2. Faktor Nilai Taksiran X2 Nilai taksiran menjelaskan jumlah maksimal pinjaman yang
diperoleh nasabah yang mencapai 80 dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas, dengan demikian para nasabah dapat dengan mudah
menggadaikan emasnya hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank Konvensional yang menaksir emas 70 saja, dengan demikian minatkeinginan
nasabah dalam menggunakan fasilitas Gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang Iskandar Muda Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di Ceteris
paribus. 3. Faktor Pelayanan X3
Prosedur pelayanan adalah menyangkut sistem kerja yang di terapkan di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal transaksi gadai, terutama dilihat
dari tingkat fleksibilitas, kemudahan, dan kesederhanaan persyaratan dalam hal pencairan pinjaman kepada nasabah, hal ini dapat mempermudah akses dalam
memperoleh pinjaman dari pihak Bank kepada pihak nasabah dengan demikian para nasabah tidak perlu bersusah payah memperoleh pinjaman. Dengan demikian
minatkeinginan nasabah menggunakan fasilitas Gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di Ceteris Paribus.
3.8.2. Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS Ordinary
Least Squares atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini dikemukakan oleh Carls Friedrich Gauss. Data-data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam
fungsi sebagai berikut: Y=fX1, X2, X3,……………………………………………......1
Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut:
Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e……………………….............2 Dimana:
Y = Minat Nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas α = Konstanta
X1 = Promosi skor X2 = Harga Taksiran Barang skor
X3 = Prosedur pencairan Pinjaman skor b1,b2, b3, = koefisien regresi yag akan dicari
e = error term variabel pengganggu Bentuk hipotesisnya sebagai berikut :
∂Y 1
. 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 Promosi maka Y Minat nasabah
∂X1 dalam Qardh dengan Gadai Emas mengalami kenaikan, ceteris paribus.
2. ∂Y
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 Nilai Taksiran maka Y ∂X2
Minatnasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas mengalami kenaikan, ceteris paribus.
∂Y 3.
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 Pelayanan ∂X3
maka Y Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3.8.3. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit
Uji kesesuaian Test of Goodness of Fit merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan antara .hasil pengamatan frekuensi pengamatan
tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya frekuensi teoritis, atau uji yang digunakan untuk melihat sejauh mana garis regresi
mencocok data.
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R-square
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan
mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 10≤R2≤1. Semakin besar nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil,
maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.
3.8.3.2. Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen
variabel. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
bi-b t hitung =
Se bi
Dimana : bi = koefesien variabel ke
– i b = nilai hipotesis nol
Sebi = simpangan baku dari variabel independent ke-i Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter
hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y.
Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :
a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung t-tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar α.
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar α. b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung t-tabel dengan tingkat
kepercayaan α. Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana
terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar α.
3.8.3.3. Uji F-statistik
Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap
dependen variabel. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
R² k-l F-hitung =
l-R² n-k Dimana:
R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah sampel Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0tidak ada pengaruh Ha : b1 ≠ 0………………bi=1ada pengaruh
Kriteria pengambilan keputusan: Ho: b1 = b2 = 0 H0 diterima F-hitung F-tabel artinya variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ b2≠0 Ha diterima F-hitung F-tabel artinya variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
3.8.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bias atau bahkan menyesatkan, maka perlu digunakan uji penyimpangan asumsi klasik.
3.8.4.1. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linier diantara independen variabel.
Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch 1934. Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung
multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat
antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:
• Standart error tidak terhingga • Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1, α= 5,
α= 10 • Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori
• R2 sangat tinggi
3.8.4.2. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu Error Term tidak mempunyai varian yang konstan sama untuk semua observasi sehingga
residual variabel pengganggu tidak bernilai nol. Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model
regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa. Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang
menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam
penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan. Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:109.
Menguji Heteroskedastisitas
. Untuk menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara yaitu:
Uji White
Uji White memulai pengujiannya dengan membentuk model:
Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + μi
Pedoman dari penggunaan uji white ini adalah tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan
dengan jumlah data atau n.R2 = χ² hitung lebih kecil dibandingkan χ²tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi
menunjukkan bahwa χ²hitung lebih besar dibandingkan χ²tabel. Apabila nilai probability lebih rendah dari 0.05 berarti terdapat heterokedastisitas pada hasil
estimasi. Sebaliknya, apabila nilai probability-nya lebih tinggi dari 0.05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi
Hidayat, 2007:98
Cara Mengobati Masalah Heterokedastisitas
Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasaan dan sifat konsistensi dari hasil estimasi. Namun hasil estimasi tidak lagi efisien. Oleh
karena tidak efisien lagi, maka pengujian hipotesa menjadi diragukan hasilnya. Dengan demikian, sangat perlu dilakukan perbaikan atau pengobatan pada
masalah heterokedastisitas tersebut. Untuk mengatasi masalah heterokedastisitas adalah
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil tertimbang Weighted Least SquareWLS.
Model estimasi regresi penelitian adalah:
Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + μi
Langkah-langkah untuk membuat regresi weighted least square adalah: i σ
1. Klik Quick, Generate Series, kemudian ketik: vari=RSSk 2. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx1=x1vari
3. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx2=x2vari
4. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx3=x3vari 5. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx4=x4vari
6. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wy=yvari 7. Lakukan estimasi dengan perintah Quick, Estimation Equation, ketik:
Wy c wx1 wx2 wx3 wx4 Sebagai rujukan untuk melihat apakah hasil estimasi regresi telah lolos dari
masalah heterokedastisitas, maka perhatikan nilai sum of squared resid. Bila angka sum of squared resid cenderung menurun, maka dapat dikatakan bahwa
model yang diestimasi lolos dari masalah heterokedastisitas. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 100
3.8.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah faktor pengganggu μi berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas digunakan
Jarcue-Bera Test JB- Test. Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan cara
JB-Test ini adalah dengan membandingkan Jarcue Bera normality test statistics dengan χ²tabel, jika Jarcue Bera normality test statistics lebih kecil dari χ²tabel
maka μiadalah berdistribusi normal. Sebaliknya jika Jarcue Bera normality test
statistics lebih besar dari χ²tabel maka μiadalah tidak berdistribusi normal.
Cara lain untuk melihat apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan JB-Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka
probability 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka
probability 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007:92.
3.7. Defenisi Operasional
Untuk menjelaskan variabel-vaiabel yang sudah diidentifikasi maka perlu defenisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman
dan penelitian. Defenisi dari variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:.
• Faktor promosi X1 merupakan faktor – faktor yang berkaitan dengan adanya promosi atau sosialisasi yang dilakukan bank syariah.
• Faktor nilai taksiran X2 merupakan faktor – faktor yang berkaitan dengan jenis produk, merupakan suatu sistim penaksiran dari bank Sumut Syariah dalam
menentukan HSE Harga standart emas. • Faktor Pelayanan X3 Merupakan faktor- faktor yang berkaitan dengan
bagaimana masyarakat ketika menjadi nasabah dalam memperoleh pinjaman • Minat Nasabah Dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas Y merupakan
keinginan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah berdasarkan faktor –
faktor yang diteliti.
3.10 Skala Pengukuran Variabel
Variabel yang dalam penelitian ini yang diukur yaitu variabel faktor – faktor yang mempengaruhi Minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai
Emas di PT Bank Syariah Mandiri yang terdiri dari variabel faktor Promosi, Nilai taksiran, Prosedur pelayanan dan variabel Minat Nasabah dalam menggunakan
fasilitas Gadai Emas di PT. Bank Syariah Medan. Variabel – variabel ini diukur
dengan menggunakan Skala Likert, yang menurut Sugiyono 2004 : 86 adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Peneliti memberikan lima alternative jawaban kepada responden,
maka skala yang digunakan 1 sampai 5. Bobot pemetaan adalah sebagai berikut : Skala 5 = Sangat Setuju
Skala 4 = Setuju Skala 3 = Netral Ragu-ragu
Skala 2 = Tidak Setuju Skala 1 = Sangat Tidak Setuju
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri
Bank ini berdiri pada tahun 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali berganti nama dan terakhir kali berganti nama
menjadi Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul
dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara
dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger
empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo
menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah.
Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris:
Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai- nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.Komitmen untuk mendirikan unit
usaha syariah semakin menguat seiring dikeluarkannya fatwa majelis Ulama Indonesia MUI yang menyatakan bahwa bunga haram. Tentunya, fatwa ini
mendorong keinginan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa-jasa perbankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dari hasil survei yang dilakukan 8
Delapan kota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan Bank Syariah cukup tinggi yaitu mencapai 70 untuk tingkat
ketertarikan dan diatas 50 untuk keinginan mendapatkan pelayanan perbankan syariah.
Visi dan Misi Unit Usaha Syariah haruslah mendukung visi dan misi PT. Syariah Mandiri secara umum, atas dasar itu ditetapkan visi unit Usaha
Syariah yaitu “ meningkatkan keunggulan PT. Syariah Mandiri dengan memberikan layanan lebih luas berdasarkan prinsip-prinsip syariah sehingga
mendorong partisipasi masyarakat secara luas dalam pembangunan daerah guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera”. Sedangkan misinya adalah
“meningkatkan posisi PT. Bank Syariah Mandiri melalui prinsip layanan perbankan syariah yang aman, adil dan saling menguntungkan serta dikelola
secara profesional “. Melalui pengembangan layanan perbankan syariah diharapkan PT. Bank Syariah dapat berperan lebih besar sesuai dengan visi dan
misinya. Lebih lanjut, pengembangan usaha ini juga ditargetkan dapat meningkatkan profitabilitas PT. Bank Syariah sekaligus memperkuat tingkat
kesehatannya.
4.2 Ruang lingkup bidang usaha
Dalam kegiatan operasionalnya PT. Bank Syariah Mandiri membagi produknya menjadi tiga bagian yaitu :
1. Penghimpunan dana funding Adapun produk PT. Bank Syariah Mandiri yang bersifat menghimpun dana
adalah: a. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui
ATM. b. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
c. BSM Tabungan Simpatik Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. d. BSM Tabungan Investa Cendikia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap installment dan dilengkapi dengan perlindungan
asuransi. e. Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang dollar USD yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.
f. Tabungan Kurban Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam
merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. g. BSM Tabungan Pensiun
Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan
syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati. Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan
pegawai negeri Indonesia. h. BSM Tabunganku
Tabungan perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
i. BSM Giro Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan
transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah. j. BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah untuk perorangan dan non-
perorangan. 2. Penyaluran dana Lending
Produk PT. Bank Syariah Mandiri yang bersifat menyalurkan dana adalah: a. BSM Implan
BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya
dilakukan secara massal kelompok. BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal
perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah
karyawan terbatas. b. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
Pembiayaan Peralatan Kedokteran adalah pemberian fasilitas pembiayaan kepada para profesional di bidang kedokterankesehatan untuk
pembelian peralatan
kedokteran.Akad yang
digunakan adalah
akad murabahah.Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah,
dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.
c. Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan
menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolahperguruan tinggilembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada
saat pendaftaran tahun ajaransemester baru berikutnya dengan akad ijarah. d. BSM Gadai Emas
Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat.
Karakteristik dari produk Gadai Emas ini adalah : -
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad qardh dalam angka rahn dan akad ijarah.
- Biaya administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat
pencairan. -
Biaya pemeliharaan dihitung per hari 15 dan dibayar pada saat pelunasan gunakan Promo Gadai Diskon Suka
– Suka dan Promo Ujrah Harian untuk mendapatkan keistimewaan dalam menentukan waktu mengg
adai, pricing dan pilihan membayar biaya pemeliharaan di awal atau di akhir
Adapun lokasi perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan yang dimana tempat penulis melakukan Riset JL. Jl. Iskandar Muda No. 58,
Medan dan ini merupakan kantor cabang Bank Syariah Mandiri cabang pembantu di Medan. Pasar yang menjadi sasaran adalah seluruh lapisan masyarakat yang
memiliki usaha dan bankable. Selain itu diberikan juga kesempatan kepada yayasan-yayasan Islam yang mempunyai kegiatan kemasyarakatan yang relatif
signifikan dan melibatkan perputaran dana. Sebagai bank pemerintah, menghimpun dana dari karyawan pemda, pemkab, pemprov dan institusi lainnya
merupakan salah satu langkah strategis.
4.3 Strategi Promosi PT Bank Syariah Mandiri
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis memperoleh dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan pembahasan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas dengan menggunakan sistem memberi quesioner kepada nasabah
gadai tersebut. Nasabah berhak mengeluarkan informasi yang dibutuhkan, observasi langsung kelapangan dengan menggunakan data dokumentasi yang
telah saya buat di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Iskandar Muda Medan. Penulis juga menghimpun dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
penulisan skripsi ini. Dari hasil wawancara dengan karyawan PT. Bank Syariah Mandiri
cabang Iskandar Muda Medan, strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Medan dalam memasarkan produknya antara lain :
1. Dalam bentuk brosur-brosur dan spanduk. 2. Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian non personal dan promosi
ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. 3. Personal selling, yaitu interaksi langsung dengan satu calon nasabah
atau lebih untuk melakukan persentasi menjawab pertanyaan dan menerima pesanan.
Dengan demikian dari 3 strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri sejak 3 tahun yang lalu belum ada strategi yang baru yang
dilakukan dalam mempromosikan produk Qardh dengan gadai emas. Maka di harapkan upaya masyarakat untuk dapat menerima dan bergabung menjadi
nasabah sehingga tujuan untuk meningkatkan kuantitas produk diharapkan dapat terealisasi.
4.4 Harga taksiran barang PT. Bank Sumut Syariah
Harga taksiran emas yang dimaksudkan adalah harga taksiran emas. Pengetahuan dan keahlian menilai kadar emas sangat dibutuhkan oleh penaksir
dalam penilaian emas. Syarat-syaratnya adalah penaksir tidak buta warna, emas yang diuji harus sama dengan jenis jarum uji, cara memegang dan menggoreskan
jarum uji selalu sama dan tetap, jenis air uji sesuai dengan perkiraan karat emas serta jumlah, ukuran goresan dan jarum uji juga harus sama.
Objek jaminan hanya berupa emas minimal 18 karat. Nilai pinjaman senilai 80 dari nilai taksiran emas. Harga taksiran barang tersebut sesuai peraturan yang
ditetapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri.
4.5. Prosedur pelayanan PT Bank Sumut Syariah
Melihat semakin berkembangnya permintaan warga masyarakat dan kian diterimanya pola bisnis berbasis syariah dalam praktek prekonomian di
Indonesia, maka banyak bank dan lembaga keuangan lainnya tertarik untuk menerapkan pola serupa apalagi pola pegadaian syariah memungkinkan
perusahaan dapat lebih proaktif dan lebih produktif dalam mempromosikan agar dapat menghasilkan berbagai produk jasa keuangan modern, seperti jasa piutang
atau jual beli. Pada produk gadai model dimaksud, nilai-nilai dan prinsip syariah dalam hal gadai dapat diimplementasikan selain itu, fungsinya juga dapat
dipertimbangkan sebagai lembaga intermediasi bagi warga masyarakat terhadap sektor keuangan.
Dibandingkan dengan sistem gadai konvensional, sistem Qardh dengan gadai emas yang diterapkan PT. Bank Syariah Mandiri memiliki berbagai
kelebihan, diantaranya :
1. Produk jasa gadainya berlandaskan prinsip-prinsip syariah, dimana
nasabah hanya dibebani biaya administrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan Ijarah. Praktek ini berbeda dengan yang
diterapkan sistem konvensional dimana nasabah dikenakan kewajiban membayar sewa modaluang Bunga uang atau riba.
2. Dalam pengembalian pinjaman nasabah diberi pilihan antara membayar
secara sekaligus atau dengan cara cicilan. 3.
Biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan Ijarah relatif lebih rendah dibanding bunga bank.
Adapun prosedur pencairan pinjaman adalah nasabah datang dengan membawa jaminan berupa emas, lalu pihak petugas mentaksir kadar emas
tersebut, lalu nasabah mengisi formulir nasabah, setelah itu akad dicairkan. Banyaknya kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan PT. Bank Syariah Mandiri
melalui layanan produk Qardh Pinjaman dengan gadai emas ini, tetapi realitanya, sejak pengoperasiannya hingga sekarang, jumlah nasabahnya belum
menunjukkan tanda-tanda peningkatan secara signifikan.
4.6. Karakteristik Responden
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan keadaan dari sampel yang diteliti.Sampel dari penelitian ini adalah mereka yang menjadi nasabah pada
Bank Syariah Mandiri cabang Iskandar Muda Medan.Penelitian ini dilakukan pada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Iskandara Muda Medan dengan
mengumpulkan berbagai data tentang keadaan responden.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti mengedarkan sebanyak 100 kuesioner terhadap 100 nasabah Bank Syariah
Mandiri Cabang medan sebagai responden. Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang
dijadikan sebagai responden kemudian data tersebut diklasifikasikan lalu dilakukan penghitungan terhadap masing-masing klasifikasi tersebut dan
ditentukan berapa besar persentasenya. Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam bentuk analisa
berikut ini adalah beberapa karakteristik responden menurut jenis kelamin, agama, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang telah diolah oleh
peneliti dalam bentuk tabulasi data:
1. Data jumlah nasabah yang berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.1.
Data jumlah nasabah berdasarkan jenis kelamin Tahun 2013
Jenis kelamin Frekuensi
Persentase Laki-laki
48 57,8
Perempuan 35
42,2 Jumlah
83 100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi jumlah
nasabah bahwa jumlah nasabah terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan jenis kelamin adalah nasabah dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak
nasabah dengan tingkat persentase sebesar 57,8 dari jumlah keseluruhan responden. Sementara itu, nasabah perempuan yang menjadi responden dalam
penelitian ini hanya sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 42,2 .
2. Data nasabah berdasarkan agama Tabel 4.2
Data nasabah berdasarkan agama Tahun 2013
Agama Frekuensi
Persentase Islam
83 100
Kristen Protestan -
Kristen Katolik -
Hindu -
Budha -
Jumlah 83
100,0 Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi responden terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan
agama adalah responden yang beragama islam yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 100 dari jumlah keseluruhan responden. Selanjutnya
diikuti oleh responden yang beragama Kristen Protestan yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar Tidak ada dan responden yang beragama Budha
yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar tidak ada.Dan juga Sementara itu, tidak ada satupun nasabah yang beragama Kristen Katolik dan
Hindu yang
menjadi responden
dalam penelitian
ini.
3. Data nasabah berdasarkan umur Tabel 4.3.
Data responden berdasarkan umur Tahun 2013
Umur Frekuensi Persentase
17 – 25 tahun
- 26
– 35 tahun 58
69,8 36
– 45 tahun 21
25,4 46
– 55 tahun 4
4,8 56
– 65 tahun -
Diatas 65 tahun -
Jumlah 83
100,0 Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi responden terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan
umur adalah responden dengan tingkatan umur 26-35 tahun yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 69,8 dari jumlah keseluruhan
responden. Selanjutnya diikuti oleh responden dengan tingkatan umur 36-45 tahun yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 25,4 dan responden
dengan tingkatan umur 46-55 tahun yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 4,8 . Sementara itu, responden dengan usia 17-25 kemudian
56-65 dan diatas 65 tahun tidak ada yang menjadi nasabah.
4. Data nasabah berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 4.4.
Data nasabah berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2013
Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi responden
terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan tingkat pendidikan adalah responden dengan tingkat pendidikan SMUsederajat
yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 39,8 dari jumlah keseluruhan responden. Selanjutnya diikuti oleh responden dengan tingkat
pendidikan S-1 yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 27,7 dan dilanjutkan oleh responden tingkat pendidikan Diploma dengan jumlah yang
sama yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 21,7 . Sementara itu, dilanjutkan oleh nasabah tingkat pendidikan S-2 dengan jumlah
yang terkecil sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 10,8 sementara tingkat pendidkan SD dan SMP sederajat tidak ada nasabahnya.
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
SD -
SMP sederajat -
SMU sederajat 33
39,8 Diploma D1,D2,D3
18 21,7
S – 1
23 27,7
S – 2
9 10,8
Jumlah 83
100,0
5. Data nasabah berdasarkan pekerjaan Tabel 4.5.
Data nasabah berdasarkan pekerjaan Tahun 2013
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pelajar Mahasiswa -
Pegawai Negeri Sipil 20
24,0 Wiraswasta Pengusaha
57 68,7
Militer polisi 6
7,3 Pensiunan
- Jumlah
83 100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi responden
terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan pekerjaan adalah responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta pengusaha
yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 68,7 dari jumlah keseluruhan responden. Selanjutnya diikuti oleh responden dengan pekerjaan
sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 24,0 . Sementara itu, responden dengan jumlah paling sedikit
berdasarkan pekerjaan adalah responden dengan pekerjaan sebagai militerpolisi yaitu hanya sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 7,3 dari jumlah
keseluruhan responden.
6. Data nasabah berdasarkan pendapatan Tabel 4.6.
Data nasabah berdasarkan pendapatan Tahun 2013
Pendapatan Rp Frekuensi Persentase
≤ 500.000 -
500.000 – 1.499.999
2 2,5
1.500.000 – 2.499.999
54 65,0
2.500.000 – 3.499.999
16 19,3
3.500.000 – 4.499.999
11 13,2
4.500.000 – 5.499.999
- Jumlah
83 100,0
Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel di atas, dari 83 orang yang menjadi responden
terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang menjadi nasabah berdasarkan pendapatan adalah responden dengan tingkat pendapatan Rp. 1.500.000
– Rp. 2.499.999 yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 65,0 dari
jumlah keseluruhan responden. Selanjutnya diikuti oleh responden dengan tingkat pendapatan Rp. 2.500.000
– Rp. 3.499.999 yaitu sebanyak nasabah dengan tingkat persentase sebesar 19,3 . Sementara itu, responden dengan jumlah paling sedikit
berdasarkan pendapatan adalah responden dengan tingkat pendapatan Rp. 500.000-1.499.999 yaitu hanya sebanyak nasabah dengan tingkat persentase
sebesar 2,5 dari jumlah keseluruhan responden.
Tabel 4.7. Data Nasabah berddasarkan pernah tidaknya menjadi nasabah Bank
Konvensional
Pernyataan Frekuensi Persentase
Pernah menjadi nasabah Bank Konvensional 61
73,5 Tidak pernah menjadi nasabah Bank Konvensional
22 26,5
Jumlah 83
100,0 Sumber : Data Primer
Kemudian, dari 83 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebanyak responden atau sebesar 66,3 dari jumlah keseluruhan responden
menyatakan pernah menjadi nasabah Bank Konvensional, dan sisanya sebanyak responden atau sebesar 26,5 menyatakan tidak pernah menjadi nasabah Bank
Konvensional.
Tabel 4.8. Data nasabah berdasarkan masih atau tidak lagi menjadi nasabah Bank
Konvensional.
Pernyataan Frekuensi Persentase
Masih menjadi nasabah Bank Konvensional 55
66,3 Tidak lagi menjadi nasabah Bank
Konvensional 28
33,7
Jumlah 83
100,0 Sumber : Data Primer
Dari responden yang menyatakan pernah menjadi nasabah Bank Konvensional, sebanyak responden atau 66,3 menyatakan masih menjadi
nasabah Bank Konvensional, sedangkan sebanyak responden atau 33,7 menyatakan tidak lagi menjadi nasabah Bank Konvensional.
4.7. Analisis Statistik 4.7.1. Hasil Estimasi Model
Dalam mengestimasikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah
Medan, secara matematis model persamaannya dirumuskan sebagai berikut: Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dalam persamaan maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Y = 0.404579+ 0.360084X1 +0.229465X2 + 0.2099606X3
t-Statistik 4.345856 4.064770 3.589092 2.803614 R2
= 0.574368 F-Stat
= 35.53550 D-W Stat
= 1.428680 Dimana:
Tingkat Signifikansi pada = 10 Tingkat Signifikansi pada = 1
4.7.2. Interpretasi model
Berdasarkan hasil regresi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu tingkat Promosi X1, Nilai taksiran X2, dan Prosedur
pelayanan X3 terhadap Minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang Iskandar Muda medan sebagai berikut:
1. Faktor Promosi
Faktor Promosi berpengaruh Positif terhadap Minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang Iskandar
Muda medan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi tingkat harga yaitu sebesar 0.360084. Artinya setiap peningkatan harga sebesar 1 satuan maka akan
menaikkan Minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas sebesar 0.360084 satuan.
2. Faktor Nilai Taksiran
Faktor nilai taksiran barang berpengaruh positif terhadap Minat nasabah dalam produk qardh dengan gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang
Iskandar Muda Medan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi faktor lokasi yaitu sebesar 0.229465 Artinya setiap peningkatan faktor lokasi sebesar 1 satuan
maka akan menaikkan Minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas sebesar 0.229465 satuan.
3. Faktor Prosedur pelayanan
Faktor Prosedur pelayanan berpengaruh positif terhadap minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri cabang
Iskandar Muda medan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi faktor fasilitas yaitu sebesar 0.209960. Artinya setiap peningkatan faktor fasilitas sebesar 1
satuan maka akan menaikkan minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas sebesar 0.209960.
4.8. Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian a. Koefesien Determinasi R2
Berdasarkan hasil regresi program E-views dapat dilihat nilai R- square adalah sebesar 0.574368 yang berarti bahwa variabel X1 faktor Promosi,
X2 faktor nilai taksiran, X3 faktor Prosedur pelayanan secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan variasi tingkat Y Minat nasabah dalam produk
Qardh dengan Gadai emas sebesar 57.45 sedangkan sisanya sebesar 42.55 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.
b. Uji F-Statistik Uji Keseluruhan
Uji F- statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen Promosi, Nilai
taksiran, Prosedur pelyanan secara keseluruhan mampu mempengaruhi variabel dependen dalam hal ini Minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas.
Adapun cara pengambilan keputusan : • Ho diterima : jika F-hitung F-tabel artinya variabel independen secara
bersama- sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen. • Ha diterima : jika F-hitung F-tabel artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan, diperoleh nilai F-
hitung sebesar 35.53550 dimana: Derajat bebas pembilang V1 = n
– k – 1 = 83
– 4 – 1 = 78
Derajat bebas penyebut V2 = k - 1 = 4 - 1
= 3
Ho Ha diterima
diterima
4.043 35.535
Gambar 4.1 Kurva Uji
Dari tabel nilai kritis distribusi dengan tingkat signif ikansi 1 α = 0,01.
Melalui V1 dan V2 dapat diketahui bahwa F-tabel adalah sebesar 4.0431. Maka kriteria F- hitung F-tabel terpenuhi yakni 35.535 4.0431, yang berarti bahwa
ketiga variabel independen yakni Promosi X1, Nilai taksiran X2, dan Pelayanan X3 secara bersama
– sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen yakni minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas Y pada
tingkat kepercayaan 99.
4.9. Uji t Partial Test
Uji t dilakukan dengan memperbandingkan Nilai t-hitung dengan Nilai t-tabel. t-tabel dilihat dalam Tabel Distribusi t dengan derajat bebas degree
of freedom – df = n – k – 1.
Maka df = 83 – 4 – 1 = 78
• Variabel promosi X1
Hipotesis : Ho : b = 0
Ha : b ≠ 0 Koefisien Regresi Variabel promosi b1 bernilai Positif +, yaitu b1
= 0.360084 , maka digunakan kriteria Positif, yaitu dengan memperbandingkan
Nilai t-hitung dengan Nilai t- tabel, dengan kriteria : - H0 diterima apabila t-Hitung Nilai t-Tabel
- Ha diterima apabila t-Hitung Nilai t-Tabel Dari hasil regresi dan tabel distribusi t pada α = 10 0,1, dapat dilihat bahwa
nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 4.06477 2.6403. Dengan demikian Hipotesa alternatif Ha diterima. Artinya, Variabel Promosi X1
berpengaruh nyata terhadap Minat nasabah Y pada tingkat kepercayaan 99.
Ha diterima Ha diterima Ho diterima
- -2,6403
2,6403 4,06477 +
Gambar 4.2 Kurva Uji t Variabel promosi
• Variabel harga taksiran barang X2
Hipotesis : Ho : b = 0
Ha : b ≠ 0 Koefisien Regresi Variabel Nilai taksiran b2 bernilai positif +,
yaitu b2 = 0.229465, maka digunakan kriteria positif, yaitu dengan
memperbandingkan Nilai t-hitung dengan Nilai t-tabel, dengan kriteria : - H0 diterima apabila Nilai t-Hitung Nilai t-Tabel
- Ha diterima apabila Nilai t-Hitung Nilai t-Tabel Dari hasil regres
i dan tabel distribusi t pada α = 1 0,01, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 3,58909 2,6403.
Dengan demikian Hipotesa Alternatif Ha diterima. Artinya, Variabel nilai taksiran X2 berpengaruh nyata terhadap minat nasabah Y pada tingkat
kepercayaan 99. Ha diterima Ha diterima
Ho diterima
- -2,6403
2,6403 3,589 +
Gambar 4.3 Kurva Uji t Variabel nilai taksiran
• Variabel Prosedur pencairan pinjaman X3
Hipotesis : Ho : b = 0
Ha : b ≠ 0 Koefisien Regresi Variabel Pelayanan b3 bernilai Positif +, yaitu
b3 = 0,20996, maka digunakan kriteria Positif, yaitu dengan memperbandingkan
Nilai t-hitung dengan Nilai t- tabel, dengan kriteria : - H0 diterima apabila t-Hitung Nilai t-Tabel
- Ha diterima apabila t-Hitung Nilai t-Tabel Dari hasil regresi dan tabel distribusi t pada α = 10 0,1, dapat
dilihat bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel, yaitu 2,8036 2,6403. Dengan demikian Hipotesa Alternatif Ha diterima. Artinya, Variabel Prosedur
pelayanan X3 berpengaruh nyata terhadap minat nasabah Y pada tingkat kepercayaan 99.
Ha diterima Ha diterima Ho diterima
- -2,8036 -2,6403
2,6403 2,8036 +
Gambar 4.4 Kurva Uji t Variabel Pelayanan
4.10.. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.10.1. Uji Normalitas
Normalitas data merupakan salah satu asumsi yang diperlukan dalam regresi linier ganda.Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
residual dari data berdistribusi normal atau tidak.Pada penelitian ini, untuk
menguji normalitas data digunakan Jarque-Bera. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai probabilitas Jarque-Bera JB test
α = 5, maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian Jarque-Bera Test menggunakan
pengolahan eviews :
Tabel 4.3.4.2 Hasil Uji
Jarque-Bera Nilai
Jarque-Bera Probabilitas Kesimpulan
9.032478 0,010930
Tidak Normal Berdasarkan hasil pada tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,010930 α 0,05 yang berarti model empiris yang digunakan mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi tidak
normal.
4.10.2. Heterokedastisitas