Teknik penentuan sampel penelitian

22 dalam melakukan penelitian ini dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada bentuk bahan hukum sesuai dengan permasalahan yang ada yang peraturan relevansinya dengan masalah yang diteliti.

1.8.5 Teknik penentuan sampel penelitian

Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah teknik Non-Probabilitas. Teknik ini digunakan agar diperoleh subyek-subyek yang ditunjuk sesuai dengan tujuan penelitian, dimana semua populasi mempunyai kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk ditetapkan menjadi sampel. Teknik pengumpulan sampel dengan teknik Non- Probabilitas yang digunakan menekankan pada bentuk Purposive Sampling yaitu penarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kreteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari populasinya. 1.8.6Pengolahan dan analisis data Dalam melakukan peneletian ini yang dipakai adalah analisis kualitatif dalam suatu penelitian yang sifatnya eksploratif dan deskriptif. Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah data naturalistik yang terdiri atas kata-kata narasi, data sukar diukur dengan angka, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikasi, hubungan antar variable tidak jelas, sampel lebih bersifat non probalitas, dan pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi. 23 Dalam penelitian dengan teknik analisis kualitatif atau yang sering disebut analisis kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara dan tema diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data. Proses analis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut secara hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dansistematis 24

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Pengertian perlindungan konsumen menurut Pasal 1 UUPK adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 UUPK tersebut cukup memadai. “Di dalam kalimat yang menyatakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen”. 19 “Pengertian Perlindungan Konsumen menurut Az. Nasution adalah keseluruhan azaz-azaz dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya d engan para penyedia barang dan jasa konsumen”. 20 Karena posisi konsumen yang lebih lemah di bandingkan dengan pelaku usaha maka konsumen perlu untuk dilindungi. Konsumen dan perlindungan konsumen adalah dua bidang titik yang susah untuk di pisahkan. Menurut Pasal 2 UUPK mengenai konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 19 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, op.cit. hlm.1 20 Aliesaja, 2010, “Hukum Perlindungan Konsumen”, URL http:aliesaja.wordpress. com20100603perlindungan-konsumen diakses pada 28 oktober 2015