Gambar 2.13
Hand Lay-Up Process
Sumber: http:www.moldedfiberglass.comprocessesopen-molding-process
2.10 Fraksi Volume
Fraksi volume adalah aturan perbandingan untuk pencampuran volume serbuk dan volume matrik bahan pembentuk komposit terhadap volume
total komposit. Penggunaan istilah fraksi volume mengacu pada jumlah persentase volume bahan pengisi atau
filler
yang kita gunakan dalam proses pembuatan komposit. Perhitungan resin, pengisi, dan katalis juga harus sesuai dengan
komposisi yang dibutuhkan agar komposit yang dihasilkan lebih maksimal. Maka:
Vfil =
Filler
Vmat = Matrik Vkat = Katalis
Jadi: 2.1
V
cetakan
= 2.2
V
resin uji
= Resin yang dibutuhkan × V
komposit
2.3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
V
partikel
= Partikel yang dibutuhkan × V
komposit
2.4 M
partikel
= ρ
partikel
× V
partikel
2.5 V
katalis
= Katalis yang dibutuhkan × V
resin
2.6
2.11 Ukuran Makro Partikel dan Mikro Partikel
Variasi yang digunakan pada percobaan ini merupakan variasi ukuran dari partikel pengisi, yaitu ukuran dari pengisi pada komposit yang berupa serbuk kulit
kerang darah yang masih pada ukuran makro partikel. Ukuran partikel yang termasuk ke dalam ukuran mikro partikel adalah ukuran partikel dengan kisaran
angka antara 1x10
-7
sampai 1x10
-4
m, yang berkisaran juga antara 0,1 sampai 100 mikron Tantra, 2015:20. Sedangkan partikel yang ukurannya di bawah 0,1
mikron termasuk dalam jenis nano partikel, dan ukuran partikel di atas 100 mikron merupakan jenis makro partikel Tantra, 2015:20. Pada penelitian ini
satuan yang akan digunakan adalah satuan
mesh
. Nilai ukuran partikel pengisi yang digunakan sebesar 200
mesh.
2.12 Uji Tarik
Uji tarik merupakan salah satu sifat bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk uji sifat suatu bahan polimer Tantra, 2015:20. Penarikan
terhadap suatu bahan biasanya menyebabkan terjadi perubahan bentuk yaitu terjadi penipisan pada tebal dan pertambahan panjang. Awal mula pengujian ini
dilakukan sebagai perhitungan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan bahan dalam menerima pembebanan yang akan digunakan perancangan suatu konstruksi
baik permesinan atau bangunan. Pengujian ini menggunakan mesin uji tarik dengan tipe GOTECH KT-7010A2 TAIWAN,R.O.C yang dapat dilihat pada
Gambar 2.14. Adanya pengujian ini, maka material yang akan digunakan akan lebih tepat dan juga tidak menimbulkan kerusakan atau kelebihan material dalam
suatu konstruksi permesinan dan bangunan. Perhitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengujian kekuatan tarik
Tensile Strength
adalah sebagai berikut:
a.
Engineering Stress Tensile Strength
adalah gaya per unit luas dari material yang menerima gaya tersebut. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut: 2.7
Keterangan: =
Stress
atau tegangan kg W
= Gaya kg Ao
= Luas penampang awal mm
2
b.
Engineering Strain Tensile Strain
merupakan ukuran perubahan panjang dari suatu material. Adapun rumus untuk menghitung
tensile strain
adalah sebagai berikut: =
2.8 Keterangan:
� =
Engineering Strain
atau regangan Lo
= Panjang mula-mula spesimen sebelum penarikan mm Δl
= Pertambahan panjang mm c.
Modulus
Young
atau modulus elastisitas. Modulus
Young
adalah perbandingan antara tegangan
stress
dengan regangan
strain
. Rumus perhitungan modulus
Young
adalah sebagai berikut:
E = Pada daerah elastis
2.9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan: E
= Modulus elastisitas
Modulus Young
kgmm
2
� =
Engineering Strain
atau regangan �
=
Engineering Stress
atau tegangan kgmm
2
Gambar 2.14 Mesin Uji Tarik Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada uji tarik ini standar pengujian yang digunakan adalah ASTM D638- 02a type I, dan ukuran-ukuran spesimen dapat dilihat pada Gambar 2.15 dan tabel
2.2. Pengujian komposit ini juga pernah dilakukan oleh peneliti lain yang menghasilkan diagram tegangan dan regangan, dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.15 Spesimen Uji Tarik ASTM D638-02a Sumber: https:www.astm.org
Tabel 2.2 Ukuran Spesimen Uji Tarik ASTM D638-02a
Gambar 2.16 Diagram Tegangan dan Regangan Komposit Sumber: http:taufik-yoriwe.blogspot.co.id201302material-komposit.html
2.13 Uji Impak