Profil Umum Pembebasan Lahan Perkantoran Kabupaten Nias Utara

87 Pada tahun 2009 sesuai dengan Pasal 4 masing-masing Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 tentang pembentukkan Kabupaten Nias Utara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2008 tentang pembentukkan Kabupaten Nias Barat, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang pembentukkan Kota Gunungsitoli maka wilayah Kabupaten Nias dikurangi dengan 3 wilayah KabupatenKota tersebut diatas. 90 Setelah pemekaran dari Nias bersamaan dengan beberapa kabupaten lain, Nias Utara kembali mengganti Pejabat Bupati Drs.Fonaha Zega Ama Forti yang sebelumnya di jabat oleh Drs.Tolo’aro Hulu Ama Vica. Ibukota Nias Utara terletak di kecamatan Lotu. Pemekaran Nias Utara dilakukan Badan Persiapan Pembentukan Kabupaten Nias Utara BPP KANIRA yang juga para regenerasi Nias yang ada di Jabodetabek. a. Luas Wilayah : 1.202,78 km2

1. Profil Umum

b. Jumlah Penduduk : 127. 703 jiwa c. Jumlah Kecamatan : 11 kecamatan d. Jumlah Desalurah : 113 buah e. Jumlah Pulau : 19 pulau f. Kepadatan : 106 jiwakm2 2. a. Kecamatan Alasa yakni desa Kecamatan di Kabupaten Nias Utara Anaoma, Banua Sibohou I, Banua Sibohou II, Bitaya, Dahana Alasa, Dahana Tugalaoyo, Fulolo, Gunung Tua, Harefa, 90 http:niaskab.go.idsejarah-kabupaten-nias diakses tgl 2 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara 88 Hiligawoni, Hilisebua Siwalubanua, Lahemboho, Loloana A, Ombolata, Ononamolo Alasa, Ononamolo Tumula, dan Siwawo b. Kecamatan Namohalu Esiwa yakni desa Banua Sibohou, Berua, Dahana Hiligodu, Esiwa, Hilibanua, Lasara, Namohalu, Orahili, Sisarahili, Sisobahili, dan Tuhenakhe I c. Kecamatan Lahewa yakni desa Afia, Balefadoro Tuho, Fadoro Hilihambawa, Fadoro Hilimbowo, Fadoro Sitolu Hili, Hili Gawolo, Hili Goduhoya, Hili Hati, Hilina A, Hilizukhu, Holi, Iraono Lase, Lahewa, Lasara, Marafala, Moawo, Ombolata, Onozalukhu, Sifaoroasi, Siheneasi dan Sitolu Banua d. Kecamatan Lotu yakni desa Baho, Dahadano, Fadoro Fulolo, Hilidundra, Hiligeo Afia, Hiligodu, Lawira I, Lawira II, Lawira Satua, Lolofaoso, Lolomboli, Lombuzaua dan Maziaya e. Kecamatan Tuhemberua yakni desa Alooa, Banuagea, Botolakha, Fino, Laaya, Ladara, Silima Banua, dan Siofa Banua f. Kecamatan Afulu yakni desa Faekhunaa, Harewakhe, Lauru Fadoro, Lauru I Afulu, Lauru Lahewa, Ombolata Afulu, Sifaoroasi dan Sisobahili g. Kecamatan Alasa Talu Muzoi yakni desa Banua Sibohou III, Harefanaese, Hilimbowo Kare, Hilina A, Laehuwa, dan Mazingo h. Kecamatan Lahewa Timur yakni desa Laowowaga, Lukhu Lase, Meafu, Muzoi, Tefao, Tetehosi Sorowi dan Tugala Lauru i. Kecamatan Sawo yakni desa Hiliduruwa, Lasara Sawo, Ombolata Sawo, Onozitoli Sawo, Sanawuyu, Sawo, Seriwau, Sifahandro, Sisarahili Teluk Siabang dan Teluk Bengkuang Universitas Sumatera Utara 89 j. Kecamatan sitolu ori yakni desa Batom Bawo, Fulolo Saloo, Hilimbosi, Hilisaloo, Tetehosi Maziaya dan Umbubalodano k. Kecamatan Tugala Oyo yakni desa Anaoma, Botona Ai, Dahana Tugalaoyo, Fabaliwa Oyo, Gunung Tua, Harefa, Humene Siheneasi, Ononazara, Siheneasi Ombolata, Siwawo danTeolo 91 Pemekaran suatu Kabupatenkota melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Tahap pertama, yang terjadi pada Kabupatendaerah induk 2. Tahap kedua, yang terjadi pada pemerintahan Nias tempat pemekaran Kabupaten terjadi 3. Tahap ketiga, yaitu usulan pemekaran Kabupaten disampaikan kepada Menteri dalam Negeri 4. Tahap keempat, yaitu berdasarkan hasil penelitin tim tersebut, Menteri dalam negeri menyampaikan rekomendasi usulan pembentukan daerah kepada DPOD. 5. Tahap kelima, yaitu Menteri menyampaikan usulan pembentukan suara daerah kepada Presiden berdasarkan saran dan pertimbangan DPOD 6. Tahap keenam, yaitu dalam hal Presiden menyetujui usulan pembentukan daerah, Menteri dalam negeri menyiapkan rancangan undang-undang tentang pembentukan daerah 7. Tahap ketujuh, pembentukan undang-undang tentang pembentukan daerah Tahap, ketujuh, yaitu setelah undang-undang pembentukan daerah diundangkan pemerintah melaksanakan peresmian daerah dan melantik pejabat kepada daerah. 91 http:damaisejahtera.wordpress.compemdakab-nias-utara diakses tgl 2 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara 90 Peresmian daerah dilaksanakannya paling lama 6 enam bulan sejak diundangkannya undang-undang tentang pembentukan daerah. Dengan dinyatakannya Undang-undang Pemekaran Nias ke dalam Undang- undang Nomor 45 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera Utara. C. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses pengadaan tanah untuk lahan pembangunan perkantoran dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut Pembangunan merupakan upaya manusia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dipergunakan bagi pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan hidup yang dimanisfestasikan melalui seperangkat kebijakan publik. Setiap negara akan memilih dan menerapkan strategi pembangunan tertentu yang dianggap tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Yang dimaksud dengan sejahtera adalah situasi manakala kebutuhan dan hak dasar rakyat telah terpenuhi tidak semata terkait dengan tingkat konsumsi tingkat ekonomi dan akses kepada layanan publik yang diberikan pemerintah, tetapi juga pada kesempatan untuk berpartisipasi dan menyampaikan aspirasi dalam kerangka pembangunan untuk kepentingan umum. Termasuk dalam kegiatan pembangunan adalah pembangunan untuk kepentingan umum yang harus terus diupayakan pelaksanaannya seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang disertai dengan semakin meningkatnya kemakmurannya.Penduduk yang semakin bertambah dengan tingkat kemakmuran yang semakin baik, tentunya membutuhkan berbagai fasilitas umum Universitas Sumatera Utara 91 seperti : jalan jembatan,transportasi, fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan sebagainya. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, hampir tak ada kegiatan pembangunan sektoral yang tidak memerlukan tanah. Oleh karena itu tanah memegang peranan yang sangat penting, bahkan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di segala bidang kehidupan terutama untuk kepentingan umum selalu membutuhkan tanah sebagai wadah untuk diletakkannya pembangunan tersebut. Kini pembangunan terus meningkat dan tiada henti tetapi persediaan tanah semakin sulit dan terbatas. Keadaaan seperti ini dapat menimbulkan konflik karena kepentingan umum dan kepentingan perorangan atau kelompok saling berbenturan. Kondisi seperti ini diperlukan upaya pengaturan yang bijaksana dan adil guna menghindari konflik- konflik yang terjadi di masyarakat karena hal tersebut. Pemerintah yang dalam hal ini sebagai pemangku kebijakan telah melakukan upaya dengan mengeluarkan peraturan tantang pangadaan tanah untuk pembangunan dalam rangka kepentingan umum. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari konflik yang terjadi sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Tetapi dalam implementasi dan pelaksanaannya sering menemui kendala atau hambatan yang berujung pada kebuntuan sehingga proses pembangunan menjadi terhambat. Faktor-faktor yang sering menjadi kendala pengadaan tanah untuk pembangunan diantaranya adalah soal penetapan ganti kerugian, penetapan ruang lingkup kepentingan umum, perencanaan pembangunan yang komprehensif, dan kepatuhan pada pelaksanaan prosedur. Kecilnya alokasi anggaran pemerintah Universitas Sumatera Utara 92 untuk pembangunan infrastruktur serta ketidakjelasan peraturan pertanahan dan implementasinya di lapangan juga menjadi penyebab terhambatnya pembangunan infrastruktur. Perbaikan terhadap kebijakan, prosedur, dan praktik-praktik pengadaan tanah untuk pembangunan adalah langkah yang tepat. Pelaksanaan pembebasan tanah dapat dipermudah dengan dua pendekatan, yaitu dengan meningkatkan keberpihakan dan penghormatan terhadap pemilik hak atas dengan mengedepankan sosialisasi, negosiasi, dan pemberian kompensasi yang lebih komprehensif. Pendekatan yang lain menurut Bima adalah melalui penguatan kelembagaan negara terhadap tanah masyarakat demi kepentingan umum, sehingga peran kuat negara diperlukan adalah dengan memperkuat kewenangan negara untuk mengambil tanah pada harga yang ditetapkan walaupun tanpa kerelaan pemilik tanah. 92 Dalam pelaksanaan pengadaan lahan perkantoran bagi Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten, juga terdapat berbagai hambatan yang mengganggu jalannya proses pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten, salah satu staf Pelaksana Operasional Pengadaan Lahan pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran di Departemen Pekerjaan Umum, ”dalam proses pengadaan lahan untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten ini, terjadi banyak kendala yang menghambat, sebagaimana proyek pemerintah lainnya, padahal pada awal dimulainya proses pengadaan lahan ini, proyek pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten menjadi contoh atau acuan bagi proyek perkantoran Pemda 92 http:sinaugeomatika.wordpress.com20111230pengadaan-tanah-bagi-pembangunan- untuk-kepentingan-umum-antara-regulasi-dan-implementasi diakses tgl 2 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara 93 Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten lainnya yang juga sedang digarap, namun karena pelaksanaannya melibatkan banyak pihak, yang membawa kepentingan masing-masing, yang saling berbenturan satu sama lainnya, dan merasa ikut terlibat, maka proyek ini pun menjadi terhambat. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pengadaan lahan untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten ini adalah: Setelah hasil inventarisasipendataan diumumkan di DesaKelurahan, Kecamatan bahkan di sekretariat Panitia Pengadaan Tanah, ternyata banyak masyarakatpemilik tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada di atasnya mengajukan komplainkeberatan karena tidak puas terhadap hasil pengumuman tersebut. Karena masih ada yang belum didata, salah ukuran atau jumlah, antara lain : luas tanah yang masih kurang puas, luas bangunan kurang, jumlah tanaman kurang, dan lain sebagainya. Musyawarah dilakukan selama jangka waktu 90 sembilan puluh hari kalender, yang dapat berarti bahwa pelaksanaan musyawarah dapat berjalan tergesa-gesa, bahkan akan muncul kesan dipaksakan harus segera berakhir dalam waktu paling lama 90 sembilan puluh hari, atau jika tidak, persoalan yang muncul nantinya dalam musyawarah diselesaikan lewat jalur pengadilan, yang dikhawatirkan hanya akan menguntungkan salah satu pihak saja. Dengan demikian, proses pengadaan lahan untuk kepentingan umum pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten dilaksanakan sebatas tahap persiapan musayawarah pra musyawarah. Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengadaan lahan untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca Universitas Sumatera Utara 94 pemekaran Kabupaten, salah satu staf Pelaksana Operasional untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten di Departemen Pekerjaan Umum, dilakukan berbagai upaya yaitu: 1. Bahwa Panitia Pengadaan Tanah untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten mengadakan inventarisasipendataan ulang bagi masyarakat yang berkeberatan terhadap ukuran-ukuran atau jumlah yang dianggap oleh mereka tidak sesuai dengan kenyataan. 2. Saat ini Panitia Pengadaan Tanah sedang mengadakan lelang untuk Tim Penilai Harga Tanah. Kemungkinan hasil Tim Penilai Harga Tanah baru dapat diterima oleh Panitia Pengadaan Tanah, yang berarti akan semakin memundurkan jadwal pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten. 3. Pihak Pelaksana Operasional Pengadaan Lahan untuk pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten dan Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten Pasuruan tetap menunggu hasil Tim Penilai Harga Tanah untuk kemudian melaksanakan musyawarah dengan prosedur seperti tercantum dalam Undang-undang Nomor 45 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera Utara. Pihak Pelaksana Operasional pengadaan pembangunan perkantoran Pemda Nias Utara pasca pemekaran Kabupaten tidak berani mengambil resiko untuk bertindak gegabah, karena proyek ini melibatkan banyak pihak yang berkepentingan langsung dan tidak langsung. Universitas Sumatera Utara 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN