BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Kebisingan Terhadap Jumlah Leukosit
Pemberian kebisingan berpengaruh nyata terhadap jumlah leukosit tikus jantan Rattus norvegicus galur wistar P0,05. Perubahan rerata jumlah leukosit tikus
P0 kontrol dengan tikus yang diberi perlakuan mengalami perbedaan yang signifikan, dimana rerata jumlah leukosit yang didapatkan pada P0 kontrol=
6616 selmm
3
, P1= 4241 selmm
3
, P2= 3925 selmm
3
dan P3= 2991 selmm
3
. Hasil uji analisis Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata antara P0 dengan P1, P2 dan P3. Begitu juga P1 dengan P3 dan P2 dengan P3 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, sedangkan pada P1 jika
dibandingkan dengan P2 tidak berbeda nyata. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 . Pengaruh Kebisingan Terhadap Jumlah Leukosit Tikus Jantan Rattus norvegicus
dengan Tingkat Kebisisngan yang berbeda. P0= Kelompok Kontrol, P1= Perlakuan 1 Kebisingan 25-50 dB, P2= Perlakuan 2 Kebisingan 55-80 dB, P3= Perlakuan 3
Kebisingan 85-110 dB. Huruf yang sama pada kolom yang berbeda menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 5 P0,05
Jumlah rerata total sel leukosit pada P0 kontrol berada pada kisaran jumlah total sel leukosit tikus normal, sedangkan pada P1, P2, dan P3 jumlah rerata total sel
leukosit berada dibawah jumlah normal total sel leukosit. Hal ini menunjukkan bahwa pada tikus penelitian yang diberi kebisingan mengalami penurunan jumlah
total sel leukosit.
Universitas Sumatera Utara
Penurunan jumlah total sel leukosit menunjukkan adanya infeksi pada bagian tertentu dari sel-sel tubuh oleh bakteri atau virus, terjadinya gangguan pada
darah, hati, limfa atau sumsum tulang belakang. Akibat kerusakangangguan tersebut, dalam hal ini yang diakibatkan oleh kebisingan, maka leukosit dalam
tubuh banyak terpakai untuk pertahanan tubuh, sehingga jumlahnya menurun. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo 1987, jumlah normal total sel
leukosit pada tikus adalah 6000-17000 selmm
3
. Jumlah leukosit dalam sirkulasi sangat mudah dan cepat berubah. Nilai absolut maupun relatif dapat berubah oleh
stimulasi beberapa menit atau beberapa jam. Dampak yang lebih jelas terlihat bila kelenjar adrenal diransang, baik secara farmakologis maupun sebagai respon
terhadap kebutuhan fisiologis. Sebagai contoh stimulasi fisiologis seperti olahraga, emosi dan pemaparan terhadap suhu yang ekstrim Harahap, 2008.
Kebisingan selain memberikan efek terhadap pendengaran auditory effects
juga dapat menimbulkan efek bukan pada pendengaran non auditory effects
dan efek ini bisa terjadi walaupun intensitas kebisingan tidak terlalu tinggi. Efek non auditori terjadi karena bising dianggap sebagai suara yang
mengganggu sehingga respon yang timbul adalah stres akibat bising tersebut Nawawinetu Adriyani, 2007.
Menurut Zheng dan Ariizumi 2007, paparan akut terhadap kebisingan dapat meningkatkan respon imun, dimana paparan yang bersifat kronik menekan
fungsi imun seluler dan humoral, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah total sel leukosit.
4.2. Pengaruh Kebisingan Terhadap Hitung Jenis Leukosit 4.2.1. Limfosit