26
of evaluation
, dan 3 k emampuan bereksperimen, untuk “bermain” dengan
konsep-konsep. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diuraikan bahwa ciri-ciri
orang yang kreatif adalah terbuka terhadap pengalaman, fleksibel dalam berpikir, kebebasan dalam berfikir, mempunyai minat yang luas, dan percaya
terhadap gagasan sendiri. Ciri-ciri kreatif dapat diperoleh siswa apabila siswa mendapatkan lingkungan yang tepat untuk berkembang dan dididik dengan
benar oleh orang tua dan guru.
c. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas
Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong dan menghambat kreativitas anak, baik faktor internal maupun eksternal. Diperlukan
rangsangan-rangsangan dan
latihan-latihan untuk
mengembangkan kreativitas. Faktor-faktor pendorong kreativitas menurut Hurlock 1999: 11
adalah: 1 waktu, 2 kesempatan menyendiri, 3 dorongan, 4 sarana, 5 lingkungan yang merangsang, 6 cara mendidik anak, 7 kesempatan untuk
memperoleh pengetahuan. Berdasarkan uraian faktor-faktor pendorong kreativitas tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa kreativitas dapat berkembang di lingkungan yang mendukung, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan
rumah. Pemberian rangsangan dari guru dan orang tua juga sangat mempengaruhi bagi tingkat perkembangan kreativitasnya. Terdapat pula
faktor-faktor penghambat kreativitas, faktor tersebut merupakan kebalikan dari faktor pendukung. Eko Jalu S. 2007: 174 menyebutkan faktor
27 penghambat kreativitas, diantaranya: 1 dihantui rasa takut, 2 dibelenggu
zona kenyamanan, 3 memiliki kemalasan mental, 4 fokus pada masalah bukan solusi.
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sangat berperan penting dalam perkembangan kreativitas siswa, baik itu di lingkungan
masyarakat ataupun di lingkungan sekolah karena lingkungan merupakan tempat anak dapat mengembangkan kreativitasnya. Salah satunya, di
lingkungan sekolah terdapat berbagai kegiatan yang dilaksanakan di bawah OSIS.
d. Pengertian Belajar
Belajar merupakan unsur yang melekat dalam kehidupan manusia, terlebih dalam dunia pendidikan. Pemahaman yang benar mengenai konsep
belajar diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang bermutu, khususnya bagi pendidik, pelajar, dan semua orang yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan. Konsep belajar dari pendapat para ahli pada prinsipnya memiliki makna
yang sama.
Santrock dan
Yussen sebagaimana
dikutip Sugihartono,dkk 2007: 74 mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif permanen karena adanya pengalaman. Menurut Chaplin seperti yang dikutip Muhibbin Syah 2012: 65, Ia membatasi pengertian belajar dengan
dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : “
acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and
experience.” Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
latihan dan pengalaman”. Rumusan keduanya adalah
28 “Process of acquiring responses as a result of special practise”, belajar
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus”. Hintzman dalam Muhibbin Syah 2012: 65 juga merumuskan
tentang pengertian belajar. Menurut pendapatnya “
Learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya belajar ialah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme
manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk
apapun dapat diartikan sebagai belajar, karena pengalaman juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan individu, baik tingkah laku, sikap, ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya yang bersifat relatif menetap sebagai hasil pengalaman, dan perubahan-perubahan yang direfleksikan
dalam dirinya.
e. Faktor