94 penelitian yaitu bagaimana pengaruh penggunaan metode mengajar beregu
terhadap kompetensi mengenal alat jahit siswa kelas X di SMK Karya Rini, yaitu keberhasilan mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditentukan
dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran yang ditempuh. Ketercapaian nilai hasil belajar siswa pada kompetensi mengenal alat jahit
yaitu 75. Data hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian kognitif mengenal alat
jahit yaitu pretest sebelum menggunakan metode mengajar beregu dan nilai
posttest sesudah menggunakan metode mengajar beregu sebagai metode belajar yang digunakan dalam proses mengenal alat jahit pada mata pelajaran
pemeliharaan kecil.
1. Kompetensi mengenal alat jahit saat
Pre-Test
Sebelum dilakukan pretest siswa kelas X SMK Karya Rini Yogyakarta
diberikan pelajaran dasar kompetensi kejuruan dengan kompetensi mengenal alat jahit menggunakan metode konvensional ceramah oleh guru, setelah siswa diberi
pelajaran menggunakan metode konvensional ceramah baru dilaksanakan pretest
untuk mengetahui kompetensi mengenal alat jahit siswa. Subjek pada kelas ini sebanyak 22 siswa. Berdasarkan nilai
pretest kompetensi mengenal alat jahit tertinggi 58,4 13,6 pada kategori sangat baik sebanyak 3 siswa, kategori baik
ada 9 siswa dengan nilai 54,7 40,9, kategori cukup ada 6 siswa dengan nilai 51,0 27,3, kategori kurang ada 2 siswa dengan nilai 47,3 9,1 dan kategori
sangat kurang dengan nilai 43,6 9,1. Hasil analisis deskriptif data pretest
95 kompetensi mengenal alat jahit memperoleh nilai maksimum sebesar 58,00, nilai
minimum 40,00, rerata 51,09, median 52,00, modus 54,00 dan nilai standar deviasi sebesar 4,52. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan
rangkuman distribusi frekuensi dari nilai pre-test kelas X Tata Busana SMK Karya Rini Yogyakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Distribusi frekuensi dari nilai pencapaian kompetensi mengenal alat jahit sebelum menggunakan metode mengajar beregu.
No. Interval Skor
Frekuensi Frekuensi Relatif
1. 40,0
– 43,6 2
9,1 2.
43,7 – 47,3
2 9,1
3. 47,4
– 51,0 6
27,3 4.
51,1 – 54,7
9 40,9
5. 54,8
– 58,4 3
13,6 Jumlah
22 100
Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat histogram seperti pada gambar. Pada grafik tersebut menunjukkan frekuensi mutlak dan relatif
tertinggi yaitu pada kelas interval 51,1 – 54,7 dengan frekuensi sebesar 9 dan
frekuensi relatifnya sebesar 40,9 dengan nilai rata-rata sebesar 51,09. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
96 Gambar 12. Histogram nilai presentase pencapaian kompetensi mengenal alat jahit
sebelum diberi perlakuan metode mengajar beregu. Disamping digolongkan berdasarkan kelas interval dan grafik distribusi
frekuensi, maka untuk menggambarkan nilai dapat digunakan nilai ketuntasan yang diperoleh siswa sebelum diberi perlakuan. Dari data nilai pencapaian
kompetensi mengenal alat jahit sebelum diberi perlakuan dapat dilihat nilai penggolongan pencapaian kompetensi mengenal alat jahit pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Kategori nilai pencapaian kompetensi mengenal alat jahit sebelum diberi perlakuan metode mengajar beregu
No. Kategori
Frekuensi Presentase
1. Tuntas
2. Belum Tuntas
22 100
Jumlah 22
100
2 2
6 9
3 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
40-43,6 43,7-47,3
47,4-51 51,1-54,7
54,8-58,4
Pretest Eksperimen
97 Berdasarkan tabel diatas dinyatakan bahwa nilai pencapaian kompetensi
mengenal alat jahit sebelum diberi perlakuan metode mengajar beregu semuanya belum tuntas dengan presentase sebanyak 100 .
2. Kompetensi mengenal alat jahit saat post-test