25 meningkatkan motivasi berprestasi siswa di SMA Negeri 8 Surakarta
Adhitya, 2011: 30. Dari beberapa penelitian yang telah ada, AQ terbukti memiliki
peran dalam pencapaian prestasi siswa, diantaranya: meningkatkan motivasi, memiliki korelasi dengan hasil belajar siswa, serta memiliki
hubungan positif signifikan dengan self esteem. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian hanya digunakan untuk
mendeskripsikan tingkat adversitas siswa KMS di SMA Negeri se-Kota Yogyakarta.
B. Siswa KMS di SMA sebagai Remaja
1. Karakteristik Remaja Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun
sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai dengan delapan belas
tahun, yaitu usia matang secara hukum Hurlock, 1980: 206. Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa siswa Sekolah Menengah Atas SMA berada
pada masa akhir remaja. Masa
remaja mempunyai
karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Hurlock Rita
E.I.,dkk , 2008: 124-126, menerangkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut : a. Masa remaja sebagai periode penting, karena akibatnya yang
langsung terhadap sikap dan perilaku dan akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan psikologis. Perkembangan fisik dan mental
26 menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, serta
minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Masa remaja merupakan
peralihan masa kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kenakak-kanakan serta
mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja
bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Selama masa remaja,
terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap. Menurut Hurlock ada empat macam perubahan yaitu :
meningginya emosi; perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan; berubahaya minat dan pola perilaku, serta adanya sikap
ambivalen terhadap setiap perubahan. d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada masa ini mereka
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti pada
masa sebelumnya. Dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada masa ini remaja berusaha
menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan masyarakat.
e. Usia bermasalah. Pada masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa sebelumnya yang dibantu oleh orangtua dan
27 gurunya. Setelah remaja masalah yang dihadapi akan diselesaikan
secara mandiri, mereka menolak bantuan dari orangtua dan guru lagi. f.
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan. Pada masa remaja sering timbul pandangan yang kurang baik atau
bersikap negatif. Stereotip demikian mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan demikian menjadikan remaja
sulit melakukan peralihan menuju masa dewasa. Pandangan ini juga sering menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang
dewasa. g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini,
remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan, bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-
citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila yang diinginkan tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya
pengalaman pribadi dan sosial serta kemapuan berpikir rasional, remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa
belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa. Oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai
status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan, dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti
yang diinginkan.
28 Oleh karena itu, menurut Carballo Sarlito, 2002: 16, ada enam
penyesuaian diri yang harus dilakukan remaja, yaitu : a. Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam
kepribadian. b. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang ada dalam
kebudayaan di mana ia berada. c. Mencapai kedewasaan dengan mandiri, kepercayaan diri dan
kemampuan untuk menghadapai kehidupan. d. Mencapai posisi yang diterima masyarakat.
e. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai- nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan.
f. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri dan
dalam kaitannya dengan lingkungan.
Penyesuaian diri tersebut dibutuhkan untuk menghindarkan diri dari perasaan memainkan peran menjadi orang yang dikucilkan. Bila remaja
gagal menyesuaikan diri, terdapat beberapa akibat yang menjadi tanda bahaya Hurlock, 1980: 239, seperti sikap agresif, perasaan menyerah,
dan merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenal. 2. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst Hurlock, 1980: 10 adalah sebagai berikut :
a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang
dewasa lainnya. f.
Mempersiapkan karir ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.
29 Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada
penanggulangan sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tidak semua
remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock 1980: 209-210 ada beberapa masalah yang dialami remaja
dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu : a. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan
situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
b. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian,
kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban
dibebankan oleh orangtua.
Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi remaja, dibutuhkan kemampuan AQ karena perlu adanya kualitas diri yang baik serta
ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Dibutuhkan orang-orang dengan kontrol diri yang baik, memiliki tanggung jawab, daya tahan yang baik
terhadap situasi yang sulit dan menekan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Stoltz 2007: 48 bahwa orang yang memiliki AQ cukup tinggi
akan cenderung bertahan sampai berhasil dan tetap bersemangat meskipun berada dalam kondisi yang paling buruk.
30
C. Siswa KMS Kartu Menuju Sejahtera