Representasi Perempuan Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Perempuan Dalam Film “Fifty Shades of Grey”)

(1)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

UNIVERSTAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Jalan Prof. A. Sofian No.1 Kampus USU Medan 20155 Telepon/Fax: (061) 8217168

Laman : www.ilmukomunikasiusu.ac.id

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: Friska Aviomeita

NIM

: 120904046

PEMBIMBING :

Haris Wijaya S.Sos, M.Comm

Catatan:

Minimal pertemuan 6 (enam) untuk setiap pembimbing

NO.

TGL.PERTEMUAN

PEMBAHASAN

PARAF

PEMBIMBING

1.

2.

3.

5.

6.

7.

8.

9.

1 Desember 2015

23 Desember 2015

7 Januari 2016

25 Maret 2016

29 April 2016

9 Mei 2016

15 Juni 2016

14 Juli 2016

Penyerahan Seminar

Proposal

Acc Seminar Proposal

Seminar Proposal

Penyerahan Revisi

Bab I-III

Penyerahan Revisi

Bab I-III

Bimbingan Bab IV

Penyerahan Bab I-V

Penyerahan Revisi

Bab I - V


(2)

DAFTAR REFERENSI

Apriyanti, Vonny Ayu. (2012). Representasi Perempuan Dalam Film Eat, Pray and Love. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baran, Stanley J. (2008). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Barker, Chris. (2000). Cultural Studies: Teori dan Praktik. Bantul: Kreasi Wacana. Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Byerly, Carolyn M. dan Karen Ross. (2004). Women and Media: International Perspectives. UK: Blackwell Publishing.

Byerly, Carolyn M. and Karen Ross. (2004). Women and Media. UK: Blackwell Publishing.

Christandi, Denny Briellian A. (2013). Representasi Perempuan Dalam Film Sang Penari. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Christomy, Tommy. (2004). Semiotika Budaya. Depok: Universitas Indonesia.

Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra. _____________. (2012). Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Darmaprawira W.A, Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunanya edisi ke-2. Bandung: ITB.

Daulay, Harmona. (2007). Perempuan dalam Kemelut Gender. Medan: USU Press. Effendy, Heru. (2014). Mari Membuat Film. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Erlina, (2011). Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Fatoni, Muhammad. (2013). Konsep Cinta Sesama Dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Fiske, John. (2007). Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Gauntlett, David. (2008). Media, Gender and Identity. USA: Routledge.

Ghazali, M.Fikri. (2010). Analisis Semiotik 3 Doa 3 Cinta. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.


(3)

Gresia, Gita Fiolanda. (2015). Representasi Pesan Budaya Karo Dalam Film 3 Nafas Likas. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Hanafi, Jessica Damayanti. (2010). Representasi Perempuan Dalam Film Twilight. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Hoed, Benny H. (2007). Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Hollows, Joanne. (2010). Feminisme, feminitas dan budaya populer. Yogyakarta: Jalasutra.

Ibrahim, I.S. dan H. Suranto. (1998). Konstruksi Ideologi Gender Dalam Ruang Publik Orde Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Irwanto, Budi. (1999). Film Ideologi dan Militer Hegemoni dalam Sinema Indonesia. Yogyakarta: Media Persindo.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

Kuhnke, Elizabeth. (2007). Body Language For Dummies. England: John Wiley & Sons, Ltd.

Lie, Shirley. (2005). Pembebasan tubuh perempuan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Morissan, M.A. (2009). Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya.

McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Nugroho, H. W. (2004). Diskriminasi Gender (Potret Perempuan Dalam Hegemohi Laki-Laki. Yogyakarta: Andi Offset.

Nugroho, Sarwo. (2014). Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing.

Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rayner, Wall dan Kruger. (2001). AS Media Studies: The Essential Introduction. New

York: Routledge.


(4)

__________. (2006). Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Strinati, Dominic. (2008). Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta: Benteng Budaya.

Sudewo, Bambang. (2009). Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

Sugihastuti. (2000). Wanita di Mata Wanita. Bandung: Penerbit Nuansa.

Sugihastuti dan Saptiawan. (2007). Gender dan Inferioritas Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sunarto. (2009). Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. Jakarta: Kompas

Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2011). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wood, Julia T. (2005). Gendered Lives: Communication, gender, and culture. USA: Wadsworth.

Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2011). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Williams, Kevin. (2003). Understanding Media Theory. Great Britain: MPG Books, Ltd Yona. (2005). Cara Gampang Nyenengin Pacar. Jakarta: Laba2 Publisher.

@Psiko_POP. (2015). Who are You? 2. Jakarta: Penebar Plus+

Sumber lain:

Arivia, Gadis. (2003). Filsafat Berperspektif Feminis. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Nur R, Tri Hastuti. (2006). Stereotype dan Komoditisasi Perempuan Dalam Iklan. Jurnal Perempuan.

https://www.academia.edu/5293960/Sinema_dan_Perempuan?auto=download (diakses tanggal 27 April 2016 pukul 14.00).

https://www.academia.edu/14887653/Introduction_to_the_Second_Sex_oleh_Simone_d e_Beauvoir (diakses tanggal 27 April 2016 pukul 15.40).


(5)

http://50shadesgirlportland.com/category/fsog-filming-locations/movie-details/page/4/


(6)

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan untuk mencari jawaban dari problem yang ingin kita teliti (Mulyana, 2004: 145). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan bersifat dekskriptif. Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif dipergunakan untuk menemukan atau mengembangkan teori yang sudah ada. Penelitian kualitatif berusaha menjelaskan realitas dengan menggunakan penjelasan deskriptif dalam bentuk kalimat (Pujileksono, 2015: 35). Dalam penelitian kualitatif ada dua hal yang ingin dicapai, yaitu:

1. Menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut.

2. Menganalisis makna yang ada di balik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial tersebut.

Pada penelitian kualitatif, peneliti harus dapat berpikir secara kritis, di mana peneliti mampu menangkap fenomena-fenomena sosial di masyarakat dan melakukan pengamatan mendalam terhadap fenomena tersebut.

Semiotika merupakan salah satu bagian dari bentuk penelitian kualitatif. Analisis semiotika digunakan di dalam penelitian ini untuk mengkaji lebih dalam tentang makna yang terkandung di dalam tanda. Analisis semiotika tidak hanya sekedar menganalisis realitas media massa tetapi juga konteks realitas pada umumnya. Melalui analisis semiotika, sejumlah besar sistem tanda yang terdapat pada kajian media mampu dianalisis dalam mencari makna di balik tanda yang ada.

Metode di dalam penelitian kualitatif bersifat interpretif, di mana dalam metode semiotika peneliti menganalisis dan mengungkapkan serta menguraikan makna ke dalam bentuk teks. Penelitian ini bersifat subjektif yang artinya setiap pemaknaan yang ada di balik tanda melibatkan daya pikir, pengalaman, budaya serta emosi setiap manusia. Penelitian ini akan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.


(7)

Semiotika Roland Barthes dipilih karena teknik ini dapat dipakai untuk membongkar makna di balik tanda-tanda yang ada. Semiotika Roland Barthes menggunakan signifikasi dua tahap di mana tahap yang pertama merupakan uraian makna denotasi yaitu arti yang tampak pada tanda, dan yang kedua merupakan uraian konotasi, sehingga melalui konotasi tersebut melahirkan temuan-temuan dan mitos pada makna tersebut.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah masalah yang akan diteliti atau masalah yang akan dijadikan objek penelitian, yaitu suatu problem yang harus dipecahkan atau dibatasi melalui penelitian. Di dalam penelitian ini yang akaan menjadi objek penelitian adalah film “Fifty Shades of Grey”.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian di mana data itu diperoleh, atau tempat menemukan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah representasi perempuan yang menjadi tokoh utama dalam film “Fifty Shades of Grey”.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi atau Pengamatan

Penelitian ini menggunakan observasi secara tidak langsung, karena pengamatannya dilakukan pada film. Seperti yang dikatakan oleh Nawawi (dalam Fatoni, 2013: 47) bahwa observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diselidiki, misalnya melalui rangkaian slide, foto maupun film. Film tersebut akan di capture dan kemudian shot-shot yang dianggap mewakili oleh peneliti akan diteliti sesuai dengan unsur kategori yang ada.

2. Studi kepustakaan (Library Research)

Guna memperoleh data yang dibutuhkan akan dikumpulkan dengan studi pustakaguna mengkaji beberapa pokok permasalahan dari objek yang diteliti. Data pendukung didapatkan dari buku-buku yang berkaitan dengan semiotika,


(8)

sinematografi, metode penelitian, psikologi, internet, artikel dan literatur - literatur yang dapat mendukung studi dokumentasi.

3.5. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen mengatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Pujileksono, 2015: 151). Analisis data adalah upaya mencari dan menata data secara sistematis hasil pengumpulan data untuk meningkatkan pemahaman terhadap objek yang sedang diteliti. Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan oleh peneliti serta akan dipaparkan dalam bentuk skripsi, maka penelitian ini akan dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika. Analisis semiotika yang digunakan adalah metode Roland Barthes.

Studi semiotik ini mengambil fokus penelitian pada seputar tanda. Peneliti akan menganalisis dengan memperhatikan berbagai elemen seperti teknik pengambilan gambar, komposisi warna, kalimat (ucapan lisan), gesture, ekspresi wajah dan lainnya. Selanjutnya akan dianalisis dengan melihat makna denotasi, konotasi, serta mitos yang terdapat dalam film tersebut. Kata konotasi berasal dari bahasa latin “connotare” menjadi ”tanda” dan mengarah kepada makna-makna kultural yang terpisah atau berbeda dengan kata (dan bentuk lain dari komunikasi). Konotasi melibatkan simbol-simbol historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional, sehingga walaupun konotasi merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi.

Sistem konotasi merupakan sistem tingkat kedua, dimana penanda dan petanda pada denotasi menjadi penanda yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya. Sedangkan denotasi menunjukkan arti literatur atau yang eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Denotasi dan konotasi menguraikan hubungan antara signifier dan referent nya. Denotasi menggunakan makna dari tanda sebagai definisi secara literal atau nyata,


(9)

dan konotasi mengarah kepada kondisi sosial budaya dan asosiasi personal (Ghazali, 2010: 9).

Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Diseleksi

Peneliti akan menyeleksi bagian-bagian yang menggambarkan perempuan dalam film “Fifty Shades of Grey”.

b. Diklarifikasi

Tahap selanjutnya adalah mengklarifikasi bagian-bagiam yang dapat menginterpretasikan peran apa saja yang dilakukan oleh perempuan.

c. Dianalisis

Bagian yang telah diklarifikasi, dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.

d. Diinterpretasikan

Setelah itu peneliti akan menginterpretasikan hasil analisis tersebut. e. Ditarik kesimpulan

Ditahap terakhir ini, peneliti menarik kesimpulan bagaimana peran perempuan yang diinterpretasikan dalam film “Fifty Shades of Grey”.

Guna memudahkan kerja analisis data, maka dibuat tabel kerja analisis seperti di bawah:

Tabel. 3.

Unit dan Level Analisis

UNIT ANALISIS LEVEL ANALISIS

PETANDA DENOTASI

KONOTASI

MITOS PENANDA


(10)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Film “Fifty Shades of Grey”

Film Fifty Shades of Grey diadopsi dari trilogi novel ber-genre romantis erotis karya E.L James. Film ini menggambarkan kehidupan Christian Grey yang memilih Anastasia Steele menjadi kekasihnya. Dalam film ini diceritakan bahwa Christian Grey memiliki selera berbeda dalam berhubungan intim. Film ini akan dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes dengan denotasi dan konotasi serta mitosnya.

4.1.1. Poster Film “Fifty Shades of Grey”

Gambar 4. Poster Film Fifty Shades of Grey Sumber: http://www.fiftyshadesmovie.com/


(11)

Fifty Shades of Grey bercerita tentang Anastasia "Ana" Steele, seorang

mahasiswi sastra berusia 22 tahun yang tinggal bersama sahabatnya, Katherine Kavanagh. Katherine bekerja sebagai penulis untuk jurnal kampus mereka. Karena sakit, Katherine membujuk Ana untuk menggantikannya mewawancarai seorang pengusaha muda sukses dan kaya berusia 27 tahun bernama Christian Grey. Pada saat bertemu dengan Christian Grey, Ana langsung tertarik pada Grey dan terobsesi oleh kharisma sensual yang dimilikinya. Namun sifat Grey yang mengintimidasi membuat Ana melupakan semuanya dan mencoba menghibur diri dengan pikiran bahwa mereka berdua mungkin tidak akan pernah bertemu satu sama lain lagi.

Di luar dugaan, suatu hari Grey muncul dan menemui Ana di toko tempatnya bekerja. Hasrat Ana kembali meledak, terlebih tanpa diduga Grey memberikan nomor ponsel dan mengajaknya untuk minum kopi bersama. Saat pertemuan minum kopi tersebut, tampak sifat Grey yang suka memaksa dan mengajukan perintah. Saat pertemuan ini, Grey pun merasa bahwa Ana adalah gadis baik-baik dan ia merasa tidak pantas bersamanya, sehingga ia pun memutuskan hubungan mereka dengan sepihak dan berniat untuk tidak menemuinya lagi.

Suatu saat, Ana dan teman sekamarnya Katherine mengadakan pesta di bar bersama teman-teman lainnya. Dalam keadaan mabuk, Ana pun menghubungi Christian Grey dan mengatakan perasaan bingungnya terhadap sikap Grey tempo hari. Dalam percakapan itu pula Grey memerintahkannya untuk menunggunya di bar tersebut dan Grey pun menjemputnya. Keesokan paginya, Ana bangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di salah satu hotel dengan busana yang berbeda dari yang semalam dikenakannya.

Saat Grey kembali ke dari rutinitasnya berolahraga, ia pun mengatakan bahwa semalam tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Mulai dari kejadian tersebut, Ana semakin merasa ingin memiliki Grey dan tidak ingin kehilangannya. Ana bahkan meminta Grey untuk tidak meninggalkannya, tetapi Grey mengatakan bahwa mereka harus melakukan perjanjian kontrak terlebih dahulu. Dalam kebingungan mengenai kontrak tersebut, Ana pun tetap mengikuti arahan dari Grey.

Hubungan mereka berdua pun berlanjut, Grey pun mulai berani mencium bibir Ana di lift hotel. Ana pun semakin dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang diberikan


(12)

oleh Grey mulai dari laptop baru, mobil baru, hingga kesempatan menaiki helikopter bersama dengan Grey. Perlahan tapi pasti Ana mulai terbuai dengan segala keistimewaan yang diberikan oleh Christian Grey, hingga pada akhirnya Ana pun rela melepaskan “keperawanannya” kepada Grey.

Ana pun menyetujui perjanjian kontrak yang diberikan Grey kepadanya. Perjanjian kontrak tersebut berisi ketentuan berhubungan intim yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Christian Grey terhadap dirinya dan perjanjian bahwa cara berhubungan intim mereka tidak boleh diketahui oleh pihak manapun. Awalnya, Ana merasa keberatan terhadap beberapa isi dari kontrak tersebut, tetapi pada akhirnya Ana pun menandatangani kontrak tersebut.

Lama-kelamaan Ana pun menyadari dirinya telah terperangkap pada kuatnya daya pikat Christian Grey yang erotis, sensual, lembut, perhatian, super dominan, sekaligus menyakitkan. Selama tiga minggu Ana membiarkan nafsu, libido, gairah, dan pengalaman seksualnya berjibaku bersama Christian. Ana menyadari, menyetujui, dan menikmati semua permainan seksual penuh gairah dan menyimpang, yang secara perlahan dan sensasional diperkenalkan Christian.

Terbius oleh ketampanan, kelembutan dan perhatiannya, perlahan Ana menemukan sisi erotis dalam dirinya, yang bisa mengimbangi seaneh apapun Christian memperlakukannya. Ana bahkan berani melihat beberapa “sex stuff” di kamar pribadi Christian yang disebutnya “Red room of pain”. Flogger, cambuk, rantai, dan banyak permainan seks lainnya diperlihatkan Christian pada Ana. Ada sedikit rasa takut di benaknya, meski Christian selalu mengingatkan Ana untuk pergi atau bahkan lari jika ia merasa tak nyaman atau takut.

Ana bahkan bisa menerima hukuman seperti dipukul atau dicambuk jika ia melakukan hal-hal kecil yang tak disetujui Christian. Bahkan pria itu masih menyimpan hukuman terberat yang belum pernah dicobanya pada Ana. Dalam kelimbungannya, ia mengunjungi Ibunya yang tinggal di Georgia. Ibu Ana melihat perubahan psikis begitu besar pada putri semata wayangnya. Carla, ibu Ana menasehatinya bahwa ia masih sangat muda, berbakat, cantik dan berhak untuk mendapatkan yang terbaik.

Sekembalinya dari Georgia, Ana bertekad untuk membuktikan seberat apa hukuman yang sering dilontarkan Christian jika ia melakukan hal-hal kecil, seperti


(13)

menggigit bibir, mengerlingkan mata, sekadar pergi bersama Jose – teman kuliah yang sudah dianggap saudaranya sendiri, tapi sangat membuat Christian cemburu. Ana menantang Christian, jika ia sanggup menerima sakitnya hukuman terberat tersebut, maka ia diperbolehkan ‘menyentuh’ Christian dalam segala bentuk hubungan seksual yang begitu dominan, satu arah di mana kendali sepenuhnya ada di tangan Christian. Christian tak menyetujuinya, karena ia sendiri sangat takut kehilangan Ana.

Kehadiran gadis itu, telah membuka tirai di kehidupannya yang gelap – “I’ve

come alive, since I met you….You are everything I want you to be…” – Kalimat itu tak

pernah disebutkan Christian sepanjang perjalanan kehidupan seksnya dengan lima belas wanita di “Room Red Pain”. Tapi Ana, ia menemukan setitik kenormalan yang kerap tenggelam oleh gelap dan buruknya kehidupan masa kecil dan remajanya. Tapi Ana mencintai Christian, ia ingin memiliki kehidupan normal bersama pria yang dicintainya. Jika tubuh dan jiwanya tak bisa sepenuhnya berselaras dengan ketidaknormalan Christian, Ana tak melihat masa depan apapun di hubungan mereka. Maka, hukuman paling berat yang sekiranya akan Christian lakukan padanya, ditantang Ana untuk dicoba oleh dirinya.

Meski Christian tak ingin melakukannya, tapi kekuatan gelap dalam dirinya begitu besar mendorong sensasi dan erotika yang kerap mengalahkan sisi emosional manusianya. Ia ingin Ana lari darinya, tapi di sisi lain ia juga ingin menikmati kenikmatan menyimpang bersama gadis yang hampir melumpuhkan emosinya. Ana pun terjerembab tak berdaya dalam enam pukulan cemeti dari tangan Christian, seketika meluluhlantakkan tubuh dan emosinya. Ternyata sisi gelap Christian Grey terlalu pekat untuk kehidupan Ana sebagai gadis dengan perjalanan hidup yang selalu berada pada garis normal.

Pada akhirnya Ana pun menangis karena merasa bahwa Christian hanya ingin melihatnya tersakiti untuk memenuhi “kepuasan” nya sendiri. Ana pun merasa tersakiti dan ingin mengakhiri hubungan mereka. Christian yang merasa bersalahpun tidak bisa berbuat apa-apa untuk melarang Ana pergi dari hidupnya, walaupun ia sangat menginginkan Ana tetap berada di sisinya.


(14)

Fifty Shades of Grey adalah sebuah film drama romantis erotis Amerika Serikat yang disutradarai oleh Sam Taylor – Johnson dan skenarionya ditulis oleh Kelly Marcel. Film ini diadaptasi berdasarkan novel laris karya E.L James dengan judul yang sama. Film ini dibintangi oleh Jamie Dornan dan Dakota Johnson. Film ini dirilis pada tanggal 13 Februari 2015 di bawah produksi Michael De Luce Productions, Tiger Street Productions, Focus Features dan didistribusikan oleh Universal Pictures.

Pada awal 2012, beberapa studio Hollywood telah mempersembahkan atau telah menyiapkan presentasi kepada penulis dan agennya untuk mendapatkan hak cipta pembuatan film dari Trilogi Fifty Shades. Warner Bros, Sony, Paramount

dan Universal, serta perusahaan produksi film Mark Wahlberg juga mengajukan diri

untuk membeli hak cipta film. Universal Pictures dan Focus Features pada akhirnya memperoleh hak cipta untuk trilogi tersebut pada Maret 2012. Sang penulis James, berusaha untuk mengontrol produksi kreatif pembuatan film ini. E.L James memilih Produser The Social Network Michael De Luca dan Dana Brunetti untuk bergabung bersamanya sebagai produser film ini. Walaupun penulis American Psycho Bret Easton Ellis secara terang-terangan menyatakan ingin menulis skenario film ini, Kelly Marcel, penulis skenario Saving Mr. Banks, terpilih untuk menulis skenario film ini. Patrick Marber yang dibawa oleh Taylor - Wood dipilih untuk memoles skenario film ini, terutama dibagian “pengkarakteran”. Universal menyewa Mark Bomback untuk penulisan skrip kedokteran, Mark Bridges dipilih sebagai perancang kostum.

Entertainment Weekly memperkirakan biaya produksi film ini “sekitar atau pas US$40

Juta”.

Pada bulan Mei2013, studio mempertimbangkan Joe Wright mengarahkan film ini, tapi tidak berhasil dikarenakan jadwal dari Wright sendiri yang padat. Sutradara lainnya yang dipertimbangkan untuk mengarahkan film ini termasuk Patty Jenkins, Bill Condon, Bennett Miller dan Steven Soderbergh. Pada bulan Juni2013, E.L James mengumumkan bahwa Sam Taylor-Johnson akan menyutradarai adaptasi film ini. Penata musik yang terpilih dalam film ini adalah Danny Elfman sedangkan pengarah sinematografi yang dipilih dalam film ini adalah Seamus McGarvey.

Dalam pengambilan aktor dan aktris untuk memerankan karakter dalam film Fifty Shades of Grey ini, James merasa bahwa memilih Robert Pattinson dan Kristen


(15)

Stewart sebagai pemeran utama akan sangat “aneh”. Bret Easton Ellis menyatakan bahwa Pattinson adalah pilihan pertama James untuk memerankan tokoh Christian Grey. Ian Somerhalder dan Chace Crawford adalah nama-nama yang tertarik untuk memerankan tokoh Christian Grey. Somerhalder kemudian mengakui bahwa jika ia terpilih, proses syuting film ini akan sangat bertentangan dengan jadwal syutingnya untuk The CW, seri dari The Vampire Diaries.

Pada 2 September 2013, penulis E.L James mengumumkan bahwa Charlie Hunnam dan Dakota Johnson telah terpilih sebagai pemeran tokoh Christian Grey dan Anastasia Steele. Daftar pendek beberapa aktris yang dipertimbangkan sebagai pemeran Anastasia termasuk Alicia Vikander, Imogen Poots, Elizabeth Olsen, Shailene Woodley, dan Felicity Jones. Keeley Hasell diaudisi untuk peran yang belum ditentukan. Lucy Hale juga ikut diaudisi untuk film ini. Studio pada awalnya menginginkan Ryan Gosling sebagai Christian, tapi Ryan tidak tertarik terhadap karakter ini. Garret Hedlund juga dipertimbangkan, tapi dia tidak “terhubung” dengan sang karakter. Stephen Amell berkata dia tidak ingin memerankan peran sebagai Christian Grey karena “saya benar-benar tidak menemukan dia untuk menjadi sesuatu yang menarik perhatian saya, tidak ada hal mengenai Christian Grey yang benar-benar berbicara kepadaku”.

(www.wikipedia.com)

Hunnam pada awalnya menolak peran tokoh Christian tapi kemudian dia kembali mempertimbangkan hal ini setelah bertemu dengan kepala studio. Hunnam berkata tentang proses audisi: “Aku merasa benar-benar tertarik mengenai peran ini, jadi aku pulang dan membaca buku pertama untuk lebih memperjelas gagasan akan siapa sebenarnya karakter ini, aku benar-benar lebih tertarik untuk membawa prospek untuk membawanya ke dunia nyata. Kami (Taylor-Johnson dan saya) sama-sama menyarankan untuk membaca bukunya bersama dengan Dakota, yang mana dia adalah favorit, segera setelah kami masuk ke dalam ruangan dan membaca bersama Dakota, aku tahu bahwa sesungguhnya aku menginginkan peran ini.Seperti ada ikatan di antara kami berdua.Aku merasa sangat bersemangat dan menyenangkan dan aneh dan juga menarik”.


(16)

(www.wikipedia.com). Menanggapi respons negatif dari penggemar mengenai proses pemilihan pemeran, produses Dana Brunetti mengatakan: “Ada banyak hal yang tak terlihat dalam proses pemilihan pemeran, bakat, ketersediaan, keinginan mereka memerankan, ikatan kepada pemeran lainnya, dan lain-lain.

Pada bulan Oktober 2013, aktris Jennifer Ehle melakukan pembicaraan untuk mendapatkan peran ibu Anastasia, Carla. Pada 12 Oktober 2013, Universal Pictures mengumumkan bahwa Hunnam memiliki konflik dengan jadwal syutingnya untuk perannya di FX, seri dari Sons of Anarchy. Alexander Skarsgard, Jamie Dornan, Theo James, Francois Arnaud, Scott Eastwood, Luke Bracey dan Billy Magnussen berada pada daftar teratas untuk menggantikan Hunnam sebagai Chrstian Grey. Akhirnya, pada 23 Oktober 2013, Dornan terpilih sebagai pemeran Christian Grey. Pada 31 Oktober 2013 Victor Rasuk terpilih sebagai pemeran Jose Rodriguez, 22 November 2013 Eloise Mumford terpilih sebagai pemeran Kate Kavanagh. Pada 2 Desember 2013, penyanyi Rita Ora terpilih sebagai pemeran adik perempuan Christian, Mia. Pada awalnya Ora ingin bekerja pada pembuatan soundtrack film tersebut. Pada 3 Desember 2013, Marcia Gay Harden, terpilih sebagai pemeran Grace, ibu Christian. Pada bulan September 2013, proses syuting dijadwalkan dimulai pada tanggal 5 November 2013 di Vancouver, British Columbia.

Bulan berikutnya, produser Michael De Luca mengumumkan bahwa proses syuting akan dimulai pada tanggal 13 November 2013. Proses pengambilan gambar sekali lagi ditunda dan baru mulai pada 1 Desember 2013. Pengambilan gambar adegan dilakukan di Distrik Gastown, Vancouver. Bentall 5 digunakan sebagai Gedung Enterprise milik Grey. Universitas British Columbia digunakan sebagai Universitas Vancouver Negara Bagian Washington, tempat Ana mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Hotel Vancouver Fairmont digunakan sebagai Hotel milik Heathman. Proses pengambilan gambar juga dilakukan di Studio North Shore. Produksi film secara resmi berakhir pada 21 Februari 2014. Adegan antara Dornan dan Johnson kembali direkam dan mengambil tempat di Vancouver selama sepekan yang berakhir pada tanggal 13 Oktober 2014.


(17)

Perempuan merupakan representasi salah satu makhluk Tuhan yang pertama sekali menemani Adam di muka bumi. Berbicara mengenai perempuan, tidak cukup sekadar pada ruang lingkup bahwa ia merupakan salah satu makhluk Tuhan saja yang berbeda dari jenis yang satunya, tetapi berbicara tentang perempuan kita harus mengetahui mulai dari peranan dan pengaruh perempuan di dalam kehidupan.

Perempuan merupakan suatu pesan yang dikomunikasikan dalam budaya patriarki. Perempuan “dituliskan” melalui pembentukan stereotip dan mitos bahwa ia adalah suatu tanda yang dipertukarkan; begitulah akhirnya perempuan berfungsi dalam bentuk-bentuk budaya dominan. Karena itu dalam bidang seni dan juga dalam teks film, representasi perempuan terutama bukanlah suatu tema atau persoala sosiologis, seperti yang sering dipikirkan, melainkan sebuah tanda yang sedang dikomunikasikan (Johnston dalam Christandi, 2013: 56).

Representasi perempuan melalui media massa masih sangat kental budaya patriarki. Representasi di dalam dunia media massa, tubuh perempuan masih dijadikan objek penarik hasrat. Tamrin Amalgola mengkategorikan citra perempuan pada iklan media massa sebagai berikut (Christandi, 2013: 57):

1. Citra Pigura: Perempuan sebagai sosok yang sempurna dengan bentuk tubuh ideal 2. Citra Pilar: Perempuan sebagai penyangga keutuhan dan penata rumah tangga 3. Citra Peraduan: Perempuan sebagai objek seksual

4. Citra Pinggan: Perempuan sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur

5. Citra Pergaulan: Perempuan sebagai sosok yang kurang percaya diri dalam pergaulan

Melalui penelitian ini peneliti ingin meneliti representasi perempuan dalam film “Fifty Shades of Grey”, terutama Anastasia Steele sebagai tokoh utama perempuan di dalam film ini. Ana, begitu ia biasa dipanggil merupakan sosok yang merupakan seorang gadis yang sederhana, telah terbuai dengan cinta seorang pengusaha kaya yang telah mengubah kehidupannya baik fisik maupun mentalnya.

Dalam penelitian ini, peneliti melihat Anastasia Steele dari segi: 1. Perempuan dilihat dari kehidupan sosialnya

2. Perempuan dalam mengambil keputusan 3. Hubungan perempuan dengan pasangannya


(18)

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah film Fifty Shades of Grey. Film ini merupakan sebuah film Amerika Serikat yang diproduksi oleh Universal Pictures yang ditayangkan perdana di bioskop-bioskop Amerika. Film ini tidak ditayangkan di Indonesia, karena tidak lulus sensor. Film ini berdurasi 125 menit yang di dalamnya terdapat unsur penggambaran sosok perempuan yang berpotensi menjadi objek penelitian. Dari film tersebut akan dibagi ke dalam beberapa scene yang berhubungan dengan representasi perempuan.

Tabel 4.

Teknik Dalam Menyunting Gambar

Teknik pengambilan gambar Extreme long shot, long shot, medium shot, medium close up, close up

Angle dalam pengambilan gambar Eye level angle, high angle Fokus gambar Selective focus, deep focus, soft focus

Teknik dalam menyunting gambar di atas, digunakan dalam membedah film Fifty Shades of Grey”. Extreme long shot menggambarkan keterbukaan, keluasan serta memandang objek dengan sangat luas. Long shot menggambarkan adanya konteks perperbedaan antara si pemandang dengan objek yang dipandangnya. Medium shot menggambarkan adanya hubungan personal dengan subjek. Medium close up dan close up menggambarkan kesan intim dan dekat. Angle yang digunakan dalam pengambilan gambar dalam film ini adalah eye level dan high level. Eye level angle menggambarkan kesetaraan antara objek dengan yang memandang, sedangkan high angle digunakan dalam menggambarkan seluruh latar yang digunakan dalam film tersebut.

Sedangkan fokus dalam pengambilan gambar yang digunakan adalah Selective focus yang memberikan kesan tertuju pada suatu objek pada gambar tersebut. Deep focus memberikan kesan bahwa setiap unsur dalam gambar tersebut penting, sedangkan soft focus memberkan kesan romantis dan nostalgia. Teknik pengambilan gambar, akan memudahkan peneliti untuk menganalisis setiap gambar pada film Fifty Shades of Grey. Dengan memanfaatkan teknik tersebut, peneliti akan mengenali bagian-bagian pada objek yang terdapat pada film, seperti mengenali ekspresi dari manusia yang ada dalam film, cara kerja kamera dan sudut pengambilan gambar dalam film tersebut.


(19)

4.2.1. Analisis Scene Pertama Film Fifty Shades of Grey Gambar 4

Scene pertama

Gambar 1. Gambar 2.

Ilustrasi scene pertama

Scene ini menceritakan bahwa Anastasia tinggal serumah dengan teman satu universitasnya bernama Kate Kavanagh. Saat itu Ana diminta oleh Kate untuk menggantikannya mewawancarai Mr. Grey untuk koran mahasiswa edisi kelulusan di universitas mereka. Ana menggantikan Kate pada hari itu dikarenakan Kate sedang mengalami flu, sehingga ia harus beristirahat di rumah. Pada gambar pertama terlihat Ana menaikkan tangan kirinya dan mengepalkan tangannya untuk memperagakan kata “makan” dengan maksud meminta Kate untuk makan lebih banyak karena ia sedang sakit.

Pada gambar yang kedua terlihat Ana sedang mencium kening temannya, Kate. Ana mencium kening Kate untuk menyatakan perasaan peduli dan sayangnya terhadap teman satu rumahnya tersebut. Latar yang digunakan dalam kedua gambar tersebut adalah ruang tamu rumah sewa mereka. Ana mengenakan cardigan biru tua dan memakai kemeja motif bunga di bagian dalam. Rambut coklatnya diikat dan poninya dibiarkan jatuh ke depan. Teknik pengambilan gambar yang digunakan dari gambar pertama di atas adalah medium shot, di mana dapat dilihat pengambilan gambar dilakukan setengah badan dan objek terlihat lebih dekat. Fokus yang digunakan pada gambar yang pertama adalah soft focus karena terlihat di setiap gambar, memiliki focus yang sama dan halus.

Sedangkan pada gambar yang kedua, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah close up yang menyatakan keintiman atau kedekatan. Fokus yang digunakan pada gambar yang kedua adalah selective focus, di mana hanya objek tertentu saja yang penggambarannya terlihat jelas, dan yang lainnya blur.


(20)

Ikon Scene pertama

1. Visual (Tanda)

Gambar 1.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Ana: makan yang banyak.

Lagu yang digunakan saat gambar ini ditampilkan berjudul I Put a Spell on You yang dinyanyikan oleh Annie Lenox. Pada scene ini, lagu ini dimainkan pada bagian instrumen piano, drum dan biola dengan aliran jazz yang membuatnya terlihat sexy. Tempo yang terdengar tidak lambat dan tidak cepat sehingga setiap alat musik yang dimainkan terdengar membangkitkan passion.

Penanda

Perempuan yang tangan kirinya dibentuk mengepal dan mulutnya terbuka dan pandangannya menuju ke arah depan tetapi agak ke bawah. Perempuan tersebut mengenakan cardigan biru tua dan memakai kemeja motif bunga di bagian dalam. Rambutnya yang berwarna coklat diikat dan poninya dibiarkan jatuh ke depan.

Petanda

Anastasia Steele sedang meminta Kate, teman serumahnya untuk makan lebih banyak sambil memperagakan gerakan tangan yang diarahkan ke mulutnya.

2. Visual (Tanda)


(21)

Dialog/Teks/Suara

Lagu yang digunakan saat gambar ini ditampilkan berjudul I Put a Spell on You yang dinyanyikan oleh Annie Lenox. Pada scene ini, lagu ini dimainkan pada bagian instrumen piano, drum dan biola dengan aliran jazz yang membuatnya terlihat sexy. Tempo yang terdengar tidak lambat dan tidak cepat sehingga setiap alat musik yang dimainkan terdengar membangkitkan passion.

Penanda

Terdapat dua orang perempuan dalam gambar ini. Perempuan yang pertama sedang membungkukkan sedikit tubuhnya ke depan, mulutnya menyentuh rambut perempuan yang sedang duduk dan perempuan yang duduk tersebut menutup matanya. Perempuan yang sedang membungkuk itu mengenakan cardigan biru tua dan memakai kemeja motif bunga di bagian dalam. Rambutnya yang berwarna coklat diikat dan poninya dibiarkan jatuh ke depan.

Petanda

Anastasia Steele sedang mencium kening Kate dan Kate pun tersenyum.

Tataran Denotatif

Pada gambar yang pertama terlihat seorang perempuan yang memakai cardigan biru dengan kemeja motif bunga di dalamnya dengan tangan kirinya terangkat dan menekuk ke atas serta telapak tangannya terkepal. Perempuan tersebut juga membuka mulutnya dan matanya terarah ke depan agak ke bawah. Perempuan itu berdiri di depan latar sepeda yang digantung vertikal dan meja yang di tempel ke dinding yang dihiasi dengan lampu-lampu serta gantungan payung dan mantel. Gambar yang pertama ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot yang menampakkan gambar setengah badan dan menggunakan lensa normal. Gambar yang pertama ini juga menggunakan soft focus dan sudut pandang eye level angle. Pada gambar satu juga terdapat dialog dari perempuan yang sedang berdiri itu. Ia mengatakan “makan yang banyak”.

Pada gambar yang kedua terlihat dua orang perempuan di mana perempuan yang satu sedang membungkukkan badannya dan bibirnya menyentuh rambut perempuan yang sedang duduk. Perempuan yang sedang duduk itu menutup matanya dan bibirnya melebar ke dua sisi. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar yang


(22)

kedua adalah close up di mana objek pada gambar terlihat lebih dekat. Focus yang digunakan pada gambar yang kedua ini adalah selective focus di mana hanya beberapa objek saja yang dapat terlihat dengan jelas dan objek yang lainnya dibiarkan kabur. Gambar kedua ini menggunakan teknik pan left di mana kamera bergerak dari arah kanan ke kiri objek dan juga eye level angle. Latar yang digunakan adalah ruang tamu rumah sewa mereka. Terlihat di belakang kedua perempuan itu terdapat jendela dan pintu.

Tataran Konotasi

Pada scene kedua ini, Ana sedang bersiap-siap pergi menuju kantor Mr. Grey untuk mewawancarai beliau. Pada gambar yang pertama terlihat Ana sedang berbicara. Hal ini terlihat dari postur tubuhnya yang terlihat di gambar, ia sedang membuka mulutnya dan seolah-olah tangannya memperagakan sesuatu, ditambah lagi dengan teks yang muncul menandakan dia sedang berbicara. Saat itu, arah pandangan Ana juga menuju kepada sesuatu, yaitu teman satu rumahnya sendiri. Dari dialognya yang mengatakan “makan yang banyak” dapat diketahui bahwa ia sedang meminta temannya tersebut untuk makan lebih banyak karena temannya tersebut sedang terserang flu. Melalui tanda-tanda tersebut dapat dikatakan bahwa Ana peduli terhadap keadaan temannya yang sedang sakit.

Pada scene ini, Ana mengenakan cardigan berwarna biru dengan kemeja motif bunga di dalamnya. Warna biru termasuk dalam warna dingin yang memiliki simbol kelembutan, nyaman tetapi juga mengesankan jarak jauh (Nugroho, 2008: 36). Pemilihan warna busana yang dikenakan Ana mengukuhkan karakternya yang introvert dengan orang-orang di sekitarnya. Ini terbukti karena Ana tertutup mengenai hubungannya dengan Christian Grey dan tidak pernah mengungkit mengenai hubungan mereka kepada orang lain, bahkan orang-orang terdekatnya. Ia mengenakan kemeja bermotif bunga pada bagian dalam. Ia mengenakan kemeja untuk memunculkan kesan rapi dan sopan, karena ia akan pergi menuju perusahaan Christian Grey untuk melakukan wawancara. Motif bunga yang dikenakan ingin memunculkan sisi feminin dari seorang perempuan. Bunga seringkali dikaitkan dengan perempuan. Bunga mengartikan perempuan itu adalah makhluk yang indah dan harum seperti bunga.


(23)

Pada gambar yang kedua terlihat Ana sedang mencium kening Kate, teman satu rumahnya di mana keningnya tertutupi rambut. Saat Ana mencium kening Kate yang sedang duduk, Kate terlihat tersenyum dan menutup matanya seakan menikmati kasih sayang yang diberikan Ana terhadapnya. Seperti yang dikatakan dalam buku banyak jalan menuju Roman (Yona, 2005: 107) arti ciuman di kening adalah ciuman persahabatan.

Terlihat bahwa Ana merupakan sosok peremuan yang peduli terhadap sahabatnya dan menyayangi sahabatnya dan bisa dikatakan bahwa Ana merupakan sosok perempuan yang setia kawan. Sikap Ana ini semakin menguatkan anggapan bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional atau keibuan. Hal ini menguatkan pernyataan yang berkembang di masyarakat bahwa perempuan lebih mudah menunjukkan rasa sayangnya dibandingkan laki-laki.

Bila kembali melihat gambar kedua, terlihat Kate tersenyum saat mengecup keningnya. Senyuman memiliki banyak arti. Senyuman dapat menggambarkan kegembiraan, rasa terima kasih, menyukai, dan sejuta makna lainnya yang terkandung di dalamnya (Sudewo, 2009: 16). Ia juga menutup matanya saat Ana mencium keningnya, sebagai tanda bahwa ia pun menikmati kasih sayang yang diberikan Ana kepadanya sebagai sahabat.

4.2.2. Analisis Scene Kedua Film Fifty Shades of Grey Gambar 5.

Scene kedua

Gambar 1. Gambar 2.

Ilustrasi scene kedua

Scene ini menampilkan Ana sedang bertemu dengan Jose di lapangan parkir persis di samping mobil Ana. Saat itu Ana hendak pergi bekerja sebagai pegawai paruh waktu di toko perkakas Claytons. Sebelum ia mengendarai mobilnya untuk pergi


(24)

menuju tempat kerjanya, ia bertemu dengan Jose yang sudah mencarinya ke mana-mana. Dalam scene ini Jose menceritakan kepada Ana kabar bahagia karena foto-foto hasil karyanya akan dipamerkan oleh Portland Place bulan depan. Ana pun ikut merasa bahagia terlihat dari senyuman yang diperlihatkan Ana kepada Jose.

Pada gambar kedua terlihat juga Ana sedang memeluk Jose. Pelukan itu sebagai ucapan selamat akan pencapaian yang telah didapat oleh Jose. Latar yang digunakan dalam scene ini adalah lapangan parkir kampus tempat Ana mengenyam pendidikan dengan menggunakan teknik pengambilan gambar close up, terlihat dari wajah yang diambil lebih dekat, menggunakan eye level angle, serta selective focus yang menggambarkan hanya beberapa objek saja terlihat jelas dan yang lain blur.

Ikon Scene Kedua

1. Visual (Tanda)

Gambar 1.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Jose: Portland Place akan memamerkan foto-fotoku bulan depan.

Suara yang ditampilkan pada gambar ini adalah suara mobil yang sedang berjalan serta suara beberapa orang yag terdengar sedang berada di lapangan parkir.

Penanda

Terdapat seorang perempuan dan seorang laki-laki yang sedang berdiri dan berhadapan satu sama lain. Rambut perempuan itu terurai dengan poni yang jatuh ke depan. Terlihat mata perempuan itu menatap mata laki-laki tersebut. Bibir perempuan itu terlihat terbuka hingga struktur pipinya berubah dan terangkat. Gigi perempuan tersebut juga terlihat. Laki-laki yang ada di depan perempuan itu terlihat mengenakan kemeja polkadot hitam dengan warna abu-abu yang mendominasi. Wajah laki-laki itu terlihat dari sisi samping kanan dengan postur mata yang terlihat kecil dan struktur pipi yang terangkat.


(25)

Petanda

Anastasia Steele sedang berhadapan dengan Jose dan terlihat bahagia mendengar cerita Jose.

2. Visual (Tanda)

Gambar 2.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Ana : Selamat, Ya Tuhan.

Suara yang ditampilkan pada gambar ini adalah suara mobil yang sedang berjalan serta suara beberapa orang yag terdengar sedang berada di lapangan parkir.

Penanda

Terdapat dua orang dalam gambar ini. Seorang perempuan yang sedang mengalungkan tangannya ke punggung seorang laki-laki. Ujung bibir perempuan tersebut melebar ke dua sisi dan giginya pun terlihat. Terlihat lekukan di samping bibir perempuan tersebut. Wajah perempuan itu berada di atas bahu laki-laki yang ada di gambar. Rambut perempuan itu berwarna coklat dan dibiarkan terurai dengan poninya dibiarkan jatuh ke depan.

Petanda

Anastasia Steele sedang memeluk Jose dan tersenyum bahagia. Tataran Denotatif

Pada gambar yang pertama terlihat seorang perempuan dan seorang laki-laki sedang berdiri dan saling berhadapan satu sama lain. Rambut perempuan itu terurai dengan poni yang jatuh ke depan. Terlihat mata perempuan itu menatap mata laki-laki tersebut. Bibir perempuan itu terlihat terbuka hingga struktur pipinya berubah dan terangkat. Kedua ujung bibir perempuan itu terangkat sehingga gigi perempuan itu juga


(26)

terlihat. Perempuan itu mengenakan jaket berwarna biru. Laki-laki yang ada di depan perempuan itu terlihat mengenakan kemeja polkadot hitam dengan warna abu-abu yang mendominasi. Wajah laki-laki itu terlihat dari sisi samping kanan dengan postur mata yang terlihat kecil dan struktur pipi yang terangkat.

Pada gambar yang kedua terlihat seorang perempuan sedang mengalungkan kedua tangannya di punggung laki-laki yang ada di hadapannya. Terlihat pada gambar ini bahwa mata perempuan itu tertutup. Ujung bibir perempuan itu juga melebar ke dua sisi dan giginya pun terlihat. Terlihat lekukan di samping bibir perempuan tersebut. Wajah perempuan itu berada di atas bahu laki-laki yang ada di gambar. Rambut perempuan itu berwarna coklat dan dibiarkan terurai dengan poninya dibiarkan jatuh ke depan.

Latar yang digunakan pada scene ini adalah lapangan parkir kampus dan mereka berdiri di samping mobil volkswagen biru. Teknik pengambilan gambar yang diambil dari kedua gambar dalam scene ini adalah close up yang menonjolkan suasana keintiman atau hubungan dekat. Scene ini menggunakan selective focus di mana hanya gambar perempuan dan laki-laki itu saja yang jelas dan yang lainnya kabur. Sudut pandang yang digunakan dalam scene ini menggunakan eye level angle yang menunjukkan kesetaraan.

Tataran Konotasi

Pada scene ini diceritakan Ana hendak pergi menuju tempat kerjanya di toko perkakas claytons. Saat Ana hendak menuju mobil volkswagen biru miiknya yang sedang terparkir di tempat pakir kampus, Jose memanggilnya dan hendak berbicara kepadanya. Dalam scene ini Jose memberitahukan Ana kabar gembira mengenai dirinya. Jose berbagi kabar bahagia kepada Ana dan mengatakan “Portland Place akan memamerkan foto-fotoku bulan depan”. Mendengar kabar itu, secara alamiah Ana tersenyum bahagia dan pandangannya tak henti menatap Jose seolah-olah berbinar mendengar kabar yang baru didengarnya. Hal ini digambarkan dengan bentuk bibir Ana di mana kedua ujung bibir tersebut terangkat naik hingga giginya pun terlihat.

Pandangan mata Ana saat itu menuju mata Jose. Hal ini membuktikan bahwa Ana tidak canggung saat berhadapan dengan Jose. Jarak mereka berdiri juga yang bisa


(27)

dikatakan dekat seakan membenarkan pernyataan bahwa Ana tidak canggung dengan Jose walaupun dia seorang laki-laki. Pada gambar yang pertama Ana mengenakan jaket biru dan rambutnya dibiarkan terurai dan poninya jatuh ke depan tepat di atas alisnya. Warna biru memiliki makna positif seperti kelembutan persahabatan, kasih, perdamaian dan makna negatif yaitu dingin (Nugroho, 2008: 37).

Banyak yang beranggapan rambut berwarna cokelat tua seperti rambut yang dimiliki Ana merupakan perempuan yang pintar, padahal penelitian membuktikan bahwa perempuan berambut cokelat tua sama pintarnya dengan perempuan berambut pirang, namun rambut cokelat tua lebih dikenal sebagai pekerja keras dan bertanggung jawab (@Psiko_POP, 2015: 14). Perempuan dengan rambut berwarna cokelat tua juga menibulkan kesan hangat dan bersahabat.

Pada gambar yang kedua, terlihat Ana memeluk Jose sambil berkata “ Ya Tuhan! Selamat!”. Perkataan yang Ana lontarkan menyatakan bahwa Ana turut senang atas pencapaian yang telah dibuat oleh sahabatnya itu. Selain dari perkataan, Ana juga mengekspresikan rasa senang dan pedulinya terhadap sahabatnya itu dengan pelukan. Ia memeluk Jose dengan segera setelah Jose memberitahukan kabar mengenai karya fotonya yang akan dipamerkan. Senyum yang diberikan Ana pada kedua gambar di atas merupakan senyuman tulus dan asli. Menurut Elisabeth Kuhnke, senyum buatan cepat menghilang, tetapi senyum tulus berkembang perlahan dan memudar secara bertahap. Senyum Ana perlahan memudar dalam scene ini, bahkan hingga ia membuka pintu mobilnya dan akhirnya menaiki mobilnya, senyumnya masih terpampang di wajahnya.

Dalam dunia persahabatannya, Ana termasuk perempuan yang aktif dan tidak malu menunjukkan ekspresinya terutama mengungkapkan rasa pedulinya terhadap teman-temannya. Menurut Basow (dalam Apriyanti, 2012: 48), perempuan lebih malu untuk berekspresi karena perempuan cenderung lebih pasif daripada laki-laki. Tetapi dalam hal ini, Ana tidak terlihat pemalu dalam mengungkapkan ekspresi sayangnya terhadap sahabatnya.


(28)

Gambar 6. Scene ketiga

Ilustrasi scene ketiga

Scene ini menceritakan saat Christian Grey mengantar Ana keluar dari sebuah kedai kopi. Di sini Christian Grey mulai merasa bahwa Ana tidak seharusnya mendapatkan laki-laki seperti dia setelah Grey mendengar latarbelakang keluarga Ana yang menyentuh. Grey merasa bahwa ia tidak pantas bersanding dengan Ana, apalagi jika melihat latarbelakang kehidupan sex-nya. Gambar di atas sedang menjelaskan saat Grey menyelamatkan Ana dari hantaman sepeda yang sedang melaju kencang ke arahnya. Christian Grey menarik lengan Ana dan akhirnya Ana jatuh di pelukannya.

Ikon Scene Ketiga

1. Visual (Tanda)

Gambar 1.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Ana: apa maksudmu.. Christian: Awas!

Penanda

Terdapat seorang perempuan dan dua orang laki-laki dalam gambar di atas. Seorang laki-laki sedang berhadapan dengan seorang perempuan dan laki-laki yang satu lagi sedang berada di atas sepeda. Laki-laki yang sedang berdiri di depan seorang perempuan itu sedang memegang lengan kanan perempuan tersebut dengan tangan


(29)

kirina dan tangan kanan laki-laki tersebut berada di belakang punggung perempuan yang ada di depannya. Rambut bagian bawah perempuan itu terlihat terbang dan tidak jatuh di bahu ataupun baju perempuan tersebut. Seorang laki-laki yang berada di depan mereka berdua sedang terlihat membungkukkan sedikit badannya ke depan.

Petanda

Christian Grey menyelamatkan Ana dari hantaman sepeda yang sedang melaju kencang ke arah mereka.

Tataran Denotatif

Terlihat dua orang laki-laki dan satu orang perempuan yang berada di jarak yang dekat dan terdapat laki-laki dan perempuan yang berada di samping sebuah gedung. Pada gambar ini, seorang laki-laki dan seorang perempuan sedang berhadapan satu sama lain dan posisi tubuh laki-laki tersebut maju ke arah perempuan yang ada di depannya dengan tangan kirinya sedang memegang lengan kanan perempuan itu, sedangkan tangan kanan laki-laki itu berada di belakang tubuh si perempuan.

Kedua tangan perempuan berambut cokelat tua itu juga terlihat meraih kedua sisi laki-laki yang ada di depannya. Pada gambar ini, laki-laki yang berada di depan perempuan itu berkata “awas!”. Pada gambar ini, laki-laki yang sedang berhadapan dengan perempuan itu mengenakan kemeja putih dibalut dengan jas hitam di mana bagian tengah jas tersebut dikancing satu. Perempuan yang berada di depannya mengenakan kaos putih ditambah dengan jaket hijau serta syal berwarna biru dan putih.

Gambar laki-laki yang berada di depan mereka terlihat kabur. Laki-laki tersebut terlihat membungkukkan sedikit badannya ke arah depan dan posisinya mengarah ke laki-laki yang sedang memegang tangan perempuan yang ada di gambar. Terlihat juga beberapa orang yang sedang berdiri di dekat gedung. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar ini adalah medium shot di mana gambar yang diambil dari pinggul ke atas dan tidak menampilkan seluruh bagian tubuh. Sudut pandang yang digunakan pada gambar ini adalah eye level angle dengan fokus pengambilan gambar yaitu soft focus.


(30)

Pada scene ini menceritakan Anastasia Steele diselamatkan oleh Christian Grey dari hantaman sepeda yang sedang melaju kencang ke arah mereka. Dari gambar di atas, dapat dilihat Christian Grey sedang menarik tubuh Ana ke arahnya agar terhindar dari sepeda yang sedang melaju kencang. Scene ini menggambarkan bahwa Ana bukanlah orang yang hati-hati dan ceroboh sehingga membutuhkan seseorang yang selalu menjaganya. Terlihat dari kata-kata yang dilontarkan oleh Christian Grey “awas!” sambil menarik tubuh Ana ke pelukannya. Sontak tangan Ana pun ikut melayang dan bergerak menuju tubuh Christian Grey. Mengarah kepada stereotype bahwa perempuan tidak terlalu independen karena segala permasalahan yang ia miliki membuatnya lemah. Sehingga seorang perempuan yang sudah besar membutuhkan seorang pendamping laki-laki yang selalu menjaga dan membantunya.

Menurut Beauvoir (dalam Hanafi, 2010: 66), dalam budaya patriarkat laki-laki dan perempuan sejak kecil telah diperlakukan berbeda. Misalnya anak perempuan yang dianggap ingin bermain seperti laki-laki dianggap nakal. Perilaku itu dianggap mengancam keperempuanan sehingga aktivitas anak perempuan jadi dibatasi. Dalam pertumbuhannya, perempuan tidak menemukan adanya pilihan antara kebebasan atau mengikuti jalan yang sudah ditetapkan untuknya. Akhirnya perempuan tidak punya tempat selain di bawah perlindungan laki-laki. Hal ini serupa terjadi pada Ana. Ia ceroboh dalam menjaga dirinya untuk itu laki-laki yang selalu mendapat stereotype lebih kuat untuk melindungi perempuan memainkan perannya. Perempuan yang seperti ini selalu butuh untuk dibantu. Situasi ini membuat perempuan hidup dengan internalisasi nilai bahwa laki-laki memang istimewa. Perempuan hidup dalam ketidakberdayaannya dan terbiasa untuk itu.

Menurut Beauvoir, internalisasi nilai-nilai inferior yang dilekatkan pada perempuan ini memposisikan perempuan pada situasi yang secara sosial tidak adil dibandingkan laki-laki yang kemudian menghalanginya untuk menjadi subjek (Lie, 2005: 20). Pada gambar ini, dapat dikatakan bahwa Ana memang orang yang tidak hati-hati, karena pada saat ia berjalan pun, ia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri melihat apakah jalanan di depannya aman untuk dilalui atau tidak. Maka dari itu muncullah sosok laki-laki yang menjadi penolong untuk Ana. Gambar seorang pengendara sepeda yang berada di depan Ana dan Christian terlihat blur yang menyatakan bahwa saat itu


(31)

sepedanya sedang melaju kencang sehingga tubuh pengendaranya pun nyaris susah terlihat.

4.2.4. Analisis Scene Keempat Film Fifty Shades of Grey Gambar 7.

Scene keempat

Gambar 1. Gambar 2.

Ilustrasi scene

Scene ini menceritakan keadaan saat Ana berada di bar bersama beberapa temannya. Saat itu Ana baru saja menghubungi Christian saat ia sedang mengantri untuk masuk ke toilet. Setelah mendengar bahwa Christian akan menjemputnya di bar tersebut, Ana pun dengan raut wajah yang kaget segera keluar dari bar tanpa membawa jaketnya. Tak lama setelah Ana keluar dan merasa kedinginan, Jose datang dengan membawa jaket jeans milik Ana. Setelah memakaikan jaket kepada Ana, Jose pun meminta Ana mendekat kepadanya supaya Jose bisa memeluk Ana yang kedinginan.

Ana yang mendengar permintaan Jose itu pun menolaknya secara halus dan menghindarinya. Tetapi Jose tetap bersikeras mendekatkan dirinya kepada Ana dan berusaha memeluk Ana dan meminta kepada Ana sebuah ciuman. Ana yang tidak menginginka ciuman itu pun berusaha menghindari wajah Jose tetapi Jose tetap menarik Ana ke dalam pelukannya. Tak lama kemudian, Christian yang melihat Ana dan Jose pun menghampiri mereka. Christian berlari menuju mereka dan mendorong keras Jose sehingga Jose pergi menjauh dari Ana.

Ikon Scene keempat


(32)

Gambar 1.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Ana: Jose, aku tidak bisa. Maaf, tidak.

Penanda

Terdapat seorang perempuan dan seorang laki-laki yang sedang berhadapan satu sama lain. Laki-laki tu meletakkan tangan kanannya ke pipi sebelah kiri perempuan yang ada di depannya. Laki-laki tersebut mengenakan jaket hijau tua. Dua sisi bibir laki-laki itu tertarik ke arah kanan dan kiri dan gigi bagian atas laki-laki itu terlihat juga. Lesung pipi sebelah kanan laki-laki itu juga terlihat. Mata laki-laki itu menuju ke arah bibir perempuan yang ada di depannya. Perempuan yang sedang berhadapan dengan laki-laki itu sedang menatap mata laki-laki yang berada di hadapannya dengan mulut yang terbuka dan agak condong ke depan. Alis perempuan yang sebelah kiri terlihat tertarik ke depan. Perempuan itu mengenakan jaket jeans berwarna biru.

Petanda

Jose sedang menarik Ana ke dalam pelukannya tetapi Ana berusaha menolaknya.

2. Visual (Tanda)

Gambar 2.

Dialog/Teks/Suara


(33)

Penanda

Terdapat dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang berdekatan. Seorang laki-laki yang mengenakan jaket hijau tua terlihat menghadap kedua orang lainnya dengan tubuh yang condong ke belakang dan tangan kanannya berada di dekat leher Anastasia. Seorang laki-laki lain yang berada di arah yang berlawanan sedang mencondongkan badannya ke depan dan matanya mengarah ke baju yang dikenakan oleh laki-laki yang ada di depannya. Laki-laki tersebut memiringkan bibirnya ke arah kanan dan kedua alisnya terangkat. Sedangkan seorang perempuan yang berada di tengah kedua laki-laki itu terlihat merapatkan kedua tangannya ke arah dadanya dan membuka mulutnya serta matanya tertuju kepada laki-laki yang ada di depannya.

Petanda

Christian sedang mendorong Jose yang berusaha mencium Ana sambil menegaskan kepada Jose bahwa Ana tidak ingin menciumnya.

Tataran Denotasi

Pada gambar yang pertama terdapat seorang perempuan dan seorang laki-laki yang sedang berhadapan satu sama lain. Laki-laki tu meletakkan tangan kanannya ke ipi sebelah kiri perempuan yang ada di depannya. Laki-laki tersebut mengenakan jaket hijau tua. Dua sisi bibir laki-laki itu tertarik ke arah kanan dan kiri dan gigi bagian atas laki itu terlihat juga. Lesung pipi sebelah kanan laki itu juga terlihat. Mata laki-laki itu menuju ke arah bibir perempuan yang ada di depannya. Perempuan yang sedang berhadapan dengan laki-laki itu sedang menatap mata laki-laki yang berada di hadapannya dengan mulut yang terbuka dan agak condong ke depan. Alis perempuan yang sebelah kiri terlihat tertarik ke depan. Perempuan itu mengenakan jaket jeans berwarna biru.

Dalam gambar juga terlihat secara samar seorang laki-laki yang mengenakan mantel hitam sedang melihat ke arah laki-laki dan perempuan yag sedang berhadapan tersebut. Tempat yang digunakan untuk pengambilan gambar yang pertama adalah halaman depan dekat pintu masuk bar. Scene ini digambarkan pada malam hari dengan cahaya yang agak redup. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar yang pertama adalah medium shot dimana objek yang terlihat diambil dari bagian pinggang ke atas. Gambar yang pertama ini juga menggunakan selective focus dimana


(34)

hanya terdapat beberapa objek saja yang terlihat jelas bentuknya dan gambar ini diambil dengan menggunakan eye level angle. Pencahayaan nya juga kurang dan terlihat redup.

Pada gambar yang kedua terlihat Terdapat dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang berdekatan. Seorang laki-laki yang mengenakan jaket hijau tua terlihat menghadap kedua orang lainnya dengan tubuh yang condong ke belakang dan tangan kanannya berada di dekat leher Anastasia. Seorang laki-laki lain yang berada di arah yang berlawanan sedang mencondongkan badannya ke depan dan matanya mengarah ke baju yang dikenakan oleh laki-laki yang ada di depannya. Laki-laki tersebut memiringkan bibirnya ke arah kanan dan kedua alisnya terangkat. Sedangkan seorang perempuan yang berada di tengah kedua laki-laki itu terlihat merapatkan kedua tangannya ke arah dadanya dan membuka mulutnya serta matanya tertuju kepada laki-laki yang ada di depannya. Tempat yang digunakan juga sama dengan gambar yang pertama yaitu halaman depan dekat pintu masuk bar tersebut. Gambar yang kedua menggunakan teknik pengambilan gambar medium close up shot dan eye level angle. Pencahayaan yang digunakan pada gambar ini juga redup dan cenderung gelap. Fokus yang digunakan pada gambar ini adalah selective focus.

Tataran Konotatif

Scene ini menggambarkan keadaan Ana saat berada di salah satu bar bersama teman-temannya. Pada gambar yang pertama terlihat seorang perempuan sedang berhadapan dengan seorang laki-laki, di mana laki-lai tu sedang memegang pipi perempuan tersebut. Perempuan itu bernama Anastasia Steele dan laki-laki yang berada di depannya bernama Jose. Pada gambar yang pertama terlihat Jose sedang memegang pipi Ana dengan tangan kanannya dan matanya diarahkan ke bibir Ana. Jose berusaha memaksa Ana untuk memperbolehkan Jose mencium bibirnya. Dilihat dari teks yang ada, terlihat bahwa Ana menolak Jose dengan berkata “Jose, aku tak bisa. Maaf, tidak”.

Selain teks yang menjelaskan bahwa Ana berusaha menolak Jose untuk menciumnya, dapat dilihat juga dari posisi tangan Ana dan tubuhnya yang menjauh dari tubuh Jose. Kedua tangan Ana dirapatkan dan diletakkan di dada Jose untuk mendorong tubuh Jose menjauh dari tubuhnya. Dari samping, terlihat posisi badan Ana yang tidak tegak lurus. Bagian atas tubuh Ana terlihat mundur sedangkan bagian punggung ke


(35)

bawah masih berada di dekat Jose. Hal ini menyatakan bahwa Ana sudah berusaha menjauhkan diri dari pelukan Jose, tetapi ia tidak mampu melepaskannya seorang diri.

Berbeda dengan laki-laki, perempuan dinilai makhluk lemah (Sugihastuti, 2000: 104). Seperti yang terlihat pada gambar pertama, perempuan digambarkan lemah. Ana sudah berusaha mendorong tubuhnya menjauh dari pelukan Jose, tetapi ia tetap tidak bisa menjauh dari tubuh Jose. Tangan Jose yang dikalungkan pada leher Ana mengartikan bahwa Jose akan menarik wajah Ana lebih dekat dengan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya dengan bibir Ana. Hal ini menyatakan ungkapan bahwa laki-laki memiliki kontrol terhadap perempuan. Sebagai pihak yang lebih kuat, laki-laki-laki-laki dianggap sebagai pihak yang lebih berkuasa dibandingkan perempuan (Sugihastuti dan Saptiawan, 2007: 280). Sentuhan tangan Jose yang terarah menuju leher Ana menggambarkan bahwa Jose sebagai laki-laki lebih berkuasa menyentuh si perempuan. Terlihat Jose juga berusaha mendekatkan dirinya kepada Ana walaupun Ana sudah bergerak menjauh. Terdapat kekuasaan yang dimiliki Jose terhadap Ana. Alis Ana yang terlihat masuk ke arah hidungnya serta matanya yang tajam menatap mata Jose memperlihatkan bahwa Ana sedang berbicara serius dan menginginkan Jose agar memperhatikan apa yang ia katakan. Pada scene ini Ana mengenakan kaos berwarna biru kehijauan dibalut dengan jaket jeans berwarna biru miliknya. Saat itu Ana pergi ke bar hanya dengan mengenakan kaos lengan pendek yang ketat, sehingga bentuk tubuhnya terlihat. Berbeda dengan teman sekamarnya, Kate yang mengenakan tank top dan belahan dadanya rendah.

Jika dilihat dari gambar-gambar yang mendukung scene ini, pakaian yang dikenakan Ana bukanlah pakaian yang selazimnya dipakai ke club malam. Dari jenis pakaian yang dikenakan Ana, dapat dikatakan bahwa Ana bukanlah perempuan yang suka menghabiskan waktu di club malam seperti teman-temannya yang lain. Di samping itu Ana juga mengenakan jaket jeans biru. Ana mengenakan jaket pada malam itu karena udara yang dingin di Heatman. Jeans, seperti yang diungkapkan Polhemus, menjadi contoh pakaian yang gayanya diadopsi masyarakat kelas menengah dari pekerja (Barnard, 2007: 181). Jeans melambangkan kehidupan yang tidak mewah dan glamour. Hal ini seperti pribadi Ana yang dikesankan sederhana. Warna kaos Ana biru kehijauan memiliki arti diam, lembut dan santai. Walaupun Ana yang sedang digenggam oleh Jose, ia berusaha menolak ajakan Jose dengan halus dan menghindarinya dengan


(36)

kekuatannya sendiri. Ia tidak berusaha berteriak meminta tolong kepada orang lain yang saat itu ada di sekelilingnya.

Pada gambar yang kedua terlihat tidak lagi dua orang yang menjadi fokus utama gambar. Terlihat seorang laki-laki yang sudah berada diantara Jose dan Ana. Laki-laki itu adalah Christian. Gambar kedua memperlihatkan situasi dimana Christian sedang mendoron Jose menjauh dari Ana sehingga Jose terdorong dan pergi menjauh dari tubuh Ana. Berbeda dengan Ana yang sudah berusaha mendorong Jose, Christian dengan sekali kekuatan berupaya mendorong Jose menjauh pun berhasil. Hal ini jelas menggambarkan perbedaan kekuatan antara dua jenis kelamin tersebut. Laki-laki digambarkan menjadi sosok yang kuat, besar, dan lebih berani.

Christian yang datang saat itu digambarkan menjadi penolong bagi Ana yang sedang mengalami keadaan yang bahaya. Hal ini melabelkan perempuan bahwa mereka merupakan makhluk yang harus dilindungi (Sugihastuti, 2000: 104). Pelabelan perempuan merupakan kaum yang harus dilindungi ini semakin menyatakan bahwa perempuan memiliki sikap ketergantungan terhadap laki-laki atau dengan kata lain, seorang perempuan membutuhkan sosok laki-laki di sekitarnya yang bisa melindungi dia dari keadaan yang berbahaya. Menurut Soenarjati-Djajanegara (dalam Sugihastuti dan Saptiawan, 2007: 300), salah satu sikap yang dilabelkan kepada gender feminin ialah sikap ketergantungan yang merupakan implikasi dari sikap vicarious (melakukan sesuatu bagi orang lain).

Soenarjati-Djajanegara juga menambahkan bahwa dalam nilai-nilai tradisional Amerika, sifat ketergantungan itu menjadi lumrah karena perepuan dianggap lemah, tidak berdaya, tidak mampu bertindak, tidak berinisiatif dan sebagainya. Pada gambar yang kedua ini Ana digambarkan sebagai perempuan yang membutuhkan seorang laki-laki yang membatunya untuk keluar dari suatu bahaya atau keadaan yang mengancam dirinya. Ketidakmampuan Ana untuk melepaskan diri dari suatu ancaman membuat ia mengiyakan bahwa perempuan memang makhluk yang lemah. Suasanya malam hari juga menambah kesan bahaya yang dialami oleh Ana. Pencahayaan yang kurang menggambarkan suasana suram dan muram serta ketakutan Ana akan Jose yang berusaha menciumnya.


(37)

Gambar 8. Scene kelima

Gambar 1. Gambar 2.

Ilustrasi scene kelima

Scene ini menceritakaan pada saat Ana menandatangani kontrak perjanjian hubungannya dengan Christian Grey. Isi perjanjian ini adalah bahwa Ana tidak boleh memberitahukan kepada siapapun mengenai hubungannya dengan Mr. Grey. Pada gambar yang pertama, sesaat setelah Ana menandatangani kontrak yang dibuat oleh Christian Grey, Ana secara frontal menanyakan apakah Mr. Grey akan bercinta dengan dirinya saat itu juga. Ana dan Christian baru saja saling mengenal sekitar beberapa minggu. Latar yang digunakan adalah meja makan di apartemen milik Christian Grey.

Kelanjutan gambar pertama dapat dilihat dari gambar kedua, di mana Ana mengungkapkan bahwa Ana masih perawan dan belum pernah berhubungan intim dengan siapapun sebelumnya. Ia ingin melakukan hubungan intim itu hanya dengan Christian Grey. Pada scene ini Ana mengatakan bahwa selama ini dia menunggu dan tidak mau memberikan keperawanannya kepada sembarang orang. Latar yang digunakan pada gambar yang kedua ini adalah tangga di apartemen Christian Grey.

Ikon scene kelima

1. Visual (Tanda)

Gambar 1. Dialog/Teks/Suara


(38)

Lagu yang digunakan saat gambar ini ditampilkan berjudul Bachnianas brasileiras No. 5: Aria (Cantilna) – Adagio yang dinyanyikan oleh Villa-Lobos. Lagu ini merupakan aliran seriosa di mana vocal dari sang penyanyi yang ditonjolkan dengan teknik-teknik bernyanyi. Musik seriosa merupakan musik yang mengandung nilai seni yang tinggi dan menimbulkan kesan tenang dan damai.

Penanda

Seorang perempuan dengan rambut cokelat yang terurai serta poni yang jatuh di atas alis, struktur wajahnya diarahkan ke kiri atas dengan mata yang terbuka serta bibir yang sedikit terbuka. Perempuan itu mengenakan baju berwarna putih.

Petanda

Anastasia sedang menatap Christian Grey dan bertanya apakah Mr. Grey akan bercinta dengan dirinya saat itu juga atau tidak.

2. Visual (Tanda)

Gambar 2.

Dialog/Teks/Suara

Dialog Ana: Karena aku belum…

Lagu yang digunakan saat gambar ini ditampilkan berjudul Instrumental Music Fantasia on a Theme yang dinyanyikan oleh Thomas Tallis. Instrumen yang ditampilkan pada scene ini adalah biola dengan irama yang lambat. Suara biola itu dimainkan bertahap mulai dari lembut hingga keras sehingga menimbulkan suasana yang tegang dan klimaks.


(39)

Terlihat seorang perempuan sedang memandang seorang laki-laki di depannya dengan kedua mata yang terbuka lebar dan mulut yang terbuka. Perempuan tersebut mengenakan baju putih dan rambutnya dibiarkan terurai dengan poni yang jatuh di atas kedua alisnya.

Petanda

Anastasia Steele sedang menatap Christian Grey dan mengatakan bahwa ia belum pernah melakukan hubungan intim atau dengan kata lain ia masih perawan.

Tataran Denotatif

Pada gambar yang pertama terlihat seorang perempuan dengan rambut cokelat yang terurai lurus jatuh ke bawah serta poni yang jatuh di atas alis, struktur wajahnya diarahkan ke kiri atas dengan mata yang terbuka serta bibir yang sedikit terbuka. Perempuan itu mengenakan baju berwarna putih. Seperti teks yang tertera di gambar yang pertama, perempuan tersebut mengatakan ”kau akan bercinta denganku sekarang?”. Latar yang digunakan pada gambar yang pertama ini adalah meja makan di apartemen milik Christian Grey. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama ini adalah close up shot di mana terlihat ekspresi perempuan itu dari dekat dan lebih jelas. Gambar yang pertama ini menggunakan selective focus di mana terlihat hanya gambar perempuan itu saja yang jelas sedangkan latar di belakang perempuan itu dibiarkan kabur. Angle yang digunakan pada gambar ini adalah eye level angle. Terdapat alunan musik pada gambar yang pertama. Musik yang digunakan pada gambar yang pertama berjudul Bachnianas brasileiras No. 5: Aria (Cantilna) – Adagio by Villa-Lobos.

Pada gambar kedua, terdapat seorang perempuan sedang memandang seorang laki-laki di depannya dengan kedua mata yang terbuka lebar dan mulut yang terbuka. Perempuan tersebut mengenakan baju putih dan rambutnya dibiarkan terurai dengan poni yang jatuh di atas kedua alisnya. Pada gambar yang kedua ini, perempuan itu mengatakan bahwa ia belum pernah melakukan hubungan intim atau dengan kata lain ia masih perawan.

Latar yang digunakan pada gambar yang kedua ini masih berada di apartemen milik Christian Grey tetapi kali ini latar yang digunakan adalah tangga. Gambar kedua


(40)

ini menggunakan close up shot dan selective focus. Sudut pandang yang digunakan pada gambar kedua ini adalah eye level angle. Terdapat musik yang mengalun di gambar kedua ini, yaitu Instrumental Music Fantasia on a Theme by Thomas Tallis: Opening. Pencahayaan yang digunakan pada kedua gambar ini adalah high contrast yang memunculkan kesan dramatis. Tetapi sedikit berbeda dengan gambar yang pertama di mana masih terdapat suasana terang, pada gambar yang kedua, cahaya yang terdapat di sekeliling objek berada dalam keadaan gelap, sehingga memunculkan kesan yang lebih intim. Hanya kedua objek tersebut yang terlihat jelas.

Tataran Konotatif

Scene ini menceritakan mengenai penandatanganan kontrak perjanjian antara Christian Grey dengan Anastasia Steele mengenai hubungan mereka. Anastasia diminta untuk menandatangani perjanjian dengan Christian Grey di mana isi perjanjian itu menyaakan bahwa Ana tidak boleh mengatakan kepada siapapun mengenai hubungan mereka. Sesaat setelah Ana menandatangani kontrak tersebut, Ana pun mengatakan “kau akan bercinta denganku sekarang?”. Scene ini menyatakan bagaimana Ana dengan mudahnya menyerahkan dirinya kepada seorang laki-laki. Tatapan mata yang lebar dan tajam terhadap seseorang dapat dimaknai sebagai tatapan yang mengindikasikan ketertarikan pada topik pembicaraan. Tindak lanjutnya orang itu bermaksud meminta perhatian orang lain agar memberikan umpan balik (Kuhnke, 2007: 76). Ana dalam pernyataannya yang ia tunjukkan pada Christian secara implisit ingin mendapat jawaban apakah Christian akan bercinta dengannya malam itu.

Tatapan yang tajam secara langsung ke mata lawan bicara seperti dipraktikkan Ana pada gambar yang kedua menandakan tatapan yang maskulin. Pola perilaku yang dianggap maskulin ini dikaitkan oleh masyarakat sebagai pola perilaku yang tidak biasa dimiliki perempuan sebab biasanya perempuan dinilai kurang percaya diri dan lebih pasif dalam hubungannya dengan laki-laki. Lelaki yang menggunakan pandangan mata yang tajam (eye stare) yang diproyeksikan untuk menantang orang lain dan menunjukkan kekuasaan dan kekuatannya (Wood, 2005: 17). Dalam adegan ini, melalui tatapan yang diasosiasikan maskulin, Ana mulai menunjukkan kepercayaan dirinya dalam mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan orang yang belum ia kenal lama. Dialog yang dikeluarkan oleh Ana yang menanyakan kepada Christian Grey


(41)

untuk bercinta dengannya malam ini membuat Ana terlihat “gampangan”. Baru beberapa minggu saja ia mengenal Christian, ia sudah berani meminta Christian untuk bercinta dengannya dan dengan mudahnya pula ia menyerahkan keperawanannya kepada laki-laki yang belum lama ia kenal itu.

Ana mengambil keputusan tanpa memikirkan kehadiran orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Saat itu Ana berpikir sempit dan berorientasi pada perasaannya saja tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan dan pilihannya untuk mencintai bahkan jika akhirnya hidup bersama Christian. Ana tidak berpikir panjang akan beragam akibat dan hukuman yang ia dapat jika hidup bersama Christian mengingat perjanjian kontrak yang dibuat oleh Christian di mana Ana harus patuh terhadap Christian dan jika Ana melakukan kesalahan, maka Ana akan mendapat hukuman seperti cambukan dan sebagainya dari Christian. Selain itu Ana juga harus menyembunyikan hubungan percintaan mereka dari masyarakat banyak dikarenakan kuasa hukum dari Christian yang tidak memperbolehkan hubungan mereka di expose ke publik.

Jarak yang diambil Ana dan Christian ketika saling berbicara pada gambar yang kedua termasuk dalam kategori Intimate Zone. Intimate Zone adalah jarak paling dekat dengan ukuran 15-46 sentimeter ketika kedua orang sedang bercakap-cakap dan mendeskripsikan adanya ikatan emosional yang ingin diusahakan (Pease dalam Hanafi, 2010: 72). Dalam situasi intimate zone yang diproyeksikan Ana, ada usaha dari pihak perempuan untuk membangun ikatan emosional antara laki-laki yang diajak bicara. Pada scene ini Ana berusaha meyakinkan Christian Grey untuk melakukan hubungan intim dengannya walaupun Ana masih perawan. Awalnya Christian Grey terkejut oleh perkataan Ana yang menyatakan bahwa ia masih perawan, karena di budaya barat khususnya Amerika, biasanya remaja perempuan ataupun laki-laki sudah pernah berhubungan intim dan tindakan seperti itu legal adanya. Banyak film produksi Hollywood yang menceritakan bagaimana laki-laki maupun perempuan melepas “keperawanan” mereka saat remaja.

Pada scene ini Ana mengenakan baju berwarna putih. Sesuai dengan buku Warna: Teori dan Kreativitas Penggunanya, warna putih memiliki arti lugu. Hal ini mencerminkan kepribadian Ana yang masih lugu dan polos. Ia dengan mudahnya


(42)

meminta Christian untuk bercinta dengannya sedangkan ia belum pernah sekalipun melakukan itu. Ana yang masih perawan sangatlah berbeda dengan seorang Christian Grey yang sudah seringkali berhubungan intim dengan lima belas perempuan yang berbeda. Reaksi Ana dan Grey pun berbeda saat mereka sedang berbicara mengenai berhubungan intim. Terlihat Ana aktif memberikan reaksi yang membuat Christian Grey akan bercinta dengannya termasuk dengan menggigit lembut bibirnya sendiri yang membuat Christian gerah dan tergoda.

4.2.6. Analisis Scene Keenam Film Fifty Shades of Grey Gambar 9.

Scene keenam

Gambar 1. Gambar 2.

Ilustrasi scene keenam

Scene ini menceritakan saat Anastasia Steele memasak sarapan untuk dirinya dan Christian Grey. Latar yang digunakan pada scene ini adalah dapur apartemen milik Christian Gey. Setelah Anastasia bangun pagi, ia langsung menuju dapur tanpa membangunkan Christian yang masih terlelap. Digambarkan Ana seolah-olah mahir dalam memasak. Terlihat dari persiapan yang sudah diletakkan di meja beserta bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak sarapan. Setelah menyerahkan keperawanannya kepada Christian Grey semalam, maka pagi harinya Ana dengan pakaian yang minim langsung cekatan menuju dapur untuk menyiapkan makanan.

Ikon scene keenam 1. Visual (Tanda)


(1)

Universitas Sumatera Utara REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM

(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM “FILM FIFTY SHADES OF GREY”)

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Representasi Perempuan Dalam Film (Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Film Fifty Shades of Grey)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perempuan direpresentasikan dalam film “Fifty Shades of Grey” berdasarkan denotasi, konotasi dan mitos yang ada. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan isi pesan di baliknya. Pesan-pesan atau nilai-nilai yang terkandung dalam film dapat mempengaruhi penonton. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori relevan, yaitu: Komunikasi Massa, Semiotika, Semiotika Roland Barthes, Film Sebagai Media Komunikasi Massa, Sejarah Film, Karakteristik Film, Unsur-unsur Film, Jenis-Jenis Film, Sinematografi, Perempuan Dalam Film dan Televisi Hollywood,

Stereotype Perempuan Dalam Masyarakat serta Representasi. Penelitian ini

menggunakan analisis semiotika dengan perangkat analisis semiologi Roland Barthes berupa signifikasi dua tahap (two order of signification); denotasi dan konotasi, yang kemudian dibagi dalam penanda, petanda, level denotasi dan konotasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam film ini, perempuan yang menjadi tokoh utama mengalami kekerasan dalam berhubungan intim dengan pasangannya yang memiliki selera agak berbeda. Dalam “Fifty Shades of Grey”, tokoh utama perempuan yaitu Ana ditampilkan dengan mereproduksi gagasan ideologi patriarki di mana perempuan ditempatkan dalam posisi tersubordinasi. Perempuan digambarkan lemah sehingga membutuhkan kehadiran laki-laki sebagai pelindung dan pelengkap hidupnya.


(2)

Universitas Sumatera Utara

REPRESENTATION OF WOMEN IN THE MOVIE

(SEMIOTIC ANALYSIS OF ROLAND BARTHES IN FIFTY SHADES OF GREY THE MOVIE)

Abstract

This study entitled "Representation of Women In Film ( Roland Barthes Semiotics Analysis In the film Fifty Shades of Grey ) " . The purpose of this study to find out how women are represented in the film " Fifty Shades of Grey " by denotation , connotation and myths . Film has always influenced and shaped the public based on the contents of the message behind it. Messages or values contained in the film may affect the audience. In this study, researchers used several theories are relevant , namely : Mass Communication , Semiotics , Semiotics Roland Barthes , Film As the Media of Mass Communication , History of Film , Characteristics of Film , Elements of Film Types Film, Cinematography , Women In Film and Television Hollywood , stereotypes and Representation of Women in Society . This study uses a semiotic analysis by Roland Barthes

semiology analysis tools such as the significance of the two stages (two orders of signification ) ; denotation and connotation , which is then divided into markers , markers , levels of denotation and connotation . The results of this study found that in this film , the main character of women who experience violence in sexual intercourse with a partner who has a slightly different taste . In " Fifty Shades of Grey " , heroine is Ana displayed by reproducing the idea of patriarchal ideology in which women are placed in a subordinate position . Women portrayed weak and thus require the presence of men as protectors and complementary life.


(3)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRAK CT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma ... 7

2.2 Kajian Pustaka ... 10

2.2.1 Komunikasi Massa ... 10

2.2.2 Semiotika ... 13

2.2.2.1 Semiotika Roland Barthes ... 18

2.2.3 Film ... 22

2.2.3.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 22

2.2.3.2 Sejarah Film ... 23

2.2.3.3 Karakreristik Film ... 25

2.2.3.4 Unsur-Unsir Film ... 27

2.2.3.5 Jenis-Jenis Film ... 30

2.2.4 Sinematografi ... 31

2.2.5 Perempuan Dalam Film dan Televisi Hollywood... 32

2.2.6 Stereotype Perempuan dalam Masyarakat... 35

2.2.7 Representasi ... 38

2.3 Kerangka Pemikiran ... 41

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Objek Penelitian ... 43

3.3 Subjek Penelitian ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43


(4)

Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Film Fifty Shades of Grey ... 47

4.1.1 Poster Film Fifty Shades of Grey ... 47

4.1.2 Sinopsis Film Fifty Shades of Grey ... 48

4.1.3 Profil, Pemeran dan Kru Film Fifty Shades of Grey ... 51

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 54

4.2.1 Analisis Sequence Pertama ... 56

4.2.2 Analisis Sequence Kedua ... 61

4.2.3 Analisis Sequence Ketiga ... 66

4.2.4 Analisis Sequence Keempat ... 69

4.2.5 Analisis Sequence Kelima ... 75

4.2.6 Analisis Sequence Keenam ... 81

4.2.7 Analisis Sequence Ketujuh ... 86

4.2.8 Analisis Sequence Kedelapan ... 90

4.2.9 Analisis Sequence Kesembilan ... 94

4.3 Mitos dan Temuan Data ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN


(5)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 1. Teknik Dalam Pengambilan Gambar ... 32

Tabel 2. Tabel Stereotype Perempuan Dalam Televisi Amerika ... 34

Tabel 3. Unit dan Level analisis ... 46


(6)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kategori Tipe Tanda dari Pierce ... 15

Gambar 2. Elemen-Elemen Makna dari Saussure ... 16

Gambar 3. Konsep Semiotika Roland Barthes ... 20

Gambar 4. Scene Pertama ... 56

Gambar 5. Scene Kedua ... 61

Gambar 6. Scene Ketiga ... 66

Gambar 7. Scene Keempat ... 69

Gambar 8. Scene Kelima ... 75

Gambar 9. Scene Keenam ... 81

Gambar 10. Scene Ketujuh ... 86

Gambar 11. Scene Kedelapan ... 90