Tingkat Adversitas Siswa KMS

31 Yogyakarta untuk memberikan peluang peningkatan kualitas pendidikan bagi peserta didik. Kebijakan adanya jaminan pendidikan daerah, khususnya yang terkait siswa KMS, memberikan keleluasaan untuk menempuh pendidikan dan meraih prestasi sama dengan siswa yang bukan KMS. Jaminan Pendidikan Daerah di Kota Yogyakarta diberikan kepada peserta didik penduduk Kota Yogyakarta yang bersekolah di Kota Yogyakarta dan di luar Kota Yogyakarta dalam Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sasarannya adalah anggota keluarga pemegang KMS yaitu anak kandung yang dibuktikan dengan Akta Kelahiran, anak angkat yang dibuktikan dengan Penetapan Pengadilan Negeri setempat atau Akta Pengangkatan Anak, dan anak tiri yang dibuktikan dengan Akta Kelahiran dan Akta PerkawinanSurat Nikah orang tua. Dari serangkaian pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa KMS adalah anak usia sekolah dari keluarga pemegang KMS yang mendapat Jaminan Pendidikan Daerah berupa bantuan biaya pendidikan bagi keluarga pemegang KMS berupa biaya operasional, biaya investasi, dan biaya pribadi. Dalam penelitian ini, siswa KMS yang dimaksud berada pada tingkat SMA di SMA Negeri se-Kota Yogyakarta.

D. Tingkat Adversitas Siswa KMS

Adversity Quotient AQ adalah suatu kecerdasan atau kemampuan dalam merubah atau mengolah sebuah permasalahan atau kesulitan dan menjadikannya sebuah tantangan yang harus diselesaikan agar tidak 32 menghalangi keberhasilan mencapai tujuan yang diinginkan. AQ memiliki empat dimensi, yaitu Control, Origin Ownership, Reach, Endurance CO2RE. AQ memiliki tiga tipe berdasarkan respon individu dalam menghadapi berbagai kesulitan diri, yaitu quitters, campers, dan climbers. Bagi siswa KMS, yaitu anak usia sekolah dari keluarga pemegang KMS Kartu Menuju Sejahtera yang mendapat jaminan pendidikan daerah, AQ menentukan bagaimana mereka mampu meraih tantangan yang ada, khususnya dalam bidang akademik dan lingkungan pergaulan sekolah. Jika faktor-faktor yang dimiliki semakin banyak, maka da+pat diperkirakan semakin tinggi pula tingkat AQ mereka dan sebaliknya. Tingkatan tersebut yang kemudian akan mengelompokkan siswa KMS ke dalam tipe quitters, campers, atau climbers. Sebagai remaja, siswa KMS pun mengalami periode di mana remaja merupakan usia bermasalah. Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi, salah satunya dibutuhkan kemampuan AQ karena perlu adanya kualitas diri yang baik serta ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Hal tersebut akan membuat siswa cenderung bertahan sampai berhasil dan tetap bersemangat meskipun berada dalam kondisi yang paling buruk, termasuk dalam hal akademik. Dengan mengetahui tingkat adversitas, diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi dalam upaya pengembangan potensi diri siswa KMS. Tingkat adversitas siswa dapat diubah dan ditingkatkan dengan memberikan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan acuan teori yang ada. Teknik untuk 33 memperbaiki AQ dikenal dengan istilah rangkaian LEAD Listen, Explore, Analyse, Do. Dengan demikian, sebenarnya siswa KMS dengan tipe quitters dapat diubah menjadi seorang campers, bahkan climbers. Salah satu langkah pertama untuk mengubah para quitters adalah dengan membuatnya bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah dibuat dan membantunya menyadari bahwa semua orang memiliki kekuatan untuk memilih tidak berhenti. Siswa diberikan ruang yang jelas dan dukungan untuk mengembangkan dirinya sekaligus menunjukkan bahwa hambatan ekonomi yang dimiliki tidak menjadi halangan dalam mencapai kesuksesan. Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki tugas dan peran dalam proses tersebut, yaitu memberikan layanan yang sesuai kebutuhan siswa KMS untuk meningkatkan AQ. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan Soehartono, 2008: 9. Menurut Sugiyono 2012: 2, metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah menemukan atau memperoleh data yang diperlukan dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah menggambarkan atau mendeskripsikan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh berbentuk angka, sehingga dalam analisisnya menggunakan analisis statistik Diana, 2008: 79. Dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini, peneliti menggunakan pendekatan survei. Survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu Soehartono, 2008: 53. Menurut Sanafiah Faisal 2005: 23, survei adalah tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada individu atau kelompok yang bertujuan menggambarkan karakteristik, sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainnya dari suatu populasi. Penelitian ini mengungkap dan mendeskripsikan tentang tingkat adversitas siswa KMS Kartu Menuju Sejahtera di SMA Negeri se-Kota Yogyakarta.