Jenis Penelitian Subyek Penelitian Besar Sampel Teknik Pengambilan Sampel Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel

commit to user 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi comparative.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah anak balita dari orang tua bercerai dan orangtua lengkap yang menjadi anggota posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo.

C. Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dari banyaknya anak balita yang bisa dikumpulkan dari orang tua bercerai di kecamatan Kartasura selama periode penelitian, ditambah dengan kelompok anak balita dari orang tua lengkap dalam jumlah yang sama dengan jumlah anak balita dari orang tua bercerai tersebut.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik convenience sampling. Seluruh anak balita dari orang tua bercerai yang berhasil dikumpulkan selama periode waktu penelitian dan bersedia mengikuti penelitian dijadikan sebagai sampel untuk kelompok anak balita dari orang tua bercerai. Sedangkan kelompok anak balita dari orang tua lengkap diperoleh dengan cara, dari dua belas desa dipilih secara purposif commit to user 33 dua desa yang mewakili desa rural dan urban, kemudian masing-masing desa yang terpilih diambil satu posyandu secara random, di masing-masing posyandu ini dipilih secara random hingga mencapai jumlah yang sama dengan anak balita dari kelompok orang tua bercerai.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas : status perkawinan orang tua anak balita. 2. Variabel terikat : status gizi dan perkembangan anak balita.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Status perkawinan orang tua anak balita Status perkawinan orang tua anak balita adalah status hukum perkawinan atau perceraian orang tua anak balita. Ada dua macam status perkawinan dalam penelitian ini, yaitu a status kawin bila masih berstatus menikah secara hukum, b status bercerai bila sudah ada putusan cerai dari pengadilan agama atau pengadilan negeri atau bila tidak serumah lagi dengan pasangannya lebih dari 2 tahun. Skala pengukurannya adalah nominal, dengan rincian a status kawin diberi label k, b status bercerai diberi label c. 2. Status gizi anak balita Status gizi anak balita adalah indeks antropometri yang menunjukkan kecukupan gizi dari anak balita setelah dibandingkan dengan baku rujukan WHO 2005. Indeks antropometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat badan menurut umur BBU dan tinggi badan menurut umur TBU. Hasilnya commit to user 34 diklasifikasikan dalam kategori sebagai berikut: a status gizi lebih, dengan kriteria : z-score BBU atau TBU lebih dari 1 SD, b status gizi normal, dengan kriteria : z-score BBU atau TBU antara – 2 SD dan 2 SD, c status gizi kurang, dengan kriteria : z-score BBU atau TBU antara – 3 SD dan – 2 SD, d status gizi buruk, dengan kriteria : z-score BBU atau TBU kurang dari – 3 SD World Health Organization, 2006. Skala pengukurannya adalah ordinal, dengan pemberian label sebagai berikut: a status gizi lebih; diberikan label = 3, b status gizi normal; diberikan label = 2, c status gizi kurang; diberikan label = 1, d status gizi buruk; diberikan label = 0. 3. Status perkembangan anak balita Status perkembangan anak balita adalah kemampuan perkembangan yang dicapai anak balita dengan berdasar Tes Denver II. Pada penelitian ini perkembangan anak balita yang dinilai, mengacu pada Tes Denver II meliputi kemampuan personal sosial, gerak motorik halus, bahasa dan gerak motorik kasar. Interpretasi dari penilaian meliputi: a “lebih” bila anak “lulus” pada tugas perkembangan tes yang terletak di kanan garis umur, b “normal”, bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba di sebelah kanan garis umur, c “peringatan” bila anak “gagal” atau “menolak” melakukan tugas perkembangan tes dimana garis umur terletak pada atau antara 75 dan 90, d “terlambat” bila anak “gagal” atau “menolak” melakukan tugas perkembangan tes yang terletak jelas berada di sebelah kiri commit to user 35 garis umur, e “tidak ada kesempatan” bila anak tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan Frankenburg Dodds, 2004. Dari interpretasi penilaian individual tersebut, hasilnya diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu : a lambat, kriterianya adalah bila didapatkan 1 atau lebih keterlambatan pada sektor perkembangan yang harusnya dicapai dengan memperhatikan umur, b normal, kriterianya adalah bila dapat melalui semua tugas pada setiap sektor sesuai dengan umurnya, c lebih, kriterianya adalah bila anak dapat melalui semua tugas pada setiap sektor sesuai dengan umurnya dan dapat melakukan tugas yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua dari usianya. Skala pengukurannya adalah ordinal, dengan pemberian label sebagai berikut : a lambat, diberikan label = 0, b normal, diberikan label = 1, c lebih, diberikan label = 2.

G. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Pada Remaja Di Sma Dharma Pancasila Medan

14 175 90

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA NGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua Dan Status Gizi Balita Di Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

0 1 13

PERBEDAAN KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Perbedaan Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua.

0 1 12

PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL BALITA BERDASARKAN STATUS PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL BALITA BERDASARKAN STATUS LENGKAP TIDAKNYA ORANG TUA DI POSYANDU ABADI DAN MAWAR KECAMATAN KARTASURA.

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN IBU DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN IBU DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA KARANG TENGAH KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKO

0 1 9

KONTAK ANTARA ORANG TUA YANG BERCERAI DA

0 0 5

KAITAN PENDIDIKAN,PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRA SEKOLAH

0 0 15