Pengertian dan Unsur–unsur Cacat Tersembunyi

31 Langkah untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen harus diawali dengan upaya untuk memahami hak-hak konsumen yang dapat dijadikan sebagai landasan perjuangan untuk mewujudkan hak-hak tersebut. Hak-hak konsumen sebagaimana tertuang dalam pasal 4 UUPK adalah : a. Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa. b. Hak untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi jaminan barang dan atau jasa. d. Hak untuk di dengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan. e. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif h. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi atau penggantian, apabila barang dan jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. i. Hak – hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Kewajiban konsumen menurut Pasal 5 UUPK yaitu : a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa demi keamanan dan keselamatan. b. Bertikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2.4 Pengertian dan Unsur–unsur Cacat Tersembunyi

“Pengertian cacat adalah kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna yang terdapat pada benda, batin atau akhlak, lecet 32 kerusakan noda yang menyebabkan keadannya menjadi kurang sempurna kurang baik, cela atau aib, tidak kurang sempurna”. 30 “Menurut Az Nasution produk cacat yaitu apabila produk itu tidak aman dalam penggunaanya, tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana diharapkan orang dengan mempertimbangkan berbagai keadaan, seperti penampilan produk, kegunaan yang sepa tutnya diharapkan dari produk dan saat produk itu di edarkan”. 31 Dalam UUPK Pasal 8 ayat 2 dijelaskan mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha yaitu “Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud, selain itu di dalam Pasal 9 ayat 1 huruf F UUPK menjelaskan mengenai pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan atau jasa secara tidak benar, dan atau seolah-olah “barang tersebut mengandung cacat tersembunyi.”Pasal 11 huruf b UUPK menjelaskan mengenai pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang, dilarang mengelabuimenyesatkan konsumen dengan “menyatakan barang danatau jasa tersebut seolah-olah tidak mengandung cacat tersembunyi. Seperti unsur-unsur yang dijelaskan tersebut adanya cacat tersembunyi di dalam sebuah penjualan barang menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindarkan cacat yang ada di dalam sebuah barang merupakan tersembunyi yang artinya konsumen tidak mengetahui adanya cacat atau tidak sempurnanya suatu barang pada barang 30 Departemen dan Pendidikan dan Kebudayaan, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 126 31 Az Nasution I , hlm. 174 33 tersebut, jika saja konsumen mengetahui adanya cacat tersembunyi maka konsumen tidak akan membeli barang tersebut. Cacat tersembunyi adalah suatu cacat atau kerusakan pada suatu benda yang tidak terlihat secara jelas atau seketika ditemukan, cacat yang tidak tampak oleh pembeli melalui pemeriksaan yang wajar. Pengaturan cacat tersembunyi dijelaskan di dalam Pasal 1504 KUHPerdata “Penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat tersembunyi pada barang yang dijual, yang membuat barang-barang itu tidak sanggup untuk pemakaian yang dimaksud sehingga seandainya pembeli mengetahui cacat itu, ia tidak akan membeli barang itu.”

2.5 Pengertian, Unsur-unsur dan Dasar Hukum BPSK