Karakteristik Penderita Sinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan pada Tahun 2011

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA SINUSITIS DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2011

Oleh:

KEUMALA AT THAARIQ

090100289

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA SINUSITIS DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2011

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Mmemperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

KEUMALA AT THAARIQ

090100289

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa yang menyerang sinus paranasal dan kavitas nasal. Sinusitis dianggap salah satu gangguan kesehatan tersering di dunia dan sering dijumpai dihampir semua negara. Tingginya angka prevalensi sinusitis di Indonesia, terbukti dari data DEPKES RI 2003 yang menyebutkan sinusitis berada di urutan ke-25 dari 50 penyakit peringkat utama yang ada.

Untuk mengetahui karakteristik penderita sinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011, dengan melakukan penelitian menggunakan metode

deskriptif yaitu pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah

seluruh penderita sinusitis menurut laporan rekam medis di RSUP Haji Adam Malik pada awal Januari 2011 sampai Desember 2011 yang berjumlah 419 orang.

Pada penelitian ini didapati bahwa penderita sinusitis yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 15-30 tahun (32,2%), lebih banyak berjenis kelamin perempuan (58,2 %.). Pekerjaan yang paling sering adalah pekerjaan PNS (28,4%) dan keluhan utama yang paling banyak adalah hidung tersumbat (42%).

Bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar perlunya melakukan penyuluhan dan pemahaman terhadap pasien tentang sinusitis mengenai resiko yang paling memungkinkan berdasarkan epidemiologi dan gejala-gejalanya. Kata kunci : karakteristik penderita, sinusitis, RSUP H. Adam Malik Medan.


(4)

ABSTRACT

Sinusitis is a disease caused by the inflamation of mucus membrane which attack paranasal sinus and nasal cavity. Sinusitis is one of the most common disease in the world and almost found in all countries. The high prevalence of sinusitis in Indonesia, as an evidence in data from the RI health Department in 2003 stated that the disease fall on the 25th ranking out of 50 major disease.

To find out the characteristic of sinusitis patient, by doing the research using descriptive methode with cross sectional study approach. The subjects of this research are all patients from medical record at H. Adam Malik General Hospital Medan for 1 years, from early January until end of December 2011.

In this research, the highest number of sinusitis patients are between 15-30 years age group (32,2%), and more often in female patients (58,2 %.). The most common profession found are civil servants (28,4%) and the most complaint made were nasal congestion (42%).

For the benefits of H. Adam Malik General Hospital Medan, it’s necessary to have counseling and understanding towards patient with sinusitis about the most probably risk by the epidemiology and the symptom.

Keywords : patient characteristic, sinusitis, H. Adam Malik General Hospital Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah dan kemudahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Karakteristik Penderita Sinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan pada Tahun 2011”. Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulisa banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Farhat, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K) selaku dosen

pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mmberi arahan kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.KK, Sp.GK dan dr. M. Fahdy, Sp.OG,

M.Sc, yang telah bersedia menguji Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh jajaran RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin

dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengambilan data di lokasi penelitian.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua orang tua tersayang, H. Ir. Suparyono dan Hj. Hasmayetti, SH,

M.Hum, terimakasih yang tiada tara untuk kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.


(6)

7. Kakak dan abang tercinta, dr. Pertiwi At Thaariq dan Helios At Thaariq, SH, terimakasih untuk selalu mendukung, memberi motivasi memberi keceriaan maupun doa untuk menyelesaikan karya tulis ini.

8. Sahabat-sahabat penulis, Nurtilawati Siregar, Rizky Hasian S, Ummi

Rizky Hardiyanti dan Febry Annike Nasution, serta seluruh Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU stambuk 2009, terimakasih telah memberikan motivasi, dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang ada, maka dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga karya tulis ini berguna bagi kita semua.

Medan, 10 Januari 2013, Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1Sinusitis ... 4

2.1.1 Defenisi ... 4

2.1.2 Etiologi ... 4

2.1.3 Epidemiologi ... 5

2.1.4 Manifestasi Klinis ... 6

2.1.5 Patofisiologi ... 7

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang... 10

2.1.7 Diagnosa dan Terapi ... 10

2.1.8 Penatalaksanaan ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 12

3.1 Kerangka Konsep ... 12

3.2 Variabel dan Defenisi Operasional ... 12

3.2.1 Variabel ... 12

3.2.2 Defenisi Operasional ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 14

4.1 Jenis Penelitian ... 14

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 14

4.3 Populasi dan Sampel ... 14

4.4 Teknik Pengambilan Data ... 14

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 15


(8)

4.5.2 Analisis Data ... 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 16

5.1 Hasil Penelitian ... 16

5.1.1 Karakteristik Individu ... 16

5.1.3 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Umur ... 16

5.1.4 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin 17 5.1.5 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Pekerjaan ... 18

5.1.6 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Keluhan Utama ... 19

5.2 Pembahasan ... 20

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 23

6.1 Kesimpulan ... 23

6.2 Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Karakteristik Mayor dan Minor Sinusitis ... 7

3.1 Variabel, Defenisi, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur... 13

5.1 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Umur ... 17

5.2 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin ... 18

5.3 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Pekerjaan ... 19


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Riwayat Hidup Peneliti

LAMPIRAN II Surat Ethical Clearance

LAMPIRAN III Surat Izin Penelitian


(12)

DAFTAR SINGKATAN

DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

DLL : Dan Lain Lain

IRT : Ibu Rumah Tangga

NAMCS : National Ambulatory Medical Care Survey

PNS : Pegawai Negeri Sipil

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SMF : Staf Medis Fungsional

SPSS : Statistical Product and Service Solution

SK Menkes : Surat Keputusan Menteri Kesehatan

THT : Telinga Hidung Tenggorok


(13)

ABSTRAK

Sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa yang menyerang sinus paranasal dan kavitas nasal. Sinusitis dianggap salah satu gangguan kesehatan tersering di dunia dan sering dijumpai dihampir semua negara. Tingginya angka prevalensi sinusitis di Indonesia, terbukti dari data DEPKES RI 2003 yang menyebutkan sinusitis berada di urutan ke-25 dari 50 penyakit peringkat utama yang ada.

Untuk mengetahui karakteristik penderita sinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011, dengan melakukan penelitian menggunakan metode

deskriptif yaitu pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah

seluruh penderita sinusitis menurut laporan rekam medis di RSUP Haji Adam Malik pada awal Januari 2011 sampai Desember 2011 yang berjumlah 419 orang.

Pada penelitian ini didapati bahwa penderita sinusitis yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 15-30 tahun (32,2%), lebih banyak berjenis kelamin perempuan (58,2 %.). Pekerjaan yang paling sering adalah pekerjaan PNS (28,4%) dan keluhan utama yang paling banyak adalah hidung tersumbat (42%).

Bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar perlunya melakukan penyuluhan dan pemahaman terhadap pasien tentang sinusitis mengenai resiko yang paling memungkinkan berdasarkan epidemiologi dan gejala-gejalanya. Kata kunci : karakteristik penderita, sinusitis, RSUP H. Adam Malik Medan.


(14)

ABSTRACT

Sinusitis is a disease caused by the inflamation of mucus membrane which attack paranasal sinus and nasal cavity. Sinusitis is one of the most common disease in the world and almost found in all countries. The high prevalence of sinusitis in Indonesia, as an evidence in data from the RI health Department in 2003 stated that the disease fall on the 25th ranking out of 50 major disease.

To find out the characteristic of sinusitis patient, by doing the research using descriptive methode with cross sectional study approach. The subjects of this research are all patients from medical record at H. Adam Malik General Hospital Medan for 1 years, from early January until end of December 2011.

In this research, the highest number of sinusitis patients are between 15-30 years age group (32,2%), and more often in female patients (58,2 %.). The most common profession found are civil servants (28,4%) and the most complaint made were nasal congestion (42%).

For the benefits of H. Adam Malik General Hospital Medan, it’s necessary to have counseling and understanding towards patient with sinusitis about the most probably risk by the epidemiology and the symptom.

Keywords : patient characteristic, sinusitis, H. Adam Malik General Hospital Medan.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sinusitis dianggap salah satu gangguan kesehatan tersering di dunia dan juga merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di praktek dokter sehari-hari (Hsin; Chen; Su; Jiang; Liu: 2010). Berdasarkan data DEPKES RI tahun 2003, disebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada dalam urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit (Mangunkusomo, 2007).

Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, adalah peradangan pada membran mukosa yang menyerang sinus paranasal dan kavitas nasal (Santa; Suratun; Paula: 2008). Sinusitis paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah. Sinusitis ini terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid). (Santa; Suratun; Paula, 2008)

Peradangan tersebut akan memberikan gejala berupa hidung tersumbat, nyeri kepala hebat dan vertigo, nyeri pada sinus, edema orbita, sekret nasal yang purulen, dan pasien mengalami demam. Yang disebut diatas adalah gejala akut, pada gejala kronik akan didapati pasien mengalami batuk, sekret purulen kronis, nyeri kepala kronis pada daerah periorbital, kemampuan penciuman hilang dan nyeri wajah terutama pada saat bangun tidur pagi hari (Santa; Suratun; Paula, 2008).

Faktor fisik, kimia, saraf, hormonal dan emosional dapat mempengaruhi mukosa hidung, demikian juga mukosa sinus dalam derajat yang lebih rendah. Secara umum, sinusitis kronik lebih lazim pada iklim yang dingan dan basah. Defisiensi gizi, kelemahan, tubuh yang tidak bugar, dan penyakit sistemik umum perlu dipertimbangkan lagi dalam etiologi sinusitis. Perubahan dalam faktor-faktor lingkungan, misalnya dingin, panas, kelembaban, dan kekeringan, demikian


(16)

pula polutan atmosfer termasuk asap tembakau, dapat merupakan faktor predisposisi infeksi. Dalam daftar faktor predisposisi umum ini harus

ditambahkan paparan terhadap infeksi sebelumnya, misalnya common cold (Peter

A. Hilger, M.D., 1997)

Faktor-faktor lokal tertentu juga dapat menjadi predisposisi penyakit sinus. Faktor-faktor ini akan dijelaskan pada masing-masing penyakit sinus, namun secara umum berupa deformitas rangka, alergi, gangguan geligi, benda asing, dan neoplasma (Peter A. Hilger, M.D., 1997).

Frekuensi munculnya penyakit sinusitis yang masih termasuk tinggi ini patut menjadi perhatian. Untuk menanggulanginya maka diperlukan data epidemiologi tentang karakteristik penderita sinusitis agar membantu dalam hal pertimbangan pengobatan, prognosis, dan rehabilitasi pasien sinusitis. Akan tetapi, data epidemiologi yang tersedia tentang penyakit sinusitis di Sumatera, khususnya Medan masih kurang. Oleh karena latar belakang inilah maka diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut tentang profil penyakit sinusitis di Medan terutama di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita sinusitis yang datang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh karakteristik tentang pasien-pasien penderita sinusitis yang datang berobat ke Poliklinik THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan.


(17)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Karakteristik penderita sinusitis berdasarkan umur

2. Karakteristik penderita sinusitis berdasarkan jenis kelamin

3. Karakteristik penderita sinusitis berdasarkan pekerjaan

4. Karakteristik penderita sinusitis berdasarkan keluhan utama

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk:

1. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan mengenai gambaran

penderita sinusitis pada RSUP Haji Adam Malik Medan.

2. Memberikan informasi kepada penentu kebijakan dalam hal

menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi penderita sinusitis pada RSUP Haji Adam Malik Medan

3. Dijadikan referensi terhadap penelitian yang akan datang mengenai


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sinusitis 2.1.1. Defenisi

Menurut Kamus Kedokteran Dorland (2002), sinusitis adalah peradangan

sinus, biasanya sinus paranasales; mungkin purulen atau nonpurulen, akut atau

kronik.

Tipe-tipe peradangan ini dinamakan sesuai dengan sinus yang terkena.

Ethmoid sinusitis adalah peradangan sinus ethmoidalis, disebut juga ethmoiditis.

Frontal sinusitis adalah peradangan sinus frontalis. Maxillary sinusitis adalah

peradangan sinus maxillaris, disebut juga antritis. Sphenoid sinusitis adalah

peradangan sinus sphenoidalis, disebut juga sphenoiditis. (Kamus Kedokteran

Dorland, 2002)

2.1.2. Etiologi

Adapun penyebab sinusitis umumnya adalah karena adanya infeksi yang diinisiasi oleh mikroorganisme, yaitu:

1. Sinusitis virus akut

Mayoritas utama oleh sinusitis episodik adalah disebabkan oleh infeksi virus. Kebanyakan virus Infeksi Saluran Pernafasan Atas adalah disebabkan rhinovirus. Akan tetapi korona virus, influenza A dan B, parainfluenza, adenovirus, dan enterovirus adalah agen kausatif. Virus rhinovirus, influenza, dan paravirus adalah virus primer patogenik, pada 3-15% pasien dengan sinusitis akut. Sekitar 0,5%-2%, pasien dengan sinusitis viral bisa berlanjut menjadi sinusitis bakterial akut (Ah See K, 2008)


(19)

2. Sinusitis bakterial akut

Sangat sering terkait dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas oleh virus, dan juga alergi, trauma, neoplasma, granulomatosa dan penyakit inflamasi, faktor lingkungan, infeksi gigi, variasi anatomi. Hal ini diakibatkan karena perannya yang bisa merusak mukosilia normal dan akan mempredisposisi infeksi bakterial.

Antara lain adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus

influenzae, dan Moraxella catarrhalis. (Itzhak Brook, 2012)

3. Invasif sinusitis fungal akut

Sangat jarang sinusitis disebabkan oleh fungi. Sinusitis fungi (cth, sinusitis fungal allergi) akan terlihat serupa dengan kelainan saluran napas

bagian bawah dan bronchopulmonarry asppergillos allergy.

Bipolaris dan spesies Curvullaria adalah fungi yang paling sering

terdapat pada sinusitis fungal alergi

Data yang paling meyakinkan menyebutkan, pada dewasa disebabkan

oleh Haemophyllus Influnzae dan Streptococcus Pneumoniae sebagai patogen

yang paling sering ditemukan. Hal ini terhitung dengan 65% strains bakteri yang

signifikan ditemukan. Bakteri lainnya yang terlibat antara lain Neisseria sp.,

Streptococcus pyogenes (grup A), dan streptococcus alpha-haemolytic. Untuk infeksi campuran akan didapati dengan pertumbuhannya yang berat, akan tetapi

kultur yang paling aktif tumbuh adalah organisme yang tunggal. Ditemukan 11

virus dari 70 spesimen positif; antara lain 6 rhinovirus, 3 virus influenza A dan 2

virus parainfluenza. (Ellen, R. Wald, 1985)

2.1.3. Epidemiologi

Sinusitis mempengaruhi sekitar 35 juta orang per tahun di Amerika dan

jumlah yang mengunjugi rumah sakit mendekati 16 juta orang. Menurut National

Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS), kurang lebih dilaporkan 14 %

penderita dewasa mengalami sinusitis yang bersifat episodik per tahunnya dan

seperlimanya sebagian besar didiagnosis dengan pemberian antibiotik. Pada tahun 1996, orang Amerika menghabiskan sekitar $3.39 miliyar untuk pengobatan


(20)

sendirinya tanpa diperlukan pengobatan. Penyakit ini terjadi pada semua ras, semua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan dan pada semua kelompok umur. (Lucas JW; Schiller JS; Benson V,2001)

Wanita memiliki angka episodik yang lebih tinggi dibandingkan pria, disebutkan karena wanita lebih sering dekat dengan anak-anak. Dimana persentase kejadiannya, wanita 20,3% sedangkan pria 11,5%. (Itzhak Brook, 2012)

Diestimasikan bahwa 0,5% infeksi saluran pernafasan atas memiliki komplikasi sinusitis akut. Keabsensian dari defenisinya yang tepat, bagaimanapun estimasinya mungkin tidak akurat. Ini seperti menjatuhkan angka antara 0,5% dan 5,0%. Untuk orang dewasa rata-rata 2 hingga 3 kali mengalami pilek per tahun dan anak-anak 6 sampai 8 kali. (Ellen, R.Wald,1985)

2.1.4. Manifestasi Klinis

Dari anamnesis biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari.

Gejala subjektif terdiri dari gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan

mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat

pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain. Pada sinusitis maksila, nyeri terasa dibawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus, hingga terasa di gigi. Nyeri alih terasa di dahi dan depan telinga. Pada sinusitis etmoid, nyeri di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri di bola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis. Pada sinusitis frontal, nyeri terlokalisasi di dahi atau di seluruh kepala. Pada sinusitis sfenoid, rasa nyeri di verteks, oksipital, retro orbital, dan di sfenoid.

Sinusitis dapat dicurigai bila ditemukan 2 kriteria mayor + 1 minor atau 1 mayor + 2 minor (W, Fokkers; V, Lund; J, Mullol: 2007).


(21)

Tabel 2.1 Karakteristik Mayor dan Minor Sinusitis

Kriteria Mayor Kriteria Minor

Nyeri wajah/nyeri wajah saat ditekan Sakit kepala

Kongesti/rasa penuh di wajah Demam dan lemas

Sumbatan hidung Halitosis

Sekret nasal purulen/aliran post nasal berubah warna

Sakit gigi

Hiposmia/anosmia Batuk

Demam (akut) Nyeri, rasa tertekan, penuh pada telinga

Gejala objektif, tampak pembengkakan di daerah muka. Pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah, pada sinusitis frontal terlihat di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis etmoid jarang bengkak, kecuali bila ada komplikasi.

Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada sinusitis maksila, frontal, dan etmoid anterior tampak mukopus di meatus medius. Pada sinusitis etmoid posterior dan pada sfenoid, tampak nanah keluar dari meatus superior. Pada rinoskopi posterior tampak mukpus di nasofaring (post nasal drip).

Pada anak dengan demam tinggi (>39oC), ingus purulen, dan sebelumnya

menderita infeksi saluran nafas atas, patut dicurigai adanya sinusitis akut, terutama jika tampak edema periorbital yang ringan. Khusus pada anak-anak, gejala batuk jauh lebih hebat pada siang hari tetapi terasa sangat mengganggu pada malam hari, kadang disertai serangan mengi. Keluhan sinusitis akut pada anak kurang spesifik dibandingkan dewasa. Anak sering tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri muka. Biasaya yang terlibat hanya sinus maksila dan etmoid. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

2.1.5. Patofisiologi

Patofisiologi sinusitis terkait pada 3 faktor:

1. Obstruksi jalur drainase sinus

Hal ini akan mencegah drainase mukus normal. Ostium bisa tertutup oleh pembengkakan mukosa, ataupun penyebab lokal (cth,


(22)

trauma, rhinitis). Penyakit sisitemik yang mengakibatkan berkurangnya

mukosilia, termasuklah cystic fibrosis, alergi respiratori, dan diskinesia

silia primer (Sindrom Kartagener), bisa menjadi faktor predisposisi akut sinusitis pada kasus yang jarang. Pasien dengan immunodefisiensi juga akan meningkatkan resiko munculnya sinusitis akut.

Obstruksi mekanis disebabkan oleh polip nasal, benda asing, deviated septa, atau tumor bisa menyebabkan penyumbatan ostium. (Itzhak brook, 2012)

Ostium sinus paranasalis adalah kunci dari patologi pada area sinus. Faktor yang mempredisposisikan obstruksi ostium bisa disebabkan oleh pembengkakan mukosa dan bisa dikarenakan obstruksi mekanik. Ketika sudah muncul obstruksi komplit dari ostium, akan ada peningkatan transien dalam tekanan intrasinus diikuti oleh pembentukan tekanan negative intrasinus. Pertukaran gas dalam kavitas sinus juga akan

terganggu jika ostium obstruksi. Dalam hal ini, maka

aparatus mukosiliar cukup kuat berkaitan dengan perubahan pasokan

dalam oksigen (Ellen, R. Wald, 1985)

2. Rusaknya fungsi silia

Berdasarkan fisiologi sinus, drainase sinus bukan bergantung pada gravitasi melainkan pada mekanisme transport silia. Fungi silia yang buruk bisa disebabkan berkurangnya sel epitel silia, aliran udara yang tinggi, virus, bakteri atau siliatoxin dari lingkungan, mediator inflamasi, berdempetannya 2 permukaan mukosa, luka, dan sindrom Kartagener.

Kerja silia dipengaruhi oleh faktor genetik,seperti sindrom

Kartagener. Sindrom Kartagener terkait dengan silia immobile,

menyebabkan retensi dari sekresi sehingga menjadi faktor predisposisi infeksi sinus. Fungsi sinus juga akan menurun dengan adanya pH yang rendah, anoxia, rokok, racun kimia, dehidrasi, dan obat-obatan (antikolinergik dan antihistamin).

Terpapar dengan toxin bakteri juga bisa menyebabkan menurunnya fungsi silia. Abses dental ataupun prosedur yang menghubungkan antara


(23)

kavitas oral dan sinus bisa menyebabkan sinusitis dengan mekanisme ini. Sebagai tambahan, kerja silia bisa dipengaruhi apabila habis kontak dengan virus.

Udara dingin juga menghentikan epithelium silia, mengakibatkan pada kerusakan gerakan silia, serta retensi sekresi pada kavitas sinus. Pada kebalikannya, menginhalasai udara yang kering menyebabkan penggumpalan mukus sinus, dan menyebabkan sekresi berkurang. (Itzhak

brook, 2012)

Kelainan dari apparatus mukosiliari dalam hubungannya berkurang patensi dari ostia sinus adalah patofisiologi utama bahkan pada sinusitis akut. Faktor yang bisa mengganggu transport mukosiliari normal termasuk udara dingin dan panas; perubahan mukus; obat-obatan dan kimiawi;

infeksi virus; kelainan kongenital seperti immotil cilia syndrome. Silia

dengan pola mikrotubular abnormal merupakan yang paling sering selama periode akut, dengan kedua tambahan di sentral mikrotubular dan mikrotubular supernumeri terkait dengan struktur perifer. Motilitas normal dari silia dan adhesivitas dari lapisan mukosa biasanya melindungi peitelium respirasi dari invasi bakteri. (Ellen, R. Wald,1985)

3. Berubahanya kualitas dan kuantitas mukus

Sekresi sinonasal memiliki peran yang penting pada rhinosinusitis. Mukus menyelimuti garis sinus paranasal tersebut, mengandung mukoglikoprotein, immunoglobulin, dan sel inflammatori. Ini terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan serosa dimana silia recover dari active beat mereka, kemudian lapisan viskos dimana sebagai transportasi silia.

Jika komposisi mukus berubah, sehingga mukus memproduksi viskos lebih banyak (cth, cycstic fibrosis), transport ke ostium akan lebih

pelan, dan lapisan gel menjadi lebih tebal. (Itzhak brook, 2012)

Silia bisa dikalahkan hanya jika di medium fluida. Perubahan pada

mukus, seperti cystic fibrose atau asthma, bisa mengganggu aktivitas silia.


(24)

silia dan efeknya akan diperparah dengan penutupan ostium. (Ellen, R. Wald, 1985)

2.1.6. Pemeriksaan Penunjang

1. Transiluminasi

Akan memberikan informasi objektif atas kondisi sinus maksila dan frontal. Jika sinus normal, tiga hal harus diperhatikan: (1) refleks pupil merah, (2) bayangan sinar bulan sabit yang sesuai dengan posisi kelopak mata bawah, (3) sensasi sinar dalam mata jika kelopak mata tertutup.

2. Cairan Radioopak

Dengan menyuntikkannya ke dalam sinus, terlebih pada sinus maksila dan sfenoid. Dengan adanya cairan itu rongga sinus tampak jelas tergambar, shingga penebalan mukosa dan adanya polip dapat diketahui, dan ketidaksamaan ukuran dan bentuk dapat tergambar dengan tepat. Mukosa yang sakit tampak sebagai daerah yang tidak terisi, diantara massa minyak dan tepi tulang. (Ballenger, 1997)

2.1.7. Diagnosa dan Terapi

1. Metode pertukaran (Displacement)

Hal ini agar obat dapat masuk ke sel-sel etmoid, sinus maksila dan sfenoid. Tekniknya adalah kepala pasien diturunkan ke posterior, sehingga dagu dan kanalis auditorius eksterna berada dalam satu garis vertikal. Kemudian cavum nasi pada satu sisi diisi dengan 2 sampai 3 ml cairan radioopak yang dipertukarkan. Dengan memiringkan kepala ke sisi homolateral akan meningkatkan kemungkinan cairan menutupi ostium sinus. Saat pasien menaikkan palatum molenya, tekanan negatif 180 mmHg diberikan secara hilang timbul di nares pada sisi yang diisi, dan pada sisi lainnnya ditutup dengan jari. Roentgen diambil pada 24 dan 72 jam untuk memastikan waktu pengosongan. Pada keadaan normal, sinus harus kosong dalam 96 jam.


(25)

2. Irigasi diagnostik

Pada banyak kasus, diagnosis pasti akan adanya pus tidak dapat diketahui tanpa irigasi diagnostik. Hal ini dilakukan dengan cara sama seperti untuk terapi, melalui ostium alami atau melalui pungsi. Bahan untuk kultur atau usapan dapat diambil dari cairan pada saat pencucian. (Ballenger, 1997)

2.1.8. Penatalaksanaan

Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik sampai semua gejala hilang. Jenis amoksisilin, ampisilin, eritromisin, sefaklor monohidrat, asetil sefuroksim, trimetoprim sulfometoksazol, amoksisilin-asam klavulanat, dan klaritromisin telah terbukti secara klinis. Jika dalam 48-72 jam tidak ada perbaikan klinis, diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menghasilkan beta laktamase, yaitu amoksisilin dan ampisilin dikombinasi dengan asam klavulanat. Diberikan pula dekongestan untuk memperlancar drainase sinus. Bila perlu diberikan analgesik untuk menghilangkan nyeri; mukolitik untuk mengencerkan, meningkatkan kerja silia, dan merangsang pemecahan fibrin.

Pemberian steroid intranasal, kadang diperlukan untuk mengurangi edema di daerah kompleks osteomeatal, terutama bila dicetuskan oleh alergi. Apabila terdapat komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau nyeri yang hebat akibat tertahannya sekret oleh sumbatan, sehingga perlu dirujuk untuk dilakukan tindakan bedah. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)


(26)

Profil Penderita Sinusitis: 1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Pekerjaan 4. Keluhan Utama BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel

Variabel yang telah diteliti dalam penelitian ini adalah data-data karakteristik yang telah terdapat pada pasien penderita sinusitis.


(27)

3.2.2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1. Variabel, Defenisi, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur

No Variabel Defenisi Cara

Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala ukur

1. Umur usia pasien yang

dihitung dari tanggal lahir yang tertulis dalam rekam medis

sampai waktu pengambilan data dalam ukuran tahun.

Melihat rekam medik Data rekam medik 0-15 tahun 16-30 tahun 31-45 tahun 45-60 tahun >61 tahun Ordinal

2. Jenis

kelamin Laki-laki ataupun perempuan Melihat rekam medik Data rekam medik Laki-laki, perempuan Nominal

3. Pekerjaan suatu kegiatan atau

aktivitas penderita sehari – hari.

Melihat rekam medik Data rekam medik PNS Wiraswasta Pegawai swasta Pelajar IRT Petani Dll Nominal

4. Keluhan

utama

Keluhan yang menjadi masalah utama dalam anamnesis Melihat rekam medik Data rekam medik Nyeri Epistaksis Hipersekresi Bersin Hidung berbau Penciuman berkurang Nominal


(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian

deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Deskriptif adalah suatu studi

yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi serta distribusi penyakit berdasakan variabel orang, tempat, dan waktu.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik (RSUP HAM), Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP HAM merupakan RS rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit ini memiliki data rekam medis yang baik. Waktu penelitian mulai dari bulan Juli hingga Agustus 2012.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh pasien yang terdaftar sebagai penderita sinusitis. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang didapat dari rekam medis. Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling).

4.4. Teknik Pengambilan Data

Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan seluruh rekam medis penderita sinusitis selama tahun 2011 yang didapat di bagian rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Pada rekam medis tersebut dilihat variabel yang akan diteliti yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan bagian sinus yang terkena sebagai karakteristik penderita sinusitis selama tahun 2011, lalu dilakukan pencatatan atau tabulasi.


(29)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan data

Pengolahan data ialah seluruh data seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik sehingga pengolahan data dapat menghasilkan output yang merupakan gambaran jawaban terhadap penelitian. Pada tahap ini peneliti memeriksa setiap instrumen berkaitan dengan kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban, dan kejelasan hasil pengisian.

4.5.2. Analisa data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan SPSS (Statistical

Product and Service Solution) dan kemudian akan dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi dan melakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada.


(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik. RSUP Haji Adam Malik terletak di jalan Bunga Lau no. 17 km 12, kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.1.2 Karakteristik Individu

Berdasarkan data rekam medis, jumlah kasus sinusitis yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 tercatat 419 kasus. Karakteristik yang diamati pada pasien adalah berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan keluhan utama.

5.1.3 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Umur

Berikut ini tabel distribusi sampel proporsi penderita sinusitis menurut kelompok umur tercatat yang berobat ke RSUP H. Adam Malik tahun 2011:


(31)

Tabel 5.1 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Umur

No Karakteristik Jumlah Persentase %

1. 0-15 tahun 39 9,3

2. 16-30 tahun 135 32,2

3. 31-45 tahun 122 29,1

4. 46-60 tahun 98 23,4

5. >61 tahun 25 6,0

Total 419 100

Berdasarkan tabel 5.1, kelompok umur pasien tertinggi terdapat pada kelompok umur 16-30 tahun sebesar 32,2% atau berjumlah 135 orang. Sedangkan kelompok usia terendah terdapat pada kelompok usia >61 tahun yaitu sebanyak 25 orang (6,0%).

5..1.4 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi penderita sinusitis berdasarkan jenis kelamin pasien di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 dijelaskan pada tabel 5.2 berikut:


(32)

Tabel 5.2 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

1. Laki-laki 175 41,8

2. Perempuan 244 58,2

Total 419 100

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa jumlah penderita sinusitis lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu 244 orang (58,2%), sedangkan laki-laki yaitu sebanyak 175 orang (41,8%).

5.1.5 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi penderita sinusitis berdasarkan pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 dijelaskan pada tabel 5.3 berikut:


(33)

Tabel 5.3 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Pekerjaan

No. Karakteristik Jumlah Persentase %

1. PNS 119 28,4

2. Wiraswasta 66 15,8

3. Peg. swasta 32 17,6

4. Pelajar 87 20,8

5. IRT 52 12,4

6. Petani 12 2,9

7. dll 51 12,2

Total 419 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa jumlah pasien dengan pekerjaan PNS merupakan yang tertinggi dengan sampel sebanyak 28,4% atau berjumlah 87 orang. Sedangkan pekerjaan sebagai petani merupakan sampel yang terendah yaitu sebesar 2,9% dengan jumlah 12 orang.

5.1.6 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Keluhan Utama

Distribusi penderita sinusitis berdasarkan keluhan utama di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011 dijelaskan pada tabel 5.4 berikut:


(34)

Tabel 5.4 Distribusi Penderita Sinusitis Berdasarkan Keluhan Utama di RSUP H. Adam Malik Tahun 2011

No. Karakteristik Jumlah Persentase %

1. Hipersekresi 81 19,3

2. Bau 27 6,4

3. Bersin 31 7,4

4. Epistaksis 14 3,3

5. Nyeri 90 21,5

6. Tersumbat 176 42,0

Total 419 100

Dijelaskan pada tabel 5.4 keluhan utama yang paling banyak dideriata pada pasien sinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan adalah keluhan hidung tersumbat sebesar 42,2% atau berjumlah 176 orang. Lalu didapatkan juga keluhan yang paling jarang dijadikan keluhan utama adalah epistaksis sebesar 3,3% dengan jumlah 14 orang.

5.3. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 didapatkan bahwa kelompok umur yang paling banyak diderita sinusitis berada pada kelompok 16-30 tahun yaitu sebanyak 135 orang atau 32,2% (Tabel 5.1). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Frisdiana (2010) di RS. Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010 menyatakan bahwa


(35)

kelompok usia yang terbanyak menderita sinusitis adalah 23-31 tahun yaitu sebanyak 22 orang (21,6%).

Juga didapati hal yang sama pada penelitian cross sectional Muyassaroh

dan Supriharti (1999) terhadap 52 pasien sinusitis yang berobat ke SMF THT-KL RSUD Dr. Kariadi Semarang, yang mendapatkan kelompok terbanyak pada umur (20-29 tahun) sebesar 26,9%.

Acala (2010) dalam penelitiannya di poliklinik RSUP Dr. Surdjito bahwa pasien sinusitis yang paling banyak pada umur dekade ke 3 yaitu 30%.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah Dalimunthe (2010) menyatakan bahwa kelompok umur yang paling banyak menderita sinusitis berada pada kelompok 40-49 tahun yaiu sebanyak 21 orang (21,9%).

Berdasarkan tabel 5.2 proporsi penderita sinusitis berdasarkan jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu berjumlah 244, yaitu 58,2% dibandingkan laki-laki yaitu 175 orang (41,8%). . Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, dimana pasien sinusitis berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi daripada pasien berjenis kelamin laki-laki. Diperoleh hasil yang sama pada penelitian cross sectional Muyassaroh dan Suprihariharti (1999) terhadap 52 pasien sinus yang berobat ke SMF THT-KL RSUD Dr. Kariadi Semarang yang mendapatkan proporsi tertinggi pada perempuan sebanyak 23 penderita (44,2%).

Penelitian yang dilakukan oleh Manor (2010) juga menyatakan bahwa proporsi penderita sinusitis lebih banyak dijumpai pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 83 orang dan laki-laki berjumlah 54 orang.

Multazar (2008) juga mendapati hasil yang sama pada penelitian case series yang dilakukannya. Ia menyatakan bahwa pasien sinusitis lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu sebanyak 57,09%, sedangkan laki-laki sebanyak 42,91%.

Berdasarkan tabel 5.3 proporsi tertinggi penderita sinusitis berdasarkan pekerjaan yaitu PNS sebesar 28,4% atau berjumlah 87 orang. Hal ini kurang


(36)

sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana penderita tertinggi terdapat pada IRT (Ibu Rumah Tangga) yang kemudian baru diikuti oleh PNS.

Oleh Siti Aisyah Dalimunthe (2010) mendapatkan hasil terbanyak pada IRT dalam penelitian yang dilakukannya, dengan jumlah 21 orang (21,9%).

Berdasarkan tabel 5.4 proporsi keluhan utama terbanyak terdapat pada penderita sinusitis adalah hidung tersumbat sebesar 42,2% atau berjumlah 176

orang. Hal ini juga terlihat pada penelitian sebelumnya, penelitian cross sectional

Triolit (2004) terhadap 30 penderita siusitis di RSUP H. Adam Malik, Medan yaitu 60% keluhan utamanya adalah hidung tersumbat.

Hal yang sama juga didapatkan pada hasil penelitian oleh Siti Aisyah Dalimuthe (2010), yaitu keluhan utama tersumbat sebanyak 65 orang (64,7%).

Frisdiana (2010) di RS. Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010 jua didapati bahwa keluhan utama yang paling banyak ditemukan adalah hidung tersumbat yaitu berjumlah 65 orang (63,7%).


(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelompok umur pasien tertinggi terdapat pada kelompok umur

15-30 tahun sebanyak 32,2% atau berjumlah 135 orang.

2. Jenis kelamin pasien lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak

244 orang atau 58,2%.

3. Pekerjaan pasien terbanyak dijumpai pada PNS yaitu 28,4% atau

berjumlah 87 orang.

3. Keluhan utama terbanyak terdapat pada penderita sinusitis adalah

keluhan utama tersumbat 42,2% atau berjumlah 176 orang.

6.2. Saran

1. Perlunya dilakukan penyuluhan terhadap pasien tentang sinusitis

mengenai keluhan utama yang paling sering terjadi.

2. Perlu dilakukan penyuluhan guna meningkatkan pemahaman

pasien sinusitis untuk resiko-resiko yang paling memungkinkan berdasarkan epidemiologi.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ballenger, J.J., 2009. Hidung dan Sinus Paranasal. Dalam: Ballenger JJ, Snow JB. Penyakit Telinga, Hidung,Tenggorokan, Kepala, dan Leher; jilid I. Tangerang: Bina Rupa Aksara, 4-243

Brook, Itzhak., 2012. Acute Sinusitis. Available from:

2012).

Dorland, 2000. Kamus Kedokteran, edisi 29. Jakarta: EGC, hal. 2003

D, Siti Aisyah. Gambaran penderita Rhinosinusitis di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 5 November 2012)

Frisdiana, Y., 2010. Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010. Universitas Sumatera

Utara. (accessed 7

November 2012)

Fokkers W, Lund V, dan Mullol J. European Position Paper on Rhinosinusitis and

Nasal Polyps 2007. Netherland: Amsterdam Medical Centre; 2007.p.43, 56-7,81-13.

Hilger, A. Peter, M.D., 1997. Hidung dan Sinus Paranasalis. Dalam: Boeis Buku

Ajar Penyakit THT, edisi 6. Jakarta: EGC,177-241.

Hsin, C.; Chen, T.; Su, M.; Jiang, R.; Liu, C., 2010. Aspiration technique improves

reliability of endoscopically directed middle meatal cultures in pediatric rhinosinusitis. Am. J. Rhinol Allergy 24: 205-209

HTA Indonesia, 2006. Functional Endoscopic Sinus Surgery Indonesia.


(39)

Kedokteran, Kapita Selekta. 2001. Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok. Jakarta: Media Aesculapius. 102-106

Lang, Johannes. 1989. Paranasal Sinuses. Dalam: Clinical Anatomy of the Nose,

Nasal Cavity and Paranasal Sinuses, pp: 117-118

Mangkusumo, E. dan Rifki, N., 2001. Sinusitis. Dalam: Soepardi, E.A. dan Iskandar,

N.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, Edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FKUI. hal. 120-124

S, Robert; W, Retno S. 2009. Abses Subkutis Regio Frontal dan Multisinusitis Kronis

Eksaserbasi Akut pada Penderita Infeksi HIV. Volume 59; Nomor 4. pp.183

Suratun; Paula., 2008. Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: TIM.

Hal. 76

Wald, R. Ellen, 1985. Epidemiology, Patophysiology and Etiology of Sinusitis. United


(40)

LAMPIRAN I

Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)

Nama : Keumala At Thaariq

Tempat / tanggal lahir : Banda Aceh, 16 Desember 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Marelan Raya no. 139, Medan 20245

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Impres Sorong Irian ( 1997-1998)

2. Sekolah Dasar Pertiwi (1998-1999)

3. Sekolah Dasar Dr. Wahidin Soedirohusodo (1999-2003)

4. Sekolah Menengah Pertama Dr. Wahidin

Soedirohusodo (2003- 2006)

5. Sekolah Menengah Atas Shaffiyatul Amaliyah (2006-2007)

6. Sekolah Menengah Atas Plus Al Azhar Medan (2008-2009)

7. Fakultas Kedokteran USU (2009-sekarang)


(41)

(42)

(43)

Nama Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RM1 1 .2 .2 .2

RM10 1 .2 .2 .5

RM100 1 .2 .2 .7

RM101 1 .2 .2 1.0

RM102 1 .2 .2 1.2

RM103 1 .2 .2 1.4

RM104 1 .2 .2 1.7

RM105 1 .2 .2 1.9

RM106 1 .2 .2 2.1

RM107 1 .2 .2 2.4

RM108 1 .2 .2 2.6

RM109 1 .2 .2 2.9

RM11 1 .2 .2 3.1

RM110 1 .2 .2 3.3

RM111 1 .2 .2 3.6

RM112 1 .2 .2 3.8

RM113 1 .2 .2 4.1

RM114 1 .2 .2 4.3

RM115 1 .2 .2 4.5

RM116 1 .2 .2 4.8

RM117 1 .2 .2 5.0

RM118 1 .2 .2 5.3

RM119 1 .2 .2 5.5

RM12 1 .2 .2 5.7

RM120 1 .2 .2 6.0

RM121 1 .2 .2 6.2

RM122 1 .2 .2 6.4

RM123 1 .2 .2 6.7

RM124 1 .2 .2 6.9

RM125 1 .2 .2 7.2

RM126 1 .2 .2 7.4


(44)

RM128 1 .2 .2 7.9

RM129 1 .2 .2 8.1

RM13 1 .2 .2 8.4

RM130 1 .2 .2 8.6

RM131 1 .2 .2 8.8

RM132 1 .2 .2 9.1

RM133 1 .2 .2 9.3

RM134 1 .2 .2 9.5

RM135 1 .2 .2 9.8

RM136 1 .2 .2 10.0

RM137 1 .2 .2 10.3

RM138 1 .2 .2 10.5

RM139 1 .2 .2 10.7

RM14 1 .2 .2 11.0

RM140 1 .2 .2 11.2

RM141 1 .2 .2 11.5

RM142 1 .2 .2 11.7

RM143 1 .2 .2 11.9

RM144 1 .2 .2 12.2

RM145 1 .2 .2 12.4

RM146 1 .2 .2 12.6

RM1467 1 .2 .2 12.9

RM148 1 .2 .2 13.1

RM149 1 .2 .2 13.4

RM15 1 .2 .2 13.6

RM150 1 .2 .2 13.8

RM151 1 .2 .2 14.1

RM152 1 .2 .2 14.3

RM153 1 .2 .2 14.6

RM154 1 .2 .2 14.8

RM155 1 .2 .2 15.0

RM156 1 .2 .2 15.3

RM157 2 .5 .5 15.8

RM158 1 .2 .2 16.0

RM159 1 .2 .2 16.2

RM16 1 .2 .2 16.5


(45)

RM161 1 .2 .2 16.9

RM162 2 .5 .5 17.4

RM163 1 .2 .2 17.7

RM164 1 .2 .2 17.9

RM165 1 .2 .2 18.1

RM166 1 .2 .2 18.4

RM167 1 .2 .2 18.6

RM168 1 .2 .2 18.9

RM169 1 .2 .2 19.1

RM17 1 .2 .2 19.3

RM170 1 .2 .2 19.6

RM171 1 .2 .2 19.8

RM172 1 .2 .2 20.0

RM173 1 .2 .2 20.3

RM174 1 .2 .2 20.5

RM175 1 .2 .2 20.8

RM176 1 .2 .2 21.0

RM177 1 .2 .2 21.2

RM178 1 .2 .2 21.5

RM179 1 .2 .2 21.7

RM18 1 .2 .2 22.0

RM180 1 .2 .2 22.2

RM181 1 .2 .2 22.4

RM182 1 .2 .2 22.7

RM183 1 .2 .2 22.9

RM184 1 .2 .2 23.2

RM185 1 .2 .2 23.4

RM186 1 .2 .2 23.6

RM187 1 .2 .2 23.9

RM188 1 .2 .2 24.1

RM189 1 .2 .2 24.3

RM19 1 .2 .2 24.6

RM190 1 .2 .2 24.8

RM191 1 .2 .2 25.1

RM192 1 .2 .2 25.3


(46)

RM195 1 .2 .2 26.0

RM196 1 .2 .2 26.3

RM197 1 .2 .2 26.5

RM198 1 .2 .2 26.7

RM199 1 .2 .2 27.0

RM2 1 .2 .2 27.2

RM20 1 .2 .2 27.4

RM200 1 .2 .2 27.7

RM201 1 .2 .2 27.9

RM202 1 .2 .2 28.2

RM203 1 .2 .2 28.4

RM204 1 .2 .2 28.6

RM205 1 .2 .2 28.9

RM206 1 .2 .2 29.1

RM207 1 .2 .2 29.4

RM208 1 .2 .2 29.6

RM209 1 .2 .2 29.8

RM21 1 .2 .2 30.1

RM210 1 .2 .2 30.3

RM211 1 .2 .2 30.5

RM212 1 .2 .2 30.8

RM213 1 .2 .2 31.0

RM214 1 .2 .2 31.3

RM215 1 .2 .2 31.5

RM216 1 .2 .2 31.7

RM217 1 .2 .2 32.0

RM218 1 .2 .2 32.2

RM219 1 .2 .2 32.5

RM22 1 .2 .2 32.7

RM220 1 .2 .2 32.9

RM221 1 .2 .2 33.2

RM222 1 .2 .2 33.4

RM223 1 .2 .2 33.7

RM224 1 .2 .2 33.9

RM225 1 .2 .2 34.1

RM226 1 .2 .2 34.4


(47)

RM228 1 .2 .2 34.8

RM229 1 .2 .2 35.1

RM23 1 .2 .2 35.3

RM230 1 .2 .2 35.6

RM231 1 .2 .2 35.8

RM232 1 .2 .2 36.0

RM233 1 .2 .2 36.3

RM234 1 .2 .2 36.5

RM235 1 .2 .2 36.8

RM236 1 .2 .2 37.0

RM237 1 .2 .2 37.2

RM238 1 .2 .2 37.5

RM239 1 .2 .2 37.7

RM24 1 .2 .2 37.9

RM240 1 .2 .2 38.2

RM241 1 .2 .2 38.4

RM242 1 .2 .2 38.7

RM243 1 .2 .2 38.9

RM244 1 .2 .2 39.1

RM245 1 .2 .2 39.4

RM246 1 .2 .2 39.6

RM247 1 .2 .2 39.9

RM248 1 .2 .2 40.1

RM249 1 .2 .2 40.3

RM25 1 .2 .2 40.6

RM250 1 .2 .2 40.8

RM251 1 .2 .2 41.1

RM252 1 .2 .2 41.3

RM253 1 .2 .2 41.5

RM254 1 .2 .2 41.8

RM255 1 .2 .2 42.0

RM256 1 .2 .2 42.2

RM258 1 .2 .2 42.5

RM259 1 .2 .2 42.7

RM26 1 .2 .2 43.0


(48)

RM263 1 .2 .2 43.7

RM264 1 .2 .2 43.9

RM265 1 .2 .2 44.2

RM266 1 .2 .2 44.4

RM267 1 .2 .2 44.6

RM268 1 .2 .2 44.9

RM269 1 .2 .2 45.1

RM27 1 .2 .2 45.3

RM270 1 .2 .2 45.6

RM271 1 .2 .2 45.8

RM272 1 .2 .2 46.1

RM273 1 .2 .2 46.3

RM274 1 .2 .2 46.5

RM275 1 .2 .2 46.8

RM276 1 .2 .2 47.0

RM277 1 .2 .2 47.3

RM278 1 .2 .2 47.5

RM279 1 .2 .2 47.7

RM28 1 .2 .2 48.0

RM280 1 .2 .2 48.2

RM281 1 .2 .2 48.4

RM282 1 .2 .2 48.7

RM283 1 .2 .2 48.9

RM284 1 .2 .2 49.2

RM285 1 .2 .2 49.4

RM286 1 .2 .2 49.6

RM287 1 .2 .2 49.9

RM288 1 .2 .2 50.1

RM289 1 .2 .2 50.4

RM29 1 .2 .2 50.6

RM290 1 .2 .2 50.8

RM291 1 .2 .2 51.1

RM292 1 .2 .2 51.3

RM293 1 .2 .2 51.6

RM294 1 .2 .2 51.8

RM295 1 .2 .2 52.0


(49)

RM297 1 .2 .2 52.5

RM298 1 .2 .2 52.7

RM299 1 .2 .2 53.0

RM3 1 .2 .2 53.2

RM30 1 .2 .2 53.5

RM300 1 .2 .2 53.7

RM301 1 .2 .2 53.9

RM302 1 .2 .2 54.2

RM303 1 .2 .2 54.4

RM304 1 .2 .2 54.7

RM305 1 .2 .2 54.9

RM306 1 .2 .2 55.1

RM307 1 .2 .2 55.4

RM308 1 .2 .2 55.6

RM309 1 .2 .2 55.8

RM31 1 .2 .2 56.1

RM310 1 .2 .2 56.3

RM311 1 .2 .2 56.6

RM312 1 .2 .2 56.8

RM313 1 .2 .2 57.0

RM314 1 .2 .2 57.3

RM315 1 .2 .2 57.5

RM316 1 .2 .2 57.8

RM317 1 .2 .2 58.0

RM318 1 .2 .2 58.2

RM319 1 .2 .2 58.5

RM32 1 .2 .2 58.7

RM320 1 .2 .2 58.9

RM321 1 .2 .2 59.2

RM322 1 .2 .2 59.4

RM323 1 .2 .2 59.7

RM324 1 .2 .2 59.9

RM325 1 .2 .2 60.1

RM326 1 .2 .2 60.4

RM327 1 .2 .2 60.6


(50)

RM33 1 .2 .2 61.3

RM330 1 .2 .2 61.6

RM331 1 .2 .2 61.8

RM332 1 .2 .2 62.1

RM333 1 .2 .2 62.3

RM334 1 .2 .2 62.5

RM335 1 .2 .2 62.8

RM336 1 .2 .2 63.0

RM337 1 .2 .2 63.2

RM338 1 .2 .2 63.5

RM339 1 .2 .2 63.7

RM34 1 .2 .2 64.0

RM340 1 .2 .2 64.2

RM341 1 .2 .2 64.4

RM342 1 .2 .2 64.7

RM343 1 .2 .2 64.9

RM344 1 .2 .2 65.2

RM345 1 .2 .2 65.4

RM346 1 .2 .2 65.6

RM347 1 .2 .2 65.9

RM348 1 .2 .2 66.1

RM349 1 .2 .2 66.3

RM35 1 .2 .2 66.6

RM350 1 .2 .2 66.8

RM351 1 .2 .2 67.1

RM352 1 .2 .2 67.3

RM353 1 .2 .2 67.5

RM354 1 .2 .2 67.8

RM355 1 .2 .2 68.0

RM356 1 .2 .2 68.3

RM357 1 .2 .2 68.5

RM358 1 .2 .2 68.7

RM359 1 .2 .2 69.0

RM36 1 .2 .2 69.2

RM360 1 .2 .2 69.5

RM361 1 .2 .2 69.7


(51)

RM363 1 .2 .2 70.2

RM364 1 .2 .2 70.4

RM365 1 .2 .2 70.6

RM366 1 .2 .2 70.9

RM367 1 .2 .2 71.1

RM368 1 .2 .2 71.4

RM369 1 .2 .2 71.6

RM37 1 .2 .2 71.8

RM370 1 .2 .2 72.1

RM371 1 .2 .2 72.3

RM372 1 .2 .2 72.6

RM373 1 .2 .2 72.8

RM374 1 .2 .2 73.0

RM375 1 .2 .2 73.3

RM376 1 .2 .2 73.5

RM377 1 .2 .2 73.7

RM378 1 .2 .2 74.0

RM379 1 .2 .2 74.2

RM38 1 .2 .2 74.5

RM380 1 .2 .2 74.7

RM381 1 .2 .2 74.9

RM382 1 .2 .2 75.2

RM383 1 .2 .2 75.4

RM384 1 .2 .2 75.7

RM385 1 .2 .2 75.9

RM386 1 .2 .2 76.1

RM387 1 .2 .2 76.4

RM388 1 .2 .2 76.6

RM389 1 .2 .2 76.8

RM39 1 .2 .2 77.1

RM390 1 .2 .2 77.3

RM391 1 .2 .2 77.6

RM392 1 .2 .2 77.8

RM393 1 .2 .2 78.0

RM394 1 .2 .2 78.3


(52)

RM397 1 .2 .2 79.0

RM398 1 .2 .2 79.2

RM399 1 .2 .2 79.5

RM4 1 .2 .2 79.7

RM40 1 .2 .2 80.0

RM400 1 .2 .2 80.2

RM401 1 .2 .2 80.4

RM402 1 .2 .2 80.7

RM403 1 .2 .2 80.9

RM404 1 .2 .2 81.1

RM405 1 .2 .2 81.4

RM406 1 .2 .2 81.6

RM407 1 .2 .2 81.9

RM408 1 .2 .2 82.1

RM409 1 .2 .2 82.3

RM41 1 .2 .2 82.6

RM410 1 .2 .2 82.8

RM411 1 .2 .2 83.1

RM412 1 .2 .2 83.3

RM413 1 .2 .2 83.5

RM414 1 .2 .2 83.8

RM415 1 .2 .2 84.0

RM416 1 .2 .2 84.2

RM417 1 .2 .2 84.5

RM418 1 .2 .2 84.7

RM419 1 .2 .2 85.0

RM42 1 .2 .2 85.2

RM43 1 .2 .2 85.4

RM44 1 .2 .2 85.7

RM45 2 .5 .5 86.2

RM47 1 .2 .2 86.4

RM48 1 .2 .2 86.6

RM49 1 .2 .2 86.9

RM5 1 .2 .2 87.1

RM50 1 .2 .2 87.4

RM51 1 .2 .2 87.6


(53)

RM53 1 .2 .2 88.1

RM54 1 .2 .2 88.3

RM55 1 .2 .2 88.5

RM56 1 .2 .2 88.8

RM57 1 .2 .2 89.0

RM58 1 .2 .2 89.3

RM59 1 .2 .2 89.5

RM6 1 .2 .2 89.7

RM60 1 .2 .2 90.0

RM61 1 .2 .2 90.2

RM62 1 .2 .2 90.5

RM63 1 .2 .2 90.7

RM64 1 .2 .2 90.9

RM65 1 .2 .2 91.2

RM66 1 .2 .2 91.4

RM67 1 .2 .2 91.6

RM68 1 .2 .2 91.9

RM69 1 .2 .2 92.1

RM7 1 .2 .2 92.4

RM71 1 .2 .2 92.6

RM72 1 .2 .2 92.8

RM73 1 .2 .2 93.1

RM74 1 .2 .2 93.3

RM75 1 .2 .2 93.6

RM76 1 .2 .2 93.8

RM77 1 .2 .2 94.0

RM78 1 .2 .2 94.3

RM79 2 .5 .5 94.7

RM8 1 .2 .2 95.0

RM80 1 .2 .2 95.2

RM81 1 .2 .2 95.5

RM82 1 .2 .2 95.7

RM83 1 .2 .2 95.9

RM84 1 .2 .2 96.2

RM85 1 .2 .2 96.4


(54)

RM88 1 .2 .2 97.1

RM89 1 .2 .2 97.4

RM9 1 .2 .2 97.6

RM90 1 .2 .2 97.9

RM91 1 .2 .2 98.1

RM92 1 .2 .2 98.3

RM93 1 .2 .2 98.6

RM94 1 .2 .2 98.8

RM95 1 .2 .2 99.0

RM96 1 .2 .2 99.3

RM97 1 .2 .2 99.5

RM98 1 .2 .2 99.8

RM99 1 .2 .2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 175 41.8 41.8 41.8

perempuan 244 58.2 58.2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Umur Responden (tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-15 39 9.3 9.3 9.3

15-30 135 32.2 32.2 41.5

30-45 122 29.1 29.1 70.6

45-60 98 23.4 23.4 94.0

>60 25 6.0 6.0 100.0


(55)

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 119 28.4 28.4 28.4

Wiraswasta 66 15.8 15.8 44.2

peg swasta 32 7.6 7.6 51.8

pelajar 87 20.8 20.8 72.6

IRT 52 12.4 12.4 85.0

Petani 12 2.9 2.9 87.8

dll 51 12.2 12.2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Keluhan Utama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hipersekresi 81 19.3 19.3 19.3

bau 27 6.4 6.4 25.8

bersin 31 7.4 7.4 33.2

epistaksis 14 3.3 3.3 36.5

nyeri 90 21.5 21.5 58.0

tersumbat 176 42.0 42.0 100.0


(1)

RM330 1 .2 .2 61.6

RM331 1 .2 .2 61.8

RM332 1 .2 .2 62.1

RM333 1 .2 .2 62.3

RM334 1 .2 .2 62.5

RM335 1 .2 .2 62.8

RM336 1 .2 .2 63.0

RM337 1 .2 .2 63.2

RM338 1 .2 .2 63.5

RM339 1 .2 .2 63.7

RM34 1 .2 .2 64.0

RM340 1 .2 .2 64.2

RM341 1 .2 .2 64.4

RM342 1 .2 .2 64.7

RM343 1 .2 .2 64.9

RM344 1 .2 .2 65.2

RM345 1 .2 .2 65.4

RM346 1 .2 .2 65.6

RM347 1 .2 .2 65.9

RM348 1 .2 .2 66.1

RM349 1 .2 .2 66.3

RM35 1 .2 .2 66.6

RM350 1 .2 .2 66.8

RM351 1 .2 .2 67.1

RM352 1 .2 .2 67.3

RM353 1 .2 .2 67.5

RM354 1 .2 .2 67.8

RM355 1 .2 .2 68.0

RM356 1 .2 .2 68.3

RM357 1 .2 .2 68.5

RM358 1 .2 .2 68.7

RM359 1 .2 .2 69.0

RM36 1 .2 .2 69.2

RM360 1 .2 .2 69.5


(2)

RM364 1 .2 .2 70.4

RM365 1 .2 .2 70.6

RM366 1 .2 .2 70.9

RM367 1 .2 .2 71.1

RM368 1 .2 .2 71.4

RM369 1 .2 .2 71.6

RM37 1 .2 .2 71.8

RM370 1 .2 .2 72.1

RM371 1 .2 .2 72.3

RM372 1 .2 .2 72.6

RM373 1 .2 .2 72.8

RM374 1 .2 .2 73.0

RM375 1 .2 .2 73.3

RM376 1 .2 .2 73.5

RM377 1 .2 .2 73.7

RM378 1 .2 .2 74.0

RM379 1 .2 .2 74.2

RM38 1 .2 .2 74.5

RM380 1 .2 .2 74.7

RM381 1 .2 .2 74.9

RM382 1 .2 .2 75.2

RM383 1 .2 .2 75.4

RM384 1 .2 .2 75.7

RM385 1 .2 .2 75.9

RM386 1 .2 .2 76.1

RM387 1 .2 .2 76.4

RM388 1 .2 .2 76.6

RM389 1 .2 .2 76.8

RM39 1 .2 .2 77.1

RM390 1 .2 .2 77.3

RM391 1 .2 .2 77.6

RM392 1 .2 .2 77.8

RM393 1 .2 .2 78.0

RM394 1 .2 .2 78.3

RM395 1 .2 .2 78.5


(3)

RM398 1 .2 .2 79.2

RM399 1 .2 .2 79.5

RM4 1 .2 .2 79.7

RM40 1 .2 .2 80.0

RM400 1 .2 .2 80.2

RM401 1 .2 .2 80.4

RM402 1 .2 .2 80.7

RM403 1 .2 .2 80.9

RM404 1 .2 .2 81.1

RM405 1 .2 .2 81.4

RM406 1 .2 .2 81.6

RM407 1 .2 .2 81.9

RM408 1 .2 .2 82.1

RM409 1 .2 .2 82.3

RM41 1 .2 .2 82.6

RM410 1 .2 .2 82.8

RM411 1 .2 .2 83.1

RM412 1 .2 .2 83.3

RM413 1 .2 .2 83.5

RM414 1 .2 .2 83.8

RM415 1 .2 .2 84.0

RM416 1 .2 .2 84.2

RM417 1 .2 .2 84.5

RM418 1 .2 .2 84.7

RM419 1 .2 .2 85.0

RM42 1 .2 .2 85.2

RM43 1 .2 .2 85.4

RM44 1 .2 .2 85.7

RM45 2 .5 .5 86.2

RM47 1 .2 .2 86.4

RM48 1 .2 .2 86.6

RM49 1 .2 .2 86.9

RM5 1 .2 .2 87.1

RM50 1 .2 .2 87.4


(4)

RM54 1 .2 .2 88.3

RM55 1 .2 .2 88.5

RM56 1 .2 .2 88.8

RM57 1 .2 .2 89.0

RM58 1 .2 .2 89.3

RM59 1 .2 .2 89.5

RM6 1 .2 .2 89.7

RM60 1 .2 .2 90.0

RM61 1 .2 .2 90.2

RM62 1 .2 .2 90.5

RM63 1 .2 .2 90.7

RM64 1 .2 .2 90.9

RM65 1 .2 .2 91.2

RM66 1 .2 .2 91.4

RM67 1 .2 .2 91.6

RM68 1 .2 .2 91.9

RM69 1 .2 .2 92.1

RM7 1 .2 .2 92.4

RM71 1 .2 .2 92.6

RM72 1 .2 .2 92.8

RM73 1 .2 .2 93.1

RM74 1 .2 .2 93.3

RM75 1 .2 .2 93.6

RM76 1 .2 .2 93.8

RM77 1 .2 .2 94.0

RM78 1 .2 .2 94.3

RM79 2 .5 .5 94.7

RM8 1 .2 .2 95.0

RM80 1 .2 .2 95.2

RM81 1 .2 .2 95.5

RM82 1 .2 .2 95.7

RM83 1 .2 .2 95.9

RM84 1 .2 .2 96.2

RM85 1 .2 .2 96.4

RM86 1 .2 .2 96.7


(5)

RM89 1 .2 .2 97.4

RM9 1 .2 .2 97.6

RM90 1 .2 .2 97.9

RM91 1 .2 .2 98.1

RM92 1 .2 .2 98.3

RM93 1 .2 .2 98.6

RM94 1 .2 .2 98.8

RM95 1 .2 .2 99.0

RM96 1 .2 .2 99.3

RM97 1 .2 .2 99.5

RM98 1 .2 .2 99.8

RM99 1 .2 .2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 175 41.8 41.8 41.8

perempuan 244 58.2 58.2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Umur Responden (tahun)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-15 39 9.3 9.3 9.3

15-30 135 32.2 32.2 41.5

30-45 122 29.1 29.1 70.6

45-60 98 23.4 23.4 94.0

>60 25 6.0 6.0 100.0


(6)

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 119 28.4 28.4 28.4

Wiraswasta 66 15.8 15.8 44.2

peg swasta 32 7.6 7.6 51.8

pelajar 87 20.8 20.8 72.6

IRT 52 12.4 12.4 85.0

Petani 12 2.9 2.9 87.8

dll 51 12.2 12.2 100.0

Total 419 100.0 100.0

Keluhan Utama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hipersekresi 81 19.3 19.3 19.3

bau 27 6.4 6.4 25.8

bersin 31 7.4 7.4 33.2

epistaksis 14 3.3 3.3 36.5

nyeri 90 21.5 21.5 58.0

tersumbat 176 42.0 42.0 100.0