Pengertian dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

24

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Pengertian perlindungan konsumen menurut Pasal 1 UUPK adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 UUPK tersebut cukup memadai. “Di dalam kalimat yang menyatakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen”. 19 “Pengertian Perlindungan Konsumen menurut Az. Nasution adalah keseluruhan azaz-azaz dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya d engan para penyedia barang dan jasa konsumen”. 20 Karena posisi konsumen yang lebih lemah di bandingkan dengan pelaku usaha maka konsumen perlu untuk dilindungi. Konsumen dan perlindungan konsumen adalah dua bidang titik yang susah untuk di pisahkan. Menurut Pasal 2 UUPK mengenai konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 19 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, op.cit. hlm.1 20 Aliesaja, 2010, “Hukum Perlindungan Konsumen”, URL http:aliesaja.wordpress. com20100603perlindungan-konsumen diakses pada 28 oktober 2015 25 Di dalam hal ini Az. Nasution menegaskan beberapa batasan konsumen yakni : a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu. b. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang atau jasa lain untuk diperdagangkan. c. Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapat dan menggunakan barang dan jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali. 21 Secara harfiah konsumen mempunyai pengertian sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan produsen, sedangkan produsen diartikan sebagai setiap penghasil barang dan jasa yang dikonsumsi oleh pihak lain atau orang lain .Kata konsumen berasal dari Belanda, yaitu consument konsument yang oleh para ahli hukum disepakati berarti sebagai pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan oleh mereka kepada pengusaha ondernemer. 22 “Jadi mereka yang mengkonsumsi untuk dijual kembali pemakai perantara tidak termasuk kelompok yang dikategorikan dalam pengertian konsumen”. 23 Pada umumnya konsumen tidak mengetahui dari bahan apa suatu produk itu dibuat dan bagaimana proses pembuatannya serta strategi pasar apa yang dijalankan untuk mendistribusikannya, maka diperlukan kaidah hukum yang dapat melindungi. “Perlindungan itu sesungguhnya berfungsi untuk menyeimbangkankedudukan konsumen dan pengusaha dengan siapa mereka saling berhubungan dan saling membutuhkan”. 24 21 Az Nasution I, hlm. 3 22 Celina Tri Siwi Kristiyanti, op.cit, hlm. 22 23 Mariam Darus Badruszaman, 1986, Perlindungan Konsumen Dilihat dari Sudut Perjanjian Baku, Bina Cipta, Jakarta, hlm. 17 24 Celina Tri Siwi Kristiyanti, op.cit hlm. 26. 26 Sebelum diundangkannya UUPK di Indonesia, ada beberapa peraturan yang dapat dijadikan dasar bagi penegakan hukum perlindungan konsumen Peraturan- peraturan tersebut adalah : a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang Barang menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Metrologi Legal. c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan. e. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1922 tentang Kesehatan. g. Undang-Undng Nomor 7 Tahun 1984 tentang Agreement Establishing the World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. h. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. i. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1966 tentang Pangan. j. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. k. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Hak Paten. l. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran. m. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. n. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1988 tentang perbankan. o. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. p. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1977 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. q. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.

2.2 Hak dan Kewajiban serta Tanggung Jawab Pelaku Usaha