B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, nyeri persalinan dan faktor-faktor yang memperngaruhi nyeri persalinan pada kala I di Klinik Bersalin
Delima Medan Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memperngaruhi nyeri
persalinan kala I di Klinik Bersalin Delima Medan Belawan Tahun 2014. 2.
Untuk memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan kala I di Klinik Bersalin Delima Medan Belawan Tahun 2014
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktek Kebidanan
Dapat menjadi masukan dalam rangka peningkatan pencapaian penurunan intensitas nyeri persalinan
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan khususnya ibu inpartu dalam dan untuk menangurangi rasa nyeri persalinan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
4. Bagi Penulis
Sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan ke dalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat, serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri persalinan kala I.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP NYERI 1. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yan aktual dan potensial Judha,
Sudarti, Fauziah, 2012. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan Smelter Bare, 2002. Menurut Smelter Bare
2002, International Association for the Study of Pain IASP mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosi yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan Judha,
Sudarti, Fauziah, 2012. Caffery sebaimana dikutip oleh Potter Perry 2005, menyatakan nyeri
adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri. Rasa
nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus
nyeri. Nyeri seringkali dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit seperti emosi, perasaan takut, mual dan
mabuk Judha, Sudarti, Fauziah, 2012. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri:
a. Artur C Curton 1983, mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu
mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
b. Mc. Coffery 1979, mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang
mempengarui seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
c. Weifsel Feurst 1974, mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan. Maryunani, 2010
2. Jenis-Jenis Nyeri
Menurut Price Wilson 2005, mengklasiifikasikan nyeri berdasarkan
lokasi atau sumber, antara lain :
a. Nyeri somatik superfisial kulit, yaitu nyeri kulit berasal dari struktur
superfisial kulit dan jaringan subkutis. Nyeri sering dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar, dan apabila pembuluh
darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut. b.
Nyeri somatik dalam, nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentu,, tulang, sendi dan arteri.
c. Nyeri visera, nyeri berasal dari organ-organ tubu, terletak di dinding otot
polos organ-organ berongga. Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul
organ, iskemia dan peradangan. d.
Nyeri alih, nyeri yang berasal dari salah satu daerah tubuh tetapi dirasakan terletak didaerah lain.
e. Nyeri neuropati, nyeri yang sering memiliki kualitas seperti terbakar,
perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri ini akan bertambah parah oleh
Universitas Sumatera Utara
stres, emosi, atau fisik dingin , kelelahan, dan mereda oleh relaksasi. Judha, Sudarti, Fauziah, 2012
3. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Nyeri
Beberapa faktor yang memperngaruhi nyeri menurut Perry Potter 2005, antara lain :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
d. Makna nyeri
e. Perhatian
f. Ansietas
g. Keletihan
h. Pengalaman sebelumnya
i. Gaya koping
j. Dukungan keluarga dan sosial Judha, Sudarti, Fauziah, 2012
4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu : a.
Nyeri akut : merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot. b.
Nyeri kronis : merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
Nyeri kronis dibagi lagi menjadi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan psikosomatik Maryunani, 2010.h,
Tabel 1. Perbandingan Nyeri Akut dan Kronis Karakteristik
Nyeri Akut Nyeri Kronik
Tujuan keuntungan
Memperingatkan adanya cedera atau masalah
Tidk ada Serangan
Mendadak Terusmenerus atau
intermiten Letaknya
Superfisial, pada permukaan kulit, bersifat lokal
Dapat bersifat superfisial ataupun dalam, dapat berasal
dari organ-organ dalam, mulai dari otot dan bagian
lain
Manajemen tatalaksana
Obat analgetik sebagai alternatif Mengobati dan memperbaiki
penyebab sebagai alternatif utama
Intensitas Ringan
– berat Ringan
– Berat Durasi
Singkat beberapa detik – 6 bulan Lama 6 bulan
Respon otonom -
Konsisten dengan respon stres -
Frekuensi jantung meningkat -
Tekanan darah meningkat -
Dilatasi pupil -
Otot-otot menegang -
Mortilitas usus turun -
Saliva berkurang Sistem
tubuh mulai
beradaptasi. Dapat berupa lokas
adaptasi sindrom
ataupun general
adaptasi sindrom
Komponen psikologis
Ansietas -
Depresi -
Mudah marah -
Menarik diri -
Gangguan tidur -
Libido turun -
Nafsu makan turun Contoh
Nyeri bedah, trauma Nyeri
kanker, neuralgia
trigeminal Sumber : Porth CM, Pathophysiology; Concepts of Altered Health State, Ed. 4
th
, Philadelphia, JB Lipincot 1995 dalam Brunner Suddarth; 2002, Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 8 terjemahan, Jakarta : EGC.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengkajian Nyeri
Beberapa skala atau pengukuran nyeri, yaitu : a.
Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana Simple Descriptive Pain Intensity Scale
b. Skala Analog Visual Visual Analog Sc
c. Skala Nyeri Muka Wong Baker Facial Gramace Scale
Universitas Sumatera Utara
B. PERSALINAN 1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Prawirohardjo, 2002.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika proses terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai penyulit. Persalinan dimulai inpartu sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap JNPK-KR, 2008.
Tanda-tanda persalinan : a.
Kontraksi uterus terjadi dengan interval yang teratur. Mula-mula timbul setiap 20 atau 30 menit, makin lama makin sering. Dengan semakin
lanjurnya persalinan, maka kontraksi menjadi tambah kuat dan tambah lama.
b. Kontraksi uterus dirasakan nyeri
c. Dapat diraba uterus yang mengeras
d. Nyeri yang dirasakan baik dibelakang maupun didepan abdomen
e. Pembukaan serviks
f. Bagian terbawah janin turun
g. Pada waktu tidak adanya his kepala terfixasi
h. Seringkali mengakibatkan penonjolan ketuban Willian Oxorn, 2010
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor-faktor dalam persalinan
a. Power
- His kontraksi otot rahim
- Kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelviks atau kekuatan mengedan
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
b. Passanger
- Janin dan plasenta
c. Passage
- Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
3. Kala Persalinan
a. Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat frekuensi dan kekuatannya sehingga serviks membuka lengkap 10 cm. Kala I persalinan dibagi atas 2 fase, yaitu :
1 Fase laten, dimulai awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Fase laten umumnya berlangsung hamper
atau hingga 8 jam. 2
Fase aktif, -
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap kontraksi diangap adekuatmemadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm per jam nulipara
atau primigravida atau lebih dari 1 sampai 2 cm multipara. -
Terjadi penurunan bagian terbawah janin JNPK-KR Depkes RI, 2008
b. Kala II, Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua disebut juga kala pengeluaran bayi JNPK-KR Depkes RI, 2008
Proses ini biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi Yeyeh, 2009
c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit Saifuddin, 2008 Menurut JNPK-KR Depkes RI 2008; h. 96, tanda
– tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal berikut ini: Perubahan
bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah mendadak dan singkat.
d. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum Saifuddin, 2008; h. 101. Menurut Manuaba 2010; h. 174, 192, Kala IV dimaksud-kan untuk
melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Universitas Sumatera Utara
C. NYERI PERSALINAN 1. Pengertian
Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami yaitu suatu peringatan tentang adanya bahaya. Pada kehamilan, serangan nyeri
memberitahukan kepada ibu bahwa ia tengah mengalami kontraksi rahim. Persalinan tanpa nyeri adalah kejadian yang berbahaya seperti halnya silent
coronary thrombosis. Pada persalinan yang normal, nyeri tersebut hilang- timbul intermiten. Serangan nyeri mulai terasa ketika kontraksi mencapai
puncaknya, dan menghilang setelah uterus mengadakan relaksasi. Derajat nyeri bervariasi pada tiap-tiap pasien, pada pasien yang sama dalam
persalinan berikutnya dan pada tahap-tahap yang berbeda dalam persalinan yang sama. Pada sebagian kasus, kontaksi uterus tidak menimbulkan nyeri.
Willian Oxorn, 2010. Menurut Cunningham 2004, nyeri persalinan sebagai kontraksi
miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Judha, Sudarti, Fauziah, 2012.
2. Fisiologi Nyeri Persalinan
Beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri, yaitu : a.
Menurut Murray 1998 Stabels 1999, nyeri berdasarkan tingkat kedalaman dan letaknya.
Rasa nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik. Nyeri visceral adalah
nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada
Universitas Sumatera Utara
persalinan kala I. Nyeri somatic adalah nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dank ala II persalinan.
Nyeri disebabkan oleh : -
Peregangan perineum, vulva -
Tekanan uteri servikal saat kontraksi -
Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral, kandung kemih, usu dan struktur sensitive panggul yang
lain. b.
Teori Kontrol Gerbang Gate Control Theory Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke
spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku
sebagai gate yang tertutup untuk menjaga impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke otak.
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea
rah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi seperti
vibrasi, mengisok-gosok atau massage mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf
kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa
penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena: -
Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.
- Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai
konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis.
- Adanya proses peradangan pada otot uterus
- Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa
takut yang memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis. -
Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama
disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan
jaringan selama kontraksi.
3. Tingkat Nyeri Dalam Persalinan
Menurut Bustan 1997, Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif akibat timbulnya perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat dalam
menentukan kemajuan persalinan melalui jalan lahir. Menurut Kozer 2000, tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan
intensitas nyeri yang dipersepsikan olah ibu saat roses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas atau merajuk pada skala nyeri. Hal ini
dilakukan ketika ibu tidak dapat menggambarkan rasa nyeri. Contohnyaq, skala 0-10 skala numeric, skala deskriptif yang menggambarkan intensitas
tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar kartun profil wajah dan sebagainya.
Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan dengan skala VAS sebesar 6,7 sejajar dengan intensitas berat pada skala
deskriptif Judha, Sudarti, Fauziah, 2012.
4. Penyebab Rasa Nyeri
Rasa nyeri persalinan muncul karena: a.
Kontraksi otot rahim Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servikm serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral.
b. Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum,
sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penirunan bagian
terbawah janin.
Universitas Sumatera Utara
c. Episiotomy
Ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun rupture pada jalan lahir
d. Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. Judha, Sudarti, Fauziah, 2012.
Sebab-sebab rasa nyeri dalam persalinan menurut William Oxorn 2010, yaitu :
a. Anoksia myometrium : kontraksi otot selama periode anoksia
relative menyebabkan rasa nyeri. Kalau relaksasi uterus antara saat- saat terjadinya kontraksi tidak cukup untuk memungkinkan
oksigenasi yang adekuat, maka beratnya rasa nyeri semakin bertambah.
b. Peregangan serviks : peregangan serviks menyebabkan rasa nyeri
yang terutama terasa pada bagian punggung c.
Penekanan pada ganglia saraf yang berdekatan dengan serviks dan vagina
d. Tarikan pada tuba, ovarium dan peritoneum
e. Tarikan dan peregangan pada ligamentum penyangga
f. Penekanan pada uretra, kandung kemih dan rectum
Universitas Sumatera Utara
g. Distensia otot-otot dasar panggul dan perineum
Kala I, rasa nyeri terutama disebabkan oleh kontraksi uterus, penipisan segmen bawah uterus, dan dilatasi serviks. Kala II, nyeri
timbul dari dua arah. Sumber pertama adalah peregangan vagina, vulva dan perineum; dan sumber kedua myometrium yang
berkontraksi. Kala III, nyeri disebabkan lewatnya plasenta melalui serviks ditambah dengan nyeri yang dihasilkan oleh kontraksi uterus.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap Nyeri Persalinan
a. Budaya
Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin Pilliteri, 2003. Menurut Mulyati 2002 menjelaskan bahwa budaya mempengaruhi
ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai, praktik
budaya mempengaruhi seorang ibu dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.
b. Emosi cemas dan takut
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan.
Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara otomatif tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga
secara otomatis dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin,
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan, jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya
sebelum melahirkan, berbagai respon tubuh yang muncul antara lain
Universitas Sumatera Utara
dengan “bertempur atau lari’ “fight or flight”. Dan akibat respon tubuh
tersebut uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan
menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan. Maka dari itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan
rileks yang nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu persalinan akan
berjalan lancar, mudah dan nyaman. Judha, Sudarti, Fauziah, 2012. c.
Pengalaman Persalinan Menurut Bobak 2000 pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat
mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalina sebelumnya,
perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.
d. Support system
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin,juga membantu mengatasi
rasa nyeri Martin, 2002. e.
Persiapan persalinan Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa
nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat
memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya
Universitas Sumatera Utara
D. PENATALAKSANAAN NYERI PERSALINAN
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak
perempuan yang belum siap memiliki anak karena membayangkan rasa sakit
yang akan dialami saat melahirkan nanti.
Berikut ini penatalaksanaan Nyeri persalinan:
1. Metode Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi
menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri Kee dan Hayes, 1997. Namun
penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan Burroughs, 2001
Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang
menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total Piliteri, 2003. Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis antara lain:
a. Analgesia narkotik Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin
Sulfate Fentanyln b.
Analgesia regional Epidural, spinal dan kombinasinya c.
ILA Intra Thecal Labor Analgesia Tujuan utama tindakan ILA Intra Thecal Labor Analgesia ialah untuk
menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motorik,
Universitas Sumatera Utara
sakitnya hilang tapi mengedannya bisa, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anesthesia. Keuntungan yang di perdapat
dengan program ILA : -
Cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat, memberikan analgesia penuh, blok bilateral, serta ketinggian blok dapat diatur.
- Keamanan. Dosis yang digunakan sangat kecil, sehingga resiko
toksisitas karena anestetik lokal, seperti total spinal, tidak berarti atau tidak ada sama sekali.
- Fleksibel. Pasien dalam fase laten persalinan dapat diberikan fentanil
atau sulfentanil intrathecal single shot dan dibiarkan bejalan-jalan. Pada multipara dengan pembukaan serviks diatas 8 cm dapat
diberikan dosis tunggal petidin atau gabungan narkotik dan anestetik lokal intrathecal untuk menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh
selama fase aktif persalinan dan kelahiran. a
Anestesia local infiltrasi local dengan injeksi lidochaine pada perineum dan blok syaraf pudendal
b Anesthesia umum Thiopental intravena
2. Metode Nonfarmakologis
a. Intervensi bukan manual :
- Transcutaneus elektrical nerve stimulation TENS.
Elektroda dipasang 2 cm dari dermatom T10-L1 pada kedua sisi dari prosesus spinosus untuk memberikan efek analgetik pada kala I.
Sepasang elektroda lain dipasang pada dermatom S2-4 untuk menghilangkan nyeri pada kala II. Secara teoritis, transmisi rasa nyeri
Universitas Sumatera Utara
lewat serabut A dan pelepasan β-endorfin dapat diblok dengan cara ini. Namun belum terdapat bukti yang menyatakan bahwa metode ini
lebih baik dibandingkan plasebo. b.
Musik. c.
Hidro terapi. d.
Homeo pati. e.
Posisi, postur dan ambulasi. Posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi persalinan kala I dan II
sangatlah penting. Posisi persalinan, perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan membantu meningkatkan kenyamanan menurunkan rasa
nyeri, meningkatkan kepuasan akan kebebasan untuk bergerak, dan meningkatkan kontrol diri ibu. Selain itu, posisi ibu juga dapat
mempengaruhi posisi bayi dan kemajuan persalinan. f.
Lingkungan persalinan g.
Acupressure Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur. Pada
prinsipnya, tujuan kedua perawatan ini tidak berbeda, tergantung dan jenis keluhan. Keduanya dipakai untuk merangsang titik-titik yang ada di
tubuh, menekan hingga masuk ke sistem saraf. Jika dalam penerapan akupuntur harus memakai jarum, maka dengan hanya memakai gerakan
dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus akupresur dapat dilakukan Harper, 2006. Prinsip dari akupresur ini
dikenal sebagai adanya aliran energi vital di tubuh dikenal dengan nama Chi atau Qi Cina dan Ki Jepang. Aliran energi ini sangat
mempengaruhi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
h. Acupuncture
Jarum akupunktur dimasukkan sedalam 2,5-3 cm dan diberikan arus listrik aliran rendah sebesar 2-3 Hz. Efek analgetik didapatkan melalui
pelepasan endorfin atau serotonin dan metensefalin. Namun metode ini tidak dapat menghilangkan seluruh rasa nyeri dan tidak dapat diprediksi
serta tidak konsisten. i.
Aromatherapy j.
Hypno-birthing Metode hypno-birthing merupakan salah satu tehnik otohipnosis
selfhypnosis atau swasugesti, dalam menghadapi kehamilan dan persiapan melahirkan yang berfungsi membantu para wanita hamil
melalui masa persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman tanpa rasa sakit. Dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan
jiwa dari bayi yang dikandungnya. Sesungguhnya hypno-birthing merupakan tehnik lama yang saat ini dapat
dijelaskan dengan penjelasan ilmiah sehingga dapat dilakukan secara terprogram sehingga hasilnya jadi lebih optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri persalinan. Dari sepuluh faktor nyeri, peneliti hanya
memilih tiga faktor nyeri, yaitu : makna nyeri, pengalaman nyeri sebelumnya, dan dukungan keluarga dan sosial, di Klinik Bersalin Delima Tahun 2014
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Persalinan Kala I
Faktor yang Mempengaruhi Nyeri -
Makna nyeri -
Pengalaman persalinan sebelumnya
- Dukungan keluarga dan sosial
Nyeri persalinan
23
Universitas Sumatera Utara
B. Definisi Operasional
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrument atau alat ukur, maka variabel diberi batasan. Defenisi operasional ini penting agar pengukuran
variabel dengan pengumpulan data itu konsisten antara sumber data responden yang satu dengan responden yang lain. Jadi defenisi operasional adalah uraian
tentang batasan variabel yang dimaksud.
N o
Variabel Definisi operasional
Alat ukur Hasil ukur
Skala ukur
1. Faktor yang
mempengaruh i nyeri
persalinan Makna nyeri,
pengalaman persalinan sebelumnya, dukungan
keluarga dan sosial. Koesioner
Ya: 1 Tidak: 0
Nominal
2. Nyeri
Persalinan Pengalaman subjktif
akibat timbulnya perubahan fungsi organ
tubuh terlihat dalam menentukan kemajuan
persalinan melalui jalan lahir.
Subjektif 0: tidak nyeri
1-2: nyeri ringan 3-5:
Moderatsedang 6-7: Severe
berat 8-10: sangat
berat Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian