Konsumsi Bahan Bakar Spesifik specific fuel consumption, sfc Effisiensi Thermal Brake

N = putaran mesin rpm T = Torsi N.m Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran didalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan pada torak yang bekerja bolak balik didalam silinder mesin. Jadi didalam silinder mesin, terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar dengan proses pembakaran menjadi energi mekanik pada torak. Daya indikator adalah merupakan sumber tenaga persatuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan yang kompak

3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik specific fuel consumption, sfc

Konsumsi bahan bakar spesifik adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. Bila daya rem dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan kgjam, maka : Sfc = �̇ � �10 3 ̇ �� ………….………………………………..…………………….2.3 dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h. �̇f = laju aliran bahan bakar kgjam Besarnya laju aliran massa bahan bakar �̇f dihitung dengan persamaan berikut : �̇f = ������� 10 −3 �� x 3600…………………………………………………….2.3 Dimana : sgf = spesific gravity � � = volume bahan bakar yang diuji Universitas Sumatera Utara � � = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik

4. Effisiensi Thermal Brake

Daya aktual yang dihasilkan oleh mesin selalu lebih kecil daripada energi yang seharusnya dihasilkan. Hal ini terjadi dikarenakan oleh adanya rugi-rugi mekanis mechanical losses. Semakin tinggi daya aktual yang dihasilkan oleh mesin, maka efisiensi pun akan semakin tinggi. Efisiensi inilah yang sering disebut dengan efisiensi thermal brake brake thermal efficiency � � . � � = ���� �������� ������ ���� ����� ���� ����� …………………………………………………2.4 Lajupanas yang masuk Q, dapatdihitungdenganrumusberikut : Q = �̇ � . H HV……………………………………..……….………….………2.5 Dimana, HHV = nilaikalorbahanbakar kjkg Jikadaya P dalamsatuan kW, lajualiranbahanbakar � � dalam satuan kgjam, maka: � � = � �̇ � .��� . 3600…………………………………………………… ………..2.6 Universitas Sumatera Utara 2.3.4TeoriPembakaran Pembakaranmerupakam prosesreaksikimia, yaituelementertentudaribahanbakarsetelahdinyalakandandigabungdenga noksigenakanmenimbulkanpanassehinggamenaikkansuhudantekanan .Elemenyang dapat terbakar atau combustable yang utamaadalahkarbon C danhidrogen H, elemen yang lain namunumumnyahanyasedikitterkandungdalambahanbakaradalah sulfur S. Oksigen yang diperlukanuntukpembakarandiperolehdariudarabebas yang merupakancampurandarioksigendan nitrogen. Nitrogen atauzatlemasadalahunsurekimiayang biasanyaditemukansebagai gas tanpawarna, tanpabau, tanpa rasa danmerupakan gas diatomicbukanlogam yang stabil, sangatsulitbereaksidenganunsureatausenyawalainnya.Dinamakanzatlema skarenazatinibersifatmalas, tidakaktifbereaksidenganunsurelainnya dantidakberpartisipasidalampembakaran.Selama proses pembakaran, butiranminyakbahanbakardipisahkanmenjadielemenkomponennyayaituh ydrogendankarbondanmasing- masingbergabungdenganoksigendariudarasecaraterpisah. Hidrogenbergabungdenganoksigenuntukmembentuk air dankarbonbergabungdenganoksigenmenjadikarbondioksida.Jikaoksigen yang tersediatidakcukup, makasebagiandarikarbonakanbergabungdenganoksigendalambentukkarb onmonoksida. Pembentukankarbonmonoksidahanyamenghasilkan 30 panasdibandingkanpanas yang timbulolehpembentukankarbondioksida. 2.3.5NilaiKalorBahanBakar Panas dihasilkan oleh reaksi kimia antara oksigen dengan bahan bakar di ruang bakar. Besarnyapanas yang ditimbulkanjikasatusatuanbahanbakardibakarsempurnadisebutnilaikalorb ahanbakarCalorific Value, Universitas Sumatera Utara CV.Bedasarkanasumsiikuttidaknyapanaslatenpengembunanuap air dihitungsebagaibagiandarinilaikalorsuatubahanbakar, makanilaikalorbahanbakardapatdibedakanmenjadinilaikaloratasdan nilai kalorbawah. NilaikaloratasHigh Heating Value, HHV,yaituNilaiPembakaranbiladidalam gas hasilpembakaran terdapat H2O berbentukcairan ataupun merupakannilaikalor yang diperolehsecaraeksperimendenganmenggunakancalorimeterdimanahasilp embakaranbahanbakardidinginkansampaisuhukamarsehinggasebagianbe saruap air yang terbentukdaripembakaranhydrogenmengembundanmelepaskanpanaslate nnya. Secarateoritis, besarnyanilaikaloratas HHV dapatdihitungbiladiketahuikomposisibahanbakarnyadenganmenggunaka npersamaanDulong: HHV = T 2 – T 1 – T kp x C v .............................................…………………………...2.7 Dimana: HHV = Nilaikaloratas kJkg T 1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan C T 2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan C C v = Panas jenis bom kalorimeter 73529,6 KJKg C T kp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyala 0,05 C 2.4Emisi Gas Buang Emisi gas buangmerupakansisahasilpembakaranmesinkendaraanbaikitukendaraanb erroda, perahukapaldanpesawatterbang yang menggunakanbahanbakar.Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas buang kendaraan Bermotor, batas emisi CO dan HC untuk kendaraan Universitas Sumatera Utara yang diuji pada penelitian ini yaitu 4,5 volume untuk CO dan 2400 ppm untuk HC. Biasanyaemisi gas buanginiterjadikarenapembakaran yang tidaksempurnadarisystempembuangandanpembakaranmesinsertalepasny apartikel-partikelkarenakurangtercukupinyaoksigendalam proses pembakarantersebut. Emisi Gas Buangmerupakansalahsatupenyebabterjadinyaefekrumahkacadanpemana san global yang terjadiakhir-akhirini. 2.4.1Komposisi Kimia Polutandibedakanmenjadiorganicdaninorganik.Polutanorganicmen gandungkarbondanhidrogen, jugabeberapaelemensepertioksigen, nitrogen, sulfur ataufosfor, contohnya :hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan lain-lain. Polutaninorganicseperti :karbonmonoksida CO, karbonat, nitrogen oksida, ozondanlainnya. Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yai tu senyawa HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2 dan O2.

2.4.2 Komposisi Emisi Gas Buang

Dokumen yang terkait

Kajian Studi Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Terhadap Performansi Mesin Otto Efi Kapasitas 125 Cc Dengan Bakar Campuran Premium Dan Etanol

3 58 141

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

0 0 21

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

0 0 2

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

0 1 6

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

0 0 20

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

0 0 1

KAJIAN STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER 650 WATT SEBAGAI SUPERCHARGER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMANSI MESIN OTTO EFI KAPASITAS 125 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PERAMAX DAN ETANOL96

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kajian Studi Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Terhadap Performansi Mesin Otto Efi Kapasitas 125 Cc Dengan Bakar Campuran Premium Dan Etanol

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN - Kajian Studi Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Terhadap Performansi Mesin Otto Efi Kapasitas 125 Cc Dengan Bakar Campuran Premium Dan Etanol

0 0 6

KAJIAN STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMANSI MESIN OTTO EFI KAPASITAS 125 CC DENGAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DAN ETANOL

0 0 15