21
I.10 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5. Kerangka Teori
6. Kerangka Konsep
7. Model Teoritis
8. Operasional Variabel
9. Defenisi Operasioanl
10. Hipotesa
11. Metode Penelitian
12. Sistematika Penulisan
BAB II URAIAN TEORITIS
1. Komunikasi
2. Majalah Sebagai Komunikasi Massa
3. Teori Uses and Gratification
4. Majalah Kover
5. Opini Publik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Deskriptif Lokasi Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
22
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Tabel Tunggal
2. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
II.1.1 Pengertian Komunikasi
Setiap orang selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi yang efektif dengan lawan bicaranya. Di dalam kehidupan setiap orang selalu dihiasi
dengan kegiatan berkomunikasi. Di mulai ketika bangun dari tidur hingga sampai pada saat akan tidur lagi. Bahkan tanpa disadari, ketika tidur pun
komunikasi dapat terjadi. Dengan kata lain komunikasi dimana-mana, dan memenuhi hampir seluruh waktu seseorang.
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berusaha untuk menjalin hubungan dengan manusia lain. Berdasarkan paradigm Laswell, komunikasi
adalah prosespenyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.
Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Komunikasi merupakan satu bentuk tingkah laku, apabila seseorang berkomunikasi yang bersangkutan bukan merespon informasi yang sampai
kepadanya, tetapi apabila seseorang berkomunikasi ia berusaha untuk mencari informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapinya agar ia mempunyai gambaran yang lebih tepat tentang situasi lingkungan yang perlu dihadapinya.
Universitas Sumatera Utara
24
Dalam pengertian paradigma, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, teltevisi, film maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya.
II.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan,
media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi.
Adapun unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut: 1.
Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai,
organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahas Inggrisnya disebut source atau sender.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa
Universitas Sumatera Utara
25
Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.
3. Media
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa
pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi
pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan
sebagai media komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, tabloid, buku, brosur, stiker, buletin,
poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, audio cassette dan sebagainya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau Negara. Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu
pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam
Universitas Sumatera Utara
26
masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau media.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh
ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan. 6.
Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski
pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan
untukmenyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh
sumber. 7.
Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang
dapatmempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empatmacam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan
psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik
misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan karena faktor
Universitas Sumatera Utara
27
jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti teltepon, kantor pos atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa,
kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya
menghindari kriotik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi waktu
menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya
musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.
Jadi setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh insur itu saling bergantung satu sama
lainnya.
II.2 Komunikasi Massa dan Media Cetak
II.2.1 Komunikasi Massa
II.2.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa yang menyampaikan informasi, ide, gagasan kepada komunikasn yang jumlahnya
banyak dan menggunakan media. Aneka pesan melalui sejumlah media massa dengan menyajikan beragam peristiwa baik itu yang sifatnya sederhana
Universitas Sumatera Utara
28
menunjukkan bahwa komunikasi massa telah menjadi bagian kehidupan manusia.
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga
kepadakhalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti surat kabar, majalah, tabloid, televisi, dan radio. Defenisi lainnya,
komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa memiliki faktor utama
yaitu menggunakan alat bantu media yang meliputi media elektronik ataupun non elektronik.
Jenis-Jenis Media Massa 1. Media Massa Cetak Printed Media. Media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi a koran atau suratkabar ukuran kertas broadsheet atau
12 plano, b tabloid 12 broadsheet, c majalah 12 tabloid atau kertas ukuran foliokwarto, d buku 12 majalah, e newsletter foliokwarto,
jumlah halaman lazimnya 4-8, dan f buletin 12 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8. Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis
tulisan: berita, opini, dan feature. 2. Media Massa Elektronik Electronic Media. Jenis media massa yang isinya
disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Media Online Online Media, Cybermedia, yakni media massa yang dapat kita temukan di internet situs web.
Komunikasi massa diartikan juga sebagai proses penyebaran pesan denganmenggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni
sejumlah orang yang tidak tampak oleh si pengirim pesan. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick
Onong: 1994;29 terdiri atas:
Surveillance pengawasan. Fungsi pengawasan ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu pengawasan peringatan warning or beware surveillance dan
pengawasan instrumental instrumental surveillance. Pengawasan di sini mengacu kepada peranan berita dan informasi dari media massa. Para pekerja
media, mengumpulkan informasi dan menyebarkannya dalam bentuk berita melalui media ke seluruh khalayak di dunia.
Interpretation Penasiran. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan
data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Fungsi interpretasi ini tidak selalu dalam bentuk tulisan.
Linkage keterkaitan. Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur
yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.
Transmission of values penyebaran nilai. Media massa dianggap sebagai
sosialisasi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa
menyajikan penggambaran masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
30
Entertainment hiburan. Fungsi ini dapat kita temui diberbagai acara
televisi, dimana sebahagian besar programnya bersifat menghibur to entertain.
II.2.1.2 Elemen Komunikasi Massa
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain:
komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan saluran dan semantic, gatekeeper, pengatur dan filter.
Komunikator. Komunikator di sini meliputi jaringan, media lokal,
direktur, staf redaksi dan teknis yang berkaitan dengan sebuah pemberitaan di sebuah media cetak seperti tabloid. Jadi komunikator adalah gabungan dari
berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
Isi. Isi media setidak-tidaknya bisa dibago ke dalam lima kategori yakni; 1 berita dan informasi, 2analisis dan interpretasi, 3pendidikan dan
sosialisasi, 4hubungan masyarakat dan persuasi, 5iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6hiburan.
Audience. Dalam komunikasi massa, audience yang dimaksud tentunya
beragam. Masing-masing audience berbeda satu dan lainnya namun memungkinkan untuk dapat memberikan reaksi yang sama terhadap pesan
yang diterima.
Umpan balik. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumberkomunikator setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu
sebelumdikirimkan. Umpan balik yang terbentuk dalam proses komunikasi
Universitas Sumatera Utara
31
biasanya tidak terjadi secara langsung, karena komunikator dan komunikan tidak melakukan kontak secara langsung.
Gangguan saluran dan semantik. Gangguan pada saluran komunikasi
massa selain berasal dari dalam saluran dapat disebabkan juga dari luar. Gangguan dari dalam misalnya pada saat membaca iklan di media cetak, ada
ejaan yang salah, dan menafsirkan maksud pesan secara salah pula. Gangguan dari fakor luar misalnya kesibukan pembaca media cetak yang tidak dapat
sepenuhnya menikmati bahan bacaannya. Sedangkan gangguan semantik sifatnya lebih kompleks dan rumit, karena gangguan ini berkaitan dengan
bahasa. Hal-hal seperti ini tidak mungkin dihindari, namun dapat diminimalkan dengan pemilihan bahasa yang lebih sederhana atau yang dapat dimengerti oleh
semua pihak yang menonton tayangan tersebut.
Gatekeeper. Seorang gatekeeper orang yang bertugas untuk mempengaruhi informasi dalam media massa mempunyai fungsi sebagai
berikut: 1 menyiarkan informasi; 2 membatasi informasi yang diterima dengan mengedit informasi sebelum disebarkan; 3 memperluas kuantitas
informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; 4 menginterpretasikan informasi.
Pengatur. Dalam media massa, pengatur adalah mereka yang secara tidak
langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini berasal dari luar media massa namun mereka tetap bisa memutuskan kebijakan
redaksional.
Filter. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata dimana audience bisa melihat dunia. Ini berate dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari
Universitas Sumatera Utara
32
bingkai tersebut. Filter boleh dikatakan sebagai kerangka fikir melalui mana audience menerima pesan.
II.2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan dengan bentuk
komunikasi lainnya. Perbedaan yang paling mudah dicermati ialah dalam proses komunikasi massa, diperlukannya alat bantu yang mendukung
terciptanya komunikasi efektif. Menurut Ardianto dkk 2004:125, karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
Komunikator terlembaga. Komunikasi massa menggunakan media massa
baik itu media elektronik ataupun cetak. Disini dapat dilihat bahwa sifat komunikatornya terlembaga, yaitu bergerak dalam organisasi yang kompleks
dan segala informasi yang diberikan terikat oleh sistem yang ada.
Pesan bersifat umum. Komunikasi massa bersifat terbuka, dimana pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang bukan untuk sekelompok
orang. Pesan itu sendiri dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa dapat dimuat dalam media massa.
Komunikannya anonym dan heterogen. Proses komunikasi ini
menggunakan alat bantu media dan tidak dilakukan secara tatap muka. Karena itu komunikator tidak mengenal siapa komunikannya. Selain itu,
komunikannya merupakan masyarakat yang tidak dikelompokkan. Komunikannya dapat berasal dari lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis
kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, agama dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
33
Media massa menimbulkan keserempakan. Sasaran atau khalayak yang
dicapai dalam komunikasi massa relative banyak dan tidak terbatas. Pada saat yang bersamaan komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Hal paling mudah dilihat adalah ketika sejumlah orang menonton film di bioskop. Secara bersamaan mereka menerima pesan yang disampaikan
melalui film tersebut.
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Setiap komunikasi melibatkanunsur isi dan hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa yang
utama adalah isi, dimana pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan
digunakan.
Komunikasi massa bersifat satu arah. Karakteristik ini merupakan kelemahan dari proses komunikasi massa. Komunikatior tiodak dapat
melakukan kontak langsung dengan komunikan. Sekalipun kedua belah pihak aktif dalam proses komunikasi tersebut, namun keduanya tidak melakukan
dialog langsung, dimana respons dan feedback tidak dapat diterima saat itu juga.
Simulasi alat indra “terbatas”. Dalam proses komunikasi massa, stimulasi
alat indra bergantung pada jenis media massa itu sendiri. Pada media cetak, khalayaknya menggunakan indra penglihatan. Pada radio siaran, khalayak
menggunakan indra pendengaran. Sedangkan pada media cetak, khalayak menggunakan indra penglihatan.
Umpan balik tertunda delayed. Efektifitas komunikasi seringkali dapat
dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Karena pesanb
Universitas Sumatera Utara
34
disampaikan melalui media massa, dimana komunikan tidak bertatap muka dengan komunikatornya maka feedback tidak dapat langsung diterima
komunikator. Feedback dapat dilihat ketika komunikan melakukan tindakan atas dasar pesan yang diterimanya. Misalnya saja, karena membaca sebuah
rubrik di tabloid, seseorang pembaca tergerak untuk mengikuti tren atau topik mode yang dibacanya dalam rubrik tersebut.
II.2.2 Media Cetak dan Tabloid
Media Massa Mass Media adalah channel, mediamedium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa,
yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak channel of mass communication. Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari
komunikasi melalui media massa communicate with media. Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah,
radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media Lima Besar Media Massa, juga internet cybermedia, media online.
Salah satu pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy, menyebutkan pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar,
majalah mingguan, tabloid, dan sebagainya Effendy,1993:90. Berarti tabloid merupakan salah satu alat komunikasi massa dalam media cetak.
Effendy menyatakan ciri-ciri surat kabar yang diantaranya secara tidak langsung menyebutkan ciri dari tabloid, penerbitnya yang sifatnya
Universitas Sumatera Utara
35
khusus tidak termasuk surat kabar, misalnya tabloid politik, agama, dsb. Effendy, 1993:91.
Ada ahli yang memaparkan definisi dari tabloib yaitu, Kurniawan Juanaedhie. Dalam bukunya Ensiklopedi Pers Indonesia, memberikan
pengertian Tabloid. Secara singkat tabloid adalah suratkabar yang terbit dengan ukuran setengah dari ukuran surat kabar biasa. Junaedhie,
1991:260. Umumnya disajikan dengan gaya jurnalistik khas. Dikalangan pers barat, tabloid juga sering diartikan sebagai berita berita seputar seks,
kriminal, dan key hole atau berita berita seputar dapur dan kamar tidur orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan umum.
Tabloid pertama kali muncul di Amerika pada tahun 1920-an, pada masa kejayaannya karena yang isinya yang sensasional, pihak gereja
sempat melarang jemaatnya untuk membaca tabloid, yang terkenal antara lainnya New York House. Di Inggris terkenal Bild Zeitung dengan
mingguannya Bild and Sontantaj. Di Inggris terkenal dengan nama The Sun and The People. Di Indonesia tabloid lebih diartikan pada pengertian
ukuran dan format bukan dalam pengertian pers barat Junaedhie, 1993:260. Sejak tahun 1940-an, banyak surat kabar di Indonesia terbit
dalam ukuran tabloid. Tabloid yang pertama populer di Indonesia adalah Mutiara yang diterbitkan oleh kelompok Sinar Harapan pada tahun 1964.
Tetapi tabloid yang pertama populer di Indonesia dan bertiras hampir 500.000 eksemplar adalah Monitor. Keberhasilan tabloid yang lahir pada
Universitas Sumatera Utara
36
tahun 1987 ini, telah memicu surat kabar lain yang merubah ukuran dan formatnya menjadi tabloid.
Tabloid identik dengan ukurannya yang biasanya mengikuti ukuran umum, yaitu 29 cm x 42 cm. Sedangkan jumlah kelipatannya harus
kelipatan 4. Bisa 12, 18, 32, 40 atau 64.Tabloid di definisikan sebagai surat kabar ukuran kecil setengah dr ukuran surat kabar biasa yg banyak
memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum; surat kabar sensasi; surat kabar kuning; 2 tulisan dl bentuk ringkas dan
padat tentang kritik, paparan, dsb. Tabloid sebenarnya adalah istilah suatu format surat kabar yang lebih
kecil 597 mm × 375 mm dari ukuran standar koran harian. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian bisa
mingguan, dwimingguan, dan sebagainya, yang terfokus pada hal-hal yang lebih tidak serius, terutama masalah pesohor, olahraga,
kriminalitas, dan lain-lain. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar harian seperti Republika dan Koran Tempo
telah pula mulai menggunakan format tabloid.
II.3 Teori
Uses and Gratification
Herbert Blumler dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications ini dikenalkan pada
tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications
milik Blumler dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media
Universitas Sumatera Utara
37
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam
proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya,
teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Model uses and gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi khususnya media massa tidak mempunyai kekuatan
mempengaruhi khalayak. Inti teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif
tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya,
media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif Kriyantono: 2008.
Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang what media do to people, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan
orang terhadap media what people do to media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komunikasi massa berguna utility; bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif
intentionality; bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity; dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala
stubborn karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang
Universitas Sumatera Utara
38
didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai Rakhmat: 2004.
Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz, Blumler dan Gurevitch Kriyanto: 2008
adalah: 1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah
bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada
perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang
diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Untuk lebih jelasnya teori uses and gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini Rakhmat: 2004.
Universitas Sumatera Utara
39
Sumber : Model Uses Gratifications Kriyantono, 2008:208
II.3.1 Gratification Sought dan Gratification Obtained
Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky
University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan
media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep
yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan
kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification sought dan gratification
obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang
merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values nilai pengharapan Kriyantono: 2008.
Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu radio, tv atau
Anteseden → Motif→ Penggunaan media→
Efek
• Variabel individual
• Kognitif • Hubungan
• Kepuasan • Variabel
lingkungan • Diversi
• Macam isi • Pengetahuan
• Personal identity
• Hubungan dengan isi
• Depenensi
Universitas Sumatera Utara
40
koran. Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan
yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu menurut Palmgreen Kriyantono: 2008.
Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui
kesenjangan kepuasan gratifications discrepancy dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought
dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu. Dalam hal menyangkut gratification sought dianggap tidak ada
perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-
harapan audience yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Sedangkan gratification obtained
adalah preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu dengan yang
lainnya. Levy dan Windahl Kardiman: 1993 dalam studinya menyatakan
bahwa gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada
saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara
aktivitas dengan motif penggunaan media. Terutama yang menonjol
Universitas Sumatera Utara
41
adalah motif news watching berkorelasi dengan tingkat aktivitas khalayak. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut Severin
dan Tankard: 2005: 1. Informasi surveillance yaitu informasi mengenai hal-hal yang
mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu meliputi:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Mencari tambahan pengetahuan.
e. Belajar, pendidikan diri sendiri. 2. Identitas pribadi personal identity yaitu penguatan nilai atau penambah
keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya meliputi: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
b. Menemukan dan meniru perilaku yang berkaitan dengan tindakan atau mode tertentu.
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media untuk memuaskan egonya dengan menambah peranan yang memuaskan konsep
dirinya.
Universitas Sumatera Utara
42
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Hubungan personal personal relationship yaitu manfaat sosial
informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan, meliputi:
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan empati sosial.
b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c. Menemukan bahan pembicaraan dan interaksi sosial. d. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,
teman dan masyarakat. 4. Pengalihan diversion yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah;
pelepasan emosi, meliputi: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologi
individu membutuhkan penyelesaian. b. Bersantai.
c. Mengisi waktu luang. d. Penyaluran emosi.
Selanjutnya, motif-motif ini akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif
individu terhadap jenis isi media. Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan
yang berbeda-beda pula.
Universitas Sumatera Utara
43
II.4 Kepuasan
Kepuasan menurut Kotler 1997:40 adalah “perasaan senang atau keewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang
dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon seseorang terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktua;l
yang dirasakannya setelah pemakaian”. Kepuasan adalah “1 keadaan senang dan sejahtera sisebabkan karena
orang telah memuaskan satu tujuan atau sasaran, 2 suatu perasaan yang menyertai seseorang setelah ia memuaskan rasa lapar atau satu motif”
Kartono, 1981:443. Menurut Philips L. Harriman 1995:238 kepuasan adalahg “sesuatu yang
timbul dari suatu tanggapan, sehingga mendorong untuk mengulanginya”. Jadi yang dimaksud kepuasan di sini adalah kepuasan yang berhubungan dengan
media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayak, yang di dalam hal ini lebih ditekankan kepada khalayak yang telah menerima hiburan pada satu media
massa tersebut”. Kepuasan menurut Sofyan Rizal adalah “Keadaan dimana tingkat
harapan terhadap sesuatu sama dengan kenyataan, atau gamblangnya, keadaan dimana harapan sesuai dengan kenyataan”. Dengan kata lain dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan dapat diartikan sebagai respon khalayak karena kebutuhannya telah terpenuhi atau sesuai dnegan apa
yang diharapkannya.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel
berkaitan dengan variabel lain. Dalam hal ini adalah rubrik Detak Kota di Tabloid Aplaus dengan kepuasan lifestyle mahasiswa FISIP USU. Metode ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
III.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus USU tepatnya di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang berada di jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013.
III.2.2 Universitas Sumatera Utara III.2.2.1 Sejarah Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara USU adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu
universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa.USU juga adalah universitas pertama di Pulau Sumatera yang
mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni
1952.Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20
Universitas Sumatera Utara
45
Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di
Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung
oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut:
Abdul Hakim sebagai Ketua
Dr. T. Mansoer sebagai wakil ketua
Dr. Soemarsono sebagai Sekretaris sekaligus Bendahara
Ir. R. S. Danunagoro, Dr. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum
Anggota. Sebenarnya keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah
mulai sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu.Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang
terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran.Setelah kemerdekaan Indonesia,
pemerintah mengangkat Dr. Mohd.Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia.Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash tahun 1947.Gubernur Abdul
Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat diseluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari
Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
46
Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet.
Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa
Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran dijalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang
wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat 1954, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1956, dan Fakultas
Pertanian 1956. Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU
yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001.Kemudian atas usul beberapa anggota Senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali.Senat universitas
akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU.
Pada tahun 1959, dibuka FAkultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja Banda Aceh yang diresmikan secara meriah oleh presiden
RI. Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan 1960. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua
fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi 1961, Fakultas Sastra 1965, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam 1965, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1980, Sekolah Pascasarjana 1992, Fakultas Kesehatan Masyarakat 1993, dan Fakultas Farmasi 2007.
Universitas Sumatera Utara
47
Saat ini, USU mengelola lebih dari seratus program studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan tinggi, yang tercakup dalam sepuluh fakultas dan satu
program pascasarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu
Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah
menjadi Universitas Negeri Medan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Politeknik Negeri Medan dari Politeknik USU.
Pada tahun 2003, USU berubah status dari Perguruan Tinggi Negeri PTN menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara BHMN.Perubahan
status USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status Universitas Indonesia UI, Univeristas Gajah
Mada UGM, Institut Teknologi Bandung ITB, dan Institut Pertanian Bogor IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI 2004 dan
UNAIR 2006. III.2.2.2 Profil Universitas Sumatera Utara
A. Program Studi USU
USU memiliki 13 fakultas, yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, dan Pascasarjana. Jumlah program
studi sebanyak 101, terdiri dari 8 tingkat doctoral, 28 magister, 15 spesialis, 5 profesi, 50 sarjana, dan 15 diploma.
Universitas Sumatera Utara
48
B. Keunggulan Kompetitif
USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.680 orang dosen, 78
diantaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 105.000 alumni yang tersebar di
seluruh pelosok tanah air.Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sector kerja, baik di pemerintahan maupun swasta.
Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing
terutama yang berasal dari Malaysia.Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak berbagai kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat.Program studi Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang music-musik di Sumatera.Fakultas Hukum dan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan.
III.2.2.3 Organisasi Universitas Sumatera Utara a.
Struktur Struktur orgaisasi USU sebagai PT BHMN terdiri dari:
• Majelis Wali Amanat MWA, Dewan Audit, Unit Usaha Komersial, Senat Akademik, Pimpinan Universitas Rektor dan Pembantu
Rektor, Dewan Guru Besar DGB, Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal, dan Satuan Penjamin Mutu Organisasi sentral;
• Fakultas, Sekolah Pascasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat unsur pelaksana akademik;
Universitas Sumatera Utara
49
• Boro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan, Biro Kemahasiswaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama,
dan Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset unsur pelaksana administratif;
• Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan, Unit Usaha NonKomersial, dan Unit PEngadaan unsur
penunjang b.
Visi dan Misi • Visi
University for Industry • Misi
1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik
dan professional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi,
seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.
c. Tujuan
1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat
dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta modernisasi cara pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
50
2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi
dan senibudaya serta kemanusiaan. 3.
Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjamin mutu yang handal.
4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien, dan
demokratis. 5.
Mewujudkan lingkungan pengajaran dan mpembelajaran yang kondusif.
6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar
departemenprogram studi. 7.
Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerja samakemitraan dalam usaha ventura.
8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk
pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.
9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus
kepada pembelajaran sesuai kebutuhan. III.2.4 FISIP USU
III.2.4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP didirikan atas prakarsa
beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
pada tahun 1979.Proposal pendiriannya disusun oleh Drs. M Adhan Nasution, Asma Afan, MPA, Dr.
Universitas Sumatera Utara
51
Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU, kemudian memperjuangkan proposal tersebut sehingga didirikan FISIP
sebagai fakultas kesembilan di lingkungan USU. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu
pengetahuan masyarakat di FH USU dengan ketua jurusan Dr. M. Adhan Nasution yang diangkat berdasarkan surat keputusan Rektor USU No.
1181PT05C.80 tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 19801981 melalui ujian SIPENMARU dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang.Kuliah perdana dimulai 18 Agustus 1980 oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH. Perkuliahan selanjutnya
dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun jurusan ilmu pengetahuan masyarakat adalah salah satu
jurusan di FH USU, namu kegiatan perkuliahan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di fakultas tersebut.Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah
satu ruangan BAAK USU sekarang fakultas sastra USU.Kemudian pada tanggal 7 April 1983 dipindahkan ke gedung Biro Rakyat sekarang gedung
pusat komputer. Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat yang merupakan “embrio” FISIP
USU terus mengalami perkembangan. Dua tahun sejak peresmiannya yakni tanggal 7 September 1982, keluarlah surat keputusan Presiden RI No. 36
Tahun 1982 yang sebagai fakultas keseimbangan di USU. Dengan demikian jurusan ilmu pengetahuan masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.
Kemudian pada tahun 1983, dengan SK menteri pendidikan dan kebudayaan RI No. 77121IC83, diangkat Drs. M Adhan Nasution menjadi
Universitas Sumatera Utara
52
dekan pertama FISIP USU periode 1983-1986. Pembantu Dekan Pudek I adalah Dra.Arnita Zainuddin, Pudek II Drs Haniful Chair, sementara Pudek III
adalah Drs Arifin Siregar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
No. 0535083 tentang jenis dan jumlah pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima
jurusan dengan urutan sebagai berikut: 1.
Jurusan Ilmu Administrasi 2.
Jurusan Ilmu Komunikasi 3.
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4.
Jurusan Sosiologi 5.
Jurusan Antropologi Dalam proses pengembangan FISIP, kelima jurusan tersebut tidak dibuka
sekaligus, tetapi secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai
dengan disiplin ilmu yang dikembangkan untuk menindaklanjuti SK Menteri No. 0535083, maka dibuka dua jurusan, yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
Pada tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di jalan Dr. A
Sofyan No. 1 pada tahun 19841985, kedua jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi menghasilkan sarjana S1 sebanyak 10 orang 7 sarjana Ilmu
Universitas Sumatera Utara
53
Administrasi dan 3 sarjana Ilmu Komunikasi. Pelantikannya dilakukan pada tanggal 8 Maret 1985 di gedung Perkuliahan FISIP USU.
Dalam perkembangan selanjutnya dibuka jurusan kesejahteraan masyarakat sosial yakni pada tahun 19851986. Pada tahun yang sama jurusan
Antropologi Sastra USU dipindah ke FISIP USU sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar dijurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU.
Selanjutnya pada tahun akademik 19861987, dibukalah jurusan baru yaitu Sosiologi.
Tahun 19851986, tenaga pengajar tetap FISIP USU masih berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 staff pengajar tetap dan 10 orang lagi sebagai calon
pegawai negeri, selebihnya merupakan staff pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di propinsi Sumut, Kakanwil
Departemen Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medan dan staff pengajar yang berada di lingkungan USU.
Setelah berakhirnya periode dekan yang pertama, Prof. M Adhan Nasution kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU periode kedua
berdasarkan SK MENDIKBUD No. 79511A2.1.21986 tanggal 23 Oktober 1986, dengan susunan Pudek I Dra. Nurhaina Burhan, Pudek II Drs. Armyn
Sipahutar dan Pudek II Dra. Irmawati. Periode berikutnya 1990-1993, diangkat Prof. Asma Affan, MPA
sebagai Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 20208A.212C1990 tanggal 14 Maret 1990, dengan susunan Pudek I Dra.
Nurwida Nuru, Pudek II Dra. Irmawati dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara.
Universitas Sumatera Utara
54
Pada tahun akademik 1995-1996, FISIP USU bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak membuka program Diploma 1 D1 dan program
Diploma III DIII. Namun setelaj melahirkan alumni berjumlah 153 orang, program D1 Administrasi Perpajakan tidak lagi menerima mahasiswa baru
tahun ajaran 20002001. Periode 1996-1999, Drs Amru Nasution diangkat kembali menjadi Dekan
FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 51141A.2.1KP96 tanggal 23 September 1996 dengan susunan Pudek I Dra. Nurwida Nuru, Pudek II Drs.
Subilhar MA, dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara. Sementara untuk periode 1999-2003, jabatan Dekan FISIP USU
dipegang oleh Drs. Subilhar MA, yang diangkat berdasarkan SK Rektor No. 1998J05SKKP1999 tanggal 9 Desember 1999. Adapun susunan Pembantu
Dekan ditetapkan dengan SK Rektor No. 69J05SKKP2001 tanggal 2 Februari 2001 sebagai berikut: Pudek I Suwardi Lubis, Pudek II Mukti
Sitompul MSi, dan Pudek III Drs. R. Hamdani Harahap MSi. Pada tahun akademik 20012002 FISIP USU membuka program studi Ilmu Politik
berdasarkan SK No. 616J0SKPP2002 dan telah menerima mahasiswa yang berjumlah 60 orang.
Sejak mulai berdirinya hingga tanggal 27 April 2002, FISIP USU telah menghasilkan 2996 orang sarjana dengan rincian: alumni jurusan administrasi
1265 orang. Jurusan Ilmu Komunikasi 593 orang. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 449 Orang. Jurusan Sosiologi 317 orang dan Ilmu Antropologi 317
orang.
Universitas Sumatera Utara
55
III.2.4.2 Visi, Misi, Tujuan, Fungsi dan Tugas FISIP USU a.
Visi Visi yang diemban oleh FISIP USU adalah menjadi pusat
pendidikan dan rujukan dalam bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Asia Tenggara
b. Misi
Misi yang diemban oleh FISIP USU adalah menghasilkan alumni- alumni yang mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset
dan studi-studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. c.
Tujuan 1.
Menciptakan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki akademika dan profesionalitas yang mampu menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertasi budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan
Negara, serta sesama manusia sesuai dengan falsafah 2.
Mengembangkan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan memperkaya khasanah kebudayaan nasional sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
d. Fungsi
1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran’
2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan
kebudayaan, khususnya bidang ilmu sosial 3.
Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
56
4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif
e. Tugas
FISIP USU bertugas menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas, dengan berpedoman pada:
1. Tujuan pendidikan nasional
2. Kaedah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan,
dan prakarsa kepribadian. III.2.5 Deskriptif Rubrik Detak Kota di Tabloid Aplaus
III.2.5.1 Sejarah Singkat Berdirinya Aplaus the Lifestyle
Aplaus the Lifestyle adalah salah satu majalah anak muda terbesar di Medan.Aplaus the Lifestyle terbit pertama kali pada 16 Agustus 2005.Awal
mula terbit merupakan sisipan Harian Analisa yang memiliki oplah terbesar di Sumatera Utara.Bentuk fisik Aplaus the Lifestyle pertama kali adalah
berbentuk tabloid.Dahulu, Aplaus the Lifestyle hadir dengan dua versi, yakni Aplaus Family and Lifestyle.Keadaan tersebut berlangsung selama setahun.
Dan tabloid ini merupakan perwujudan Master Supandi Kusuma, Pemilik dan Pemimpin Umum Harian Analisa dan Medan Bisnis untuk mengembangkan
trend lifestyle di Kota Medan. “Sebenarnya, saat mendirikan media ini, kami para pendahulu tidak punya banyak pengalaman tentang media.Ini adalah misi
Master Supandi Kusuma.Namun, atas keinginan keras kami dan berkat bantuan beberapa senior di Harian Analisa, maka kami terus berjuang mempertahankan
dan membesarkan media ini hingga sekarang,” ujar Darwis Taniwan, Executive General Manager dan Pemimpin Redaksi Aplaus the Lifestyle.
Universitas Sumatera Utara
57
Beberapa tahun kemudian, Aplaus the Lifestyle kembali berinovasi dengan kreatif.Tepatnya pada edisi ke-100 yang diterbitkan pada 6 Juni 2009,
Aplaus the Lifestyle melakukan perubahan logo dan melirik pangsa pasar yang lebih spesifik dengan membatasi segmentasi pembaca yakni berusia 18 – 24
tahun. Tidak hanya perubahan pada target pemasaran, strategi branding dan redaksional juga mengalami pembenahan guna menyajikan konten yang lebih
berkualitas dan tepat sasaran. Untuk semakin mengibarkan sayap dalam memimpin pasar di Sumut, PT. Aplaus Duta Kreasi lantas membentuk divisi
marketing communication dan concert organizing yang kemudian dikenal dengan nama Aplaus Entertainment.
Bertepatan dengan momen ulang tahun yang ke 5, Aplaus the Lifestyle kembali berinovasidengan memermak diri ke format majalah yang lebih reader
– friendly dengan tampilan fisik setebal 48 halaman.Tak hanya itu, Aplaus the Lifestyle juga terbit Mingguan yakni tiap Jumat. Perubahan ini juga diikuti
dengan perubahan tagline yang dulunya berbunyi :Commercing dan Leading the Lifestyle in Medan berubah menjadi Where the Youngsters Refer To. Hal ini
dilakukan demi mempertajam posisi Aplaus sebagai referensi anak muda lokal yang cerdas smart, berjiwa muda youthful, inovatif, selalu mengikuti
perkembangan teranyar update dan dengan supel menempatkan diri di lingkungan sosiak yang lebih luas.
Visi
Menjadi referensi gaya hidup yang terdepan dan terkemuka dalam menciptakan inovasi dan inspirasi baru di Indonesia, khususnya Sumatera
Utara
Universitas Sumatera Utara
58
Misi
Menyajikan keseluruhan informasi dan desain yang terkini, dinamis dan berwawasan luas tentang gaya hidup anak muda dalam kemasan media cetak
dan wadah penyampai aspirasi lainnya yang interaktif. Rubrikasi
Dalam hal keredaksian, majalah Aplaus the Lifestyle terdiri dari rubrik : 1.
Detak Kota : Rubrik yang menggambarkan hal-hal terbaru dan happening mulai dari event, tempat hangout terbaru, komunitas, trend, dan
profil talent-talent Kota Medan. 2.
Gaya : Membahas dan memberikan referensi seputar perilaku gaya hidup sehari-hari mulai dari fashion, gadget, teknologi, kecantikan, dan
lainnya. 3.
Intermeso : Rubrik yang membahas dunia hiburan seperti film, album musik terbaru, buku, info terbaru selebritisInternasional, dan wawancara
eksklusif selebritis nasional. 4.
Focus : berisi artikel-artikel utama dengan topik dan infografis seputarurban lifestyle, gaya, seni, wisata, trend terbaru, dan tema menarik
lainnya. Disini konten dibuat lebih berbobot, informatif, dan aplikatif. 5.
Jeda : Konten dengan rubrikasi yang ringan seperti tips asmara, tips ringkas yang biasa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dan ada juga
yang membahas seputar dunia kesehatan, dan inspirasi bisnis kreatif anak muda. Di sini juga dicantumkan comic strip Papermint dan Joni oh Joni plus
Kuis Nensi.
Universitas Sumatera Utara
59
Pada tahun ketiga setelah Aplaus the Lifestyle terbit, maka divisi kreatif majalah Aplaus the Lifestyle pun membuat akun Facebook. Pertama
sekali Aplaus the Lifestyle masih menggunakan profil Facebook untuk menarik pembacanya. Namun, di tahun keempat beralih menjadi fan
pageAplaus the Lifestyle. “Sewaktu kami tahu bahwa social media mendukung, disitulah kami mulai meciptakan image,” ujar Darwis.Dia juga
menambahkan kalau Aplaus the Lifestyle hanya ingin member informasi dan menciptakan loyalitas kepada para pembacanya.“Kami benar-benar
meningkatkan image daripada penjualan,” lanjut Darwis kemudian. Hingga kini, jumlah pengguna fan page Aplaus the Lifestyle tercatat .
Dan mayoritas topik yang dibahas seputar gaya hidup seperti tema majalah Aplaus the Lifestyle selanjutnya, perkembangan musik di lokal, nasional, dan
Internasional, info isu terkini, serta kuis berhadiah. Selain fan page, Aplaus the Lifestyle juga aktif dalam menggaet
pembacanya via Twitter yang sekarang juga sedang berkembang pesat. Hingga kini 29 Juni 2012 jumlah follower Aplaus the Lifestyle di Twitter meningkat
tajam. Tabloid Aplaus adalah salah satu media cetak lokal medan yang
ditujukan kepada anak muda berisi tentang informasi dan hiburan yang dibutuhkan oleh para remaja pada umumnya. Aplaus the Lifestyle adalah salah
satu majalah anak muda terbesar di Medan. Tabloid Aplaus yang berdiri sejak 16 Agustus 2005 lalu menyajikan bebrapa rubrik yang selalau ada setiap
edisinya seperti Detak Kota, Fokus, Gaya, Jeda dan Intermeso yang kemudian masing-masing rubrik besar tersebut di bagi menjadi beberapa sub kecil,
Universitas Sumatera Utara
60
seperti event, famous friends, support local talent, kongkow, hangout, setapak, bingkai, fashion notes, modis, style box, sex education, romansa, geli, bisnis,
music, star trap, blitz, show biz, entertainment dan popcorn. Tabloid yang terbit sekali dalam seminggu ini pun memiliki tagline
Aplaus The Lifestyle yang menggambarkan bahwa tabloid ini menjadi satu referensi bacaan bagi anak muda kota Medan. Tabloid Aplaus adalah tabloid
asli kota Medan. Sebagai tabloid anak muda, sangatlah wajar jika content yang dominan di dalamnya masih seputar lifestyle. Gosip artis dalam dan luar
negeri, dan anak muda kota Medan yang berprestasi di dalamnya. Tabloid Aplaus diperuntukkan bagi remaja, mahasiswa, serta fresh
graduate yang aktif.Tabloid Aplaus ini tebal per edisinya sekitar 48 halaman, yang terbit pada hari Jumat di setiap minggunya. Setiap tema yang digarap
dalam tabloid Aplaus, setiap kali terbit memiliki keunikan tersendiri sebab temanya selalu dikaitkan dengan kondisi anak muda lokal, dan sedikit
disisipkan diantara artikel selebritis dan fashion, dengan ini motivasi untuk menggali kreatifitas anak muda lokal kemungkinan juga akan meningkat.
Tabloid Aplaus juga menawarkan beragam kemudahan bagi pembacanya, terlebih bagi konsumen yang mau berlangganan dan memiliki Aplaus Id yang
mendapatkan fasilitas diskon belanja di toko tertentu, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembacanya.
Universitas Sumatera Utara
61
III.3 Populasi dan Sampel
III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang pernah membaca tabloid Aplaus The Lifestyle dan yang masih aktif menjalani masa perkuliahan. Populasi ini
diketahui setelah ada pra penelitian dari peneliti.
Populasi Mahasiswa FISIP USU
No Departemen
Jumlah 1
Administrasi Negara 387
2 Antropologi Sosial
208 3
Kesejahteraan Sosial 273
4 Ilmu Komunikasi
408 5
Ilmu Politik 267
6 Ilmu Administrasi Niaga
396 7
Sosiologi 255
Total 2194
Sumber : Bagian Pendidikan FISIP USU
Universitas Sumatera Utara
62
III.3.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan populasinya. David Nachmias dan Vhava Nachmias mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dikarakteristiknya tidak
berbeda dengan karakteristik populasi. Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat
kepercayaan 90, yakni sebagai berikut: N
n = Nd
2
+ 1
Keterangan: N = Jumlah Populasi
n = Sampel d
2
= Presisi digunakan 10 atau 0,1 Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:
2194 n =
21940,1
2
+ 1
n = 2194
22.94 n= 87.4 digenapkan menjadi 87
Jadi, sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 96 orang.
Universitas Sumatera Utara
63
Untuk mempermudah penyebaran kuesioner, peneliti membagi jumlah kuesioner ke 7 departemen jurusan di FISIP USU.
Untuk departemen Administrasi Negara di ambil sampel sebanyak: 96 x 387
n = 2194
n = 16,9 digenapkan menjadi 17 sampel
Untuk departemen Antropologi Sosial di ambil sampel sebanyak: 96 x 208
n = 2194
n = 9,1 digenapkan menjadi 9 sampel
Untuk departemen Kesejahteraan Sosial di ambil sampel sebanyak: 96 x 273
n = 2194
n = 11,9 digenapkan menjadi 12 sampel
Universitas Sumatera Utara
64
Untuk departemen Ilmu Komunikasi di ambil sampel sebanyak: 96 x 408
n = 2194
n = 17,8 digenapkan menjadi 18 sampel
Untuk departemen Ilmu Politik di ambil sampel sebanyak: 96 x 267
n = 2194
n = 11,6 digenapkan menjadi 12 sampel Untuk departemen Administrasi Niaga di ambil sampel sebanyak:
96 x 396 n =
2194 n = 17,3 digenapkan menjadi 17 sampel
Untuk departemen Sosiologi di ambil sampel sebanyak: 96 x 255
n = 2194
n = 11,1 digenapkan menjadi 11 sampel
III.3.4 Teknik Penarikan Sampel
Universitas Sumatera Utara
65
1. Purposive Sampling
Pengambilan sampling dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan criteria-kriteria
tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun criteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa FISIP USU program regular S-1
b. Mahasiswa FISIP USU yang mengetahui dan pernah membaca
tabloid Aplaus The Lifestyle 2.
Accidental Teknik ini adalha memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk
dijadikan sampel.Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan
umum dimana semua orang mengetahuinya. III.3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Awal
Pada tahap awal, peneliti mengadakan kegiatan pra penelitian di Lingkungan FISIP USU. Setelah itu dari Kepala Bagian Pendidikan FISIP
USU peneliti kemudian memperoleh data-data tentang responden, yaitu Mahasiswa FISIP USU.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner kepada para responden selama jangka waktu dua minggu, yakni dimulai sejak
Universitas Sumatera Utara
66
tanggal 20 Mei sd 3 Juni 2013. Jumlah Kuesioner yang disebarkan adalah sebnayak 96 buah.
Responden dipilih secara acak dalam penelitian ini.Pada saat pengisisan kuesioner peneliti membimbing para responden dalam
pengisian data.Ini dilakukan agar para responden dapat mengisi data-data yang ada di kuesioner dengan baik.
Dalam menyusun proposal penelitian, peneiti menggunakan dua sumber data yaitu:
1. Penelitian kepustakaan yaitu suatu cara pengambilan data yang
dilakukan melalui keputusan dengan membaca buku-buku literature serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas. 2.
Penelitian lapangan field research yaitu, pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian,
pengumpulan data dari responden melalui kuisioner. Kuisioner yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga oleh responden. Pada peneilitan ini kuisioner disebarkan kepada mahasiswa FISIP
USU yang terpilih menjadi sampel. III.3.5 Teknik Analisis Data
Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari para responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuisioner yang telah diisi oleh
para responden. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
67
a. Penomoran kuisioner, yaiut kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para
responden dikumpulkan, lalu diberi nomor urut sebagai tanda pengenal 01-96.
b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan
untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data ke dalam kotak kode yang telah
disediakan. c.
Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke kotak-kotak kode yang telah tersedia dalam kuesioner berupa bentuk
angka skor. d.
Inventarisasi table, yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Foltron Cobol FC, sehingga memuat keseluruhan data dalam
suatu kesatuan. e.
Tabulasi data, proses pemasukan data dari Foltron Cobol FC ke dalam table, yaitu tabulasi tunggal. Sebaran data dalam table secara rinci eliputi
kategori-kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa. f.
Pengujian hipotesis, yaitu dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistic yang telah ditentukan adalah korelasi tata jenjang Spearman.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis table tunggal yang merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Table tunggal merupakan suatu langkah awal dalam menganalisis data yang
terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
68
kategori. Adapun setelah data yang dikumpulkan akan ditabulasi, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN