98
Tata, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Lembar kerja siswa dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan kontekstual yang harus diisi oleh siswa pada lembar itu
juga. Pertanyan-pertanyaan pada lembar kerja siswa dirancang, disusun dan dikembangkan sesuai dengan pendekatan kontekstual dengan strategi kolaboratif
dan pendekatan kontekstual tanpa strategi kolaboratif yang akan diterapkan dalam pembelajaran, serta melalui pertimbangan dosen pembimbing. Sebelum
digunakan lembar kerja siswa diujicobakan secara terbatas, tujuan dari uji coba terbatas ini, untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan sekaligus
memperoleh gambaran apakah lembar kerja tersebut dapat dipahami oleh siswa dengan baik atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Pemodelan dan Abstraksi Matematis
Tes tulis kemampuan pemodelan dan abstraksi matematis, diberikan sebelum dan sesudah proses pembelajaran terhadap seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Skor peningkatan kemampuan pemodelan dan abstraksi matematis diperoleh dari perhitungan gain ternormalisasi
g
. Menurut Meltzer 2002 dalam Kurniawan, 2010 rumus yang digunakan untuk menghitung gain
ternormalisasi adalah: max
postT preT
g T
preT
Keterangan:
g
=
Gain
ternormalisasi
postT
= Skor postes
preT
= Skor pretes
max T
= Skor ideal
99
Tata, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMODELAN DAN ABSTRAKSI MATEMATIS SERTA MOTIVASI
BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOLABORATIF
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kriteria mengenai besarnya
gain
ternormalisasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.40 Kriteria Gain Ternormalisasi
Gain Ternormalisasi
g
Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g 0,7 Sedang
g 0,3 Rendah
Skor pencapaian kemampuan pemodelan matematis didasarkan kepada perolehan skor tes masing-masing siswa yang mengacu kepada pedoman
penskoran pada Tabel 3.28 dengan skor maksimal idelanya sebesar 2, sedangkan skor pencapaian kemampuan abstraksi matematis didasarkan kepada perolehan
skor tes masing-masing siswa yang mengacu kepada pedoman penskoran pada Tabel 3.37 dengan skor maksimal idelanya sebesar 28. Adapun kriteria
pencapaian kemampuan pemodelan matematis dan kemampuan abstraksi matematis diadaptasi dari Noer 2010, disajikan pada Tabel 3.41.
Tabel 3.41 Kriteria Pencapaian Kemampuan Pemodelan dan Abstraksi Matematis
Skor Tes
X
Interpretasi
X
≥ 70 Tinggi
60 ≤
X
70 Sedang
X
60 Rendah
2. Skala Motivasi Belajar Siswa
Skala motivasi belajar siswa diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan sebelum dan setelah seluruh proses pembelajaran selesai
dilaksanakan.
3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan aktivitas siswa diisi oleh observer yaitu guru matematika yang bertugas mengamati setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
4. Wawancara siswa