Membentuk Koperasi Sjirkah al-Inan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 68 Jalur distribusi Nahdlatul Tujjar meliputi berbagai pasar-pasar daerah di Jombang, Surabaya dan Kediri yang berada dalam struktur geografis pasar rakyat. Ketiga daerah tersebut merupakan jalur ekonomi yang hingga saat ini masih digunakan sebagai patokan sistem perekonomian modern. Tidak heran apabila Nahdlatul Tujjar cukup mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Adapun jenis komoditi yang diunggulkan dari Nahdlatul Tujjar yaitu hasil pertanian, perkebunan, dan juga barang-barang kebutuhan pokok seperti kacang-kacangan, sayur- sayuran, gula, buah-buahan, kopi, minyak goreng dan sabun. 13 Dari berjalannya perdagangan Nahdlatul Tujjar yang didirikan oleh Kiai Wahab tersebut maka hasilnya sangat membantu berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga Taswirul Afkar. Lembaga tersebut mempunyai sumber dana yang dapat membiayai kegiatan-kegiatannya dalam melakukan dakwah dan mencerdaskan kehidupan umat Islam di Surabaya khususnya.

3. Nahdlatul Ulama Cabang Taswirul Afkar

Komite Hijaz yang terbentuk di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan melahirkan suatu organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama, nampaknya memberikan dampak yang cukup baik organisasi sebelumnya, yaitu Taswirul Afkar. Nahdlatul Ulama cabang Surabaya yang terletak di wilayah Ampel memberikan kesempatan kepada Taswirul Afkar untuk menjadi cabang pergerakan Nahdlatul Ulama, tepatnya pada tahun 1930. 13 Jarkom Fatwa, Sekilas Nahdlatul Tujjar Yogyakarta: LKiS, 2004, 26. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 69 Akta peresmian Nahdlatul Ulama Taswirul Afkar ditanda tangani dan diresmikan di Surabaya oleh pimpinan Nahdlatul Ulama Surabaya. 14 Setelah diresmikannya Nahdlatul Ulama Cabang Taswirul Afkar, maka kegiatan-kegiatan pergerakan Nahdlatul Ulama berpusat di Ampel, khususnya Taswirul. Dengan ditandatanganinya akta tersebut maka antara Taswirul Afkar dan Nahdlatul Ulama memiliki paham yang sejalan yaitu paham Ahl al-Sunnah wa al- Jama’ah. 14 Arsip No. 132, 12 Februari 1921. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan mengenai pemikiran dan peranan Kiai Abdul Wahab Chasbullah dalam Taswirul Afkar 1914-1926 M yang telah dibahas ke dalam bab pertama hingga bab keempat, maka pada bab terakhir ini dapat disimpulkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut: 1. KH. Abdul Wahab Chasbullah atau yang sering dikenal dengan Kiai Wahab dilahirkan di Desa Gedang, Kelurahan Tambakberas yakni sebuah wilayah yang terletak ± 3 km sebelah utara kota Jombang. Berdasarkan data yang tertera di kartu anggota parlemen pada tahun 1956, Kiai Wahab menyebutkan bahwasanya ia dilahirkan pada tahun 1887 dan ia sendiri tidak tahu persis tanggal dan bulan kelahirannya. Ia adalah putra pertama dari delapan bersaudara yang terlahir dari pasangan KH. Chasbullah dan Nyai Lathifah. Ayahnya sendiri adalah seorang pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang. Pendidikan di berbagai pesantren di Jawa Timur telah ia tempuh dan dilanjutkan dengan memperdalam ilmunya di Mekkah. Ia juga mendirikan berbagai organisasi untuk melawan penjajah kolonial. 2. Lahirnya kelompok diskusi Taswirul Afkar dilatarbelakangi oleh monopoli kolonial Belanda untuk rakyat Indonesia dengan diterapkannya “politik etis” sebagaimana yang telah dicantumkan dalam jurnal Belanda de Gids oleh C. Th. Van Deventer 1857-1915 dengan artikel yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 71 berjudul “Een eerrschuld”, “suatu utang kehormatan”. Salah satu kebijakan politik etis yang paling mendasar adalah masalah pendidikan. Pendidikan yang ada ternyata jauh dari apa yang diharapkan rakyat, maka dari itu muncul beberapa organisasi dan perkumpulan sosial seperti Budi Utomo dan Sarikat Islam. Sebagian anggota dari Budi Utomopun menggabungkan diri ke dalam kelompok diskusi Taswirul Afkar. 3. Pemikiran Kiai Wahab dalam bidang keagamaan, pendidikan, pergerakan dan pentingnya nasionalisme Islam telah telah memberikan sumbangsih bagi semua umat. Pemikiran keagamaannya cukup moderat dan teguh dengan tidak meninggalkan ajaran-ajaran imam besar empat madhab, begitu pula dalam bidang pendidikan. Ia telah berjuang mendirikan beberapa organisasi dan lembaga demi memajukan pendidikan agar para pemuda tidak mudah ditindas oleh bangsa penjajah dan pendidikan tersebut berkembang hingga menjadi sebuah pergerakan yang menumbuhkan nasionalisme Islam. Sebagai tokoh sentral di Taswirul Afkar, pada awal-awal tahun berdirinya 1914-1926 M Kiai Wahab sangat berperan penting dalam Taswirul Afkar. Ia menjadi tokoh utama pemikir dan pendiri Taswirul Afkar, ia juga sering tampil sebagai perwakilan dari Taswirul Afkar ketika diselenggarakan berbagai kongres yang membahas masalah khilafiyah antarumat Islam golongan tradisi dan golongan pembaru. Selain sebagai pencetus ide dan pendiri Taswirul Afkar, Kiai Wahab juga turut membantu untuk menambah dana guna merealisasikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Taswirul Afkar.