perancangan dan pembuatan load balancing pada clustering WEB server menggunakan LVS :studi kasus WEB server Lemigas0kasus

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Oleh : BUDI ASYANTO

106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : BUDI ASYANTO

106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh:

BUDI ASYANTO 106091002917

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, M.T. Wahyudi, M.T.

NIP. 197312092005011002 NIP. 197609042009101001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika,

Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T. NIP.19710522 200604 1 002


(4)

iv

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada

Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus: Web Server

LEMIGAS)”. Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) program studi Teknik Informatika.

Jakarta, Mei 2011 Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Arini, M.T. Andrew Fiade, M.Kom. NIP. 19760131 200901 2 001 NIP. 19820811 200912 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, M.T. Wahyudi, M.T.

NIP. 19731209 200501 1 002 NIP. 19760904 200910 1 001 Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Yusuf Durrachman, M.Sc, M.I.T. NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19710522 200604 1 002


(5)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

JAKARTA, MEI 2011

BUDI ASYANTO


(6)

vi

ABSTRAK

BUDI ASYANTO, Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server LEMIGAS),dibawah bimbingan HERLINO NANANG, M.T. dan WAHYUDI, M.T.

Dengan bertambahnya jumlah pengguna yang melakukan akses terhadap website Lemigas membuat beban kerja server menjadi meningkat. Dalam penelitian ini bermaksud untuk melakukan perancangan dan pembuatan load balancing pada clustering web server Lemigas. Sistem ini diharapkan mampu meratakan beban kerja pada web server serta memberikan ketersediaan serta meminimalkan waktu tanggap terhadap web server Lemigas. Dalam melakukan penelitian ini, Penulis menggunakan PPDIOO Network Life Cycle sebagai metode pengembangan sistemnya. Berdasarkan pengujian menggunakan parameter throughput dan waktu respon didapatkan bahwa penggunaan server LVS lebih baik dibandingkan dengan server tunggal. Perancangan dan pembuatan sistem ini pada akhirnya diharapkan sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan akses terhadap website Lemigas.

Kata Kunci: Load Balancing, Clustering, Web Server, LVS, PPDIOO Network Life Cycle.

Jumlah Halaman : V Bab + xvii Halaman + 85 Halaman + 24 Gambar + 6 Tabel + Daftar Pustaka + 8 Lampiran


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim………

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada

Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server Lemigas),

yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi

Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

viii

3. Bapak Herlino Nanang, M.T., Bapak Wahyudi, M.T., selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Arini, M.T., Bapak Andrew Fiade, M.Kom., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukkan serta bimbingan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta, Mei 2011 Penulis


(9)

ix

Teruntuk

Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Ibu tercinta, Ibu Admi dan Bapak tercinta, Bapak Rasikin. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunan-Nya kepada mereka. Amin.

2. Teruntuk Adikku, Rusli Riyanto. Ayo kuliah untuk hidup yang lebih baik.

3. Teruntuk kekasih tersayang, Rizki Mauliya Ulfah yang senantiasa memberikan semangat dan perhatian yang tak henti kepada penulis. 4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Andy Fibrianto dan Anjar

Prayogo. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.

5. Teruntuk teman-teman seperjuangan TI UIN 2006 khususnya TI B Networking 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua kenangan terindahnya.

6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Lembar Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Teruntuk ... ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar. ... xiv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 3


(11)

xi

1.5. Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1. Metodologi Pengumpulan Data ... 4

1.5.2. Metodologi Pengembangan Sistem ... 4

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Pengertian Perancangan ... 8

2.2. Web Server ... 8

2.3. Apache ... 9

2.4. Jaringan Komputer ... 10

2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer ... 10

2.4.2. Macam Jaringan Komputer ... 10

2.5. Protokol ... 11

2.5.1. Model Protokol Jaringan ... 11

2.6. Protokol HTTP ………… ... 19

2.7. Konsep Clustering ... 19

2.7.1. Cluster Service ... 21

2.8. Load Balancing ... 22

2.9. Sistem Operasi Ubuntu 10.04 ... 25

2.9.1. Mekanisme Eksekusi Perintah Di Linux ... 26

2.10. Shell Dan Kernel Linux ... 27

2.11. Linux Virtual Server ... 28


(12)

xii

2.11.2. Algoritma Penjadwalan Pada LVS ... 34

2.12. Ipvsadm ... 36

2.13. Drupal ... 37

2.14. Replikasi ... 38

2.15. Iptables ... 40

2.16. IP Public dan IP Private ... 42

2.17. Perangkat Lunak Siege ... 43

2.18. Studi Literatur ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 47

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PPPTMGB “LEMIGAS” ... 53

4.2. Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS” ... 55

4.3. Visi Dan Misi PPPTMGB “LEMIGAS” ... 56

4.4. Sekilas Tentang Teknologi Pada PPPTMGB “LEMIGAS” ... 57

4.5. Topologi Jaringan Di PPPTMGB “LEMIGAS” ... 62

4.6. Peta Wilayah PPPTMGB “LEMIGAS” ... 63

4.7. Tahap Prepare ... 63

4.8. Tahap Plan ... 64


(13)

xiii

4.8.2. Komponen Pendukung ... 65

4.9. Tahap Design ... 66

4.10. Tahap Implement ... 66

4.11. Tahap Operate ... 68

4.12. Tahap Opimize ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP ... 18

Gambar 2.2 Konsep Load Balancing ... 24

Gambar 2.3 Skema LVS-Direct Routing ... 30

Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling ... 31

Gambar 2.5 Skema LVS-NAT ... 33

Gambar 2.6 Skema replikasi ... 38

Gambar 2.7 Skema replikasi master-master ... 39

Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables ... 41

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian PPDIOO Network Life Cycle ... 49

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LEMIGAS Menurut Permen 030 ... 55

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Fungsional Menurut SK Balitbang ... 56

Gambar 4.3 Layout LAN LEMIGAS ... 62

Gambar 4.4 Topologi Jaringan Server LEMIGAS ... 62

Gambar 4.5 Denah Komplek Perkantoran LEMIGAS ... 63

Gambar 4.6 Topologi Load Balancing ... 66

Gambar 4.7 Hasil Pembagian Beban Dari Tabel Virtual Service ... 69

Gambar 4.8 Hasil Capture Melalui Tcpdump ... 69

Gambar 4.8 Keterangan Pada Master Pada Server 1 ... 70


(15)

xv

Gambar 4.10 Status Slave Pada Server 1 ... 71

Gambar 4.11 Status Slave Pada Server 2 ... 71

Gambar 4.12 Hasil Tes Replikasi Pada Server 1 ... 72

Gambar 4.13 Hasil Tes Replikasi Pada Server 2 ... 72

Gambar 4.14 Hasil Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan Server LVS ... 74

Gambar 4.15 Hasil Perbandingan Waktu Respon Server Tunggal Terhadap Server LVS ... 76

Gambar 4.16 Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan Server LVS ... ... 78

Gambar 4.17 Perbandingan waktu respon server tunggal terhadap server LVS ... ... 79


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia informasi hingga saat ini semakin berkembang dengan cepat. Perkembangan pesat teknologi internet dapat dicerminkan oleh meningkatnya jumlah pengguna internet yang menjadikan sebagai media penyampaian informasi.

Di dalam jaringan komputer, server mempunyai peran penting dalam mengatur para client agar dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dengan makin bertambahnya jumlah client yang mengakses, server akan semakin bertambah bebannya.

Website yang dimiliki Lemigas digunakan sebagai media penyampaian informasi kepada pegawai. Saat ini Lemigas hanya memiliki satu server yang menyediakan servis http. Dengan semakin meningkatnya penggunaan website di lingkungan Lemigas, server tunggal yang digunakan semakin meningkat bebannya. Pada saat yang sama pengguna mengharapkan peningkatan ketersediaan dan meminimalkan waktu tanggap dari web server. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan load balancing pada web server yang melayani permintaan dari pengguna sehingga memanfaatkan server secara efektif dengan meratakan beban kepada server yang ada. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk


(17)

2 membuat penelitian dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Load

Balancing pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus :

Web Server LEMIGAS)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat memberikan ketersediaan pada sebuah web server.

2. Bagaimana hasil analisa dari penggunaan web server LVS dengan web server tunggal menggunakan parameter pengujian throughput dan waktu respon.

1.3Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Load Balancing hanya pada web server dan berada di luar konteks computing seperti perhitungan menggunakan perangkat lunak Matlab. 2. Load Balancing memakai metode NAT (Network Address Translation).

3. Protokol yang digunakan dalam penelitian adalah protokol HTTP. 4. Dalam penelitian ini masih menggunakan IPV4.


(18)

3 1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami tentang Load Balancing dan Clustering web server dalam memberikan reabilitas, skalabilitas dan ketersediaan.

2. Menganalisa kinerja web server dengan diterapkannya sistem load balancing dalam memberikan layanan.

1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

a. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bertambahnya wawasan dan pengalaman penulis tentang ilmu jaringan dan hal lainnya yang berkaitan dengan metodologi penulisan tugas akhir ini.

2. Bagi perusahaan

Sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan akses terhadap sebuah website.

3. Bagi masyarakat umum

Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan civitas akademika kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada khususnya.


(19)

4 1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan bagian metodologi penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Merupakan metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian dan menjadikannya informasi yang akan digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi.

1. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan mencari referensi artikel serta ebook dari internet.

2. Studi Lapangan a. Observasi

Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan oleh penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu pada PPPTMGB LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk Raya Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari bulan Juli hingga bulan September 2010.

b. Wawancara

Dalam memperoleh data, penulis melakukan proses tanya jawab secara langsung kepada kepala Urusan Telematika.


(20)

5 3. Studi Literatur

Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan literature sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal maupun skripsi yang mempunyai topik yang mendekati dengan topik yang dibahas penulis.

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Penelitian menggunakan PPDIOO Network Lifecycle sebagai acuan dalam membuat Tugas Akhir ini (Teare, 2008).

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahap dalam PPDIOO :

a. Prepare : Melakukan analisa terhadap masalah yang ada yaitu bagaimana membuat sebuah load balancing pada web server model cluster yang dapat meratakan beban diantara server dengan menggunakan metode NAT.

b. Plan : Merencanakan kebutuhan sistem yang akan dibuat dan diharapkan dapat memberikan gambaran seutuhnya terhadap kebutuhan yang ada. c. Design : Bentuk desainnya adalah berdasarkan rancangan penelitian

dimana terdapat user, linux director sebagai load balancer, dan dua web server yang menyediakan servis http.

d. Implement : Pada tahap ini menerapakan semua yang telah direcanakan dan di desain. Dalam tahap ini melinkupi instalasi serta konfigurasi terhadap rancangan topologi, Load Balacing serta Clustering web server.


(21)

6 e. Operate : Dalam tahap ini perlunya pemantauan terhadap web server agar berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap infrastruktur hardware untuk di uji apakah berhasil atau tidak load balancing bekerja pada web server yang dibuat secara cluster.

f. Optimize : Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan yang perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem agar dapat berjalan dengan baik.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian dalam ini dalam 5 (lima) Bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai panduan dasar dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.


(22)

7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang perancangan serta pengujian terhadap web server yang dibuat menggunakan parameter yang telah ditentukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil uji coba serta analisa yang dilakukan serta saran-saran yang dibutuhkan untuk pengembangan lebih lanjut.


(23)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan implementasi. Perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti terhadap sesuatu yang ingin dibangun. Hasil perancangan harus dapat ditelusuri sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya berdasarkan kriteria-kriteria rancangan yang bagus. Perancangan menekankan pada solusi logik mengenai cara sistem memenuhi kebutuhan (Hariyanto, 2004)

2.2 Web Server

Web server adalah server yang mampu menangani web atau permintaan HTTP (Ario, 2004). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozilla, dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser.


(24)

9

2.3 Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT. Saat ini Apache dipergunakan secara luas, dikarenakan programnya yang bersifat gratis, dengan kinerja yang relative stabil. Setiap orang dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan programnya yang dikomunikasikan lewat mailing list.

Apache mempunyai program pendukung yang memberikan layanan yang cukup lengkap bagi para penggunanya, antara lain :

1. Kontrol Akses, control ini dapat dijalankan berdasarkan nama host atau nomor IP.

2. CGI (Common Gateway Interface), yang paling terkenal untuk digunakan adalah perl (Practical Extractionn and Report Langguage), didukung oleh Apache dengan menempatkannya sebagai modul (mod_perl).

3. PHP (Personal Home Page/PHP Hypertext processor), program dengan metode semacam CGI, yang memproses teks dan bekerja di server. Pache mendukung PHP dengan menempatkannya juga sebagai salah satu modulnya (mod_php) yang membuat kinerja PHP menjadi lebih baik. 4. SSI atau Server Side Includes.(Ahmad Sofyan : 2000)


(25)

10 2.4 Jaringan Komputer

2.4.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat menggunakan sumber daya bersama seperti harddisk, printer, dan sumber informasi lainnya (Iwan Rijayana : 2005).

2.4.2 Macam Jaringan Komputer

Berdasarkan luasnya jangkauan, jaringan komunikasi data dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Workgroup, yaitu jaringan yang menghubungkan beberapa computer dalam jumlah sedikit dalam sebuah ruangan.

2. Local Area Network/LAN, yaitu seatu jaringan komunikasi data yang luas jangkauannya meliputi area lokal tertentu. Misal jaringan komunikasi data di suatu gedung.

3. Metropolitan Area Network/MAN, suatu jaringan komunikasi data yang luas jangkauannya meliputi area dalam suatu kota. Misalnya jaringan komunikasi data di kota Jakarta.

4. Wide Area Network/WAN, yaitu suatu jaringan komunikasi data yang luas jangkauannya meliputi antar kota atau antar Negara. Missal jaringan komunikasi data pada Internet (Edhy Sutanta : 2005).


(26)

11 2.5 Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lainnya yang harus dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat berjalan degan benar. Selain itu, protokol juga berfungsi agar computer yang berada dalam jaringan berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam protokol adalah :

1. Syntax, merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan dalam pengkodean sinyal.

2. Semantic, digunakan untuk mengetahui maksud informasi yang dikirim dan membetulkan kesalahan yagn terjadi dari informasi tersebut.

3. Timing, digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data. (Sukmaaji, 2008)

2.5.1 Model Protokol Jaringan

Menurut Sukmaaji dalam bukunya Jaringan Komputer (2008) Terdapat dua macam bentuk model protokol jaringan yang ada saat ini yaitu :


(27)

12 1. Protokol Jaringan Model OSI

OSI dalah singkatan dari Open System Interconnection. OSI dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization). Protokol ini di bagi menjadi bebrapa lapis atau layer. Setiap lapis protokol akan diikuti oleh lapis protokol yang lebih rendah berikutnya untuk melaksanakan fungsi yang lebih sederhana. Setiap lapis protokol yang lebih rendah memberikan layanan bagi lapis diatasnya. Perubahan yang terjadi pada lapis tidak mempengaruhi lapis lainnya.

Setiap layer dalam OSImemberikan layanan sebagai berikut :

a. Application layer

Layer ini bertanggung jawab memberikan layanan aplikasi bagi para pemakai akhir atau end users, misalnya aplikasi FTP, HTTP atau SMTP.

b. Presentation layer

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level ini dalah perangkat lunak redirector seperti, Workstations, Remote Desktop Protokol dan Network Shell (Virtual Network Computing atau VNC). Lapisan ini juga melakukan koding dan konversi data misalnya format data untuk image dan sound (JPG, MPEG, TIF, WAV dan lainnya), konversi EBCDIC-ASCII, kompresi dan enkripsi.


(28)

13 c. Session layer

Layer ini membuka, merawat, mengendalikan, dan mlakukan terminasi hubungan antar simpul. Lapisan application dan presentation melakukan request dan menunggu respon yang dikoordinasikan oleh lapisan di atasnya missal :

1. RPC (Remote Procedure Call)

2. Protokol yang mengeksekusi program pada computer remote dan memberikan nilai balik kepada computer local sebagai hasil eksekusi tersebut.

3. Netbios API, merupakan interface pemrograman dari layer application.

4. NFS (Network File System)

5. SQL (Structured Query Langguage)

d. Transport layer

Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman source-to-destination (end-to-end) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Service-point addressing

Layer ini tidak hanya menangani pengiriman source-to-destination dari computer satu ke computer lainnya, namun lebih spesifik pada pengiriman jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Dengan demikian setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alam tersendiri yang disebut service point address


(29)

14 atau yang lebih umum disebut dengan port address (port 80 = WWW, port 25 = SMTP).

2. Segmentation dan reassembly

Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segmen yang terpecah menjadi message yang utuh.

3. Connection control

Pada layer ini mengatur dua kondisi yaitu connectionless dan connection-oriented.

4. Flow control

Sama halnya dengan lapisan data link, lapisan ini bertugas untuk melakukan control aliran. Bedanya dengan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.

5. Error control

Tugasnya sama dengan tugas error control pada lapisan data link, namun berorientasi end-to-end.

e. Network layer

Pada layer ini terjadi proses pendefinisian alamat logis (logical addressing), kemudian mengkombinasikan multiple data link menjadi satu internetwork. Tugas pokok layer ini adalah sebagai berikut :


(30)

15 1. Logical addressing

Pengalamatan secara logis yang di-tambahkan pada header lapisan network. Pada jaringan TCP/IP pengalamatan logis ini popular denga sebutan IP Address.

2. Routing

Hubungan antar jaringan yang membentuk internetwork membutuhkan metode jalur alamat agar paket dapat ditransfer dari satu device yang berasal dari jaringan satu menuju device lain pada jaringan yang lain. Protokol routing misalnya Border Gateway Protokol (BGP), Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Informa-tion Protokol (RIP).

f. Data link layer

Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman paket-paket (pada lapis yang lebih rendah). Tugas utama layer ini adalah :

1. Flamming

Membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.

2. Physical addressing

Mendefinisikan identitas pengirim dan/atau penerima yang ditambahkan dalam header.

3. Flow control

Melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang.


(31)

16 4. Error control

Penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal.

5. Communication control

Menentukan device yang harus dikendalikan pada saat tertentu jika ada dua koneksi yang sama.

g. Physical layer

Pada layer ini melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui spesifikasi mekanikal dan elektrikal dari media transmisi serta antamukanya.

Lapisan fisik pada LAN antalain : a. Ethernet/IEEE 802.3.

b. 100-Mbps Ethernet. c. 1000-Mbps Ethernet.

d. Fiber Distributed Digital Interface (FDDI) 100 Mbps. e. Token Ring/IEEE 802.5.

Sedangkan pada WAN adalah : a. Serial Interface (asyn dan sync) b. High Speed Serial Interface (HSSI) c. X.21 (Jaringan X.25)


(32)

17 2. Protokol Jaringan Model TCP/IP

Struktur protokol model TCP/IP dikembangkan oleh DARPA (US Defense Advance Research Project) hampir sama dengan OSI layer, TCP/IP Layer juga dibagi-bagi menjadi beberapa lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Lapisan TCP/IP dari bawah ke atas adalah sebagai berikut:

1. Network Interface Layer/Physical Layer

Bertanggung jawab mengirim dan menerima data kedan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa Ethernet, token ring, kabel, serat optic, frame relay atau gelombang radio. Protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadidata digital yang dimnegerti computer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

2. Internet Layer/Network Layer

Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol, yaitu, IP, ARP, dan ICMP.

3. Transport Layer

Berisi protokol yang gertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua computer, kedua protokol tersebt adalahTCP (Transmission Control Protokol) dan UDP (User Datagram Protokol). Protokol ini bertugas mengaturkomunikasi antara host dan pengecekan kesalahan. Data dibagi kedalam beberapa paket yang dikirimkan ke lapisan internet dengan sebuah header yang mengandung alamat


(33)

18 tujuan atau sumber dan checksum. Pada penerima checksum akan diperiksa apakah paket tersebut ada yang hilang di perjalanan.

4. Application Layer

Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan TCP/IP ini. Lapisan ini melayani permintaan pemakai untuk mengirim dan mnerima data. Data ini kemudian disampaikan ke lapisan transport unutk diproses lebih lanjut.

Layer 6 Layer 7 Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4 Layer 5 Presentation Aplications Physical Data Link Network Transport Session

Model OSI Model TCP/IP

Aplication (FTP Atau aplikasi lainnya) Transport (TCP) Internet (IP) Network Interface

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP. (Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/_zr2J-ioXNyY/SfK6d6tsCII/AAAAAAAAABs/uYo0mOLZuDU/s320/untitled3. JPG)


(34)

19

2.6 Protokol HTTP

HTTP adalah tipe protokol meminta/menjawab, dimana client akan membuka koneksi ke suatu server dan kemudian mengirimkan permintaan menggunakan format spesifi. Server akan member tanggapan kemudian akan menutup koneksi. HTTP memiliki kemampuan untuk mentransfer halaman Web, gambar dan media lainnya yang dipergunakan oleh aplikasi Web. (Ario, 2004).

2.7 Konsep Clustering

Sebuah cluster terdiri dari dua atau lebih komputer (disebut node atau anggota) yang bekerja sama untuk melakukan sebuah tugas.

Ada 4 (empat) jenis kelompok utama yaitu:

1. Storage Cluster

Storage cluster menyediakan sistem berkas gambar yang konsisten di server dalam sebuah cluster, yang memungkinkan server untuk secara bersamaan membaca dan menulis ke sistem file tunggal bersama. Sebuah storage cluster menyederhanakan administrasi penyimpanan dengan membatasi instalasi dan patch aplikasi untuk satu sistem file. Juga, dengan sistem file cluster, sebuah storage cluster menghilangkan kebutuhan untuk salinan data yang berlebihan aplikasi dan menyederhanakan backup dan pemulihan bencana.


(35)

20

2. High Availability Cluster

High availability cluster menyediakan ketersediaan pelayanan yang berkelanjutan dengan menghilangkan single points of failure (SPOF) dan memberikan layanan dari satu nodecluster ke node yang lain dalam kasus ketika sebuah node tidak berjalan. Biasanya, layanan dalam high availability cluster membaca dan menulis. Oleh karena itu, high availability cluster harus menjaga integritas data sebagai salah satu node cluster mengambil alih kontrol suatu layanan dari cluster node lain. Kegagalan node dalam high availability cluster tidak terlihat dari klien di luar cluster. High availability cluster juga kadang-kadang disebut sebagai failover cluster.

3. Load Balancing Cluster

Load balancing cluster mengirimkan permintaan layanan jaringan ke beberapa node cluster untuk menyeimbangkan beban permintaan di antara node cluster. Load balancing menyediakan skalabilitas biaya yang efektif karena jumlah node yang bisa diatur jumlahnya. Jika node dalam sebuah cluster load balancing tidak bekerja, software load-balancing mendeteksi kegagalan dan meneruskan permintaan untuk node cluster yang lain. Node yang tidak atif dalam sebuah cluster load balancing tidak terlihat dari klien di luar cluster.


(36)

21

4. High Performance Cluster

High performace cluster menggunakan node cluster untuk melakukan perhitungan secara bersamaan. Sebuah high performace cluster memungkinkan aplikasi untuk bekerja secara paralel, sehingga meningkatkan kinerja aplikasi. High performace cluster juga disebut sebagai sebuah klaster komputasi atau komputasi grid. (Anonim : 2007)

2.7.1 Cluster Service

Cluster Service tidak bisa dilepaskan dari layanan load balancing, dan mempunyai tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna jaringan komputer bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam jaringan komputer mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load balancing ini diimplementasikan maka cluster service juga diaplikasikan untuk membuat cadangan sistem atau aplikasi yang berjalan dalam jaringan komputer. Sebuah server farm dengan mengimplementasikan layanan cluster akan meningkatkan faktor ketersediaan, reliablitas dan juga kecepatan akses (Rijayana : 2005).

Web Server Cluster adalah sekelompok server independen yang dikelola sebagai sistem tunggal untuk ketersediaan yang tinggi, pengelolaan yang lebih mudah dan skalabilitas yang besar. (David Grant : 2000)


(37)

22

2.8 Load Balancing

Load Balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pemakai (Rijayana : 2005).

Secara umum, jika ada pengguna mengirimkan permintaan HTTP untuk sebuah alamat web, permintaan diarahkan ke web server yang ditentukan oleh Domain Name System (DNS). Semua permintaan akan ditangani oleh mesin ini. Dalam load balancing, layanan dapat didistribusikan dengan mengirim permintaan berikutnya ke server yang berbeda. Sehingga dengan load balancing, permintaan untuk layanan pada sebuah server dapat tersebar di hampir semua jumlah server yang disediakan (Bookman : 2003).

Load balancing pada web server berada di layer 4 yaitu untuk mendistribusikan permintaan ke server pada lapisan transport, seperti TCP dan UDP.

Dalam membuat sebuah load balancing dapat menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Balance, solusi yang simple dalam membuat sebuah load balancing namun tidak dapat menjaga session pengguna.

2. Eddie Mission, merupakan penyempurnaan dari balance dengan dapat menjaga session dari pengguna.

3. Enhanced DNS Server, pada metode ini harus memasang eddie mission terlebih dahulu dalam membuat sebuah load balancing.


(38)

23 4. LVS (Linux Virtual Server), perangkat lunak yang dapat menangani load

balancing dengan beberapa metode.(Bookman : 2003)

Salah satu cara untuk membangun load balancing adalah menggunakan Linux Virtual Server (LVS) yang menyediakan beberapa algoritma yang dapat digunakan.

Load balancing berfungsi sebagai berikut :

1. Menerima trafik dari sebuah network misalnya trafik sebuah web dan mengarahkannya ke server tertentu.

2. Melakukan pembagian trafik menjadi individual request dan menentukan server mana yang akan menerima individual request tersebut.

3. Memantau server dengan menyakinkan bahwa server tersebut bertanggung jawab terhadap trafik.

4. Memberikan redudansi dengan mengaktifkan server lebih dari satu unit melalui mekanisme fail-over.

5. Menawarkan distribusi content seperti pembacaan URL, interconnecting cookies, dan XML parsing (Bourke : 2001).

Load balancing bekerja dengan trafik yang diarahkan pada situs. Dengan 1 (satu) URL, 1 (satu) alamat IP, dan load balancing digunakan untuk mendistribusikannya dengan baik. Adapun manfaat dari load balancing adalah sebagai berikut :

1. Menjamin Reliabilitias layanan berarti kepercayaan terhadap sebuah sistem untuk dapat terus melayani pengguna dengan sebaik-baiknya.


(39)

24 Jaminan realibilitas memungkinkan pengguna dapat melakukan pekerjaan sebaik-baiknya dengan lancar melalui layanan tersebut.

2. Skalabilitas dan ketersediaan. Jika dalam sebuah jaringan komputer jika hanya terdapat satu buah server mempunyai pengertian terdapat satu titik masalah. Seandainya tiba-tiba server itu mati maka layanan terhadap pengguna akan terganggu. Dengan melakukan penambahan server dan membentuk server farm maka skalabilitas akan meningkat dan selain itu faktor ketersediaan juga akan meningkat (Rijayana : 2005).

Gambar 2.2 Konsep Load Balancing.

(Sumber : http://cloudleverage.com/img/load-balancing-traditional.jpg) Alasan penggunaan load balancing dalam melakukan penelitian dengan studi kasus pada web server di PPPTMGB “LEMIGAS” adalah : 1. Request yang diberikan ke server dapat diatur perkoneksi.

2. Ketika salah satu server down maka server yang lain dapat mengambil alih koneksi yang lain.

3. Manajemen server lebih mudah tanpa harus mengganggu user dalam mengakses layanan.


(40)

25 2.9 Sistem Operasi Ubuntu 10.04

Linux adalah sebuah program open source yang gratis di bawah lisensi GNU, sistem operasi 32-64 bit, yang merupakan turunan dari Unix dan dapat dijalankan pada berbagai macam platform perangkat keras mulai dari Intel (x86), hingga prosessor RISC. Dengan adanya lisensi GNU (Gnu Not Unix) kita dapat memperoleh program, lengkap dengan kode sumbernya (source code). Tidak hanya itu, pendistribusiannya dapat dikopi sebanyak mungkin atau bahkan mengubah kode sumbernya. Dan itu semua legal dibawah lisensi (Ahmad Sofyan : 2000).

Sekarang telah berkembang banyak sekali distribusi linux atau lebih dikenal dengan Distro. Distro Linux antara lain Slackware, Debian, RedHat (Fedora), S.u.S.e, Caldera dan sebagainya. Distribusi tersebut menggunakan kernel yang disetujui Linus Torvald sehingga menjamin kompabilitasnya. Perbedaan diantara distribusi tersebut antara lain pada hal :

1. Paket-paket perangkat lunak yang disertakan di distribusi. 2. Struktur direktori.

3. Metode pemaketan perangkat lunak. 4. Inisialisasi sistem.

Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source yang menggunakan Debian sebagai fondasinya dan dirilis secara berkala (setiap enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu adalah para pengguna dan kemudahan penggunaan (sesuai dengan "Just Work" TM) dan pada setiap rilis


(41)

26 Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18 bulan. Ubuntu menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE / XFCE terbaru di setiap rilis dan juga menyertakan beragam pilihan perangkat lunak untuk server dan desktop yang semuanya dikemas ke dalam satu CD.

Ubuntu sendiri merupakan system operasi berbasis Debian Linux yang dibuat dengan tujuan:

Selalu gratis atau tidak akan terdapat biaya lisensi.

Siap dipergunakan dalam kondisi stabil dengan siklus peluncuran yang tetap, yaitu setiap 6 bulan.

Berprinsip pada pengembangan perangkat luak berkode terbuka (open source).

2.9.1 Mekanisme Eksekusi Perintah di Linux

Sistem operasi ubuntu melibatkan banyak bagian untuk menyediakan layanan. Contohnya adalah ls, yaitu perintah untuk mnampilkan isi direktori, sama dengan dir pada MS-DOS. Contohnya adalah $ ls, $ adalah prompt dari login shell yang sama dengan C:\> pada MS-DOS. Ketika pemakai mengetikan ls meyebabkan keyboard driver menerima karakter yang selanjutnya keyboard driver melewatkan ke shell. Shell mencari image dieksekusi (executable image) yang bernama ls. Jika ditemukan image /bin/ls, maka layanan kernel dipanggil untuk memuatkan image ls ke memori dan mengeksekusinya. Image ls membuat panggilan ke sistem file di kernel untuk menemukan file-file.


(42)

27 Sistem file dapat melakukan langkah berikut untuk mendapatkan informasi mengenai isi direktori (daftar file), yaitu :

1. Menggunakan informasi cache sistem file.

2. Menggunakan disk device driver untuk membaca informasi dari disk. 3. Menyebabkan network device driver berukar informasi dengan remote

machine untuk menemukan rincian remote file yang diakses sistem (Linux dapat mempunyai sistem file remote, di-mount secara remote melalui NFS).

Saat informasi telah tersedia, ls menuliskan dan video driver menampilkan di layar. Pada perintah yang sederhana sekalipun, sistem operasi melibatkan kerja sama banyak fungsi untuk member layanan (Bambang : 2009).

2.10 Shell dan Kernel Linux

Shell merupakan aplikasi yang memungkinkan pemakai dapat berkomunikasi dengan komputer. Tugas shell adalah membaca perintah yang diberikan pemakai dan menterjemahkan perintah (Command intrepreter) tersebut sebagai suatu permintaan dan meneruskan ke kernel. Pada prompt shell pemakai member perintah dan kemudian shell langsung memberi respon. Setelah itu shell akan menanti perintah lain dari pemakai. Penggunaan shell seperti ini disebut penggunaan shell secara interaktif. Selain itu, shell juga dapat member kemungkinan pemakai untuk membuat suatu prosedur atau utilitas yang melibatkan sejumlah perintah yang tersedia pada linux. Kernel


(43)

28 merupakan aplikasi inti dari sistem Linux. Tugas yang dipegang oleh kernel adalah :

1. Mengendalikan akses terhadap komputer. 2. Mengatur memori komputer.

3. Memelihara sistem file.

4. Mengalokasikan sumber daya computer di antara pemakai. (Wilfridus : 2008)

Kernel Linux merupakan sebuah perangkat lunak orisinil yang dibuat oleh komunitas Linux. Kernel Linux yang pertama dipublikasikan adalah versi 0.01 oleh Linus pada tanggal 14 Maret 1991. Sistem berkas yang didukung hanya sistem berkas Minix tetapi, kernel tersebut sudah mengimplementasikan proses UNIX secara tepat. Kernel Linux terus dikembangakan hingga pada bulan Juni 1996, Linux 2.0 dirilis dengan memiliki dua kemampuan baru yang penting, yaitu: dukungan terhadap multiple architecture dan multiprocessor architectures.

2.11 Linux Virtual Server.

Linux Virtual Server adalah sebuah perangkat lunak yang mengarahkan koneksi jaringan ke beberapa server yang memiliki beban kerja, yang dapat digunakan untuk membangun layanan sangat scalable dan sangat tersedia (Wensong : 1999). LVS menyalurkan session TCP dan UDP untuk menyeimbangkan beban melalui beberapa real server. LVS sendiri berjalan pada Linux, LVS dapat menyeimbangkan koneksi dari end-users dengan


(44)

29 system operasi apapun kepada real server selama menggunakan koneksi HTTP ataupun UDP. Dalam LVS terdapat istilah yang digunakan antara lain : 1. Linux Director yaitu sebuah host dengan Linux dan LVS terinstal yang

menerima paket dari end user dan mengirimkannya ke real server.

2. End User yaitu host yang memulai koneksi untuk mendapatkan informasi (client).

3. Real Sever yaitu server yang menerima koneksi dari linux director.

4. Virtual IP Address atau VIP yaitu alamat IP yang ditangani oleh Linux director untuk menjalankan sebuah servis.

5. Real IP Address atau RIP merupakan alamat IP yang sebenarnya dari Real Server (Mack : 2006).

Alasan mengapa menggunakan LVS dalam membuat peneltian ini adalah:

1. LVS merupakan perangkat lunak bebas. (http://linuxvirtualserver.org) 2. Mempunyai beberapa metode yang dapat digunakan untuk implementasi. 3. Server yang dapat dibuat dapat menggunakan LAN maupun WAN (Zhang

: 1999)

4. Dapat menggunakan beberapa sistem operasi yang berbeda. (Zhang : 1999).


(45)

30 2.11.1 Arsitektur LVS

1. LVS-Direct Routing

Teknik pengiriman permintaan Direct Routing ini menggunakan alamat virtual IP yang sama dari real server dan director. Paket dari user akan diteruskan langsung ke server yang sebenarnya. IP paket tidak dimodifikasi, sehingga real server harus dikonfigurasi untuk menerima lalu lintas untuk alamat IP virtual server. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan paket filtering untuk mengarahkan lalu lintas yang dialamatkan dari alamat IP virtual server ke port lokal. Sehingga real server dapat mengirimkan balasan langsung kembali ke pengguna akhir. (Horman : 2004)


(46)

31 (sumber: http://www.linuxvirtualserver.org/VS-DRouting.gif)

2. LVS-Tunneling

Pada LVS-Tunneling memungkinkan alamat paket ke alamat IP yang akan diarahkan ke alamat lain, mungkin juga ke jaringan yang berbeda. Dalam konteks layer 4 swithing, tunneling sangat mirip dengan direct routing, kecuali ketika sebuah paket diteruskan akan dienkapsulasi ke dalam sebuah paket alamat IP, tidak hanya memanipulasi frame Ethernet. Keuntungan dari metode ini adalah real server bisa berada di jaringan yang berbeda.

Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling


(47)

32

3. LVS-NAT

NAT atau Network Address Translation yaitu sebuah metode yang memanipulasi alamat ip dan nomor port baik berasal dari sumber maupun tujuannya. Alamat ip publik disamarkan untuk digunakan oleh alamat ip privat agar bisa berhubungan dengan internet. Linux Director dan real server dihubungkan oleh switch. Real server biasanya menjalankan layanan yang sama dan mempunyai layanan yang isinya sama (Maman : 2007).

Cara kerja LVS-NAT seperti yang ada di gambar 2.6 adalah sebagai berikut :

1. Ketika user mengakses layanan yang disediakan oleh server. Maka paket yang dikirmkan akan sampai ke director.

2. Director lalu akan memilih server berdasarkan penjadwalan dan menulis ulang alamat tujuan paket ke alamat IP real server lelu meneruskannya ke real server.

3. Ketika korespondensi server terhadap proses permintaan dan balasan sesuai dengan permintaan, maka dikirimkan ke director.

4. Director menulis ulang alamat dari paket balasan ke alamat IP dari real server dan kemudian mengembalikan paket ke user. (Horman : 2004)


(48)

33 Gambar 2.5 Skema LVS-NAT

(sumber : http://www.linuxvirtualserver.org/VS-NAT.gif)

Alasan penggunaan NAT dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Real server dapat berjalan pada beberapa sistem operasi yang mendukung

protokol TCP/IP.

2. Real server dapat menggunakan alamat IP private. 3. Hanya menggunakan 1 (satu) alamat IP Publik.


(49)

34 2.11.2 Algoritma Penjadwalan Pada LVS

Linux director perlu menerapkan algoritma jadwal tertentu pada LVS. Beberapa algoritma penjadwalan (sceduling algorithm) dalam LVS, antara lain sebagai berikut :

1. Round-Robin adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan koneksi jaringan pada sebuah model Round-Robin. Penjadwalan ini memberlakukan semua real server sama menurut jumlah koneksi dan waktu respon. Kelemahannya adalah membutuhkan peramalan beban (load) yang akurat untuk setiap request agar algoritma ini bisa berjalan dengan efektif.

2. Weighted Round-Robin adalah algoritma yang didasari dari Round-Robin scheduling. Algoritma ini memperlakukan real server dengan kapasitas proses yang berbeda berdasarkan bobot masing-masing server.

3. Least Connection adalah algoritma untuk mengarahkan koneksi baru ke real server dengan koneksi aktif yang paling sedikit. Penjadwalan ini merupakan penjadwalan yang dinamik, karena memerlukan perhitungan koneksi aktif untuk masing-masing real server secara dinamik.

4. Weighted Least Connection adalah kumpulan algoritma penjadwalan least connection, dimana dapat ditentukan bobot kinerja pada masing-masing real server. Server yang memiliki nilai bobot yang lebih tinggi akan menerima persentase yang lebih besar dari koneksi-koneksi aktif pada satu waktu.


(50)

35 5. Source Hashing adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan client ke real server yang sama, mengembangkan inisialisasi yang digunakan oleh Squid. Keuntungan algoritma ini adalah dapat memastikan bahwa client menggunakan real server.

6. Destination Hashing adalah algoritma yang hampir sama dengan Source Hashing scheduling, namun menggunakan table hash pada alamat tujuan sebagai ganti dari alamat asal yang sama.

7. Locality-Based Least-Connection merupakan penjadwalan yang mengarahkan beban ke serveryang mempunyai beban sedikit.

8. Locality-Based Least-Connection with replication merupakan penjadwalan yang bertujuan peyeimbang beban IP, biasanya untuk cache server.

9. Shortest Expected Delay merupakan penjadwalan yang mengatur beban ke delay yang terpendek dari sebuah server.

10. Never Queue merupakan penjadwalan yang mengatur ketika ada idle server yang tersedia, pekerjaan akan dikirim ke server idle. Ketika tidak ada server idle akan menggunakan penjadwalan Shortest Expected Delay.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan algoritma penjadwalan weighted round robin, dengan alasan :

1. Pada penjadwalan ini memberikan nilai bobot yang digunakan dalam menangani request yang datang ke server.

2. Algoritma ini mudah untuk menambah koneksi ke server-server sehingga dapat melayani lebih banyak request.


(51)

36 2.12 Ipvsadm

Ipvsadm digunakan untuk mengatur, memelihara atau memeriksa tabel server virtual pada kernel Linux. Linux Virtual Server dapat digunakan untuk membangun layanan jaringan terukur berdasarkan cluster dari dua atau lebih node. Fitur yang didukung termasuk dua protokol (TCP dan UDP), tiga metode packet-forwarding (NAT, tunneling, dan direct routing), dan delapan algoritma load balancing (round robin, weighted round robin, least-connection, weighted least-least-connection, locality-based least-least-connection, locality-based least-connection with replication, destination-hashing, and source-hashing).(http://linux.die.net/man/8/ipvsadm).

Instalasi Ipvsadm dilakukan pada Linux director. Pada linux director tidak terdapat web server. Linux director seakan-akan hanya sebagai pembagi beban (load balance) untuk service http yang diberikan oleh web server yang berada di belakang load balancer.


(52)

37 2.13 Drupal

Drupal adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen konten yang bebas dan terbuka yang didistribusikan dibawah lisensi GPL. Pengembangan dan perawatannya dilakukan oleh ribuan komunitas pengguna dan pengembang di seluruh dunia. Drupal dapat diunduh secara bebas dan dapat digunakan secara bebas juga, sehingga memungkinkan setiap orang baik secara individu maupun komunitas untuk mempublikasi, mengatur dan mengorganisir berbagai jenis dari isi atau konten yang berada pada website. (http://id.wikipedia.org/wiki/Drupal).

Beberapa keunggulan Drupal adalah sebagai berikut :

1. Memiliki fasilitas update otomatis. Fasilitas ini bisa diatur agar memberitahu administrator jika ada update untuk modul-modul yang digunakan.

2. Drupal memiliki memiliki ukuran yang jauh lebih ringan dibanding dengan cms lainnya. Sehingga dengan ukurannya yang kecil sangat cocok bagi yang memiliki ukuran hosting yang kecil.

3. Drupal memiliki modul yang handal. Modul pada drupal dapat membuat modifikasi website drupal tanpa koding.

4. Perkembangan development yang cepat. Para developer Drupal selalu menambahkan banyak fitur baru disetiap rilis versinya (Widijanuarto : 2010)


(53)

38 2.14 Replikasi

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy semua perubahan yang dibuat pada server (disebut master) ke server lain (disebut slave) untuk menghindari kehilangan data jika master mengalami crash dan memiliki salinan dari server utama. (Charless Bell, 2010)

Gambar 2.6 Skema replikasi (Sumber : http://www.clusterdb.com/wp-content/uploads/2010/10/master_slave.jpg )

Replikasi antara server di MySQL didasarkan pada mekanisme log biner (binary log). Jika salah satu beroperasi sebagai master menulis pembaruan data dan pembaruan tersebut tercatat ke log biner. Informasi yang ada di log biner disimpan dalam format log yang berbeda sesuai dengan database perubahan yang dicatat. Kemudian slave dikonfigurasi untuk membaca log biner dari master dan melakukan perubahan log biner yang ada di master ke database pada slave.(Anonim : 2011)


(54)

39 Gambar 2.7 Skema replikasi master-master

(sumber : http://www.lefred.be/blog/images/mysql_replication.png)

Replikasi master-master merupakan replikasi mysql dimana terdapat 2 (dua) server, dimana server pertama bertindak sebagai master dan juga slave begitu juga dengan server kedua sehingga terdapat dua master dan dua slave. Dua server tersebut akan melakukan sinkronisasi log biner dalam melakukan replikasi.

Keuntungan replikasi tergantung dari jenis replikasi tetapi pada umumnya replikasi mendukung ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun diperlukan.

Adapun keuntungan lainnya adalah :

1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang


(55)

40 sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan.

2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses analisis database secara online, data smarts atau data warehouse.

3. Memungkinkan otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi.

4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan menggunakan aplikasi berbasis Web .

5. Meningkatkan kinerja pembacaan.

6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing unit atau pengguna.

7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server. (Anonim : 2007)

2.15 Iptables

IPTABLES merupakan salah satu tools firewall default pada system operasi linux. IPTABLES ini bekerja baik di kernel 2.4.x-2.6.x sedangkan untuk kernel 2.2.x masih mengguakan ipchains. Perintah iptables digunakan


(56)

41 untuk mengelola, memaintain, menginspeksi rule-rule IP paket filter dalam kernel linux. (Onno W. Purbo, 2008)

Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables

(Sumber : http://translate.googleusercontent.com/Quick_HOW-TO_%20_Ch14_%20_Linux_Firewalls_Using_iptables_files/Iptab


(57)

42 2.16 IP Public dan IP Private

IP Public adalah istilah IP address yang digunakan untuk mengidentifikasi host di internet global. IP private merupakan IP address yang digunakan untuk internet lokal dan tidak dapat digunakan berkomunikasi dengan host di internet global.

Pengalokasian IP untuk jaringan Internet Private didefinisikan di RFC 1918 (Addresse Allocation for Private Internet). Internet Assigned Numbers Authority (IANA) menetapkn ada tiga blok IP address yang bisa digunakan untuk jaringan internet local sebagai berikut.

Tabel 2.1 Alokasi alamat IP private

Alamat Ip Private

10.0.0.0 Hingga 10.255.255.255

172.16.0.0 Hingga 172.16.255.255

192.168.0.0 Hingga 192.168.255.255

Jadi, saat menggunakan kelas A, range-nya adalah 10.xxx.xxx.xxx. Range kelas B adalah 172.16.xxx.xxx dan kelas C adalah 192.168.xxx.xxx (Catatan: xxx adalah angka-angka yang bisa anda gunakan). Blok-blok IP tersebut dapat digunakan bebas oleh siapa saya untuk membuka jaringan local. IP Private juga termasuk dalam kelompok loopback device dari 127.0.0.0 sampai 127.255.255.255 (untuk keperluan internal operating system).(Yani : 2008)


(58)

43 2.17 Perangkat Lunak Siege

Siege merupakan penguji beban http dan utilitas benchmarking. Perangkat lunak ini telah dirancang untuk digunakan para pengembang web untuk mengukur kinerja web yang dibuatnya. Hal ini memungkinkan para pengguna melakukan akses terhadap sebuah server yang dikonfigurasi berapa banyak pengguna dalam sebuah simulasi yang bersamaan.

Siege ditulis untuk GNU/Linux dan telah berhasil di AIX, BSD, HP-UX dan Solaris. Ini harus dikompile pada kebanyakan varian sistem UNIX. Siege tidak dirancang untuk windows namun dapat menguji sebuah server http windows (http://www.joedog.org/index/siege-home).

2.18 Studi Literatur

Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diantaranya adalah:

1. Analisis Load Balancing Dengan Menggunakan Aplikasi Web Sebagai Pengontrol Konfigurasi. (Dede Danuria, 2010)

Pada Penuliasn Tugas Akhir ini dilakukan analisis terhadap Load Balancing pada web server SUDIN KOMINMAS Jakarta Selatan menggunakan web interaktif, dimana dalam melakukan penelitian menggunakan pemrograman PHP dalam membuat web dan untuk konfigurasi virtual server menggunakan aplikasi web interkatif yang


(59)

44 digunakan oleh administrator. Sehingga memudahkan dalam melakukan konfigurasi pada director.

Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Belum adanya pengujian terhadap server LVS maupun server Tunggal dengan menggunakan beberapa parameter.

b. Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.

Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah penggunaan web interaktif dalam mengatur konfigurasi virtual server membantu administrator dalam melakukan konfigurasi.

2. Komparasi Algoritma Penjadwalan Pada Layanan Terdistribusi Load Balancing LVS Via NAT. (Abdul Haris Nasution, 2011)

Pada skripsi ini dilakukan penelitian perbandingan beberapa algoritma penjadwalan pada linux virtual server terdapat yang dapat mempengaruhi kinerja sistem LVS, performansi tiap algoritma tersebut dapat diamati dengan membandingakan antar algoritma terhadap parameter meliputi throughput, request loss, CPU utilization, dan waktu respon sehingga didapatkan algoritma penjadwalan terbaik pada implementasi load balancing LVS via NAT.

Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:


(60)

45 a. Dalam melakukan penelitian masih menggunakan perangkat lunak

Virtual Box untuk director maupun real server. b. Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.

Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah hasil analisa disimpulkan bahwa panjadwalan weighted round robin merupakan penjadwalan yang terbaik. Sehingga hasil kesimpulan ini menjadi acuan penulis dalam menggunakan algoritma penjadwalan weigthed round robin sebagai penjadwalan yang digunakan pada penelitian ini.

3. Penerapan Pengolahan Paralel Model Cluster Sebagai Web Server. (Maman Somantri dan Ari Darmariyadi, Teknologi Elektro Vol. 6 No. 1 Januari – Juni 2007).

Pengolahan paralel merupakan suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan pengolahan data dengan melakukan lebih dari satu pengolahan data tersebut secara bersamaan. Salah satu bentuk pengolahan paralel adalah model cluster. Pengolahan paralel model cluster ini akan digunakan untuk mengolah data Web, dengan membangun server Web yang di-cluster. Cluster server Web ini menggunakan teknologi Linux Virtual Server (LVS) yang dapat dilakukan dengan NAT, IP tunneling, dan direct routing yang memiliki empat algoritma penjadwalan. Pada penelitian ini akan digunakan teknologi LVS untuk membuat cluster Web Server dengan menggunakan NAT, diterapkannya teknologi Network File System,


(61)

46 dan Network Block Device yang digunakan sebagai media penyimpanan dalam jaringan.. Dalam pengujian sistem cluster ini, pertama dilakukan pengujian jaringan yang digunakan untuk mengetahui kinerja sistem, dan pengujian sistem cluster dalam mengolah data Web dengan perangkat lunak WebBench dan script benchmark.

4. Uji Coba Linux Virtual Serverr Dalam Aplikasi Web – WALRUS Experiment – (Dwi Handoko, Tri Sampurno, Andi Tepe. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelejen (KOMMIT2004) 24-25 Agustus 2004).

Dalam penelitian ini, penggunaan LVS diharapkan dapat meningkatkan performansi dari server. LVS diimplementasikan pada kernel Linux. Dalam penelitian inii dilaporkan uji coba atas aplikasi LVS dengan menggunakan metode NAT dalam aplikasi web (WALRUS - Web Apllication on Linux Virtual Server). Dari hasil uji coba terlihat LVS-NAT dapat meningkatkan performasi untuk aplikasi web khususnya yang memerlukanproses tambahan pada server.


(62)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam melakukan pengumpulan data, diantaranya :

1. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku atau ebook yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk melihat referensi selengkapnya terdapat pada halaman daftar pustaka.

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan oleh penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu pada PPPTMGB LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk Raya Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari tanggal 1 Juli hingga 30 September 2010.


(63)

48

b. Wawancara

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat. Wawancara dilakukan kepada Ibu Indah Musi Indria Dewi, selaku kepala Urusan Telematika LEMIGAS.

3. Studi Literatur

Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan literature sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal maupun skripsi yang mempunyai topik yang mendekati dengan topik yang dibahas penulis. Studi literatur dapat di lihat pada bab 2 (dua) subbab 2.18.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam malakukan penelitian, penulis menggunakan PPDIOO Network Lifecycle.


(64)

49 Gambar 3.1 Metodologi penelitian PPDIOO Network Life Cycle.

(Sumber : Teare, 2008)

1. Prepare

Dalam model pengembangan sistem PPDIOO fase pertama dimulai dari fase prepare. Pada fase ini dilakukan proses perumusan masalah, mengidentifikasi konsep dari sistem yang akan diimplementasikan, jenis dan tipe penerapannya, serta komponen pendukung sehingga spesifikasi kebutuhan sistem dapat diperjelas.


(65)

50

2. Plan

Untuk tahap selanjutnya adalah tahap plan. Penulis melakukan perencanaan dalam membuat rincian spesifikasi dalam membuat load balancing. Dalam penelitian ini terdapat perencanaan dalam membuat infrastruktur dan komponen pendukung yang akan dikonfigurasi.

3. Design

Dalam tahap ini, membuat disain dari penelitian yang berdasarkan pada rancangan penelitian dimana terdapat user, linux director sebagai load balancer, dan dua buah server yang menyediakan servis http.

4. Implement

Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi, pada tahap ini menerapakan semua yang telah direcanakan. Dalam tahap ini melinkupi instalasi serta konfigurasi terhadap rancangan topologi, Load Balancing serta Clustering web server.

5. Operate

Dalam tahap ini diperlukan adanya pemantauan terhadap web server agar berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap infrastruktur hardware. Proses pengujian termasuk dalam fase ini, dalam melakukan pengujian menggunakan parameter yang ditentukan terhadap Load Balancing dan sejumlah komponen pendukung agar dipastikan


(66)

51 sudah berjalan dengan baik dan benar dan sudah menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

6. Optimize

Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan yang perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem agar dapat berjalan dengan baik. Perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan terhadap web server termasuk dalam fase ini.


(67)

52 Gambar 3.2 Kerangka berpikir dalam penelitian


(68)

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PPPTMGB “LEMIGAS”

PPPTMGB “LEMIGAS” yang pada awalnya disebut sebagai Lembaga

Minyak dan Gas Bumi, berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor 17/M/Migas/65 tanggal 11 Juni 1965 dan Surat Keputusan Menteri Migas Nomor 208a/M/Migas/65 dengan memiliki 3 tugas pokok yaitu Riset, Pendidikan dan Pelatihan, serta Dokumentasi dan Publikasi di bidang perminyakan. Latar belakang berdirinya Lembaga Minyak dan Gas Bumi adalah karena hampir semua pengetahuan, data dan tenaga ahli di bidang perminyakan dikuasai atau menjadi monopoli perusahaan-perusahaan asing, sedangkan lapangan maupun cadangan minyak dan gas bumi merupakan milik negara.

Pemerintah menyadari bahwa kebutuhan atas minyak dan gas bumi akan berkembang dengan pesat, dimana hal ini harus disikapi dengan kemajuan kemampuan teknis ilmiah serta teknologi, agar minyak dan gas bumi benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Seiring dengan berkembangnya industri minyak dan gas bumi di dunia, para pendiri Lembaga Minyak dan Gas Bumi telah mempelajari dari pihak-pihak


(69)

54 luar atas kebutuhan suatu lembaga yang melakukan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi untuk disesuaikan dan diterapkan. Maka sejak tahun 1977, Lembaga Minyak dan Gas Bumi berubah

nama menjadi PPTMGB “LEMIGAS” berdasarkan Keputusan Menteri

Pertambangan Nomor 646 Tahun 1977, tanggal 26 Desember 1977 yang kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1092 Tahun 1984, tanggal 5 Nopember 1984, PPTMGB “LEMIGAS”

menjadi PPPTMGB “LEMIGAS”.

PPPTMGB “LEMIGAS” menjamin bahwa dalam menghasilkan jasa

litbang selalu berupaya memenuhi persyaratan standart dan kepuasan pelanggan, melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap keefektifan sistem manajemen mutu, serta memastikan bahwa seluruh personel berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran mutu sesuai fungsinya, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 21.K/12/BLM/2003 tentang Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Manajemen Mutu Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” yang

berdasarkan SNI 19-9001-2001atau ISO 9001:2000. Sedangkan untuk system mutu Peralatan Laboratorium saat ini LEMIGAS telah terakreditasi dengan SNI 19-17025 atau ISO 17025:1999

Untuk memenuhi perioritas tertinggi dalam pelaksanaan operasional, maka LEMIGAS telah menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan


(70)

55 Keselamatan Kerja (SMK3) yang mengacu pada standard internasional OHSAS 18001:1999 yang diperoleh dari TUV Internasional- Indonesia.

4.2. Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS”

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

MINYAK DAN GAS BUMI “LEMIGAS”

BIDANG ROGRAM BIDANG AFILIASI BIDANG SARANA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN RUMAH TANGGA SUBBIDANG PENGEMBANGAN SARANA SUBBIDANG PENGOPERASIAN SARANA SUBBIDANG PENYIAPAN RENCANA SUBBIDANG ANALISI DAN EVALUASI SUBBIDANG INFORMASI DAN PUBLIKASI SUBBIDANG AFILIASI JASA TEKNOLOGI

Gambar 4.1 Struktur organisasi LEMIGAS menurut Permen 030.


(71)

56 Gambar 4.2 Struktur organisasi Fungsional menurut SK Balitbang

(Sumber : Manajemen LEMIGAS)

4.3. Visi dan Misi PPPTMGB “LEMIGAS”

Visi

Terwujudnya Lemigas sebagai lembaga litbang yang unggul, profesional, bertaraf internasional di bidang Migas.

Misi

o Meningkatkan peran Lemigas dalam memberikan masukan kepada

pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri Migas.


(72)

57 o Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah

bagi pelanggan.

o Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk

andalan.

o Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi,

koordinasi serta penerapan sistem manajemen secara konsisten.

4.4. Sekilas Tentang Teknologi pada PPPTMGB “LEMIGAS”

Lemigas telah berkiprah dalam penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi lebih dari 40 tahun. Hingga saat ini Lemigas memiliki lebih dari 60 laboratorium untuk menunjang penelitian di sektor hulu maupun hilir. Untuk kemudahan administrasi dan efisiensi kerja, pengelolaan laboratorium tersebut dibagi dalam kelompok besar yaitu:

1. Eksplorasi

KPRT Eksplorasi mengelola 17 laboratorium untuk mendukung aktifitas penelitian eksplorasi migas. Daftar laboratorium tersebut adalah sebagai berikut:

• Foraminifera

• Nano Plankton

• Palinologi


(73)

58 • Petrograpi

• SEM-X Ray

• Core storage

• Remote Sensing

• Sistem Informasi Geografis

• Topography

• Geokimia Dasar

• Molekul

• Model dan Pengembangan

• Seismic

• Potensial

• Geokomputasi

2. Eksploitasi

Laboratorium di KPRT EKsploitasi digunakan untuk melakukan pengujian perconto pemboran hingga untuk kepentingan penelitian EOR. Sering terjadi semua laboratorium bersinergi untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.

Laboratorium yang ada di lingkungan KPRT Eksploitasi adalah:

• CBM


(74)

59 • Drilling Material

• Drilling Technology

• Production Technology

• Production test Equipment

• Routine Core

• Integrated Special Core

• Rock Machines

• PVT

• Gas Flooding

• Thermal & Chemical Flooding

3. Proses

Laboratorium di KPRT Proses dirancang untuk kepentingan pengujian perconto fluida pada kondisi permukaan, termasuk aspek lingkungan.

• Pengembangan Proses dan Uji Aktifitas

• Preparasi Karakteristik Katalis

• Kimia Umum dan Limbah

• Spektroskopi

• Kromatographi

• Microbiologi


(75)

60 4. Aplikasi Produk

Laboratorium di KPRT Aplikasi Produk dirancang untuk menguji material produkmigas seperti pelumas, mesin, maupun bahan bakar minyak dan gas.

• Unjuk Kerja Pelumas

• Semi Unjuk Kerja Pelumas

• Fisika Kimia Industri Pelumas

• Fisika Kimia Pelumas

• Fisika Kimia Otomotif Pelumas

5. Gas

Laboratorium di KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas, termasuk transmisinya.

• Korosi • Uji Tabung

• Kromatografi Gas

• Sifat Fisika dan Kimia Gas

• Hidrat Gas


(76)

61 • Uji Pipa

• Konversi Gas

• Tekno Komputasi Ekonomi

6. Kalibrasi

Laboratorium di KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas, termasuk transmisinya.

• Korosi • Uji Tabung

• Kromatografi Gas

• Sifat Fisika dan Kimia Gas

• Hidrat Gas

• Transmisi dan Distribusi

• Uji Pipa

• Konversi Gas


(77)

62

4.5. Topologi Jaringan di PPPTMGB “LEMIGAS”

Gambar 4.3 Layout LAN LEMIGAS


(78)

63

4.6. Peta Wilayah PPPTMGB “LEMIGAS”

Gambar 4.5 Denah komplek perkantoran LEMIGAS.

(Sumber : Manajemen LEMIGAS)

4.7. Tahap Prepare

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap kebutuhan dan permasalahan yang muncul agar mendapatkan solusi yang tepat. Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana membuat sistem load balancing dapat bekerja pada clustering web server yang menyediakan servis http. Penulis akan menggunakan cms drupal sebagai web server, sehingga penggunaan replikasi mysql pada database web server drupal sebatas untuk mereplikasi data informasi website diantara dua buah server.


(79)

64 4.8. Tahap Plan

Setelah melakukan persiapan, penulis melakukan perencanaan dalam membuat rincian spesifikasi dalam membuat load balancing. Dalam penelitian ini terdapat perencanaan dalam membuat infrastruktur dan komponen pendukung yang akan dikonfigurasi.

4.8.1. Perencanaan Infrastruktur

Pada subbab ini penulis akan melakukan penyusunan terhadap perangkat yang akan digunakan selama melakukan penelitian yaitu :

Tabel 4.1 Kebutuhan minimum server

Prosessor RAM

Hard Drive Space

Base System Base System

300 MHz 128 megabytes 500 megabytes 1 gigabytes

Tabel 4.2 Infrastuktur jaringan

No Item Spesifikasi Jumlah

1 Real Server 1 Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80

GB, RAM 512 MB, Realtek NIC 1

2 Real Server 2 Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80

GB, RAM 512 MB, Realtek NIC 1 3 Director Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80

GB, RAM 512 MB, Realtek NIC 1 4 Kabel UTP

Straight 3 M Belden 3


(80)

65 Tabel 4.3 Daftar Alamat IP

Perangkat Interface Alamat IP Subnet Mask Alamat

Gateway Real Server 1 Eth0 192.168.1.20 255.255.255.0 192.168.1.10

Real Server 2 Eth0 192.168.1.30 255.255.255.0 192.168.1.10

Director

Eth0 192.168.1.10 255.255.255.0 -

ppp0 DHCP Indosatm2

DHCP Indosatm2

DHCP Indosatm2

ppp0 DHCP SMART

DHCP SMART

DHCP SMART

4.8.2. Komponen Pendukung

Selanjutnya adalah membuat spesifikasi perangkat lunak dari komponen pendukung yang akan dibutuhkan dapat dilihat pada table 4.4.

Tabel 4.4 Daftar perangkat lunak yang digunakan sebagai komponen pendukung

No Nama Paket Sumber Fungsi

1 Linux Ubuntu 10.04 www.kambing.ui.ac.id Sistem Operasi 2 Ipvsadm Repositories Ubuntu

10.04

Aplikasi untuk virtual service 3 Apache2 Repositories Ubuntu

10.04

Aplikasi untuk membuat web


(81)

66 4 Phpmyadmin Repositories Ubuntu

10.04

Aplikasi untuk mengatur

database 5 CMS Drupal www.drupal.org/projects Aplikasi untuk

membuat web 4.9. Tahap Design

Pada tahap ini desain topologi yang digunakan dalam membuat rancangan penelitian dengan topologi sebagai berikut :

Gambar 4.6 Topologi load balancing

4.10. Tahap Implement

Tahap ini melakukan implementasi terhadap rancangan yang telah dibuat. Pada tahap ini penulis membagi tahap implementasi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Instalasi Sistem Operasi

Penulis menginstalasi system operasi yang nantinya akan digunakan dalam proses penelitian. Pada mesin director, real server 1


(82)

67 dan real server 2 menggunakan sistem operasi Ubuntu 10.04 Dan untuk client menggunakan sistem operasi Microsoft Windows Vista serta Ubuntu 10.04. Untuk langkah-langkah proses instalasi dapat dilihat di halaman Lampiran 1.

b. Konfigurasi Ip Address

Untuk konfigurasi Ip Address pada masing-masing real server dan director dapat dilihat pada tabel 4.2.

c. Instalasi HTTP (Web Server)

Penulis menggunakan Apache2 untuk aplikasi web server. Untuk proses instalasi web server Apache dapat dilihat di Lampiran 2.

d. Instalasi PHPMYADMIN

Untuk pengunaan database terkait penggunaan CMS Drupal, penulis menggunakan Phpmyadmin. Untuk proses instalasinya dapat dilihat di Lampiran 3.

e. Instalasi Drupal

Untuk penggunaan website penulis menggunakan CMS Drupal, dimana dalam proses instasinya dapat dilihat di lampiran 4


(1)

(2)

LAMPIRAN 7 Hasil Wawancara

Narasumber : Ibu Indah Musi Indria Dewi (Kepala Urusan Telematika) PPPTMGB “LEMIGAS” Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

1. Penulis : Di gedung ini terdapat berapa server yang digunakan sebagai web ? Narasumber : Hanya terdapat 1 web server.

2. Penulis : Di gedung ini terdapat berapa server yang digunakan sebagai web ? Narasumber : Hanya terdapat 1 web server.

3. Penulis : Apakah dapat saya simpulkan bahwa webserver Lemigas merupakan server tunggal ?

Narasumber : Bisa dikatakan demikian karena kita memang hanyya menggunakan 1 (satu) web server .

4. Penulis : Berapakah jumlah client yang berada di Lemigas ini ?

Narasumber : Jumlah client sama dengan jumlah pegawai yang ada di Lemigas yaitu 850 orang.

5. Penulis : Sistem operasi apakah yang digunakan sebagai web server dan juga yang digunakan oleh client ?

Narasumber : Untuk web server menggunakan linux fedora 8 dan untuk client beragam dari system operasi milik Microsoft mulai dari Windows XP

Professional, Windows Vista dan Windows Seven. 6. Penulis : Berada dimanakah web server Lemigas ?


(3)

server tunggal tersebut ?

Narasumber : Pernah terjadi, apalagi ketika jumlah client yang mengakses web meningkat.

8. Penulis : Permasalahan apa yang timbul ?

Narasumber : Pengaksesan web menjadi lambat.

9. Penulis : Dari pemasalahan tersebut apakah sudah ada suatu penanganan terhadap masalah tersebut ?

Narasumber : Hingga saat ini belum ada, dari segi teknis kami melakukan reboot sistem.

10. Penulis : Apakah yang ibu harapkan sebagai Kepala Urusan Telematika untuk permasalahan tersebut ?

Narasumber : Saya mengharapkan adanya sebuah sistem yang mampu menangani permasalahan tersebut.


(4)

LAMPIRAN 8 Tampilan Web 1. Tampilan Home


(5)

(6)

5. Tampilan Publikasi