35
D. Pembatasan Masalah
Penelitian ini memusatkan pada analisis data nilai produksi komoditi pertanian di Kabupaten Ponorogo dan nilai produksi komoditi pertanian setiap
kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Harga komoditi yang digunakan adalah harga rata-rata di tingkat produsen dalam periode tahun 2004-2005. Komoditi
pertanian yang diteliti adalah komoditi pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Ponorogo selama periode penelitian, yang datanya tersedia dan dipublikasikan
serta kontinuitasnya terjaga.
E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Komoditi adalah barang perdagangan atau keperluan, dalam penelitian ini
diartikan sebagai produk yang dihasilkan oleh suatu usahakegiatan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia tiap kecamatan di Kabupaten
Ponorogo.
2. Komoditi pertanian adalah produk yang dihasilkan oleh suatu kegiatan
sektor pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo.
3. Komoditi pertanian basis adalah komoditi pertanian yang mampu
memenuhi kebutuhan di tiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo serta dapat
diekspor ke kecamatan lain yang ditunjukkan dengan nilai LQ 1.
4. Komoditi pertanian yang berdaya saing wilayah baik adalah komoditi
pertanian yang mempunyai kemampuan bersaing dengan komoditi di Kecamatan lain di Kabupaten Ponorogo yang ditunjukkan dengan nilai
PPW positif .
5. Komoditi pertanian unggulan adalah komoditi pertanian yang mampu
memenuhi kebutuhan di daerahnya kecamatan dan dapat diekspor ke kecamatan lain serta mempunyai kemampuan untuk bersaing dengan
komoditi pertanian di kecamatan lain di Kabupaten Ponorogo. Dalam
36
penelitian ini diteliti dengan analisis LQ dan keunggulan kompetitif atau pertumbuhan pangsa wilayah. Kriterianya adalah komoditi pertanian basis
yang berdaya saing wilayah baik atau LQ 1 dan PPW positif.
6. Nilai produksi komoditi pertanian adalah hasil balas jasa dari suatu
komoditi pertanian, yang diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi suatu komoditi pertanian dalam satu tahun dengan harga rata-rata komoditi
pertanian di tingkat produsen dalam satu tahun yang dinyatakan dalam satuan rupiah Rp tiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Dalam
penelitian ini nilai produksi pertanian yang digunakan adalah nilai produksi tahun 2004 dan 2005.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-
masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan
kemudian dianalisis Surakhmad, 1994.
B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian
Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara
purposive
sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sedangkan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian Singarimbun dan
Sofian 1980. Daerah yang diteliti adalah Kabupaten Ponorogo, alasan diambilnya Kabupaten Ponorogo karena pada Tahun 1999 Kabupaten
Ponorogo merupakan penghasil komoditi melon terbesar di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 3600 ton per tahun Disperindag Provinsi Jatim 2005.