Pengaruh Peran Auditor Internal Dan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Terhadap Kinerja Lembaga Universitas Malikussaleh

(1)

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

TESIS

Oleh

JAMALUDDIN 087017103/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

TESIS

OLEH : JAMALUDDIN 087017103/ AKT

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAMALUDDIN 087017103/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(4)

Judul Penelitian : PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN

KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Nama Mahasiswa : Jamaluddin Nomor Pokok : 087017103 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Ketua Anggota

Drs. Idhar Yahya, MBA,Ak

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)


(5)

Telah Diuji pada

Tanggal : 28 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Idhar Yahya, MBA,Ak

2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak 3. Drs. Erwin Abubakar, MBA,Ak 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(6)

PERNYATAAN

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Originalitas Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Kinerja ... 10

2.1.2 Kinerja Lembaga ... 12

2.1.3 Peran Auditor Internal ... 15

2.1.4 Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan PNBP ... 17


(8)

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 24

3.1 Kerangka Konseptual ... 24

3.2 Hipotesis ... 26

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 27

4.1 Jenis Penelitian ... 27

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 29

4.5 Definisi dan Pengukuran Operasional Variabel ... 29

4.6 Metode Analisis Data ... 31

4.7 Uji Kualitas Data ... 32

4.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 33

4.9 Uji Hipotesis ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

5.1 Deskripsi Data Penelitian ... 39

5.1.1 Deskripsi Statistik Data Penelitian ... 39

5.1.3 Karakteristik Responden ... 41

5.2 Analisis Data ... 46

5.2.1 Uji Kualitas Data ... 46

5.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

5.3.1 Uji Normalitas ... 48

5.3.2 Uji Multikoliniearitas ... 49

5.3.3 Uji Heteroskendastisitas ... 50


(9)

5.4.1 Uji Statistik F ... 51

5.4.2 Uji Statistik t ... 52

5.4.3 Koefisien Determinasi ... 54

5.5 Pembahasan ... 55

5.5.1 Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Kinerja Lembaga Universitas Malikussaleh ... 55

5.5.2 Pengaruh Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan PNBP Terhadap Kinerja Lembaga Universitas Malikussaleh ... 56

5.5.3 Pengaruh Peran Auditor Internal dan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan PNBP Terhadap Kinerja Lembaga Universitas Malikussaleh ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

6.1 Kesimpulan ... 61

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 62

6.3 Saran Penelitian ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

4.1 Populasi Penelitian ... 28

4.2 Definisi Operasional Penelitian... 30

5.1 Data Pengembalian Kuesioner ... 39

5.2 Deskriptif Statistik ... 40

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42

5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 43

5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 44

5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 44

5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 45

5.9 Uji Validitas ... 46

5.10 Uji Reliabilitas ... 47

5.11 Uji Multikolonieritas ... 50


(11)

5.13 Nilai Coefficients ... 52 5.14 Nilai Koefisien Determinasi ... 54 5.15 Pengaruh Peran Auditor Internal dan Pelaksanaan Fungsi Manajemen


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 24

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekawinan ... 43

5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 44

5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 45

5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 45

5.7 Uji Normalitas ... 49


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran 2 Data Tabulasi Penelitian ... 71

Lampiran 3 Rekapitulasi Pendapatan Negara Bukan Pajak ... 73


(14)

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen secara parsial dan simultan terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Populasi penelitian adalah seluruh pengelola keuangan PNBP pada bagian keuangan KPA Universitas Malikussaleh. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 orang yang terdiri dari Pembantu Rektor II, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Bendahara Penerima, Bendahara Pengeluaran, PUMK KPA, PUMK Fakultas, dan staf pengelola keuangan. Pengujian validitas dan reliabiltas instrumen dilakukan disalah satu Universitas Swasta di Kabupaten Aceh Utara, dengan hasil seluruh butir item angket valid dan reliabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda setelah dilakukan uji asumsi klasik dan uji kualitas data terhadap data sampel. Hasil menunjukkan bahwa peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen, secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian.

Kata Kunci : Peran auditor internal, pelaksanaan fungsi manajemen, dan kinerja lembaga.


(15)

EFFECT OF INTERNAL AUDITOR ROLE AND FUNCTIONS OF MANAGEMENT FINANCIAL MANAGEMENT NON TAX

REVENUE (PNBP) PERFORMANCE INSTITUTE OF UNIVERSITY MALIKUSSALEH

ABSTRACT

The purpose of this study was conducted to obtain empirical evidence and analyze the role of internal auditors and the implementation management functions partially and simultaneously on the performance of institutions the University Malikussaleh. The method used is multiple regression analysis. The population is all the financial manager in the finance department KPA PNBP Malikussaleh University. Population and the number of samples in this study amounted to 38 people consisting of the Vice Rector II, Bureau Chief, Chief, Section Chief, Treasurer Receiver, Treasurer Spending, PUMK KPA, PUMK faculty, and financial management staff. Testing validity and reliabiltas instruments carried at one private university in Kabupaten Aceh Utara, with whole grains results valid and reliable questionnaire items. Hypothesis testing is done with multiple regression analysis after the classical assumption and test the quality of the data to the data sample. Results showed that the role of the internal auditor and the implementation of management functions, partial and simultaneous significant effect on the performance of institutions the University Malikussaleh. This is consistent with the study hypothesis.

Keywords : The role of internal auditors, implementation of management functions, and performance of institutions.


(16)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Jamaluddin Data Pribadi

Tempat/Tgl Lahir : Lhoksukon, 3 Maret 1975 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kota Lhokseumawe Telepon : 085296022126

Pendidika

2008-2013 : Sekolah pasca sarjana Universitas sumatera utara, Program studi Ilmu Akuntansi

1995-2001 : Universitas Malikussaleh 1993-1995 : SMA Negeri 1 Lhoksukon 1991-1993 : MTSs Ulumul Qur,an Langsa 1984-1991 : SD Negeri 4 Lhoksukon

Pekerjaan : Pegawai Negeri sipil pada bagian Keuangan Universitas malikussaleh


(17)

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA

LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen secara parsial dan simultan terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Populasi penelitian adalah seluruh pengelola keuangan PNBP pada bagian keuangan KPA Universitas Malikussaleh. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 orang yang terdiri dari Pembantu Rektor II, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Seksi, Bendahara Penerima, Bendahara Pengeluaran, PUMK KPA, PUMK Fakultas, dan staf pengelola keuangan. Pengujian validitas dan reliabiltas instrumen dilakukan disalah satu Universitas Swasta di Kabupaten Aceh Utara, dengan hasil seluruh butir item angket valid dan reliabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda setelah dilakukan uji asumsi klasik dan uji kualitas data terhadap data sampel. Hasil menunjukkan bahwa peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen, secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian.

Kata Kunci : Peran auditor internal, pelaksanaan fungsi manajemen, dan kinerja lembaga.


(18)

EFFECT OF INTERNAL AUDITOR ROLE AND FUNCTIONS OF MANAGEMENT FINANCIAL MANAGEMENT NON TAX

REVENUE (PNBP) PERFORMANCE INSTITUTE OF UNIVERSITY MALIKUSSALEH

ABSTRACT

The purpose of this study was conducted to obtain empirical evidence and analyze the role of internal auditors and the implementation management functions partially and simultaneously on the performance of institutions the University Malikussaleh. The method used is multiple regression analysis. The population is all the financial manager in the finance department KPA PNBP Malikussaleh University. Population and the number of samples in this study amounted to 38 people consisting of the Vice Rector II, Bureau Chief, Chief, Section Chief, Treasurer Receiver, Treasurer Spending, PUMK KPA, PUMK faculty, and financial management staff. Testing validity and reliabiltas instruments carried at one private university in Kabupaten Aceh Utara, with whole grains results valid and reliable questionnaire items. Hypothesis testing is done with multiple regression analysis after the classical assumption and test the quality of the data to the data sample. Results showed that the role of the internal auditor and the implementation of management functions, partial and simultaneous significant effect on the performance of institutions the University Malikussaleh. This is consistent with the study hypothesis.

Keywords : The role of internal auditors, implementation of management functions, and performance of institutions.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Universitas Malikussaleh didirikan dengan mengambil nama besar Raja Samudera Pasai pertama. Kerajaan Islam Samudera Pasai dalam sejarah tercatat sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Selanjutnya menjadi cikal bakal pusat pengembangan dan penyebaran agama Islam di kawasan Nusantara dan Asia Tenggara. Kerajaan ini juga, merupakan pusat pengembangan Pendidikan Islam dan Agama Islam itu sendiri, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang telah melahirkan sejumlah Syech (Guru Besar) dan ilmuan lainnya. Sehingga kecemerlangan pemikiran mereka pada saat itu telah memberi dampak besar pada Era Kemakmuran dan Kejayaan (Welfare State) atau “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur” suatu Negeri Indah, Adil, dan Makmur yang Diridhai Allah SWT, di bumi “Serambi Mekkah”.

Menteri Pendidikan Nasional melalui keputusan Nomor: 216/P/2000, 16 November 2000 membentuk Tim Persiapan Perubahan Status Universitas Malikussaleh Lhokseumawe dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), selanjutnya disingkat Tim Persiapan. Tim ini bertugas mempersiapkan pelaksanaan pendirian Universitas Negeri Malikussaleh Lhokseumawe secara bertahap sampai terpenuhinya seluruh persyaratan. Proses pendirian menjadi universitas negeri telah dan akan terus mengikuti aturan-aturan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


(20)

Surat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 004/D/T/ 2001, 2 Januari 2001 kepada Rektor Universitas Malikussaleh mengenai surat Dirjen Pendidikan Tinggi kepada Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 3458/D/T/2000, 2 Oktober 2000 tentang kesiapan Universitas Malikussaleh menjadi Perguruan Tinggi Negeri yang telah mendapat disposisi Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 6015/TUM/2000, 21 Desember 2000.

Universitas Malikussaleh Lhokseumawe sebagai salah satu dari empat perguruan tinggi Negeri yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga melakukan perencanaan dan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja kelembagaan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya untuk masyarakat Propinsi NAD. Sebagai universitas yang relatif baru di negerikan pada tahun 2001, Universitas Malikussaleh terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan organisasi, meningkatkan kinerja organisasi agar dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun ole

Kepala

sel terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran. Di samping itu, DIPA dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendali, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat pada tahun 2006


(21)

Ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi institusi. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja institusi adalah aspek keuangan berupa anggaran berbasis kinerja. Untuk melakukan sesuatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input dengan keluaran (output) menghasilkan, diperlukan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Ketentuan tentang pengelolaan Keuangan Negara diatur dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003. Aturan-aturan tersebut meliputi :

Pasal 3 ayat (1) . menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, ekonomis. efektif, transparan, dan sertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.


(22)

Asas-asas Pengelolaan Keuangan Negara meliputi : 1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil

2. Profesionalitas 3. Proporsionalitas

4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan

5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksan dan mandiri

Pertanggungjawaban Keuangan Departemen/Lembaga adalah Laporan Keuangan Departemen/Lembaga yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan, yang disusun secara berjenjang mulai dari Satker.

Pertanggungjawaban Keuangan juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara yang mempertegas tanggung jawab manajerial pengelola fiskal dan pengguna anggaran/barang untuk menyelenggarakan akuntansi dan mempersiapkan laporan pertanggungjawaban keuangan dan kinerja sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. Laporan Keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan Laporan Kementrian Negara /Lembaga Serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan Negara untuk memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dengan keluarnya Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara. Pengelolaan keuangan negara mulai dari perencanaan sampai pemeriksaan, telah mempunyai aturan yang jelas.


(23)

Perguruan tinggi sebagai salah satu unit satuan kerja pemerintah yang memberi pelayanan kepada masyarakat mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda dengan satuan kerja pemerintah pada umumnya. Kemudian karakteristik penerimaan yang dilakukan sebagai satuan kerja juga mempunyai karakteristik yang berbeda. Sebagai satuan kerja, perguruan tinggi menerima berjenis-jenis penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dengan jadwal penerimaan tertentu dan jumlahnya kadang-kadang tidak dapat diperkirakan.

Dari observasi awal peneliti, dalam proses pencairan dana pada Universitas Malikussaleh (Unimal) terjadi keterlambatan hal ini disebabkan karena SPP Mahasiswa dibayar secara bertahap. Permasalahan tersebut terjadi dalam pengelolaan dana PNBP yang terutama sumber dananya berasal dari SPP mahasiswa. Dimana dalam penggunaan dana SPP tersebut sering menghadapi keterlambatan dalam proses pencairan terutama dalam pembayaran honorarium dan permintaan barang/ perlengkapan. Keterlambatan tersebut bisa mengganggu aktivitas akademik dan proses belajar mengajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja pada masing-masing unit kerja dan juga akan mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan. Padahal proses pencairan dana melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. (KPPN) dilaksanakan dalam batas waktu paling lambat satu hari kerja setelah diterima Surat Perintah Membayar (SPM) secara lengkap, tetapi pada kenyataannya Pembantu Pemegang Uang Muka Kerja (PPUMK) unit-unit kerja selalu terlambat menerima pencairan dana dari Pemegang Uang Muka Kerja (PUMK) Unimal. Oleh karenanya untuk kelancaran proses pencairan dana dibutuhkan adanya pelaksanaan fungsi


(24)

manajemen keuangan dan peran auditor internal agar dapat terwujudnya kinerja manajerial yang baik.

Pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dimaksudkan agar dalam pengelolaan keuangan dapat memenuhi prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dalam pengelolaan PNBP fungsi manajemen meliputi perencanaan dan penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan dan pengawasan.

Pada Unimal pelaksanaan fungsi manajemen keuangan sudah lama diterapkankan dalam pelaksanaannya belum berjalan sebagaimana mestinya. Menurut hasil evaluasi sistem tata kelola Unimal dalam buku Rencana Strategi (2009), Manajemen keuangan belum memenuhi prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas yang disebabkan karena masih terkendala dengan sistem manajemen keuangan yang berlaku saat ini. Perencanaan dan pengelolaan keuangan masih tergantung pada dana yang tersedia dan belum berdasarkan kebutuhan di lapangan. Pada tahun 2010 Kemendiknas telah mengeluarkan Prosedur Operasi Standar Penyusunan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk memudahkan pelaksanaan manajemen keuangan PNBP.

Berdasarkan hasil evaluasi sistem tata kelola tersebut untuk melakukan pembenahannya diperlukan peran dari auditor internal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan PNBP. Auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif (Sawyer. 2005). Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem pemerintahan.

Di Unimal pembentukan Satuan Pengendalian Intern (SPI) yang disebut dengan auditor internal baru saja dilakukan namun pelaksanaannya belum


(25)

terlaksana sebagaimana yang diharapkan, dan masih membutuhkan sosialisasi tentang pentingnya peran auditor internal untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan. Peran auditor internal dalam pengelolaan keuangan bertujuan untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsinya sehingga kinerja manajerial dapat tercapai sebagaimana mestinya.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena-fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang : Pengaruh peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan PNBP terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Penelitian ini dilakukan pada Universitas Malikussaleh dengan subjek penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil, khususnya pengelola keuangan pada Bagian Keuangan Kantor Pusat Administrasi Universitas Malikussaleh yang mengelola dana PNBP.

1.2. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan adanya uraian pada latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini “Apakah peran auditor internal dan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan pendapatan negara bukan pajak secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah peran auditor internal dan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan pendapatan negara bukan pajak secara


(26)

parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain : a. Bagi Universitas Malikussaleh :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang pentingnya kinerja lembaga untuk memperbaiki kondisi internal pada Universitas Malikussaleh serta dapat melakukan tindakan perbaikan dalam rangka pertanggungjawaban keuangan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pengelola keuangan tentang pentingnya peran auditor internal terhadap pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan dana PNBP.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya serta pengembangan ilmu pengetahuan terutama bidang ilmu akuntansi sektor publik dan auditing.

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian reflikasi dari penelitian Susanto (2007). Variabel yang diadopsi meliputi peranan auditor internal dan kinerja. Sedangkan dalam penelitian ini ditambahkan pengujian variabel fungsi manajemen keuangan terhadap kinerja lembaga.


(27)

Sebagai penelitian replikasi tentu saja banyak dijumpai kesamaan terutama menyangkut dengan penentuan variabel, namun demikian ada beberapa hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu menyangkut dengan;

1. Variabel yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa penelitian terdahulu, sebagian besar penelitian terdahulu kurang membahas pengaruh peran auditor internal dan fungsi manajemen keuangan terhadap kinerja lembaga.

2. Objek dan sumber data penelitian terdahulu umumnya menyangkut dengan kinerja lembaga yang dilaksanakan pada perusahaan, sedangkan penelitian ini mengkaji objek pada Universitas Malikussaleh.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil dari suatu kegiatan dalam sebuah organisasi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak tertentu yang dihubungkan dengan visi dan misi organisasi. Menurut Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan, (2006) kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan dan dengan kualitas dan kuantitas terukur.

Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perumusan perencanaan srategi (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Penilaian kinerja juga merupakan uraian sistematik, tentang kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang/kelompok.

Menurut Govindarajan (dalam Supriyono, 2006), kinerja adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan tanggungjawabnya terhadap kualitas produk, kuantitas produk, ketepatwaktuan produk, pengembangan produk baru,


(29)

pengembangan personel, pencapaian anggaran, pengurangan biaya (peningkatan pendapatan), dan urusan publik.

Sedangkan menurut Simanjuntak (2007) kinerja adalah pencapai hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dukungan organisasi dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud untuk memberikan kemudahan, menfasilitasi dan dan fungsi mendorong semua pekerja untuk menaikkan kinerjanya secara optimal.

Menurut Darwanis (2008) kinerja sebagai suatu kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi dihubungkan dengan visi dan misi organisasi tersebut, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan yang berlaku dalam organisasi. Kinerja merupakan tingkat efisiensi dan efektifitas serta inovasi dalam pencapaian tujuan oleh pihak manajemen dan divisi-divisi yang ada dalam suatu organisasi.

Selanjutnya, Rivai (2005) juga menjelaskan beberapa pendapat dari pakar mengenai kinerja, yaitu sebagai berikut:

1. Griffin, kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja.

2. Hersey dan Blancard, kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannnya.


(30)

3. Donelly, Gibson, dan Ivancevich, kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam tugas yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Selanjutnya, Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah penggunaan sistem dalam menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaan secara menyeluruh atau merupakan perpaduan hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).

Menurut pendapat Sutermeister (1999) kinerja karyawan terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis.

Tujuan pokok penilaian kinerja untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya, untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang diinginkan melalui umpan balik hasil kerja pada waktunya serta penghargaan, bersifat intristik maupun ekstrisik (Mulyadi dalam Darwanis 2008).

2.1.2. Kinerja Lembaga

Suatu organisasi, baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan


(31)

organisasi. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya pelaku yang terdapat pada organisasi. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat antara kinerja karyawan dengan kinerja lembaga. Dengan kata lain, bila kinerja karyawan baik, maka kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik. Kinerja karyawan akan lebih baik apabila mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji, mempunyai harapan masa depan lebih baik. Bila sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja organisasi baik pula (Sedarmayanti : 2007).

Menurut LAN RI (2003), kinerja lembaga pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi lembaga pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijaksanaan yang ditetapkan. Menurut Darwanis (2008) mengatakan kinerja lembaga merupakan tingkat pencapaian hasil dari suatu kegiatan dalam sebuah lembaga pemerintah sehubungan dengan penggunaan dana sesuai dengan kuantitas dan kualitas terukur dengan menggunakan prinsip efisiensi dan efektifitas. Dari beberapa pengertian diatas tentang kinerja, peneliti dapat mengatakan bahwa kinerja lembaga merupakan tingkat pencapain hasil dari suatu rangkaian kegiatan dalam sebuah lembaga pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan program sesuai dengan kuantitas dan kualitas terukur dengan menggunakan prinsip efisiensi dan efektifitas.

Efisiensi adalah perbandingan output yang dikaitkan dengan target dan bertujuan memaksimalkan output dengan input tertentu atau meminimumkan input dengan output optimal. Efektifitas adalah perbandingan outcome dengan output untuk melihat sejauh mana hasil suatu layanan mencapai dampak yang diharapkan atau dihasilkan (Harimurti : 2004). Indikator input berkaitan dengan dana, sumber daya


(32)

manusia, informasi, kebijakan dan peraturan-peraturan. Indikator output adalah segala yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan baik fisik maupun non fisik.

Menurut Bastian (2006) efisiensi adalah hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu. Efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektifitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif.

Indikator kinerja menurut LAN RI (2003), meliputi :

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.

2. Keluaran (output) adalah sebagai sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan.

3. Hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome adalah ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Indikator kinerja hendaknya : (1) spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara objektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (4) tidak bias.

Dari beberapa teori yang telah dikemukan diatas terlihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan dalam sebuah organisasi yang dikaitkan dengan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan yang berguna untuk mengetahui kinerja seseorang dan kinerja organisasi sejauh mana tingkat pencapain hasil dari suatu kegiatan telah dilaksanakan.


(33)

2.1.3. Peran Auditor Internal

Pengertian audit internal menurut "Professional Practices Framework": International Standards for The Professional Practice of Internal Audit (IIA)

dalam Kuntadi (2009:1) adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan (improve)

kegiatan operasi organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko

(risk management), pengendalian (control) dan proses tata kelola (governance processes).

Sebagaimana definisi yang diberikan Arens and Loebbecke (1996) mengenai kegiatan audit intern adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memajukan kegiatan suatu organisasi dengan membantu organisasi tersebut mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi tersebut peran audit intern berkaitan dengan jasa assurance dan jasa konsultasi

Menurut BPKP (2007) peran auditor internal meliputi :

1. Peran watchdog meliputi aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, pengujian transaksi yang bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalah audit kepatuhan (compliant audit) dan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog biasanya menghasilkan


(34)

saran/rekomendasi yang mempunyai impact jangka pendek, misalnya perbaikan atas kesalahan yang sudah terjadi.

2. Peran auditor intern sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para pimpinan ditingkat operational. Audit yang dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah.

3. Peran auditor intern sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance, sehingga auditor intern diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa aktivitas organisasi yang dijalankan telah menghasilkan keluaran yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Dalam peran katalis, auditor intern bertindak sebagai facilitator dan agen perubahan (agent ofchange). Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena fokus katalis adalah nilai jangka panjang

(longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan masyarakat (stake holder).


(35)

Menurut the International Standard for the Professional Practice of Internal Auditing (STAN, 2007:5), peran yang dimainkan oleh auditor internal dibagi menjadi dua kategori utama-, jasa assurance dan jasa konsultansi.

Jasa assurance merupakan penilaian obyektif yang telah ditentukan auditor internal atas bukti untuk memberikan pendapat atau kesimpulan independen mengenai proses, sistem atau subyek masalah lain

Jasa konsultansi merupakan pemberian saran, dan umumnya dilakukan atas permintaan khusus dari klien, dimana auditor internal harus tetap menjaga obyektivitasnya.

2.1.4. Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Pengelolaan PNBP Manajemen berasal dari kata kerja to manage, yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola (gomes. 2003). Dalam penerapannya manajemen memiliki beberapa fungsi. Pakar manajemen Schennerhorn (2005) membagi fungsi manajemen menjadi 4 yaitu : planning, organizing, actuating, dan controlling.

Berdasarkan teori diatas dapat dikatakan bahwa manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan. Dan pendapat Schermerhorn (2005) tentang fungsi manajemen, maka dalam, pemerintahan fungsi manajemen yang diterapkan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Pengelolaan keuangan PNBP dilaksanakan mengacu pada mekanisme APBN. Menurut Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa pengelolaan mencakup keseluruhan kegiatan


(36)

perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Pasal 3 ayat (4) UU No.17 Tahun 2003, APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Masing-masing fungsi dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. 2. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

3. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi nilai untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental.

Pelaksanaan pengelolaan keuangan PNBP pada Unimal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kementerian Pendidikan Nasional. PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Dana yang berasal dari PNBP dapat digunakan sebagian dan/atau dianggarkan untuk membiayai kegiatan tertentu yang dilakukan oleh lembaga penghasil PNBP


(37)

pada Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan peningkatan pelayanan tugas dan fungsinya (Kemendiknas, 2010).

Menurut Kemendiknas (2010) PNBP yang berlaku pada Kementerian Pendidikan Nasional dapat digunakan setelah mendapat persetujuan ijin penggunaan dari Menteri Keuangan Rl yang meliputi :

a. Penerimaan dari penyelenggaraan pendidikan;

b. Penerimaan dari kontrak yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi;

c. Penerimaan atas hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan; d. Penerimaan dari sumbangan dan hibah dari perorangan., lembaga

pemerintah, atau lembaga non pemerintah.

Seluruh pemungutan PNBP wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Tata cara penggunaan PNBP di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional mengacu pada mekanisme APBN dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Optimalnya pengelolaan anggaran juga ditentukan oleh bagaimana pengguna anggaran mentaati ketentuan yang telah ditetapkan.

Effendi (2006) menyebutkan bahwa Pemerintah menetapkan PP No.73 tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu. Salah satu kegiatan tertentu tersebut adalah layanan pendidikan tinggi yang ketentuannya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan NO. I 15/KMK.06/2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negara. Pasal 4 ayat (1) "Seluruh PNBP wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara", dan Pasal 4 ayat (3)


(38)

PNBP yang telah disetor ke kas Negara dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : 02/PB/2005, prosedur pengajuan SPP dan penerbitan SPM untuk PNBP adalah ;

a) Dalam pencairan dana PNBP Kuasa Pengguna Anggaran harus memperhatikan persentase maksimum pencairan dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b) Untuk PNBP perguruan tinggi maksimum pencairan sebesar seratus persen dan setoran dengan batas tertinggi sesuai pagu;

c) Tata cara pencairan dan pertanggungjawaban dana PNBP tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku.

d) UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya. Setelah. menerima SPP, pejabat penerbit SPM menerbitkan SPM.

Prosedur Penerbitan Surat Persetujuan Pencairan Dana untuk PNBP oleh KPPN dilakukan sebagai berikut:

1. Petugas KPPN pada loket penerimaan SPM memeriksa kelengkapan SPM; mengisi check list kelengkapan berkas SPM; mencatat dalam Daftar PengawasanPenyelesaian SPM.

2. Apabila kelengkapan berkas SPM tidak memenuhi syarat sesuai check list maka berkas SPM langsung dikembalikan untuk dilengkapi.

3. Apabila berkas SPM diterima lengkap, SPM dimaksud diteruskan kepada Seksi Perbendaharaan untuk diproses.


(39)

Keputusan hasil pengujian oleh Seksi Perbendaharaan:

a. Menerbitkan SP2D atas dasar SPM yang memenuhi syarat termasuk SPM pengembalian.

b. Mengembalikan SPM kepada penerbit SPM apabila tidak memenuhi syarat diterbitkan SP2D, SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM.

Penerbitan SP2D untuk UP/TUP/GUP dan LS wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waktu paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai profesionalisme auditor dan komitmen organisasi dilakukan Rahmawaty (2003) juga telah meneliti mengenai pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap kinerja manajemen pada BUMN dan BUMD di Kota Banda Aceh. Pengukuran variabel profesionalisme yang digunakan adalah: keahlian profesional, pengetahuan akuntansi, pengetahuan bisnis, dan etika. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan profesionalisme Auditor Internal dapat mempengaruhi kinerja manajemen.

Berikutnya adalah Susanto (2007) Peranan Audit Internal terhadap kinerja perusahaan faktor-faktor audit internal yang terdiri atas tujuan audit, kopetensi audit internal, program kerja audit dan pelaksanaan audit internal bagian audit internal sehingga manfaat pelaksanaannya menjadi lebih optimal.


(40)

Selanjutnya Rohman (2007), hasil penelitian menunjukkan bahwa peran manajerial PKD berpengaruh terhadap kinerja Pemda dengan nilai koefisien jalur 0,329 dan besarnya pengaruh langsung adalah 0,108. Peran manajerial menggambarkan keterlibatan atau partisipasi PKD dalam mensukseskan program dan kegiatan yang dilakukan Pemda. Peran tersebut merupakan pendekatan yang efektif untuk memotivasi pegawai Pemda dalam mensukseskan kebijakan Pemda.

Fungsi pemeriksaan intern berpengaruh terhadap kinerja Pemda dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,255 dan besarnya pengaruh langsung adalah 0,065. Fungsi pemeriksaan intern membantu para pegawai Pemda dalam melaksanaan tanggung jawabnya dengan melakukan analisis, penilaian atas operasional Pemda, serta mengajukan saran-saran perbaikan atas penyimpangan yang ditemukan.

Selanjutnya Herminingsih (2009), menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi dalam penganggaran terhadap kinerja pemerintah daerah berpengaruh positif sebesar 2,290 pada tingkat signifikansi 0,005. Para manajer menengah dan bawah pada Pemerintahan Demak terlibat dalam penyusunan anggaran, karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran, mereka diberikan kesempatan untuk berperan dalam memberikan masukan dan ide yang dituangkan dalam bentuk anggaran yang nantinya akan mereka laksanakan.

Peran manajerial keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap pemerintah daerah sebesar 2,222 pada tingkat signifikansi 0,008. Dengan adanya manajerial mendorong para pengelola keuangan daerah untuk lebih berpartisipasi dalam pencapaian kinerja pemerintah daerah yang lebih baik, melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Penelitian-penelitian terdahulu ini selanjutnya dilihat pada tabel 2.1 berikut.


(41)

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel

Hasil Temuan

1 Rahmawaty

/2003 pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap kinerja manajemen pada BUMN dan BUMD di Kota Banda Aceh

-Keahlian

profesional (X1)

-Pengetahuan

akuntansi (X2)

-Etika (X3)

-Kinerja

Manajemen (Y)

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan profesionalisme Auditor Internal dapat mempengaruhi kinerja manajemen.

2 Daniel

susanto/2007

Peranan audit internal terhadap kinerja perusahaan (studi pada PT. Oto

Parmaceutical.Ltd

-Tujuan Audit

(X1)

-Kompetensi

audit internal (X2)

-Program audit

(X3)

- Pelaksanaan

audit (X4)

-Kinerja (Y)

tujuan audit, kopetensi audit internal, program kerja audit dan pelaksanaan audit internal bagian audit internal sehingga manfaat

pelaksanaannya

menjadi lebih optimal

3 Abdul Rohman

/2007

Pengaruh peran manajerial

pengelolaan keuangan daerah dan fungsi pemeriksaan intern terhadap kinerja pemerintahan daerah (survey pada Pemda Kota, Kabupaten, dan Provinsi di Jawa Tengah) - Peran manajerial (X1) - Fungsi pemeriksaan intern (X2) - Kinerja pemerintahan daerah (Y)

Terdapat pengaruh secara signifikan peran manajerial dan fungsi pemeriksaan intern terhadap kinerja

pemerintahan daerah

4 Herminingsih

/2009

Pengaruh partisipasi dalam penganggaran dan peran manajerial pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah (Studi empiris pada Pemerintah Kabupaten Demak) - Pastisipasi dalam penganggaran (X1) - Peran manajerial (X2) - Kinerja pemerintah daerah (Y) Partisipasi dalam penganggaran dan peran manajerial pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah


(42)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah dan didukung dengan landasan teori, maka penulis akan mengembangkan kerangka penelitian sebagai berikut:

1. Peran Auditor internal sebagai salah satu variabel independen yang diduga mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi. Dugaan ini didasari penelitian yang dikembangkan oleh Susanto (2007) dan Rohman (2007), juga yang menemukan adanya pengaruh peran auditor internal terhadap kinerja.

2. Pelaksanaan fungsi manajemen keuangan merupakan salah satu variabel independen yang diduga mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi. Dugaan ini didasari penelitian yang dilakukan oleh Herminingsih (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan fungsi manajemen terhadap kinerja.

Hubungan deterministik pengaruh variabel independen di atas terhadap variabel dependen digambarkan dalam skema kerangka konseptual di bawah ini.

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kinerja Lembaga (Y) Peran Auditor Internal

(X1)

Pelaksanaan Fungsi Manajemen


(43)

Berdasarkan kerangka konseptual yang dibangun dalam gambar 3.1 di atas menunjukkan arah hubungan pengujian pengaruh variabel peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh.

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional organisasi dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan control serta efisiensi dan efektifitas kinerja organisasi. Audit Internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer. et al, 2005:7).

Kegiatan audit internal adalah menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, pimpinan kementerian negara/lembaga, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi (Kuntadi, 2009).

Auditor internal berperan dalam memberikan masukan kepada pimpinan mengenai berbagai hal terkait dengan pelaksanaan fungsi manajemen, mulai dari perencanaan (misal: penyusunan usulan rencana anggaran pendapatan dan belanja) sampai pada penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah (STAN, 2007:5). Auditor internal yang berkualitas akan memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang baik.


(44)

3.2. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh peran auditor internal dan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan pendapatan negara bukan pajak secara parsial dan simultan terhadap kinerja lembaga Universitas Malikussaleh.


(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kausal. Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya (Sukmadinata, 2006).

Penelitian kausal dapat digunakan untuk membuktikan secara empiris pengaruh peran auditor internal dan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan pendapatan negara bukan pajak terhadap kinerja manajerial. Sekaran (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen, dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung. Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variabel) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.


(46)

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pusat Administrasi Universitas Malikussaleh (KPA Unimal), dengan respondennya pengelola keuangan PNBP yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Sedangkan waktu penelitian direncanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengelola keuangan PNBP pada Bagian Keuangan KPA Unimal, sedangkan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Pembantu Rektor II, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, Bendahara Penerima, Bendahara Pengeluaran. PUMK KPA, PUMK Fakultas, dan staf pengelola keuangan. Maka penelitian dilakukan dengan teknik Perpusive Sampling. Adapun distribusi responden pada masing-masing unit kerja dapat dirinci sebagaimana ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Populasi Penelitian

No Responden Populasi

1 Pembantu Rektor II 1

2 Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan 1

3 Kepala Bagian Keuangan 1

4 Kasubbag 2

5 Bendahara Penerima 1

6 Bendahara Pengeluaran 1

7 PUMK KPA 3

8 PUMK Fakultas 6

9 Staf Pengelola Keuangan 22


(47)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data merupakan faktor penting untuk mempertimbangkan penentuan metode pengumpulan data. Sumber data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data peran auditor internal, pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dan kinerja manajerial dari responden digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dalam bentuk jawaban tertutup. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disusun berdasarkan indikator penelitian masing-masing variabel sehingga terdapat tiga kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner peran auditor internal, pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dan kinerja lembaga. Kuesioner penelitian diadopsi dari angket penelitian yang dibuat oleh Rahmawaty, Susanto, dan Gunawan.

4.5. Definisi dan Pengukuran Operasional Variabel

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (X1) yaitu peran auditor internal, variabel pelaksanaan fungsi manajemen keuangan (X2) dan variabel dependen (Y) yaitu kinerja lembaga Universitas Malikussaleh. Berikut ini dijelaskan definisi menurut variabel yaitu : a. Peran auditor internal (X1) merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan

oleh auditor dengan memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Indikator atau elemen dan alat ukur yang digunakan adalah jasa assurance dan jasa konsultasi dengan menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin.


(48)

b. Pelaksanaan fungsi manajemen keuangan (X2) adalah implementasi fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan PNBP sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Indikator atau elemen dan alat ukur yang digunakan dilihat dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin. c. Kinerja lembaga Malikussaleh (Y) adalah tingkat pencapaian hasil dari suatu

rangkaian kegiatan dalam sebuah manajerial pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan program sesuai dengan kuantitas dan kualitas terukur dengan menggunakan prinsip efesiensi dan efektifitas yaitu terdiri dari input, output dan outcome.

Untuk memperjelas pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dari definisi, indikator dan alat ukur (skala) yang digunakan untuk masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

1 Peran Auditor Internal

Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh auditor dengan memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya.

- Jasa assurance - Jasa Konsultasi

Interval

2 Pelaksana an Fungsi Manajemen Keuangan

Implementasi fungsi manajemen keuangan dalam pengelolaan PNBP sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

- Perencanaan - Pengorganisasian - Pelaksanaan - Pengawasan

Interval

3 Kinerja manajerial

tingkat pencapaian hasil dari suatu rangkaian kegiatan dalam sebuah manajerial pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan program sesuai dengan kuantitas dan kualitas terukur

- Penggunaan anggaran - Pelaksanaan

Program

Interval


(49)

memungkinkan untuk dilakukan operasi aritmatika terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Hal ini dapat membantu peneliti dalam menghitung mean (rata-rata hitung) dan standard deviation responden terhadap variabel. Skala interval tidak hanya mengelompokkan individu menurut katagori tertentu dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur magnitude dan perbedaan preferensi antar individu (Sekaran, 2006).

Untuk penggunaan ranking scale. penelitian ini menggunakan skala interval dengan skala likert 5 poin, dimana poin 5 menunjukkan sangat setuju dengan pernyataan yang dimaksud dan poin 1 menunjukkan sangat tidak setuju. Dalam menjawab kuesioner responden diminta memberikan penilaian terhadap setiap pernyataan dengan memilih salah satu dari lima pilihan yang disediakan.

4.6. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan model analisis regresi linear berganda yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS.

Formulasi yang digunakan adalah :

Y = β0 + β1x1 + β2x2 + e Keterangan :

Y : Kinerja Lembaga X1 : Peran Auditor Internal

X2 : Pelaksanaan Fungsi Manajemen β0 : Konstanta

β1- β2 : Koefisien regresi parsial


(50)

4.7. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dimaksudkan agar keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbebas dari bias secara statistik. Pengujian kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan realibel secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik. Pengujian kualitas data dilakukan disalah satu Universitas Swasta di Kabupaten Aceh Utara.

1. Uji Validitas

Menurut Sukmadinata (2006) validasi data merupakan suatu proses penentuan apakah suatu wawancara dalam survey atau observasi dilakukan dengan benar dan terbebas dari bias. Dalam berbagai metode pengumpulan data tidak selalu mudah untuk melakukan pemantauan secara ketat.

Sementara menurut Ghozali (2007) uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut Ghozali (2007) mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara; 1) melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel; 2) melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk; 3) uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dari ketiga cara pengukuran validitas yang disebutkan Ghozali di atas, maka dalam penelitian ini pengujian validitas


(51)

dilakukan dengan cara kedua yaitu melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk pada derajat α=0,01 dan α=0,05. 2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2007) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2) One Shot atau pengukuran sekali saja.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode one shot, dimana pengukurannya hanya sekali kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. Uji ini dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan relialibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,50 (Malhotra dalam Husnawati, 2006).

4.8. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2007) Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.


(52)

Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi nomal dapat dilihat dari

i. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

ii. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka ditribusi data adalah normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas yaitu :

a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independent A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.


(53)

Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara variabel bebas (independent variable). Jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar dari 0.7 (Nunnally dalam Ghozali, 2007), maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Disamping dengan melakukan uji korelasi tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian, jika nilai VIF diatas 10 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian.

3. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X1, X2, dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji di atas, sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan. Hal ini dikarenakan uji autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Maka uji autokorelasi ini sering


(54)

ditemukan pada time series, sedangkan data yang dikumpulkan oleh penulis ada data crosssection, maka masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

4.9. Uji Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji-F)

Uji-F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho : b1; b2; b3 = 0

Artinya secara bersama-sama (simultan) variabel independen tidak terdapat pengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1; b2; b3 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama (simultan) variabel independen terdapat pengaruh terhadap variabel dependen, dengan kriteria :

Ho diterima, apabila F-hitung < F-tabel pada α = 5% Ha diterima, apabila F-hitung > F- tabel pada α = 5%.

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).

Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA < α 0,05, maka H0 ditolak


(55)

(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel ANOVA > α 0,05, maka H0 diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel (α 0,05) maka H0 ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel (α 0,05) maka H0 diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan tingkat kepercayaan (α) dan derajat bebas (degree of freedom).

2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen pengujian dilakukan dengan memandingkan t hitung dengan t tabel pada degree of freedom (df) = n – k pada level signifikansi α = 0,05.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima,apabila t-hitung < t-tabel pada α = 5% Ha diterima,apabila t-hitung > t- tabel pada α = 5%. 3. Koefisien determinan (R2)

Pengujian koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variable dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai


(56)

dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R²=0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(57)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu dengan menyebarkan 38 kuesioner kepada pengelola keuangan PNBP yaitu Pembantu Rektor II, Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Sub Bagian, Bendahara Penerima, Bendahara Pengeluaran, PUMK KPA, PUMK Fakultas, dan staf pengelolaan keuangan. Dari 38 kuesioner yang dibagikan kepada responden, kuesioner yang dikembalikan sebanyak 38 kuesioner.

Tabel 5.1. Data Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim 38

Kuesioner yang dikembalikan 38

Kuesioner yang tidak dikembalikan 0

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian 38 Tingkat Pengembalian (respon rate) 100%

5.1.1. Deskriptif Statistik Data Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh pada sampel penelitian yaitu sebanyak 38 orang yang terdiri dari Pembantu Rektor II, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, Bendahara Penerima, Bendahara Pengeluaran, PUMK KPA, PUMK Fakultas, dan staf pengelola keuangan, maka diperoleh deskritptif statistik data penelitian, sebagai berikut:


(58)

Tabel 5.2. Deskriptif Statistik Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

X1 38 13 24 20.00 2.671 7.135

X2 38 13 25 19.60 2.853 8.137

Y 38 15 29 23.34 3.173 10.069

Valid N (listwise)

38

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian (peran auditor internal, fungsi manajemen keuangan, dan kinerja lembaga), peneliti menggunakan tabel statistik deskriptif yang tersaji pada tabel 5.2 diatas. Dari tabel tersebut, berdasarkan jawaban dari 38 responden maka hasil menunjukkan bahwa peran auditor internal memiliki rata-rata sebesar 20 dan standar deviasi sebesar 2,671. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel peran auditor internal sangat baik karena nilai standar deviasi mendekati angka nol dan nilai penyimpangan yang cukup kecil dibawah rata-rata sebesar 7,135.

Hasil deskripsi data variabel fungsi manajemen keuangan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 19,6 dan standar deviasi sebesar 2,853. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel fungsi manajemen sangat baik karena nilai standar deviasi mendekati angka nol dan nilai penyimpangan yang cukup kecil dibawah rata-rata sebesar 8,137.


(59)

Hasil deskripsi data variabel kinerja lembaga menunjukkan nilai rata-rata sebesar 23,34 dan standar deviasi sebesar 3,173. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data variabel peran kinerja lembaga sangat baik karena nilai standar deviasi mendekati angka nol dan nilai penyimpangan yang cukup kecil dibawah rata-rata sebesar 10,069.

5.1.2. Karakteristik Responden

Penyajian data mengenai identitas responden adalah untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri pada responden. Adapun gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini di klasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, masa kerja, dan pendapatan perbulan. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing responden tersebut.

5.1.2.1. Responden Menurut Jenis Kelamin

Penggolongan komposisi jenis kelamin diklasifikasikan berdasarkan 2 bagian yaitu : (1). Pria, (2). Wanita. Komposisi responden menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kriteria Jumlah Responden Persentase

Pria 21 55%

Wanita 17 45%


(60)

Gambar 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

5.1.2.2. Responden Menurut Usia

Penggolongan komposisi usia diklasifikasikan berdasarkan 4 kelompok yaitu : (1) usia antara 25 sampai 30 tahun, (2) usia antara 30 sampai 35 tahun, (3) usia antara 36 sampai 40 tahun, dan (4) usia di atas 40 tahun. Komposisi responden menurut umur disajikan pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kriteria Jumlah Responden Persentase

25 - 30 Tahun 10 26%

31 - 35 Tahun 15 40%

36 - 40 Tahun 13 34%

> 40 Tahun 0 0%

Jumlah 38 100%

Gambar 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pria 55% Wanita

45%

Jenis Kelamin

26%

40%

34% 0%

Usia


(61)

5.1.2.3. Responden Menurut Status Perkawinan

Penggolongan komposisi status perkawinan diklasifikasikan 4 kelompok yaitu : (1) belum menikah, (2) menikah, (3) duda, dan (4) janda. Komposisi responden menurut status perkawinan disajikan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Kriteria Jumlah Responden Persentase

Belum Menikah 11 29%

Menikah 22 58%

Janda 3 8%

Duda 2 5%

Jumlah 38 100%

Gambar 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

5.1.2.4. Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Penggolongan pendidikan terakhir diklasifikasikan 4 kelompok yaitu ; (1) SLTA, (2) Akademi atau Diploma, (3) Sarjana, dan (4) Pascasarjana. Komposisi responden menurut pendidikan terakhir disajikan pada tabel 5.6.

29%

58%

8% 5%

Status Perkawinan


(62)

Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Kriteria Jumlah Responden Persentase

SLTA 1 3%

Akademi / Diploma 15 39%

Sarjana 19 50%

Pascasarjana 3 8%

Jumlah 38 100%

Gambar 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

5.1.2.5. Responden Menurut Masa Kerja

Penggolongkan masa kerja diklasifikasikan 4 kelompok yaitu : (1) dibawah 5 tahun, (2) 6 sampai 10 tahun, (3) 11 sampai 15 tahun, dan (4) diatas 15 tahun. Komposisi responden menurut masa kerja disajikan pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Kriteria Jumlah Responden Persentase

< 5 Tahun 14 37%

6 - 10 Tahun 19 50%

11 -15 Tahun 5 13%

> 15 Tahun 0 0%

Jumlah 38 100%

3%

39% 50%

8%

Pendidikan Terakhir


(63)

Gambar 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 5.1.2.6. Responden Menurut Pendapatan Perbulan

Penggolongan komposisi pendapatan perbulan diklasifikasikan 4 kelompok yaitu : (1) Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000, (2) Rp. 1.600.000 – Rp. 2.000.000, (3) Rp. 2.100.000 – Rp. 2.500.000, dan (4) diatas Rp. 2.500.000. Komposisi responden menurut pendapatan perbulan disajikan pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Kriteria Jumlah Responden Persentase Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000 8 21% Rp. 1.600.000 - Rp. 2.000.000 14 37% Rp. 2.100.000 - Rp. 2.500.000 11 29%

> Rp. 2.500.000 5 13%

Jumlah 38 100%

Gambar 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

37% 50%

13% 0%

Masa Kerja

< 5 Tahun 6 - 10 Tahun 11 -15 Tahun > 15 Tahun

21%

37% 29%

13%

Pendapatan Perbulan

Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000 Rp. 1.600.000 - Rp. 2.000.000 Rp. 2.100.000 - Rp. 2.500.000 > Rp. 2.500.000


(64)

5.2. Analisis Data 5.2.1. Uji Kualitas Data

Penelitan ini menggunakan data primer yaitu berupa kuisioner atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden sehingga perlu dilakukan pengujian atas instrumen pengumpulan data tersebut. Uji coba instrumen adalah sebagai berikut:

5.2.1.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan tiap item angket. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment, jika hubungan setiap pertanyaan dengan hasil pertanyaan memiliki tingkat sig < 5% dan rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. Hasil perhitungan uji validitas terhadap angket dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9. Uji Validitas Indikator-indikator pertanyaan

variabel (X1, X2, dan Y)

rhitung rtabel Keterangan

X1 (Peran Auditor Internal) PAI1 PAI2 PAI3 PAI4 PAI5 0,350 0,339 0,448 0,321 0,507 0,254 Valid Valid Valid Valid Valid X2 (Pelaksanaan Fungsi Manajemen)

PFM1 PFM 2 PFM 3 PFM 4 PFM 5 0,304 0,621 0,391 0,493 0,559 0,254 Valid Valid Valid Valid Valid Y (Kinerja Lembaga)

KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 0,314 0,390 0,477 0,432 0,368 0,386 0,254 Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(65)

Berdasarkan tabel 5.9, hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan angket pada ketiga variabel independen dan satu variabel dependen dinyatakan valid. Butir pertanyaan dinyatakan valid karena rhitung > rtabel dengan nilai signifikan setiap pertanyaan < 5%. Hal ini menunjukkan bahwa masing- masing pertanyaan angket sahih dan dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian.

5.2.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing- masing angket variabel. Adapun secara ringkas hasil uji reliabilitas ditunjukkan dalam tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10. Uji Reliabilitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X1 10.6305 .494 .484 .845

X2 11.0305 .396 .671 .769

Y 9.7310 .409 .728 .743

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Menurut Malhotra dalam Husnawati, (2007:33), koefisien minimum yang dapat diterima diatas 0,50. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel independen dan satu variabel dependen memiliki nilai


(1)

dengan uji beda sehingga dapat diketahui seberapa besar perbedaan pengaruh variabel tersebut dalam kinerja lembaga di masing-masing Universitas Negeri dan Swasta yang terdapat di Provinsi NAD.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arens, A. A. and J.K. Loebbecke, (1996). Auditing: Pendekatan Terpadu. Buku Satu, Cetakan Kedua, Terjemahan: Amir Jusuf Abadi, Jakarta : Salemba Empat. Jakarta.

2. Artjana, (2002), Upaya Membangun Akuntabilitas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara di Lingkungan Militer Menuju Terciptanya Good Governance Tantangan dan Harapan, htpp//www.go.id. down load tanggal 6 April 2008.

3.Bambang, Triadji, (2002), Pengembangan Akuntabilitas Keuangan Daerah, Jurnal

Akuntansi Keuangan Sektor Publik Vol. 03, No. 01, Agustus 2002. 4.Bastian, Indra, (2006), Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar, Jakarta

Erlangga.

5.BPKP, (2007), Audit Berpeduli Resiko, Edisi Keempat. Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pengawasan Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan. 6 Daniel, Susanto, (2007), Peran Audit Internal terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada PT. Oto Parmaceutical Industries.Ltd.

6.

7.Darwanis, Arsyiati, Djalil, (2008), Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Pengelolaan Keuangan Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Keuangan PNBP Dalam Upaya Meningkatkan Kerja Instansi Pada Universitas Syiah Kuala, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1 Januari 2008, Hal. 29-49

8.

9.Deddi, Iswahyudi, Maulidah, (2007), Akuntansi Pemerintahan, Jakarta Salemba Empat.

10.

11.Direktorat Jenderal Perbendaharaan, (2005), Peraturan Nomor : 02/PB/2005, Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Pendapatan Dan Belanja Negara, Departemen Keuangan Republik Indonesia.

12.

13.Effendi, (2006), Kendala dalam Penerapan Ketentuan dalam PNBP dan Penetapan Aset Tetap Universitas Gajah Mada. sofian. staff. ugm.ac. i/--- /kendala-dalam-penerapan-PNBP.pdf.

14.

15.Fahriani, (2008), Pengaruh Profesional Auditor Internal Terhadap Keefektifan Pelaksanan Anggaran Pada Perusahaan Manufaktur, Skripsi tidak Dipublikasikan


(3)

17.Ghozali, Imam, (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS cetakan IV. Semarang : Universitas Diponegoro.

18.

19.Gomes, Faustina Cardoso, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Andi.

20.

21.Harimurti, (2004), Problematika Suatu Instansi Pemerintah Dalam Menyusun Indikator Kinerja Tinjauan dari Dimensi Value For Money, JAKSP, Vol.05, N0.02, Agustus 2004.

22.

23. Herminingsih, (2009), Pengaruh Partisipasi Dalam Penganggaran dan Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Demak). Tesis. Universitas Diponegoro.

24.

25.htpp//www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/ 24032008170943 Akuntabilitas. doc - tgl 22 April 2008.

26.

27.Husnawati, Ari, (2006), Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen dan Kepuasan Kerja Sebagai Intervening Variabel. (Studi Pada Perum Pegadaian Kanwil VI Semarang), Tesis. Universitas Diponegoro: Semarang.

28.

29.Indriantoro dan Supomo, (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan. Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.

30.

31.Islamy, Irfan (2001), Agenda Kebijaksanaan Reformasi Administrasi Negara,

Jurnal Administrasi Negara Vol. 11, No. 1, September 2001 : 13-30 32.

33. Kementerian Pendidikan Nasional, (2010), Sistem Informasi Manajemen Keuangan Kemendiknas.

34.

35.Keputusan Menteri Keuangan. Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negara. Nomor I 15/KMK.06/2001.

36.

37.Kuntadi. Chris, (2009), Peningkatan Kapasitas Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Keuangan. http:// criskuntadi. blogspot.com. 16 Oktober 2009.

38.

39. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, (2005), Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 40.

41.Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan, (2006), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 24 Tahun 2005 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Manajerial Pemerintah.


(4)

42.

43.LAN RI, (2003), Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Dan Kinerja Manajerial Pemerintah, Jakarta.

44.

45.Li,Ching Chun, (1975), Path Analysis : A Primer. Pacific Grove, CA : Boxwood Press.

46.

47.Loma, (2003), Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi, makalah.

48.

49.Mardiasmo, (2006), Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol.2 No.1 Mel 2006.halaman 1-17.

50.

51.Manajerial Pemerintah, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Komite Penyempurnaan Manajemen Keuangan, (2006), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan kinerja.

52.Nyadnyana. 1. K, (2007), Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektifitas Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali. Universitas Udayana.Skripsi.

53.

54.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : 02/PB/2005, Tentang Prosedur Pengajuan SPP dan Penerbitan SPM.

55.

56.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

57.

58.Rahmawaty, (2003), pengaruh profesionalisme Auditor Internal terhadap kinerja manajemen pada BUMN dan BUMD di Kota Banda Aceh, Tesis tidak Dipublikasikan.

59.Rivai, Veithzal, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

60.

61.Ruswana, (2008), Akuntabilitas Pelaksanaan STAR SDP,

62.

63.Rohman, Abdul, (2007), Pengaruh Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah dan Fungsi Pemeriksaan Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei Pada Pemda Kota, Kabupaten, dan Provinsi di Jawa Tengah), Jurnal Maksi, Vol. 7 No. 2 Agustus 2007 : 206-220, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

64.

65.Sandra. Ria dan Fidelis Arastyo, (2004), Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah XYZ Dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat, JAKSP, Vol.05, NO.02, Agustus 2004.


(5)

67.Sawyer,Lawrence B, Mortimer A.Dittenhofer, James H.Scheiner, (2005), Sawyer's Internal Auditing, Buku 1 Edisi 51 jedernahan Desi Adhariani, Jakarta : Salemba Empat.

68.

69.Scermerhorn, (2005), Management, 8th Edition, New York : John Wiley and Sons.

70.

71.Sedarmayanti, (2007). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar Maju, Bandung.

72.

73.Sekaran, Umar, (2006), Research Methods For Business, Edisi 4 buku 1, Terjemahan Yon, Kwan,Jakarta : Salemba Empat.

74.

75.Simanjuntak, Payaman, J, (2001), Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. 76.

77.Sukmadinata, (2006), Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

78.

79.Supiyono, Andi, (2006), Pemeriksa Akuntansi (Auditing) : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntansi Publik, Salemba Empat, Yogyakarta.

80.

81.Sutermeister, Robert, A, (1999), People and Productivity, Mc. Graw Hill, Inc, New York.

82.

83.Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara.

84.

85.Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2003, Tentang Keuangan Negara. 86.

87.Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 1997, Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

88.

89.Universitas Malikussaleh, (2009), Rencana Strategis (2010-2015), Lhokseumawe.


(6)