Skala dan Pengukuran Variabel Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Pendekatan Histogram

3.5 Skala dan Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variable dalam penelitian adalah dengan menggunakan skala likert.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2008:132.Skala likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut mempunyai bobot nilai. Setiap jawaban diberi bobot nilai seperti Tabel 3.2. Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert No. Skala Likert Skor 1. Sangat Setuju SS 5 2. Setuju S 4 3. Kurang Setuju KS 3 4. Tidak Setuju TS 2 5. Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber: Sugiyono 2008:132

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono 2009:80 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari karyawan PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dikarenakan hanya dari kedua bagian ini yang lebih dominan mempunyai masalah lingkungan kerja dan stress kerjayaitu pada bagian Bidang Hukum, Bidang Humas dan Bidang SDM yang berjumlah 63 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Arikunto, 2006:131.Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berjumlah 63 orang.Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh sensus dikarenakan populasi kurang dari 100 orang. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 63 orang karyawan pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. Tabel 3.3 Jumlah Sampel Yang Mewakili No. Jenis-jenis Bidang Jumlah Karyawan 1. Bidang Humas 14 orang 2. Bidang Hukum 13 orang 3. Bidang SDM dan Umum 36 orang Total 63 orang

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari: a. Data primer Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu responden yang terpilih di lokasi penelitian. Adapun cara yang diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan questionare. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, dan situs internet yang dapat menjadi referensi dalam mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk membantu penelitian ini adalah: a. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. b. Wawancara Wawancaramerupakan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan pimpinan dan karyawan yang bersangkutan untuk memberikan data dan informasi yang ada hubungannya dengan penelitian ini. c. Dokumentasi Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, akses internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

MenurutSitumorang, dan Lutfi 2012:76validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya,dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Adapun jumlah anggota sampel yang digunakan untuk uji validitas berjumlah 30 orang diluar daripada sampel pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.Dalam hal ini, diambil sampel sebanyak 30 orang karyawan pada PLN Persero Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di Jalan K.L Yos Sudarso No.284 Medan. Tabel 3.4 Uji Validitas Item-Total Statistics Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 .373 .388 .400 .377 .415 .437 .437 .366 .471 .484 .367 .378 .395 .424 .754 .489 .723 .539 .362 .433 .377 .674 .388 .400 .400 .372 .392 .371 .388 .368 .415 .456 .393 .394 .389 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil SPSS 2015

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitasmerupakan tingkat kendala suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2005:110. Uji reliabilitasakan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Dalampenelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau r tabel , maka pernyataan reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau r tabel ,maka pernyataan tidak reliabel. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian atau tidak.Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk peneliti lain. Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Item-Total Statistics Item Nilai Cronbach’s Alpha Cronbachs Alpha if Item Deleted Keterangan Q1 0,8 .841 Reliabel Q2 0,8 .842 Reliabel Q3 0,8 .848 Reliabel Q4 0,8 .844 Reliabel Q5 0,8 .838 Reliabel Q6 0,8 .837 Reliabel Q7 0,8 .838 Reliabel Q8 0,8 .841 Reliabel Q9 0,8 .837 Reliabel Q10 0,8 .837 Reliabel Q11 0,8 .845 Reliabel Q12 0,8 .844 Reliabel Q13 0,8 .838 Reliabel Q14 0,8 .839 Reliabel Q15 0,8 .830 Reliabel Q16 0,8 .836 Reliabel Q17 0,8 .830 Reliabel Q18 0,8 .836 Reliabel Q19 0,8 .844 Reliabel Q20 0,8 .837 Reliabel Q21 0,8 .844 Reliabel Q22 0,8 .833 Reliabel Q23 0,8 .839 Reliabel Q24 0,8 .841 Reliabel Q25 0,8 .844 Reliabel Q26 0,8 .842 Reliabel Q27 0,8 .840 Reliabel Q28 0,8 .840 Reliabel Q29 0,8 .843 Reliabel Q30 0,8 .847 Reliabel Q31 0,8 .838 Reliabel Q32 0,8 .836 Reliabel Q33 0,8 .844 Reliabel Q34 0,8 .841 Reliabel Q35 0,8 .847 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan SPSS21.0 for Windows

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan menginterprestasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

3.10.2 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis statistik dengan Regresi Linear Berganda digunakan untuk memprediksikanseberapa jauh pengaruh satu atau beberapa variabel bebasindependen terhadap variabel tidak bebas dependen.Regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variabel terikatyaitu kinerja karyawan dengan ikut memperhitungkan nilai- nilai variabel bebas lingkungan kerja dan stress kerja sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif terhadap kinerja karyawan. Persamaannya sebagai berikut: Y = a + b ₁X₁ + b₂X₂ + e Dimana : Y = Kinerja a = Konstanta X ₁ = Lingkungan Kerja X ₂ = Stres Kerja e = Standar Error b ₁ = Koefisien regresi variabel lingkungan kerja X₁ b ₂ = Koefisien regresi variabel stress kerja X₂

3.10.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 3.10.3.1 Uji Normalitas Tujuanuji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikasi 5 maka nilai Asymp.sig 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang Lutfi, 2011:107. 3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas Tujuannya adalah untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang samadi anggota grup tersebut.Modelregresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji menggunakan uji Glesjer jika variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang, 2012:101

3.10.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factors melalui SPSS.Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerance = 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas Situmorang, 2012:133.

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji F Uji Simultan

Uji-F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel independen X mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen Y secara serentak. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho : b1, b2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. H1 : b1, b2 ≠ 0 terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan Software SPSS 21For Windows. Selanjutnya nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat kesalahan α=5 dan derajat kebebasan df = n-k, k-l. Kaidah pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ho ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 3.10.4.2 Uji t Uji Parsial Uji T, yaitu menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Test uji parsial menguji setap variabel bebas X ₁ dan X₂, apakah mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat Y secara parsial H0 : b ₁ = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X ₁.X₂ yaitu lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja sebagai variabel terikat Y. Ha : b ₁ ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh yang positif dan sginifikan dari variabel bebas X ₁,X₂ yaitu lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 3.10.4.3 Koefisien Determinasi R² Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja digunakan koefisien determinasi. Jika semakin besar atau mendekati satu maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat.Sebaliknya, jika determinan semakin mengecil atau mendekati angka nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil.Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentasi kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan 1 0 ≤R²≥1. Jika R² semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Sebaliknya jika R² semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan variabel yang diteliti amat terbatas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Kelistrikan SUMBAGUT Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulaiada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta sekarang , maka30 tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12Medan, dibangun oleh NV NIGEM OGEM perusahaan swasta Belanda.Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan PangkalanBrandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga NV ANIWM Brastagi danTarutung 1929, Tanjung Balai 1931 milik Gemeente – Kotapraja, LabuhanBilik 1936 dan Tanjung Tiram 1937. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruhpenjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swastaBelanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itudiserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan PemerintahNo.1 SD45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memangmembuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalamhubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat KeputusanPresiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat2 UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli yang mula – mula dikepalai R.Sukarno merangkap kepala di Aceh , tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi . Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi.Sumatera Utara tetap menjai Eksploitasi I. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS 009DIRPLN66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah.PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa - masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, dibentuk pada tahun 2004 sebagai hasil reorganisasi PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan yang didirikan pada tahun 1997. Saat ini Pembangkitan Sumatera Bagian Utara memiliki berbagai jenis mesin pembangkit tenaga listrik berkapasitas daya terpasang 1.772 MW dengan 69 unit pembangkit dan daya mampu sebesar 1.616 MW. Tujuan pembentukan Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sesuai Keputusan Direksi Nomor 177.K010DIR2004 tanggal 24 Agustus 2004 adalah untuk meningkatkan efektifitas pembangkitan di wilayah Sumatera Bagian Selatan serta mengantisipasi perkembangan sistem penyaluran ketenagalistrikan Sumatera sebagai upaya peningkatan pelayanan, mutu dan keandalan tenaga listrik di Sumatera.

4.1.2 Visi, Misi dan Tata Nilai PT. PLN Persero Pembangkitan SUMUT Visi :

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara diakui sebagai Organisasi kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi : 1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, andal, dan berwawasan lingkungan. 2. Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh SDM berpengalaman dan berpengetahuan. 3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. 4. Menjalankan usaha-usaha lain yang menunjang bidang ketenagalistrikan. Tata Nilai: Saling Percaya; Integritas; Peduli; Pembelajar.

4.1.4 Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan hubungan tiap-tiap bagian. Dengan adanya strukrut organisasi yang jelas, maka penerapan manajemen perusahaan akan lebih terarah dengan baik, sehingga sehingga masing-masing bagian dalam organisasi dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatan dan wewenangnya. Struktu organisasi juga dapat mencegah timbulnya tumpang tindih tugas dan tanggung jawab antar individu maupun bagian dalam suatu organisasi.PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Utara menerapkan struktur oganisasi berbentuk lini dan staf. Struktur organisasi PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut: ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. Sumber: PT PLN Persero Pembangkitan Sumatatera Bagian Utara 2015 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT PLN Persero Pembangkitan Sumatatera Bagian Utara Deputi Manajer Logistik Energi Deputi Manajer Pemeliharaan Senior Office office Officer Administrasi Deputi Manager Enginering Senior Spesialis I Senior spesialis II Manajemen Mutu Manager Enginering General Manajer Deputi manajer Perencanaaan dan Evaluasi Senior Spesialis I Senior spesialis II Manajemen Risiko Manajer Produksi Deputi Manajer Operasi Pembangkit Manajer keuangan Supervisor Akuntansi Umum Biaya Deputi Manajer Anggaran Keuangan Supervisor Pengendalian Keuangan Supervisor PengendalianAnggaran Deputi Manajer Akuntansi Supervisor Aktiva Tetap PDP Senior Spesialis I Senior spesialis II kinerja Senior Spesialis I Senior spesialis IIQuality Assurance Spesialis Senior ISenior Spesialis II Analis Pengadaan Deputi Manajer Hukum dan HUMAS Manajer SDM Umum Deputi Manajer Pengembangan SDM Deputi Manajer Adm.SDM Supervisor Pengelolaan Adm. Pegawai Supervisor Pengelolaan Renumerasi Benefit Deputi Manajer ADM. Umum dan Fasilitas Deputi Manajer Sistem Teknologi Informasi

4.1.5 Uraian Tugas

1. General Manager Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seluruh operasional dan kinerja secara umum PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. 2. Senior Specialist I Senior Specialist II Manajemen Risiko Bertanggung jawab mengkoordinasi dan memfasilitasi penyusunan kajian kelayakan dan analisa risiko untuk setiap kegiatan dalam proses bisnis yang dikelola oleh manajemen serta memberikan saran dan rekomendasi, memantau dan mengevaluasi pengelolaan risiko atau mitigasi risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran perusahaan. 3. Senior Specialist I Senior Specialist II Manajemen Mutu Bertanggung jawab menjamin berjalannya semua kegiatan di Unit Induk sesuai standar pada sistem manajemen mutu yang ditetapkan. 4. Senior Specialist I Senior Specialist II Quality Assurance Memastikan terlaksananya sistem pengendalian dan pengembangan manajemen Asset Pembangkitan berupa konsultasi, supervisi manajemen keuangan, manajemen teknik, dan manajemen SDM serta memberikan laporan pengendalian, saran perbaikannya. 5. Senior Officer II Officer Assistant Officer Administrasi Bertanggung jawab atas terlaksananya pengelolaan administrasi Tata Laksana Surat dan Kearsipan TLSK, mengelola jadwal kegiatan kerja, menyiapkan bahan presentasi sesuai kebutuhan. 6. Senior Specialist II Analyst Analisa dan Evaluasi Pengusahaan Bertanggung jawab dalam melakukan kajian, analisa dan evaluasi terhadappengusahaan sistem penyediaan tenaga listrik termasuk mengenaikelayakan, keandalan, efisiensi, kebutuhan biaya, serta sumber dananyauntuk mencapai target kinerja perusahaan yang telah ditetapkan. 7. Manajer Enginering Bertugas memastikan berjalannya kegiatan enginering yang dapatmenunjang kinerja Operasi dan pemeliharaan serta memastikanketersediaan spare part tepat waktu, kualitas dan biaya, serta mengelolasistem informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yangmemiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik agar target kinerjaperusahaan dapat tercapai. 8. Deputi Manajer Enginering Bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan analisaseluruh sistem dan equipment Pembangkit, Reverse dan RekayasaPembangkit, kebutuhan Biaya serta Program Reliability Management. 9. Deputi Manajer Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Bertugas Menyusun rencana dan evaluasi kinerja pengusahaanpembangkit, operasi dan pemeliharan, pengelolaan aset, kinerjamanajemen, menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAPmeliputi kebutuhan biaya investasi pembangkit, biaya bahan bakar, biayaoperasi dan biaya pemeliharaan mengacu kepada RUPTL dan RJPP. 10. Deputi Manajer Teknologi Informasi Betugas menyusun rencana strategis dan kebijakan teknologi informasi,melaksanakan analisis, perancangan dan pengembangan sertaimplementasi sistem, dan melaksanakan operasional layanan teknologiinformasi. 11. Manajer Produksi Bertanggung jawab atas perencanaan operasi dan pemeliharaan,pengadaan dan pengendalian bahan bakar inventory, pembinaan operasidan pemeliharaan, keselamatan ketenagalistrikan, pencapaian targetproduksi tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan keandalan yangbaik, serta kepastian jadwal dan ketepatan waktu pemeliharaan assetpembangkit, pencapaian target penjualan tenaga listrik dengan harga yangkompetitif dan berorientasi kepada kebutuhan pelanggan. 12. Deputi Manajer Operasi Pembangkit Bertugas memantau, menganalisa dan mengevaluasi kegiatan operasipembangkit, merencanakan strategi kegiatan operasi pembangkit, sertamenetapkan SOP pembangkit untuk menjamin ketersediaan tenaga listrikyang handal dan efisien serta tercapainya target kinerja pembangkitan. 13. Deputi Manajer Pemeliharaan Pembangkit Bertugas memantau, menganalisa dan mengevaluasi kegiatanPemeliharaan, merencanakan strategi kegiatan Pemeliharaan sertamenetapkan SOP Pemeliharaan Pembangkitan untuk menjaminketersediaan Tenaga Listrik yang handal dan efisien serta tercapainyatarget Kinerja Pembangkitan. 14. Deputi Manajer Logistik dan Energi Primer Bertugas memantau, mengevaluasi dan mengendalikan kontrak,pemakaian material, pemakaian energy primer dan pelumas setiap unitpembangkit serta menyusun strategi supply chain material dan energy primer yang baik dan optimal untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dankeandalan pembangkit. 15. Manajer Keuangan Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan manajemenkeuangan yang mencakup, perencanaan, penyediaan dan pengendaliananggaran investasi dan operasi, aliran kas pendapatan, aliran kaspembiayaan dan terselenggaranya laporan keuangan sesuai dengan kaidahperusahaan dan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum sehinggamampu mencapai efektifitas pengelolaan keuangan dalam memberikankontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan. 16. Deputi Manajer Anggaran dan Keuangan Bertugas menganalisis dan mengkoordinasikan perencanaan, pengelolaan,dan pengendalian sumber daya keuangan secara efektif dan efisien dalammendukung operasional perusahaan untuk mencapai visi dan misiperusahaan berdasarkan RKAP yang telah ditetapkan, peraturanperaturanperusahaan, kebijakan, serta peraturan-peraturan terkait yang berlaku. 17. Supervisor Pengendalian Keuangan Bertugas mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan memonitor perencanaan,pengelolaan, dan pengendalian sumber daya keuangan secara efektif danefisien dalam mendukung operasional perusahaan untuk mencapai visi danmisi perusahaan berdasarkan RKAP yang telah ditetapkan, peraturanperaturanperusahaan, kebijakan, serta peraturan-peraturan terkait yangberlaku. 18. Supervisor Pengendalian Anggaran Bertugas mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan memonitor pengendalianserta pengelolaan anggaran Operasi dan Investasi secara efektif dan efisienberdasarkan RKAP yang telah ditetapkan serta mengkoordinasikanpenyusunan RKAP. 19. Deputi Manajer Akuntansi Bertanggung jawab atas terlaksananya proses penyusunan LaporanKeuangan sesuai dengan kebijakan perusahaan dan standar pelaporan yangberlaku untuk mendukung Laporan Keuangan yang akuntable, akurat,wajar dan tepat waktu. 20. Supervisor Akuntansi Aktiva Tetap dan PDP Bertanggung jawab atas terlaksananya proses akuntansi Aktiva Tetap danPekerjaan Dalam Pelaksanaan sesuai dengan kebijakan perusahaan danstandar pelaporan yang berlaku untuk mendukung Laporan Keuanganyang akurat, wajar dan tepat waktu. 21. Supervisor Akuntansi Umum dan Biaya Bertanggung jawab atas terlaksananya proses akuntansi biaya sesuaiengan kebijakanperusahaan dan standar pelaporan yang berlaku untukmendukung Laporan Keuangan yang akurat, wajar dan tepat waktu. 22. Manajer SDM Dan Umum Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan sumberdayamanusia melalui pengembangan organisasi, pengembangan SDM,remunerasi dan hubungan industrialuntuk mendukung kelancaran kerjaorganisasi. 23. Deputi Manajer Pengembangan SDM Bertanggung jawab terlaksanya rekrutmen pegawai, pengembanganpegawai, pengelolaan karir dan kinerja pegawai. 24. Deputi Manajer Administrasi SDM Bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan, merencanakan,mengevaluasi, menganalisis dan membina pengelolaan administrasi SDMyang tertib, akurat, dan cepat, sehingga dapat memberikan semaksimalmungkin pemenuhan kebutuhankesejahteraan pegawai sesuai denganketentuan. 25. Supervisor Pengelolaan Administrasi Pegawai Bertanggung jawab atas proses kegiatan tata usaha kepegawaian berjalansesuai dengan Ketentuan. 26. Supervisor Pengelolaan Renumerasi Dan Benefit Bertanggung jawab atas pelaksanaan fasilitas kesejahteraan pegawai danpensiun termasuk mengelola fasilitas kesehatan, biaya kesehatan, sesuaiketentuan. 27. Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarakat Bertanggung jawab atas berjalannya kelancaran kedinasan Sub BidangHukum, analisis, evaluasi, dan gagasan atas suatu produk hukum ,penyelesaian permasalahan hokum yang yang timbul dalam kegiatanPerusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan, pengoptimalan, sertamengkoordinasi pembinaan hukum di lingkungan Perusahaan. 28. Deputi Manajer Administrasi Umum dan Fasilitas Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan administrasiumum kesekretariatan, umum dan rumah tangga, pengelolaan fasilitaskantor, aset non instalasi dan sarana kerja serta keamanan dan K3 untukkelancaran pelaksanaan operasional perusahaan. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

4.2.1.1 Karakteristik Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Berdasarkan kuesioner yang disebarkan tersebut diperoleh gambaran umummengenai karakteristik responden. Hasil angket menunjukkan karakteristikresponden seperti terlihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah orang Persentase Laki-Laki 42 66,7 Perempuan 21 33,3 Jumlah 63 100 Responden berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 4.1 terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 42 orang 66,7 sedangkan responden perempuan berjumlah 21 orang 33,3. Dengan demikian terlihat bahwa responden laki-laki lebih banyak dibanding responden perempuan, hal ini terjadi karena PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara lebih banyak membutuhkan karyawan laki-laki dibanding karyawan perempuan, terlebih pekerjaan lebih banyak dibidang teknis pengoperasian dan pemeliharaan mesin- mesin dan peralatan elektronik kelistrikan sehingga karyawan laki-laki dianggap lebih sesuai untuk pekerjaan tersebut. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Tahun Jumlah Orang Persentase 20-25 8 12,7 26-30 10 15,9 31-35 9 14,2 36-40 8 12,7 41-45 6 9,6 46-50 10 15,9 50 12 19,0 Jumlah 63 100,0 Responden berdasarkan usia pada Tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang berusia 20-25 tahun berjumlah 8 orang12,7, 26-30 tahun berjumlah 10 orang 15,9, 31-35 tahun sebanyak 9 orang 14,2, 36-40 tahun berjumlah 8 orang 12,7, 41-45 tahun berjumlah 6 orang 9,6, 46-50 tahun berjulah 10 orang 15,9 dan 50 tahun sebanyak 12 orang 19,0. Dari hasil tersebut terlihat bahwa responden dengan usia50 tahun merupakan usia yang paling dominan. Hal ini terjadi karena PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang strategis, sehingga sebagai karyawan BUMN, para karyawan umumnya tidak ingin mencari pekerjaan di perusahaan lain sebelum masa pensiun tiba. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat perputaran karyawan di PLN rendah. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkatan Pendidikan Jumlah orang Persentase S2 4 6,3 S1 36 57,2 Diploma 15 23,8 SLTA 8 12,7 Jumlah 63 100,0 Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan pada Tabel 4.3 terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan S2 berjumlah 4 orang 6,3, S1 berjumlah 36 orang 57,2, Diploma berjumlah 15 orang 23,8, dan responden dengan pendidikan tingkat SLTA berjumlah 8 orang 12,7. Dari data tersebut terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang paling dominan adalah S1 hal ini terjadi karena secara umum perusahaan mensyaratkan karyawannya harus berpendidikan minimal S1 untuk posisi tertentu, meskipun pendidikan tingkat Diploma juga tergolong banyak karena merupakan divisi PLN bagian pembangkitan membuthkan tenaga teknisi sehingga karyawan cukup banyak direkrut dari jenjang diploma khususnya diploma keteknikan. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Tahun Jumlah Orang Persentase 5 10 15,9 5-10 23 36,5 11-15 6 9,5 16-20 4 6,4 21-25 5 7,9 26-30 5 7,9 30 10 15,9 Jumlah 63 100,0 Responden berdasarkan masa kerja pada Tabel 4.4 terlihat bahwaresponden dengan masa kerja 5 tahun berjumlah 10 orang 15,9, 5-10 tahun berjumlah 23 orang 36,5, 11-15 tahun 6 orang 9,5, 16-20 tahun berjumlah 4 orang 6,4, 21-25 tahun berjumlah 5 orang 7,9, 26-30 tahun berjumlah 5 orang 7,9, dan 30 tahun sebanyak 10 orang 15,9. Dari data tersebutterlihat bahwa masa kerja yang paling dominan adalah 5-10 tahun hal ini terjadikarena masa kerja tersebut merupakan masa kerja pertama setelah ikatan dinas 2tahun pada masa kerja tersebut umumnya karyawan baru, khususnya bagianketeknikan ditempatkan di PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sebelumdimutasi ke bagian lain dalam rangka pengembangan karir karyawan.

4.2.1.2 Deskripsi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana frekuensi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner.Berikut ini dapat dilihat frekuensi jawaban responden tentang variabel Lingkungan Kerja X 1 , variabel Stres Kerja X 2 , dan variabel Kinerja Y.Pada Tabel 4.5 berikut dapat dilihat Frekuensi Jawaban Responden Tentang variabel Lingkungan Kerja. Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Lingkungan Kerja X1 Q SS S KS TS STS TOTAL F F F F F F 1 10 15,9 15 23,8 30 47,6 8 12,7 63 100 2 10 15,9 16 25,4 32 50,8 5 7,9 63 100 3 20 31,7 10 15,9 31 49,2 1 1,6 63 100 4 1 1,6 13 20,6 48 76,2 1 1,6 63 100 5 6 9,5 48 76,2 9 14,3 0 63 100 6 7 11,1 43 68,3 13 20,6 0 63 100 7 10 15,9 52 82,5 1 1,6 63 100 8 19 30,2 35 55,6 9 14,3 0 63 100 9 8 12,7 48 76,2 7 11,1 0 63 100 10 7 11,1 48 76,2 8 12,7 0 63 100 11 10 15,9 45 71,4 8 12,7 0 63 100 12 8 12,7 45 71,4 0 10 15,9 0 63 100 Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, terlihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu: 1. Untuk Q1 BapakIbu mudah mendapatkan peralatan kantor seperti meja kerja, printer dan sebagainya Sebanyak 10 responden 15,9 menjawab Setuju S, 15 responden 23,8 menjawab Kurang Setuju KS, 30 responden 47,6 menjawab Tidak Setuju TS dan 8 responden 12,7 menjawab Sangat Tidak Setuju STS sertatidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS,. Hal tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan responden mengalami kesulitan menemukan berbagaiperalatan kantor untuk melakukan suatu pekerjaan. 2. Untuk Q2 Unit computer yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan jumlah karyawan Sebanyak 10 responden 15,9, menjawab Setuju S, 16 responden 25,4menjawab Kurang Setuju KS,32 responden 50,8 menjawab Tidak Setuju TS dan 5 responden 7,9 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab, Sangat Setuju SS. Hal inimenunjukkan bahwa kurangnya unit computer sehingga memperlambat kinerja karyawan. 3. Untuk Q 3 Penataan ruangan kerja BapakIbu rapi Sebanyak 20 responden 31,7, menjawab Setuju S, 10 responden 15,9 menjawab Kurang Setuju KS, dan 31 responden 49,2 menjawab Tidak Setuju TS, dan 1 responden 1,6 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden mendapat ruang kerja yang kurang rapi meskipun masih terdapat sebagian kecil responden yang setuju ruang kerja nyaman. 4. Untuk Q 4 Suhu udara di ruangan kerja BapakIbu terasa panas Sebanyak 1 responden 1,6 menjawab Setuju S, 13 responden 20,6 menjawab Kurang Setuju KS, 48 responden 76,2 menjawab tidak setuju TS, dan 1 responden menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa ruang kantor harus mempunyai ruangan yang dingin dan sejuk. 5. Untuk Q 5 Untuk pekerjaan tertentu perusahaan memberikan biaya komunikasi Sebanyak 6 responden 21,1, menjawab Sangat Setuju SS dan 48 responden 78,9 menjawab Setuju S, dan 9 responden 14,3 menjawab Kurang Setuju KS serta tidak ada responden yang menjawab, Tidak Setuju TS, maupun sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pekerjaan tertentu perusahaan memberikan biaya komunikasi bagi karyawannya terutama saat melakukan perbaikan atau pemeliharaan fasilitas dan mesinmesin pembangkit di luar kota. 6. Untuk Q 6 Ruang Bapakibu dilengkapi dengan alat komunikasi seperti telepon, faximile, dan internet Sebanyak 7 responden 11,1, menjawab Sangat Setuju SS, 43 responden 68,3 menjawab Setuju S, dan 13 responden 20,6 menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju TS, maupun sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ruang kerja karyawan delengkapi dengan alat komunikasi seperti telepon dan faximile. 7. Untuk Q 7 Keakraban dengan rekan kerja sangat membantu BapakIbu dalam menyelesaikan pekerjaan Sebanyak 10 responden 15,9, menjawab Sangat Setuju SS, 52 responden 82,5 menjawab Setuju S, 1 responden 1,6 menjawab kurang setuju KS serta tidak ada responden yang menjawab, Tidak Setuju TS, maupun sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa keakraban akan menciptakan suasana kerja yang harmonis sehingga sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan. 8. Untuk Q8 Diperusahaan ini terdapat hubungan yang baik antara atasan dengan karyawanSebanyak 19 responden 30,2, menjawab Sangat Setuju SS, 35 responden55,6 menjawab Setuju S, dan 9 responden 14,3 menjawabKurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawab TidakSetuju TS, maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkanbahwa sebagian besar responden memiliki hubungan yang baik dengan atasan namun masih terdapat sebagian responden yang kurang setuju hal ini karena tingginya beban kerja serta banyaknya jumlah karyawan sehingga terkadang hubungan secara personal antar atasan dengan bawahan kurang baik. 9. Untuk Q9 Rekan kerja saya membantu pekerjaan saya jika saya tidakkurang mengerti dengan tugas yang diberikan Sebanyak 8 responden 12,7, menjawabSangat Setuju SS, 48 responden 76,2 menjawab Setuju S, 7responden 11,1 menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawab Tidak setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat bantuan dari rekan kerjanya jika kurangtidak mengerti tentang suatu pekerjaan, namun masih terdapat sebagian responden yangmenjawab kurang setuju dan tidak setuju hal ini karena tingginya bebankerja sehingga hanya terfokus pada menyelesaikan pekerjaannya saja dantidak cukup waktu untu membantu rekan kerja yang mengalami kesulitandalam berkerja. 10.Untuk Q10 Atasan saya memberi penjelasan tentang pekerjaan yangdiberikan Sebanyak 7 responden 11,1, menjawab Sangat Setuju SS, 48responden 76,2 menjawab Setuju S, dan 8 responden 12,7menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawabTidak Setuju TS, maupun sangat Tidak Setuju STS. Hal inimenunjukkan bahwa secara umum atasan memberikan penjelasan tentangsuatu pekerjaan yang akan dilakukan. 11.Untuk Q11 Dalam perusahaan ini, saya memiliki rasa percaya terhadap rekan kerja Sebanyak 10 responden 15,9, menjawab Sangat Setuju SS, 45 responden 71,4 menjawab Setuju S, dan 8 responden 12,7menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawabTidak Setuju TS, maupun sangat Tidak Setuju TS. Hal ini menunjukkanbahwa sebagian besar responden memiliki rasa percaya terhadap rekankerja. 12.Untuk Q12 Saya sering diminta untuk membuat presentasi pekerjaan dan diikutsertakan dalam rapat perusahaan Sebanyak 8 responden 12,7,menjawab Sangat Setuju SS, 45 responden 71,4 menjawab Setuju S, dan 10 responden 15,9 menjawab Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yangmenjawab Kurang Setuju KS, Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwasebagian besar responden akan diminta untuk membuat presentasi suatupekerjaan, namun tidak semua karyawan diminta untuk membuat presentasehanya pada beberapa jenis pekerjaan atau proyek tertentu. Pada Tabel 4.7 berikut dapat dilihat frekuensi jawaban responden tentang variabel Stres Kerja X2. Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Stres Kerja X 2 Q SS S KS TS STS Total f f f f F f 1 13 20,6 20 31,7 0 30 47,6 63 100 2 1 1,6 5 7,9 50 79,4 7 11,1 63 100 3 8 12,7 40 63,5 7 11,1 8 12,7 0 63 100 4 3 4,8 5 7,9 40 63,5 15 23,8 63 100 5 5 7,9 13 20,6 35 55,6 10 15,9 63 100 6 3 4,8 6 9,5 44 69,8 10 15,9 63 100 7 7 11,1 6 9,5 45 71,4 5 7,9 63 100 8 26 41,3 5 7,9 28 44,4 4 6,3 63 100 9 15 23,8 8 12,7 40 63,5 0 63 100 10 12 19,0 13 20,6 37 58,7 1 1,6 63 100 11 3 4,8 11 17,5 45 71,4 4 6,3 63 100 12 5 7,9 50 79,4 8 12,7 0 63 100 13 8 12,7 48 76,2 7 11,1 0 63 100 Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa responden memberikanjawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu: 1. Untuk Q1 Selama bekerja di perusahaan ini, saya mengalami gangguankesehatan Sebanyak 13 responden 20,6, menjawab Setuju S, 20responden 31,7 menjawab Kurang Setuju KS, dan 30 responden47,6 menjawab Sangat Tidak Setuju STS, serta tidak ada responden yangmenjawab Sangat Setuju SS maupun Tidak Setuju TS. Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat tidak setuju denganpernyataan tersebut, meskipun sebagian kecil responden sering mengalamigangguan kesehatan selama bekerja. 2. Untuk Q2 Ketika saya menerima beban tugas diluar kemampuan saya, sayasering mengalami sakit kepala Sebanyak 1 responden 1,6, menjawab Setuju S, 5 responden 7,9 menjawab Kurang Setuju KS, 50responden 79,4,3 menjawab Tidak Setuju TS, dan 7 responden 11,1menjawab Sangat Tidak Setuju STS, serta tidak ada responden yang menjawabSangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besarresponden akan mengalami sakit kepala jika diberikan beban tugas diluarkemampuannya. 3. Untuk Q3 Saya sering mangalami susah tidur jika pekerjaan sayabermasalah Sebanyak 8 responden 12,7, menjawab SangatSetuju SS, 40 responden 63,5 menjawab Setuju S,7 responden11,1 menjawab Kurang Setuju KS, dan 8 responden 12,7 menjawab Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden akan mengalami susah tidur jika pekerjaannya bermasalah. 4. Untuk Q4 Saya merasa kesaljengkel jika atasan saya menegur kesalahan sayaSebanyak 3 responden 4,8, menjawab Setuju S, 5 responden7,9 menjawab Kurang Setuju KS, 40 responden 63,5 menjawab Tidak Setuju TS, dan 15 responden 23,8 menjawab Sangat Tidak Setuju STS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dapat menerima teguranatasan karena melakukan kesalahan tanpa merasa kesal. 5. Untuk Q5 Atasan saya sering menyuruh saya melakukan pekerjaan lain disaat saya sedang melaksanakan pekerjaan rutin Sebanyak 5responden 7,9, menjawab Setuju S, 13 responden 20,6 menjawabKurang Setuju KS, 35 responden 55,6 menjawab Tidak SetujuTS, dan 10 responden 15,9 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar responden tidak merasa terganggu jika di suruh atasan melakukan pekerjaan tambahan, 6. Untuk Q6 Dalam menyelesaikan pekerjaan kantor, saya sering merasa cepat marah apa bila tidak sesuai dengan keinginan atasan Sebanyak 3 responden 4,8, menjawab Setuju S, 6 responden9,5 menjawab Kurang Setuju KS, 44 responden 69,8menjawab Tidak Setuju TS, dan 10 responden 15,9 menjawab Sangat Tidak Setuju STS, serta tidak ada responden yang menjawabSangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden Tidak merasa cepat marah apabila tidak sesuai keinginan atasan, 7. Untuk Q7 Saya tidak menyukai bagian atau divisi dimana tempat saya melakukan pekerjaan ini. Sebanyak 7 responden11,1, menjawab Setuju S, 6 responden 9,5 menjawab Kurang SetujuKS, 45 responden 71,4 menjawab Tidak Setuju TS, dan 5 responden 7,9 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidakada responden yang menjawab Sangat Setuju SS . Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar responden menyukai bagiandivisitempat kerjanya, meskipun beberapa responden menjawab kurang setujudan tidak setuju hal ini karena pada bagiandivisi tertentu memiliki bebankerja yang relatif tinggi dibanding bagiandivisi lainnya. 8. Untuk Q8 Saya tidak dapat membalas surat, telepon atau pekerjaan lainnyadengan cepat karena atasan saya sering melakukan perjalanan dinasSebanyak 26 responden 41,3, menjawab Setuju S, 5 responden 7,9menjawab Kurang Setuju KS, 28 responden 44,4 menjawab Tidak Setuju TS, dan 4 responden 6,3 menjawab Sangat Tidak Setuju, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa terkadang karyawan tidak dapat membalas surat, telepeon ataupun menyelesaikansuatu pekerjaan yang membutuhkan arahan atau persetujuan pimpinandengan cepat karena atasan sedang dalam perjalanan dinas. 9. Untuk Q 9 Tanggung jawab yang diberikan kepada saya terasa memberatkan sehingga terjadi penundaan pekerjaan karena waktu penyelesaian masih lama Sebanyak 15 responden 23,8 menjawab Setuju S, 8 responden 12,7 menjawab Kurang Setuju KS,dan 40 responden 63,5 menjawab Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa Tanggung jawab yang diberikan tidak terasa memberatkan dan tidak mempengaruhi penyelesaian penundaan pekerjaan. 10. Untuk Q10 Beban kerja yang berlebihan membuat saya selalu hadir diluar dari waktu yang ditentukan Sebanyak 12 responden 19,0,menjawab Setuju S, 13 responden 20,6 menjawab Kurang Setuju KS, 37 responden 58,7 menjawab Tidak Setuju TS, dan 1 responden 1,6 menjawab Sangat Tidak setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden akan hadir lebih awal dari waktu kerja yang ditentukan dengan tujuanuntuk mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda maupun ingin bekerja lebih awal agar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang akan dikerjakan. 11. Untuk Q11 Saya selalu pulang melebihi dari jam kerja yang telah ditentukan Sebanyak 3 responden 4,8, menjawab Setuju S, 11 responden17,5 menjawab Kurang Setuju KS, 45 responden 71,4menjawab Tidak Setuju TS, dan 4 responden 6,3 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan Sebagian besar responden pulang kerja Tepat pada waktu yang ditentukan. 12. Untuk Q12 Saya selalu merasa resah apabila atasan saya menyuruhmelakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar perusahaanSebanyak 5 responden 7,9 menjawab Sangat Setuju SS, 50 responden 79,4 menjawab Setuju S dan 8 responden 12,7menjawab Kurang Setuju KS, Serta tidak ada responden yang menjawabTidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa gelisah jika atasanmenyuruh untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak sesuai denganstandar perusahaan. 13. Untuk Q13 Saya merasa resah apabila pekerjaan tersebut tidak saya mengerti Sebanyak 8 responden 12,7, menjawab Sangat Setuju SS, 48 responden 76,2 menjawab Setuju S, dan 7 responden 11,1menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawabTidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa gelisah jika tidakmengerti dengan suatu pekerjaan. Pada Tabel 4.8 berikut dapat dilihat frekuensi jawaban responden tentang variabel Kinerja Y. Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kinerja Y Q SS S KS TS STS Total f f f f f f 1 5 7,9 47 76,4 8 12,7 3 4,8 63 100 2 7 11,1 44 69,8 9 14,3 3 4,8 63 100 3 12 19,0 45 71,4 4 6,3 2 3,2 63 100 4 7 11,1 38 60,3 16 25,4 2 3,2 63 100 5 1 1,6 43 68,3 10 15,9 3 4,8 63 100 6 14 22,2 35 55,6 14 22,2 0 63 100 7 49 77,8 8 12,7 3 4,8 3 4,8 63 100 8 6 9,5 47 76,4 5 7,9 5 7,9 63 100 9 7 11,1 45 71,4 5 7,9 6 9,5 63 100 10 10 15,9 48 76,2 5 7,9 63 100 Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, terlihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu: 1. Untuk Q1 Saya sering diminta oleh atasan saya mengenaipermasalahan yang terjadi di perusahaan Sebanyak 5 responden 7,9,menjawab Sangat Setuju SS, 47 responden 76,4 Setuju S, 8responden 12,7 Kurang Setuju KS, serta 3 responden 4,8 dan tidakada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar responden sering dimintai pendapatoleh atasan tentang suatu pekerjaan. 2. Untuk Q2 Saya dapat mengambil keputusan ketika pekerjaan yang di lakukan menimbulkan masalah Sebanyak 7 responden 11,1, menjawabSangat Setuju SS, 44 responden 69,8 Setuju S, 9 responden 14,3 menjawab Kurang Setuju KS dan 3 responden 4,8 menjawab Tidak Setuju TS serta serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mampu mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah kerja. 3. Untuk Q3 Standar perusahaan yang dijalankan membantu pegawai untukmelaksanakan pekerjaan secara efektif Sebanyak 12 responden 19,0 menjawab Sangat Setuju sS, 45 responden 71,4 menjawab Setuju S, 4 responden 6,3 menjawab Kurang Setuju KS dan 2 responden 3,2 menjawab Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum standar yang ditetapkan perusahaan dapat membantu karyawan untuk bekerja dengan efektif. 4. Untuk Q4 Hasil kerja saya tidak pernah ditolak oleh atasan saya Sebanyak 7 responden 11,1 menjawab Setuju S, 38 responden 60,3 Kurang Setuju KS, serta 16 responden 25,4 menjawab Tidak Setuju dan 2 responden 3,2 menjawab Sangat Tidak Setuju STS serta tidak ada responden yang menjawabSangat Setuju SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah ditolak hasil kerjanya oleh atasan. 5. Untuk Q5 Banyaknya volume pekerjaan yang saya terima sesuai dengankemampuan saya Sebanyak 1 responden 1,6, menjawab Sangat SetujuSS, 43 responden 68,3 Setuju S, 10 responden 15,9 Kurang SetujuKS, dan 3 responden 4,8 Tidak Setuju TS serta tidak ada respondenyang menjawab Sangat Tidak Setuju STS.Hal ini menunjukkan bahwavolume pekerjaan yang diberikan secara umum telah sesuai dengankemampuan karyawan. 6. Untuk Q6 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan melebihi volume yangditentukan Sebanyak 14 responden 22,2, menjawab Setuju S, 35responden 55,6 Kurang Setuju KS, dan 14 responden 22,2 TidakSetuju TS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju SSmaupun Sangat Tidak Setuju STS.Hal ini menunjukkan bahwa sebagianbesar responden tidak mampu menyelesaikan pekerjaan melebihi volumeyang ditentukan. 7. Untuk Q 7 Saya tidak merasa terbebani dengan pekerjaan yang harus segera selesai Sebanyak 49 responden 77,8, menjawab Sangat Setuju SS, 8 responden 12,7 Setuju S, 3 responden 4,8 Kurang Setuju KS dan 3 responden4,8 menjawab Tidak Setuju TS , serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak merasa keberatan dengan pekerjaan yang harus segera selesai. 8. Untuk Q8 Pekerjaan yang saya lakukan terjadwal dengan baik didukung dengan kebijkan perusahaan yang diberikan Sebanyak 6 responden 9,5 menjawab Sangat Setuju SS, 47 responden 76,4 Setuju S, 5 responden7,9 Kurang Setuju KS, 5 responden 7,9 menjawab Tidak Setuju TS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal inimenunjukkan bahwa secara umum pekerjaan karyawan telah terjadwaldengan baik, namun terkadang ada beberpa pekerjaan yang tidak terjadwaatau penjadwalannya kurang sesuai karena berbagai kendala 9. Untuk Q9 Waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan sudahsesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan Sebanyak 7 responden11,1, menjawab Sangat Setuju SS, 45 responden 71,4 Setuju S, 5responden 7,9 menjawab Kurang Setuju KS dan 6 responden 9,5Tidak Setuju TS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat TidakSetuju STS.Hal ini menunjukkan bahwa secara umum batas waktu yangdiberikan untuk menyelesaiakan suatu pekerjaan sudah sesuai namunterkadang untuk pekerjaan- pekerjaan yang tidak terjadwal seperti melakukan perbaikan jaringan atau mesin- mesin yang mengalami kerusakanmendadak batas waktu yang diberikan sering tidak sesuai dengan target. 10. Untuk Q10 Saya selalu dapat mencapai target yang ditetapkan Sebanyak 10responden 15,9, menjawab Sangat Setuju SS, 48 responden 76,2Setuju S, dan 5 responden 7,9 Kurang Setuju KS, serta tidak adaresponden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak SetujuSTS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mampumencapai target yang ditetapkan perusahaan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar nilai estimasi tidak bias.Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinearitas.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal.Data dikatakan normal jika tidak menyalahi atau menyimpang dari asumsi klasik. Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan pendekatan statistic komogorov-smirnov

a. Pendekatan Histogram

Sumber: Pengolahan SPSS 2015 Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

b. Pendekatan Grafik