BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologi yang menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun proses fisiologis, tetapi pada
umumnya menakutkan, karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa Nisman, 2011.
Menurut Cunningham 2004, nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing
individu Judha, Sudarti, Fauziah, 2012. Dalam perkembangan proses persalinan, kontraksi uterus yang bertambah
panjang dan kuat, maka kekurangan oksigen pada sel-sel akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan intensitas nyeri meningkat. Nisman, 2011
Berdasarkan data Depkes RI, 2009, terdapat beberapa data dari WHO, UNICEF, UNFPA, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat
ini masih berkurang dari 1 per tahun. Pada 2005, sebanyak 536000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu
tahun 1990 yang sebanyak 576000 perempuan. Menurut data WHO, sebanyak 99 kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran. Angka kematian yang tinggi umumnya disebabkan masih kurangnya pengetahuan tentang sebab dan penanggulangan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas.
Prawirohardjo, 2009
Menurut Danuatmadja 2004, hambatan fisik dan psikologis pada ibu saat persalinan juga dapat menambah rasa sakit. Saat yang paling melelahkan, berat,
1
Universitas Sumatera Utara
dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri adalah kala I fase aktif, dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim
mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama, semakin kuat, dan semakin sering.
Dalam penelitian Munawaroh 2009 dengan judul Gambaran Nyeri persalinan Multigravida di BPS Salamah Pekalongan menunjukan ibu
multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 63 sedangkan nyeri berat sebanyak 37.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan intensitas nyeri, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih
efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek kurang baik. Metode
nonfarmakologi antara lain distraksi, biofeed back, hipnosis-diri, mengurangi persepsi nyeri, serta stimulasi kutaneus masase, mandi air hangat, kompres panas
atau dingin, dan stimulasi saraf elektrik transkutan. Pengendalian nyeri nonfarmakologi lebih murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan,
metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya Judha, Sudarti, Fauziah, 2012.
Dari uraian diatas maka peneliti membuat kesimpulan alasan mengambil judul yaitu bahwa saat sekarang ini persalinan dengan rasa nyeri meningkat dari
tahun ke tahun.Untuk itu, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri persalinan kala I.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah