamnya dan sebaliknya penggolongan pasar kerja menurut pasar kerja intern dan ekstern menekankan proses pengisian lowongan kerja.
Penyaluran keseluruhan persediaan tenaga kerja ini sangat tergantung pada permintaan dan penawaran. Permintaan dipengaruhi oleh kekuatan pasar kerja.
Penawaran kerja mencakup yang sudah bekerja dan pencari pekerja. Tingkat partisipasi tenaga kerja terdidik biasanya lebih tinggi daripada tingkat partisipasi
tenaga kerja tidak terdidik. Tenaga kerja terdidik mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi dari tenaga kerja tidak terdidik. Penyediaan tenaga kerja terdidik
harus melalui sistem sekolah yang memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu elastisitas penyediaan tenaga kerja terdidik lebih kecil daripada penyediaan
tenaga kerja tidak terdidik. Tenaga tidak terdidik biasanya berasal dari keluarga miskin, yang umumnya tidak mampu meneruskan pendidikan, sehingga terpaksa
mencari pekerjaan. Sedangkan teanga kerja terdidik umumnya berasal dari keluarga yang lebih kaya, yang mampu menyekolahkan anak-anaknya ke
pendidikan yang lebih tinggi.
2.5 Hubungan Antara Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan, Tingkat
Upah Terhadap Kesempatan Kerja 2.5.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kesempatan Kerja
Tingkat partisipasi kerja TPK laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat partisipasi kerja perempuan karena dianggap laki-laki merupakan tulang
punggung keluarga atau dianggap pencari nafkah bagi keluarga, sehingga pekerja
Universitas Sumatera Utara
laki-laki sangat selektif dalam mencari pekerjaan agar mendapat pendapatan yang lebih tinggi Payaman Simanjuntak, 2001.
2.5.2 Hubungan Umur dengan Kesempatan Kerja
Faktor umur seseorang ikut menentukan tingkat partisipasi kerjanya dalam mencarai nafkah, Makin bertambah usia seseorang makin bertambah pula
partisipasi dalam bekerja. Penduduk yang berusia 0-20 tahun umumnya tidak mempunyai tanggung jawab yang tidak begitu besar sebagai pencari nafkah
untuk keluarga. Namun, umumya mereka dituntut untuk bersekolah. Penduduk dalam kelompok umur 22-25 tahun, terutama laki-laki, umumnya dituntut untuk
mencari nafkah dan oleh sebab itu TPK relatif besar. Sedangkan penduduk usia diatas 55 tahun kemampuan bekerja sudah menurun dan TPK umumnya
menurun.
2.5.3 Hubungan Pendidikan dengan Kesempatan Kerja
Modal manusia adalah pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan, mulai dari pendidikan anak-anak, sampai pada pelatihan
dalam pekerjaan. Jumlah tamatan pendidikan masyarakat menggambarkan tingkat ketersediaan pendidikan terdidik atau sumber daya manusia pada suatu daerah.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kesempatan kerja yang diperoleh juga semakin tinggi dan tingkat partisipasi kerjanya juga semakin tinggi dan
sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka kesempatan untuk bekerja semakin rendah juga dan tingkat partisipasi kerja semakin rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kesempatan Kerja
Istilah employment dalam bahasa Inggris berasal dari kata kerja to employ yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan
atau disertai sumber penghidupan. Jadi employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan atau keadaan penggunaan tenaga kerja Yos
Merizal: 2008. Menurut Sadono Sukirno 2000 kesempatan kerja sebagai sesuatu yang keadaan dimana semua pekerja ingin bekerja pada suatu tingkat upah
tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan. Sedangkan menurut Sulityaningsih 1993 kesempatan kerja termasuk lapangan pekerjaan yang sudah
diduduki dan lowongan vacancy. Dari defenisi tersebut, maka kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi
golongan yaitu: 1.
Kesempatan kerja permanen yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja terus-menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi
untuk bekerja. Misalnya seseorang yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang memiliki jaminan sosial hingga hari tua dan tidak bekerja
di tempat lain. 2.
Kesempatan kerja temporer, yaitu kesempatan kerja yang memungkinan seseorang bekerja dalam waktu yang relatif singkat, kemudian
menganggur untuk menunggu kesempatan kerja baru. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Kesempatan kerja yang luas dapat memaksimalkan para pekerja dan meningkatkan pendapatan
Universitas Sumatera Utara
nasional, melalui meningkatnya tingkat pendapatan perkapita Mulyadi Subri, 2003.
2.7 Penelitian Terdahulu