Kajian Teori 1. Akuntansi Perilaku Behavioral Accounting dan

22 d. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan agregat informasi system akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. 2. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negative pada kinerja manajerial yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan rendah. 3. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negative pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi. 2.2. Kajian Teori 2.2.1. Akuntansi Perilaku Behavioral Accounting dan Perkembangannya Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru dibandingkan dengan akuntansi Keuangan. Topik keperilakuan ini mulai berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk penyeledikan dampak anggaran, Ikhsan, 2005 dalam Asri Dwija putri, tahun 2000, hal ini diawali dari penelitian,Argyris, 1952 dalam Asri Dwija putri, tahun 2000, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 23 yang meneliti hubungan antara manusia dengan anggaran dan kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti yang lain. Awal perkembangan riset keperilakuan ini telah dikaji dalam studi yang dilakukan, Lord, 1989 dalam Asri Dwija Putri, 2000 . Lord mengkaji perkembangan riset akuntansi keperilakuan behavioral accounting research dari tahun 1952 sampai dengan tahun 1981. Lord 1989 mengelompokkan perkembangan hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang riset akuntansi keperilakuan menjadi 6 enam fokus penelitian, antara lain akuntansi dalam konteks organisasi accounting in an organizational context, penganggaran budgeting, pemikiran psikologi early psychology, pemrosesan informasi manusia human informating proccesing, kontingensi teori contingency teory, dan konferensi dan peristiwa conferences and events Studi Burgstahler dan Sundem, 1989 dalam Asri Dwija Putri, tahun, 2000 hampir sama dengan study Pustaka Lord 1989, yaitu mengkaji perkembangan riset keperilakuan tahun 1968-1987. Hasil riset yang dikaji diambil dari artikel yang dipublikasikan pada 3tiga jurnal yaitu : The Accounting Review AR, Journal of Accounting Research JAR, Accounting Organization and Society AOS, baik artikel yang ditulis oleh Lord 1989 maupun Burgstahler dan Sundem 1989 merupakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 24 invited paper dalam rangka penerbitan pertama jurnal Behavioral Research in Accounting. Menurut Burgstahler dkk 1989 penelitian bidang keperilakuan sudah mengalami perkembangan sebagai berikut: Pertama, Metode penelitian Behavioral digunakan untuk isu akuntansi tanpa mengadopsi beberapa teori behavioural yang mendasarinya. Kedua, Model atau teori behavioural diadopsi. Ketiga, adalah pengujian model behavioural kepada akuntansi seperti pengujian model lensa Brunswick. Peneliti-peneliti di Indonesia juga tertarik dengan riset akuntansi keperilakuan. Bidang riset keperilakuan juga menjadi pusat perhatian dalam ajang seminar nasional akuntansi SNA. Di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun oleh IAI KAPd Ikatan Akuntansi Indonesia IAI bekerjasama dengan Kompartemen Akuntan Pendidik KAPd. Topik bahasan hasil- hasil studi dalam seminar ini dibagi menjadi 5 lima yaitu : Akuntansi Keuangan dan pasar modal ; akuntansi manajemen dan keperilakuan; akuntansi sektor publik dan perpajakan; system informasi; auditing dan etika; dan akuntansi syariah. Hasil penelitian di bidang akuntansi manajemen di jadikan satu pembahasan dengan akuntansi keperilakuan karena kedua bidang ini sama-sama membahas tentang manusia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 25 Burgstahler dan Sunden,1989 dalam Asri Dwija Putri, 2000 menyebutkan ada beberapa factor yang membuat behavioural research in accounting secara khusus mempunyai kesulitan, yaitu bidangnya luas, variable kompleks, perilaku adalah sebuah situasi spesifik, perwujudan lain dari interelasi variabel- variabel adalah beberapa hukum perilaku sepenuhnya umum, titik temu validitas internal dan validitas eksternal, sistem control akademis, dan evaluasi kualitatif. Penelitian keperilakuan dalam akuntansi riset bisa menggunakan tiga jenis metode, antara lain studi lapangan, eksperimen, dan survey masing-masing ada keunggulan dan kelemahannya. Ketiga metode ini bisa saling melengkapi dengan menerapkan metode multiple. Akuntansi perilaku merupakan gabungan antara akuntansi dan ilmu sosial yang berkaitan dengan bagaimana perilaku manusia dapat mempengaruhi data akuntansi dan keputusan usaha, selama ini para akuntan menitik beratkan perhatiannya pada pengukuran pendapatan dan biaya serta mempelajari prestasi perusahaan dimasa lalu untuk memprediksi masa yang akan datang, oleh karena itu para akuntan harus memperhatikan dampak perilaku dari apa yang dilakukan. Para akuntan cenderung mengabaikan bahwa pengendalian organisasi yang efektif harus dimulai dari motivasi dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 26 pengendalian perilaku, tujuan dan aspirasi individu yang terlibat dalam organisasi, tanpa adanya hal tersebut, maka akan sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang, oleh karena itu perlu diperhatikan dampak perilaku yang timbul dan informasi yang di sediakan oleh para akuntan tersebut. Definisi Behavioral Accounting menurut Siegel dan Marconi 1989; 2 dalam Asri Dwija Putri, 2000 adalah “ Behavioral Accounting is the third major branch of Accounting it is concerned with the relationship between human behavior and the accounting system “. Berdasarkan keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa akuntansi perilaku merupakan cabang antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi manajemen. Jadi akuntansi mempunyai lingkup yang luas yang memperhatikan perilaku manusia dan hubungannya dengan rancangan dan kegunaan sistem informasi akuntansi . Siegel dan Marconi 1989;4 dalam Asri Dwija Putri, 2000 menyebutkan bahwa secara umum ruang lingkup akuntansi perilaku dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu : 1. Hasil penelitian seseorang berupa desain, kontruksi dan penggunaan sistem akuntansi. Luasnya akuntansi perilaku ini mengenai bagaimana sikap dan filosofi dari pegaruh manajemen yang hampir sama dengan akuntansi pengendalian dan fungsi dari organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 27 2. Pengaruh dari sistem akuntansi pada perilaku seseorang. Luasnya akuntansi perilaku ini mengenai bagaiamana pengaruh motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, keputusan kerja dan kerjasamanya. 3. Metode untuk meramalkan atau memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku seseorang. Luasnya akuntansi perilaku ini mengenai sistem akuntansi dapat mempengaruhi perilaku.

2.2.2. Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen

Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk keperluan manajerial perusahaan, secara tradisional informasi akuntansi manajemen didominasi oleh informasi finansial, tetapi dalam perkembangannya peran informasi non finansial juga menentukan. Penelitian Chenhall dan Moris 1986 dalam Arsano laksama, 2002 menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajer yang terdiri dari informasi broadscope, timeliness, aggregasi dan informasi terintegrasi. informasi akuntansi manajemen yang semakin andal dalam penelitian ini mengacu pada semakin tingginya ketersediaan informasi yang memiliki ciri-ciri yang diteliti oleh Chenhall dan Moris 1986. Karakteristk sistem informasi akuntansi manajemen dibahas satu persatu sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 28 1. Informasi Broadscope Sistem Akuntansi Manajemen Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broadscope mewakili dimensi fokus, time horizon, dan kuantifikasi menurut Gordon dan Narayana 1984 dalam Arsano laksama, 2002. Dalam informasi broadscope dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan. Informasi broadscope juga mencakup informasi non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang serta aspek-aspek lingkungan. Sistem Akuntansi manajemen memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi , yang dikuantifikasikan dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan dengan data hitoris. Lingkup Sistim Akuntansi Manajemen yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti Gross National Product, Total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat nin ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi. Lingkup Sistem Akuntansi manajemen yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern Gordon dan Miller, 1976 dalam Arsono Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 29 laksmana,2002 disamping itu Sistem Akuntansi Manajemen yang luas akan memberikan eastimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa dimasa yang akan datang di dalam ukuran probabilitas. 2. Informasi Timeliness Sistem Akuntansi Manajemen Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh Informasi mengenai suatu kejadian Echols,1996: 593 dalam Juniarti, 2003. Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer Bordnar 1995;399 dalam Juniarti, 2003 Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan Chusing 1994;16 dalam Juniarti, 2003 Informasi tepat waktu juga mendukung manajer menghadapi ketidakpastian lingkungan yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka, Gordon dan Narayana 1984 dalam Dwirandra, 2002. Ketepatan waktu menunjukkan tentang waktu antara permohonan informasi dengan penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Menurut Chia 1995 dalam Arsano laksama, 2002 menyatakan informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian ataupun permasalahan yang ada serta mengantisipasi ketidakpastian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 30 lingkungan. Oleh karena itu, untuk merespon adanya ketidakpastian lingkungan yang semakin komplek dengan sistem organisasi yang terdesentralisasi akan membutuhkan dukungan dari informasi yang tepat waktu. Informasi menunjukkan kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari Sistim Akuntansi Manajemen kepada pihak yang meminta. 3. Informasi Aggregasi Sistem Akuntansi Manajemen Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri Bordnar 1995; Awli 2001 dalam Juniarti, 2003 Informasi yang teragregasi akan berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen Chia ,1995; 815 dalam Juniarti, 2003. Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan masukan pendukung dalam proses pengambilan keputusan karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi sedikit dibanding dengan informasi tak teraggregasi. Dengan adanya informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional para manajer, maka akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 31 mengurangi terjadinya konflik. Bagi perusahaan yang memberikan tingkat kewenangan yang tinggi maka informasi yang teraggregasi memberikan informasi mengenai area pertanggung jawaban mereka sehingga dapat mengurangi konflik dan mampu mendukung manajerial untuk membatasi informasi yang overload. Sistem Akuntansi Manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, analisis biaya volume laba, dan model mengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, aggregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. 4. Informasi Integrasi Sistem Akuntansi Manajemen Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 32 keputusan pada operasi seluruh sub unit organisasi. Chia 1995 dalam Arsono laksmana,2002 menyatakan bahwa informasi yang terintegarasi dari Sistem Akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari sub unit dan antar sub unit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar sub unit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegasi dari Sistem Akuntansi Manajemen. Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada bagianunit yang lain.

2.2.3. Teori Kontinjensi

Teori Kontijensi merupakan konsep yang luas apabila mampu diterapkan pada rancangan organisasi, teori ini menyatakan bahwa jumlah dan sifat unit-unit organisasi serta tingkat wewenang mereka untuk bertindak tergantung pada lingkungan dimana organisasi itu berada. Stateman Wilo, dalam Herlina, 2006 Ketidaktentuan suatu organisasi berbeda dimana variabel demografis menunjukkan hubungan yang sangat penting dengan variabel komunikasi. Demikian contoh-contoh dari teori Kontijensi : 1. Contigency Theory of Leadership Teori ketidaktentuan Kepemimpinan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 33 Didalam teori Kontijensi kepemimpinan, sukses pemimpin adalah suatu fungsi berbagai ketidaktentuan dalam wujud bawahan, sub koordinat, tugas dan variabel kelompok. 2. Contigency Theory of Decision Making Teori Ketidaktentuan Keputusan Rangking Keputusan keikutsertaan ketidaktentuan teori atau keputusan yang berdasarkan keefektifan suatu prosedur keputusan tergantung pada suatu keadaan. 3. Contigency Rules Theory Teori Ketidaktentuan Aturan Teori ketidaktentuan aturan menurut Smith adalah suatu aturan yang mendekati kebujukan University of Twente, www.tcw utwente.nitheory enoverzichttheory of 20 textbooks Outley 1980 dalam Prasetya 2002 menyatakan pendekatan Kontinjensi dalam sistem akuntansi manajemen didasarkan atas premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara keseluruhan selalu tepat untuk bisa diterapkan dalam setiap keadaan, pernyataan Outley 1980 telah banyak ditindak lanjuti dengan berbagai penelitian bidang sistem akuntansi manajemen dengan memasukkan Variabel Kontinjensi, seperti ketidakpastian lingkungan Gordon dan Narayana, 1984 dan dalam Prasetyo, 2002 Pendekatan Kontinjensi banyak menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan sistem Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 34 akuntansi manajemen itu akan selalu berpengaruh sama terhadap kinerja pada setiap kondisi atau tidak. Dengan didasarkan pada teori Kontinjensi maka ada kemungkinan terdapat variabel penentu lainnya yang akan saling berinteraksi sesuai dengan kondisi tertentu yang dihadapi Nazaruddin, 1998 dalam Tolopuq69, 2008. Berawal dari pendekatan ini, maka ada kemungkinan bahwa perbedaan individual yang melekat juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi sistem akuntansi manajemen seperti informasi yang lebih tepat waktu Timeliness untuk merespon setiap kejadian dengan cepat, informasi broadscope misalnya : informasi non financial, berorientasi pada masa yang akan datang. Dan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensinya. Informasi agregation juga dibutuhkan agar para manajer dapat menghemat waktu didalam menganalisa informasi yang tersedia untuk menentukan kebijakaan dan menjadikan mereka lebih bertanggung jawab. Informasi integration akan membantu para manajer untuk melihat secara terintegrasi untuk setiap keputusan yang diambil dan juga mengarahkan para manajer untuk mencapai tujuan organisaasi Chia, 1995 dalam Nazaruddin, 1998. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajer sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 35 pengambil keputusan dimana dapat dikategorikan kedalam 4 sifat yaitu : broadscope, timeliness, aggregasi dan informasi yang berintegrasi dimana dibutuhkan oleh perusahaan untuk membuat suatu perencanaan dan pengendalian yang diambil dapat berhasil guna serta informasi dan pengendalian yang diambil dapat berhasil guna serta informasi tersebut sangat diperlukan pada saat ketidakpastian lingkungan meningkat. Sesuai dengan pendekatan kontijensi masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu tidak selalu sama untuk segala situasi. Max 1989 dan Fisher 1996 dalam Tolopuq69, 2008 menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variable kontijensi di dalam perencanaan karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Saling ketergantungan juga merupakan salah satu variable kontijensi yang perlu dipertimbangkan dalam merancang Sistem Akuntansi Manajemen. Peneliti yang mengkaitkan secara langsung pengaruh saling ketergantungan dengan Sistem Akuntansi Manajemen adalah Chenhall dan Morris 1986 Mia dan Goyal 1991, Bouwens dan Abernathy 2000 dalam Tolopuq69, 2008 . Saling ketergantungan organisasi adalah pertukaran aktivitas yang terjadi antar segmen yang ada dalam suatu organisasi Chanhall dan Morris, 1986. Saling ketergantungan organisasi cendrung mempengaruhi aktivitas perencanaan dan penggendalian bagi sub unit yang mempunyai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 36 tingkat saling ketergantungan yang tinggi sehingga bisa menyulitkan tugas koordinasi. Oleh karena itu, didalam situasi saling ketergantungan yang tinggi, para manajer yang membutuhkan Sistem Akuntansi Manajemen yang dapat memberikan informasi yang bersifat integritas. Sebaliknya didalam situasi saling ketergantungan rendah karakteristik informasi yang terintegrasi tidak begitu relevan Baumler,1971 ; Galbraith, 1977 dalam Muslichah2002 dalam Tolopuq69, 2008

2.2.4. Ketidakpastian Lingkungan

Lingkungan perusahaan selalu mengalami perubahan sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen menghadapi ketidakpastian. Dalam lingkungan yang stabil, proses perencanaan dan pengendalian tidak banyak mengalami masalah karena perubahan terhadap lingkungan dapat diramalkan secara tepat. Namun dalam kondisi yang tidak pasti proses perencanaan dan pengendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak manghadapi masalah karena kejadian yang akan datang sulit diperkirakan, Duncan, 1972 dalam Arsono Laksamana, 2002. Chenhall dan Morris 1986 dan Fisher 1996 dalam Tolopuq69, 2008 menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan yang dihadapi manajer akan mempengaruhi karakteristik informasi yang dibutuhkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 37 2.2.4.1.Pengertian Lingkungan Duncan 1972 dalam Prasaetyo, 2002 mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor sosial dan fisik secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Sedangkan Ketidakpastian lingkungan environmental uncertainty didefinisikan sebagai rasa ketidakmmampuan seseorang untuk memprediksikan sesuatu akurat Milliken,1987 dalam Prasetyo, 2002. Lingkungan organisasi, secara umum dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar batas-batas organisasi Aulia Fuad, 2002. Menurut Robbins 1990 Aulia Fuad, 2002 dalam Herlina, 2006 lingkungan organisasi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Lingkungan Umum Lingkungan umum meliputi kondisi yang mungkin memiliki dampak terhadap organisasi namun relevansinya tidak dapat diketahui secara jelas, misalnya : a. Kondisi Ekonomi. Tingkat suku bunga, laju inflasi, perubahan-perubahan dalam pendapatan yang dapat dibelanjakan, indeks pasar saham dan tahap siklus bisnis umum merupakan faktor ekonomi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 38 dalam lingkungan umum yang dapat mempengaruhi praktek- praktek manajemen dalam sebuah organisasi. b. Kondisi Politik. Keadaan politik mencakup stabilitas umum negara-negara dimana organisasi beroperasi dan sikap-sikap khusus yang dimiliki oleh pejabat-pejabat pemerintah terpilih terhadap dunia usaha. c. Kondisi Sosial. Manajer-manajer harus menyelesaikan praktek mereka dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah dimana mereka bekerja. Sewaktu nilai, kebiasaan dan cita rasa berubah, manajer-manajer harus berubah pula. Ini berlaku baik terhadap tawaran produk maupun jasa mereka dan kebijakan operasional internal mereka. d. Global. Globalisaasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi para manajer dan organisasi. Sebagai bagian dari lingkungan luar, Para manajer perusahaan besar maupun kecil di tantang untuk meningkatkan jumlah pesaing- pesaing global dan pasar-pasar konsumen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 39 e. Kondisi Teknologi. Kita hidup dalam sebuah zaman perubahan teknologi. dimana lingkungan teknologi mempengaruhi organisasi misalnya saja dalam mendesain kantor beserta interiornya. Kantor-kantor telah menjadi pusat komunikasi. Para manajer sekarang dapat menghubungkan komputer, telepon, pengolah data,foto copy, mesin-mesin fax, penyimpan arsip dan kegiatan kantor mereka lainnya menjadi sebuah sistem terpadu. Sungguh banyak organisasi menggunakan internet sistem komunikasi internal yang menggunakan teknologi internet dan dapat diakses hanya oleh karyawan organisasi tersebut guna membantu para karyawan mengerjakan tugas mereka secara efektif dan efisien. Bagi para manajer di semua organisasi, kemajuan-kemajuan teknologi ini berarti kemampuan mengambil keputusan yang lebih cepat dan lebih baik. 2. Lingkungan Khusus Lingkungan khusus merupakan lingkungan organisasi yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Lingkungan khusus ini merupakan pusat perhatian manajemen karena terdiri dari konstituen kritis yang secara langsung baik positif maupun negatif mempengaruhi keefektifan organisasi secara spesifik yang termasuk lingkungan khusus adalah : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 40 a. Pemasok-pemasok. Apabila kita merenungkan pemasok-pemasok sebuah organisasi, lazimnya kita membayangkan perusahaan- perusahaan yang menyediahkan bahan-bahan dan peralatan. tetapi istilah pemasok-pemasok mencakup pula penyediaan masukkan keuangan dan tenaga kerja. Pemegang saham, bank, perusahaan asuransi, dana-dana pensiun, dan lembaga-lembaga serupa lainnya yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan pasokan modal terus menerus. b. Pelanggan-pelanggan. Organisasi-organisasi itu ada untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Para pelangganklienlah yang menyerap keluaran organisasi itu. Hal ini berlaku bahkan bagi organisasi pemerintah, pelanggan-pelanggan jelas merupakan kemungkinan ketidakpastian bagi sebuah organisasi. Cita rasa pelanggan-pelanggan dapat berubah, mereka dapat menjadi tidak puas dengan jasa ataupun produk sebuah organisasi. Tentu saja sejumlah organisasi menghadapi ketidakpastian yang jauh lebih besar sebagai akibat pelanggan-pelanggan mereka dari pada organisasi- organisasi yang lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 41 c. Pesaing-pesaing. Semua organisasi baik itu yang monopoli mempunyai satu pesaing atupun lebih. Para manajer tidak boleh mengabaikan persaingan, apabila mereka mengabaikannya mereka akan membayar mahal. Misalnya banyak masalah yang timbul di perusahaan kereta api sejak 1940-an sampai 1970-an, disebabkan oleh kegagalan mereka untuk memahami siapa pesaing-pesaing mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka berada dalam bisnis kereta api padahal sebetulnya mereka berada dalam bisnis transportasi. truk, kapal laut, transportasi udara dan bus serta mobil-mobil pribadi semacamnya semuanya merupakan pesaing kereta api ini. Contoh ini mengilustrasikan bahwa pesaing-pesaing dalam rangka harga, jasa-jasa yang ditawarkan, produk-produk yang dikembangkan dan semuanya merupakan suatu kekuatan penting lingkungan yang harus dipantau oleh para manjer dan yang harus siap mereka tanggapi. d. Pemerintah. Pemerintah setempat mempengaruhi apa yang dapat dan tidak dapt dilakukan oleh organisasi-organisasi. Terlebih dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat memperluas dan memodifikasi banyak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 42 pedoman dan peraturan serta perundang-undangan dalam bidang perekonomian. e. Kelompok-kelompok Penekan. Para manajer harus menyadari kelompok keputusan khusus seperti lembaga-lembaga yang melindungi hak-hak konsumen yang berusaha untuk mempengaruhi tindakan- tindakan organisasi tersebut. Misalnya kelompok aksi yang dilakukan oleh warga Amerika yang telah berhasil menekan penerbit-penerbit buku sejarah Amerika untuk sekolah dasar maupun sekolah menengah supaya mengubah isi yang dirasakan menyakitkan hati anggota-anggota kelompok tersebut. Sebagaimana telah kita ketahui, organisasi- organisasi itu bukanlah mencakup diri sendiri atau memenuhi kebutuhan sendiri, mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Organisasi-organisasi tergantung pada lingkungan mereka sebagai sumber masukan-masukan dan sebagai penerima pengeluarannya. Kelompok-kelompok masyarakat tertentu dan pendukung- pendukung serupa dapat menekan sebuah organisasi dan dapat digambarkan pada gambar 2.1: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 43 Gambar 2.1. Organisasi dan Lingkungan Kurang dari sebagian pemimpin-pemimpin tertinggi itu merasa bahwa perusahaan mereka sangat mampu menghadapi kekuatan-kekuatan lingkungan yang berubah. Sedangkan kekuatan lingkungan ini bersifat dinamis dan menciptakan cukup banyak ketidakpastian bagi manajemen.

2.2.4.2. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan

Duncan,1972, dalam Herlina 2006 mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai: 1. Ketiadaan informasi tentang faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan situasi pengambilan keputusan 2. Tidak diketahuinya outcome dari keputusan tertentu tentang seberapa besar perusahaan akan mengalami kerugian jika keputusan yang diambil ternyata salah dan Kelompok Pemasok- pemasok Pemerintah Pelanggan Pesaing- pesaing Organisasi Global Sosial Politik Teknologi Ekonomi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 44 3. Ketidakmampuan untuk menilai kemungkinan. Pada beberapa tingkat keyakinan tentang bagaimana faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu keputusan. Menurut Robbins dan Coulter 1999;88 dalam Herlina,2006 ketidakpastian lingkungan itu berbeda menurut derajad perubahan dan derajad kompleksitas lingkungan organisasi. Ketidakpastian lingkungan menggambarkan kadar kompleksitas lingkungan. Kadar kompleksitas mengacu pada jumlah komponen dalam sebuah lingkungan organisasi dan sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi itu tentang komponen-komponen tadi. Kompleksitas itu diukur pula dalam rangka pengetahuan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi mengenai lingkungan. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen telah banyak dilakukan, tetapi penelitian sebelumnya sedikit yang meneliti pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial dengan memasukkan Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Variable intervening. Muslichan 2002, dalam Herlina, 2006 mengkaji tentang pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan terhadap kinerja Manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 45 lingkup luas sebagai variable intervening pada perusahaan manufaktur. Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen yang digunakan hanya informasi broadscope, Ini dikarenakan informasi broad scope dapat mengurangi ketidakpastian karena informasi ini memberikan fasilitas pada manajer dalam mempertimbangkan lebih banyak jumlah alternatif-alternatif yang bisa dipahami dalam penentuan hubungan input output dari pada informasi narrow scope.Hal ini menghasilkan probalitas yang lebih tinggi dalam menformulasi alternatif yang terbaik dalam membuat keputusan. Sehubungan dengan penelitian sebelumnya diatas Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan teknologi Informasi dan ketidakpastian lingkungan menjadi variable dengan objek penelitian di PT.Angkasa Pura I Persero Kantor Pusat di Jakarta. Ketidakpastian lingkungan dapat dilukiskan berikut. : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 46 Tabel 2.1. Ketidakpastian Lingkungan Derajad Perubahan Stabil Dinamis Yang mantap dan dapat diramalkan. Sedikit komponen didalam lingkungan itu. Komponen-komponen agak serupa dan pada dasarnya tetap sama. Sedikit sekali kebutuhan akan pengetahuan yang canggih tentang komonen itu Lingkungan yang dinamis dan tidak dapat diramalkan. Sedikit komponen dalam lingkungan itu. Komponen agak serupa tapi terus menerus dalam proses berubah. Amat sedikit kebutuhan akan pengetahuan komponen canggih. Yang mantap dan dapat diramalkan. Banyak komponen dalam lingkungan tersebut. Komponen tidak sama satu dengan yang lain dan pada dasarnya tetap sama. Sedikit sekali kebutuhan akan pengetahuan yang canggih tentang komponen itu. Lingkungan yang dinamis dan tidak dapat ramalkan. Banyak komponen dalam lingkungan itu. Komponennya tidak serupa dan terus mengalami perubahan. Kebutuhan yang tinggi akan pengetahuan yang canggih tentang komponen itu. Sumber : Robbins, Stephen, P dan coulter, Mary, Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid II, PT. Prenhalindo, Jakarta, hal 89 dalam Herlina,2006

2.2.4.3. Tipe-tipe Ketidakpastian Lingkungan

Miliken 1987 dalam Laksamana 2002 mengidentifikasikan tipe-tipe ketidakpastian lingkungan yaitu : 1. Ketidakpastian Keadaan State Uncertainty Seseorang merasakan ketidakpastian keadaan jika ia merasakan bahwa lingkungan organisasi tidak dapat diprediksi, Se de rhan a Kom p le k sit as D er aj ad K om p le k si tas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 47 artinya seseorang tidak paham bagaimana komponen lingkungan akan mengalami perubahan. Seorang manajer dapat merasa tidak puas terhadap tindakan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi dinamika para pemasok, pesaing, pelanggan, konsumen dan lain sebagainya atau manajer merasa tidak puas terhadap kemungkinan perubahan lingkungan yang relevan seperti perubahan teknologi, budaya, demogafi dan lain-lain. 2. Ketidakpastian Pengaruh Effect Uncertainty Berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Ketidakpastian pengaruh ini meliputi sifat, kedalaman dan waktu. Seorang manajer berada dalam ketidakpastian pengaruh ini bila ia tidak pasti terhadap bagaimana suatu peristiwa berpengaruh terhadap perubahan sifat, seberapa jauh peristiwa itu berpengaruh kedalaman, dan kapan pengaruh tersebut akan sampai pada perusahaan waktu 3. Ketidakpastian Respon Respons Uncertainty Adalah usaha untuk memahami pilihan respon apa yang tersedia bagi organisasi dan bermanfaat dari tiap-tiap respon yang akan dilakukan. Dengan demikian ketidakpastian respon didefinisikan sebagai ketiadaan pengetahuan tentang pilihan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 48 respon dan ketidakmampuan untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat pilihan respon. 2.2.5. Kinerja Manajerial 2.2.5.1. Pengertian Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Menurut Mahoney-1963 dalam Arsono Laksmana 2002 yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah persepsi kinerja individual para anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yaitu antara lain : 1. Perencanaan Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan untuk merumuskan keadaan perusahaan saat ini, mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan baik dari lingkungan intern maupun ekstern perusahaan dan mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. 2. Investigasi Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan laporan dan rekening, mengukur hasil dan analisa pekerja 3. Koordinasi Proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah untuk mengaitkan dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 49 menyesuaikan program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. 4. Supervisi Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan dan memberikan tugas kepada bawahan. 5. Pengaturan Staff Mempertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai dan memilih karyawan baru, menempatkan dan mempromosikan dan mutasi pegawai. 6. Negoisasi Pembelian melakukan kontrak atau tawar menawar dengan penjual. 7. Perwakilan Mewakili atasan apabila tidak hadir dan dapat memberikan keputusan asalkan sudah disetujui atasan.

2.2.5.2. Pengukuran Kerja

Menurut Mulyadi 2001;434 terdapat 3 macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu : 1. Ukuran Kriteria Single Criteria Ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer sehingga orang akan cenderung Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 50 memusatkan perhatiannya pada kriteria tersebut padahal kriteria yang lain juga sangatlah penting. 2. Ukuran Kriteria Beragam Multiple Criterai Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer sehingga tidak didasarkan pada satu aspek pengkurana saja. 3. Ukuran Kriteria Gabungan Composite Criteria Ukuran kinerja manajer yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer. Selanjutnya Gomes 1995;142 dalam Herlina, 2006 mengemukakan beberapa tipe kriteria performansi kerja yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, yaitu : 1. Quantity of Work : yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode waktu yang ditentukan. 2. Quality of Work : Yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. 3. Job Knowledge : yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilan. 4. Creativeness : yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 51 5. Cooperative : yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi 6. Dependability : yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. 7. Initiative : yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawab. 8. Personal Qualities : yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan dan integritas pribadi Penilaian kinerja manajer saat ini mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balance scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan Financial dan non Financial seperti penilaian pelanggan customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.

2.2.5.3. Tugas Manajer

Terdapat dua kriteria utama yang berhubungan dengan suatu kinerja masing-masing adalah efektifitas dan efisiensi. Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan, apabila seorang supervisor dalam sebuah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 52 perusahaan manufaktur, efektifitas kinerja adalah apabila unit kerja mampu memenuhi target produksi baik dalam hal kuantitas maupun kualitas yang dihasilkan. Efisiensi kerja adalah mengukur biaya sumber daya yang diperlukan sehubungan dengan pencapaian tujuan, dalam hal ini perbandingan antara keluaran output riil yang dihasilkan dengan masukan input yang digunakan Schermerhorn, 2003 : 5. Menurut T. Hani Handoko 1999:29, tugas-tugas penting yang dilaksanakan oleh manajer adalah sebagai berikut : 1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah “Orang” mencakup tidak hanya para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “Orang” juga termasuk individu-individu dari luar organisasi yaitu : langganan, penyedia supplier, konsumen, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah, dan sebagainya. 2. Manajer memajukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. 3. Manajer bertanggung-jawab dan mempertanggung jawabkan. Para manajer ditugaskan untuk pengelolaan pekerjaan- pekerjaan tertentu secara sukses, mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka mengatur tugas-tugas yang harus diselesaikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 53 4. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual, untuk menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu masalah menjadi komponen- komponen masalah, menganalisa komponen-komponen tersebut, dan kemudian mencari penyelesaian yang layak flexible dengan akurat, dan yang lebih penting bagi manajer adalah dengan menjadi pemikir konseptual, yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas lain. 5. Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari orang- orang, dan kadang-kadang mereka saling tidak setuju atau saling bertentangan, bila hal ini terjadi dalam suatu unit kerja atau organisasi, maka bisa menurunkan semangat kerja dan produktivitas, atau bisa merusak suasana kerja, atau bahkan para karyawan yang cakap bisa meninggalkkan organisasi, kejadian-kejadian seperti ini menuntut peranan manajer sebagai mediator penengah. 6. Manajer adalah seorang politisi. Seperti apa yang dilakukan politisi dalam mengkampanyekan program-programnya, manajer harus mengembangkan hubungan-hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan usulan- usulan dan keputusan-keputusannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 54 7. Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai wakil repesentatif resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasioanal. 8. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Organisasi selalu banyak menghadapi masalah missal : kesulitan finansial, masalah personalia, dan sebagainya. Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menemukan pemecahan masalah sulit dan mengambil berbagai keputusan yang akurat. Jenis-jenis tugas manajer menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich 1996 : 24 adalah mengelola organisasi dan kerja, mengelola orang serta mengelola produksi dan operasi.

2.2.5.4. Penilaian Kinerja Manajerial

Penilaian kinerja menurut Sjafri Mangkuprawira 2004 : 223, merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Penilain kinerja menurut Mulyadi 2001 : 415, adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 55 Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan perusahaan.

2.2.5.5. Manfaat dan Tahap Penilaian Kinerja Manajerial

Menurut Sjafri Mangkuprawira 2004 : 224, penilaian kinerja karyawan memiliki manfaat ditinjau dari beragam perspektif pengembangan perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut : a. Perbaikan Kinerja. Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis personal dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja. b. Penyesuaian Kompensasi. Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan menentukan siapa yang seharusnya menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja. c. Keputusan Penetapan. Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu dan antisipatif, misalnya dalam bentuk penghargaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 56 d. Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan. Kinerja buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan kebutuhan kembali. e. Perencanaan dan Pengembangan Karier. Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang karier spesifik karyawan. f. Definisi Proses Penempatan Staf. Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf di departemen SDM. g. Ketidakakuratan Informasi. Kinerja buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dari sistem manajemen personal. h. Kesalahan Rancangan Pekerjaan. Kinerja buruk mungkin sebuah gejala dari rancangan pekerjaan yang keliru. Lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan- kesalahan tersebut. i. Kesempatan Kerja Yang Sama. Penilaian kerja yang akurat secara aktual menghitung kaitannya dengan kinerja dapat menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah suatu yang bersifat diskriminasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 57 j. Tantangan-tantangan Eksternal. Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan pekerjaan, seperti keluarga, finansial, kesehatan, masalah-masalah lainnya. Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian, departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuannya. Tahap penilaian kinerja menurut Mulyadi 2001 : 420, adalah sebagai berikut : Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama : Tahap Persiapan dan Tahap Penilaian. Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci : 1. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab. 2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja. 3. Pengukuran kinerja sesungguhnya. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci : 1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan standar. 3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 58

2.2.5.6. Tingkatan Manajerial dan Keterampilan

Jenis-jenis tingkatan manajer menurut John. R. Schermerhorn, Jr. 2003 : 10 adalah sebagai berikut : 1. Top Manager adalah seorang manajer yang bertugas menetapkan tujuan, kebijaksanaan, dan strategi organisasi, membuat keputusan jangka panjang. Top manajer harus mempunyai kepedulian atas apa yang terjadi di dalam lingkungan, siap menghadapi peluang dan ancaman potensial di masa mendatang, serta mempersiapkan cara-cara untuk mengantisipasinya. Sebutan khas bagi top manager adalah direktur, presiden, kepala devisi, wakil presiden senior, dan sebagainya. 2. Middle Manager Seorang manajer yang bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana sesuai tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi. Para middle manajer harus berorientasi pada kelompok team-oriented serta dapat bekerja sama dengan baik untuk melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan antar unit dalam organisasi. 3. First-line Manager Adalah seseorang yang mendapatkan laporan dari para karyawan operasional, sebutan lain untuk jabatan ini antara lain supervisor, kepala departemen, serta yang paling umum adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 59 pimpinan kelompok. First-line manajer bertanggung jawab atas satu unit kerja dan diharapkan mampu menyelesaikan tugas dengan tujuan jangka pendek yang sesuai dengan rencana middle dan top manager. Keterampilan-keterampilan yang pada umumnya dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer yang efektif menurut T. Hani Handoko 1999 : 36 adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan konseptual conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. 2. Keterampilan kemanusiaan human skill adalah untuk bekerja dengan, memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan. 3. Keterampilan teknik technical skill adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan, atau permesinan, dan sebagainya. Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi Stoner 1992. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 60 2.2.6. Informasi Akuntansi 2.2.6.1. Pengertian Informasi Akuntansi Dari berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam sistem pengendalian manajemen, informasi akuntansi mempunyai peran yang sangat penting. Dikatakan demikian karena informasi akuntansi adalah informasi yang paling erat hubungannya dengan kegiatan organisasi. Pengertian informasi menurut Mulyadi, 1992 bahwa informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan persepsi, atau sesuatu yang lain, yang menambahkan pengetahuan. Informasi merupakan komoditi yang sangat berharga bagi pimpinan perusahaan selaku pengambil keputusan juga sebagai jembatan antara perusahaan dengan pimpinan. Mulyadi 1992, dalam Herlina, 2006 menyatakan bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai : “ Akuntansi adalah proses pencatatan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan “ Bersangkutan dengan pentingnya informasi akuntansi, Mulyadi 1992 informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis yang dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 61 1. Informasi Operasi Informasi digunakan untuk melaksanakan aktivitas perusahaan sehari-hari yang merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi yang lain yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. 2. Informasi Akuntansi Keuangan Informasi akuntansi keuangan dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi keuangan dan diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar dengan perusahaan. 3. Informasi Akuntansi manajemen Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut sebagai akuntansi manajemen dimana sangat diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Sedangkan informasi akuntansi dalam badan usaha terdiri dari 2 bagian yaitu : akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Menurut Sugiri 1994;8 dalam Herlina 2006 akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen melibatkan 3 fungsi yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 62 1. Pencatatan Record Keeping yaitu berkaitan dengan proses memilih, mengukur dan mengumpulkan data-data transaksi usaha. 2. Evaluasi Prestasi Performance Evaluation yang mengarahkan perhatian pihak-pihak yang berkepentingan terhadap gambaran organisasi. 3. Pengambilan keputusan Decision Making oleh berbagai pihak yang harus memilih antara tindakan-tindakan alternatif yang berhubungan dengan masa depan organisasi.

2.2.6.2. Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang mengolah data finansial dan operasional, memproses, menyimpan dengan laporan-laporan bagi pemakai pegawai, manajer dana pimpinan. Informasi akuntansi manajemen ialah output dari sistem akuntansi manajemen. kebutuhan akuntansi manajemen berbeda tergantung tingkat organisasi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi sistem akuntansi manajemen adalah output dari sistem akuntansi manajemen yang berguna menyediakan informasi bagi para manajer untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 63 Informasi akuntansi manajemen merupakan alat utama yang dipergunakan oleh pekerjanya, manajer tingkat menengah dan executif sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja masing- masing.

2.2.6.3. Informasi Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen merupakan suatu alat yang membantu manajemen untuk menjalankan 3tiga tugas pokoknya dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya. Sehubungan dengan tugas-tugas dari manajemen tersebut didalam mencapai tujuan badan usaha, maka informasi akuntansi manajemen berperan penting bagi manajer dalam pengambilan keputusan yang tepat, misalnya menyusun anggaran budget seperti yang akan dilaksanakan penelitian oleh peneliti di lokasi PT.Angkasa Pura I Persero di Jakarta. Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas activity based costing system ABC-System. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 64 Garrison 1997;16 dalam Herlina,2006 mengatakan bahwa informasi dibutuhkan manajer dalam melaksanakan 3 fungsi utamanya yaitu : - Merencanakan kegiatan. - Mengendalikan kegiatan. - Membuat keputusan. Manfaat utama akuntansi manajemen adalah menunjukkan jenis informasi yang dibutuhkan oleh manajer, dimana informasi akuntansi manajemen digunakan oleh perusahaan untuk memproses pengendalian. Menururt HansenMowen 1997;4 sistem akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukkan atau proses bahkan keluarannya kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai manajemen, sistem akuntansi manajemen mempunyai 3 tujuan utama yaitu : 1. Untuk menjelaskan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa , produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian. 3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 65 Ketiga tujuan diatas mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu manajer mengidentifikasi, menyelesaikan masalah dan mengevalusi kinerja. PERISTIWA EKONOMI Gambar 2.2. Model Operasional : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Artikel terbaru mengenai akuntansi manajemen ditulis oleh Birnberg G.Jacob,2000 dalam Asri Dwija Putri,2000, yang membahas tentang peranan riset keperilakuan dalam pendidikan akuntansi manajemen pada abad ke 21. Birnberg menjelaskan bahwa materi akuntansi manajemen dalam 3 tiga periode setelah Perang Dunia Kedua berakhir meliputi periode akuntansi biaya the cost accounting period, periode akuntansi manajemen modern the modern management accounting period, periode akuntansi manajemen postmodern the post-modern management accounting period Fokus terbaru dalam akuntansi manajemen Masukkan Proses Keluaran Pengguna Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 66 seperti dijelaskan oleh Hasen dan Mowen 2005 adalah activity based management, customer orientasi, cross-functional perspective, total quality management, time as compatitive element, efficiency dan E-business.

2.2.6.4. Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Akuntansi manajemen merupakan suatu alat yang membantu pihak manajemen dalam perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengambilan keputusan. Aktifitas-aktifitas akuntansi manajemen menuntut HansenMowen 1997;6 – 8 untuk : 1. Perencanaan Mensyaratkan penentuan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut maka manajemen harus mengembangkan metode-metode khusus yang ketika di implementasikan akan mengarah pada tujuan yang diinginkan. 2. Pengendalian Aktifitas manajerial dalam memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan perbaikkan yang dibutuhkan disebut sebagai “pengendalian“. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan suatu umpan balik yaitu informasi yang digunakan dalam melaksanakan suatu rencana. Berdasarkan umpan balik manajer atau pekerja boleh memutuskan, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 67 membiarkan pelaksanaan tersebut berlanjut, melalaikan beberapa perbaikkan agar langkah yang diambil sesuai dengan rencana awalnya atau melakukan perencanaan ulang ditengah proses pelaksanaan. umpan balik adalah tahap penting dari fungsi pengendalian. Umpan balik merupakan hal terpenting dari akuntansi manajemen, berupa informasi keuangan dan non keuangan. Seringkali umpan balik keuangan dan non keuangan disajikan dalam bentuk format yang membandingkan data aktual dengan data yang direncanakan. 3. Pengambilan Keputusan Fungsi manajerial ini merupakan jalinan perencanaan dan pengendalian. Manajer tidak dapat membuat rencana tanpa pengambilan keputusan, manajer harus memilih suatu tujuan dan dari metode untuk melakukan tujuan yang dipilih tentang alternatif-alternatif dikumpulkan dan disajikan kepada manajer. Salah satu peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan. 2.2.7. Keprilakuan Manusia 2.2.7.1. Perilaku dan Kepribadian Hubungan antara perilaku dengan kepribadian mungkin merupakan salah satu masalah rumit yang harus dipahami oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 68 para manajer. Kepribadian amat banyak dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan sosial. Tanpa mempersoalkan bagaimana orang mendefinisikan kepribadian. Definisi kepribadian yang dinyatakan oleh Gibson, Ivancevich, Donnelly 1987;70 dalam Herlina 2006 : “Kepribadian seseorang adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan“. Sedangkan perilaku manusia pada dasarnya adalah sebagai akibat dari gabungan antara karakteristik pribadi seseorang dengan lingkaran tempat perilaku bekerja. Karakteristik pribadi meliputi baik budaya organisasi tempat, seseorang bekerja maupun faktor-faktor di luar organisasi. Tercapainya tujuan dalam organisasi tergantung juga dari motivasi perilaku kepribadian seseorang. Hellriegel et al 2001, Ghozali Ivan,2006 dalam Indri Kartika dan Provita Wijayanti, 2007 menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada tujuan. Akuntansi manajemen sangat erat berkaitan dengan manusia. Kajian atau studi dibidang akuntansi manajemen mendapat perhatian bagi riset akuntansi dibidang keperilakuan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 69 Kegagalan dalam hal pencapaian kinerja sebenarnya akibat dari aspek keperilakuan. Perilaku behavior adalah tindakan-tindakan actions atau reaksi reaction dari suatu objek Jogiyanto, 2007 dalam Indri Kartika dan Provita Wijayanti 2007. Kebudayaan dapat mempengaruhi perilaku dan sikap-sikap dari orang-orang dalam organisasi, Hofstede 1980; Adler et al 1986, dalam Veronique frucot, Wiston T.Shearon, 1991, oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa suatu sistem kelembagaan seperti misalnya suatu proses anggaran yang bersifat partisifatif akan menghasilkan dampak-dampak yang berbeda di dalam budya keperibadian yang berbeda pula.

2.2.7.2. Locus Of Control

Locus of Control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan control peristiwa yang terjadi padanya Rotter, 1966 dalam Veronique Frutcot, 1991 . Locus of Control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda, Internal akan cendrung lebih sukses dalam karier dari pada eksternal. Mereka cendrung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, internal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 70 dilaporkan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu menahan stress dari pada eksternal,Baron Greeberg, 1990 puji, 2005 Peneliti Rotter, 1990 Hyatt Prawitt 2001 dalam Indri Kartika, Provita Wijayanti 2007 menjelaskan bahwa eksternal secara umum berkinerja lebih baik ketika pengendalian dipaksanakn atas mereka. Dasar penelitian inilah peneliti mengadakan penelitian seberapa jauh locus of control mempengaruhi kinerja manajerial PT.Angkasa Pura I Persero.

2.2.7.3. Tipe-tipe Locus of Control

Ada 2 tipe dari Locus of Control yaitu : 1. Internal Kontrol Internalizer Sebagian orang percaya bahwa mereka mandiri, bahwa mereka menjadi tuan atas nasib sendiri. Mereka beranggapan bahwa pengendalian kehidupan mereka berasal dari dalam diri mereka sendiri. Rotter dalam Gibson,Ivancevich,Donelly; 1987;74 dalam Herlina 2006 menamakan orang-orang tersebut sebagai orang-orang yang dikendalikan oleh kekuatiran dari dalam diri mereka sendiri internal. Menurut Lefcourt 1982,dikutip dalam Prasetyo;122 menyatakan bahwa Locus of Control Internal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik ataupun buruk yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 71 terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang, oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada dalam kontrol seseorang. 2. Eksternal Kontrol Externalizer Rotter dalam Gibson, Ivancevich, Donelly 1987;74 mengemukakan bahwa banyak orang yang memandang diri mereka sebagai budak nasib yang tak berdaya yang selalu dikendalikan oleh kekuatan luar yang hanya sedikit, jika ada yang dapat dihindari. Orang-orang ini percaya bahwa tempat pengendalian Locus of Control ada diluar dan bukannya ada dalam diri mereka. Rotter menyebutkan mereka sebagai orang- orang yang dikendalikan oleh kekuatan diluar diri mereka Externalizer External kontrol mengacu pada keyakinan bahwa suatu kejadian tidak memiliki hubungan langsung dengan tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri dan berada diluar kontrol dirinya Lefcourt,1966 dikutip dalam Prasetyo. 2.2.8. Anggaran 2.2.8.1. Pengertian Anggaran Glenn A Welsch, 1981; 3 dalam Narumondang B Siregar, 2003 mendifisinikan anggaran sebagai berikut : Profit Planing an control may be broadly as de fined as sistematic an formalized Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 72 approach for accomplishing the planing, coordinating an control responsibility of management. Dari pengertian diatas, anggaran dikaitkan dengan fungsi- fungsi dasar manajemen yang meliputi perencanaan, koordinasi dan pengawasanan. Atau dapat dikatakan bahwa anggaran : a. Anggaran harus bersifat formal artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis dan teliti. b. Anggaran harus bersifat sistematis artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan logika. c. Setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggungjawab untuk mengambil keputusan sehingga anggaran merupakan hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan asumsi tertentu. d. Untuk keputusan yang diambil oleh manajer tersebut, merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan pengawasan. Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan, dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Anggaran mengestimasi potensi laba dari unit bisnis b. Dinyatakan dalam istilah moneter Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 73 c. Biasanya meliputi jangka waktu satu tahun d. Merupakan komitmen manajemen. e. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran. f. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi- kondisi tertentu g. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.

2.2.8.2. Hubungan anggaran dengan akuntansi

Statemen or the accounting principle board, No,4, mendifinisikan akuntansi sebagai berikut :“Accounting is service acthivity. Its function is to provide quantitative information, primaly finance in nature, about economics entities that is intended to be useful in making economic decision in making reasoned choices among alternative cources of action.” Jay M. Smith K.Fred Shouse,1981 dalam Narumondang B Siregar 2003 Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa,fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari satuan usaha ekonomi yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam hal inilah alternative dari suatu keadaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 74 Hubungan akuntansi dengan Anggaran adalah data akuntansi merupakan salah satu sumber utama, hal ini disebabkan akuntansi menyediakan data histories dan actual yang bersifat keuangan yang memenuhi tujuan analisa dalam pengembangan rencana-rencana perusahaan. Selanjutnya penyesuaian anggaran harus disesuaikan dengan system akuntansi yang terdapat dalam perusahaan, terutama penggolongan transaksi-transaksi dalam perikiraan- perkiraan, penggolangan anggaran tersebut harus sama dengan laporan keuangan dengan maksud agar dapat diperbandingkan sehingga dapat diketahui penyeimpangan yang terjadi.

2.2.8.3. Hubungan anggaran dengan Manajemen

Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan Planning, Pengorganisasian Organizing, Pengarahan dan bimbingan Directing, mengadakan koordinasian coordinating serta pengawasan controlling terhadap orang-orang dan barang- barang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Fungsikegunaan budget yang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja serta sebagai alat pengawan kerja. Bila dibandingkan dengan fungsi manajemen, anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 75 dengan manajemen khusunya dalam penyusunan rencana, koordinasi kerja, pengawasan kerja, dengan demikian anggaran sebagai alat manajemen untuk membantu menjalankan fungsi- fungsinya. Walaupun anggaran telah disusun dengan begitu baik dan sempurna namun kehadiran manajemen manajer masih sangat mutlak diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga baik serta sempurna tanpa dikelola oleh manajemen yang trampil dan berbakat serta locus of control yang baik. Disamping hal tersebut anggaran mempunyai kelemahan antara lain : 1. Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran forecasting, Betapa cermatnya taksiran itu dibuat namun amat sulit untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan sama sekali tidak ada perbedaan dalam kenyataan nanti. 2. Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan berbagai data, infoffilasi dan factor-faktor yang baik controllable maupun yang uncontrollable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahan-perubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut akan merubah pula ketentuan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut. 3. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan realisasi anggaran sangat tergantung pada manusia-manusia pelaksanaanya. Anggaran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 76 yang baik tidak akan bisa direalisasikan bila mana para pelaksanannya tidak mempunyai keterampilan serta kecakapan yang memadai. Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam membantu manajemen dalam pengelola perusahaan. Manajemen harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang- barang dan jasa yang kan diproduksi dan dijual, memilih atau menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metoda- metoda produksi, metoda-metoda distribusi, termin penjualan. Suatu proses anggaran bisa bersifat dari atas ke bawah atau dari bawah keatas, namun proses penyusunan anggaran yang efektif menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Pembuat anggaran mempersiapkan draf pertama anggaran untuk bidang tanggungjawabnya, yang berupakan pendekatan dari bawah keatas. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan ditingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan dari dari atas ke bawah. Proses peninjauan dari atas ke bawah harus adil, jika atasan mengubah jumlah anggaran, dia harus mencoba untuk menyakinkan pembuat anggaran bahwa perubahan itu wajar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 77

2.2.9. Teori Yang Melandasi Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial

Teori ketidakpastian dan ketergantungan lingkungan dikemukakan oleh M.T. Hannam dan J.H. Freemann,1994 dalam Herlina 2006 mereka mengatakan bahwa, lingkungan secara keseluruhan dapat dipandang sebagai sumber informasi dan sebagai persediaan sumber daya. Organisasi menjadi lebih tergantung kepada lingkungan apabila: a. Sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia secara meluas. b. Sumber daya tersebut bahkan tidak tersalurkan. c. Peningkatan koneksi pengganggu unsur-unsur lingkungan dan keterkaitan diantara mereka. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi sangat bergantung pada lingkungan sekitarnya. Untuk mempertahankan reputasinya, perusahaan perlu memikirkan kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan stakeholder needs. Mengingat isu lingkungan ini menyangkut kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat, maka perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya harus memperhitungkan eksistensi mereka. Sedangkan kondisi lingkungan selalu mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi sumber daya yang ada. Sumber daya yang tidak memadai berpengaruh terhadap tingkat produktivitas sehingga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 78 berpengaruh juga terhadap tingkat penjualan produk. Hal itu dapat mempengaruhi kinerja manajerial. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terperediksinya kejadian masa mendatang. Gordon dan Narayanan, 1984 dalam Dwirandra 2003, menyatakan pentingnya tipe informasi yang berorintasi ke depan future – oriented information yang terfokus pada sumber ketidakpastian bagi manajer yang sedang menghadapi ketidakpastian. Sementara, Chenhall dan Moris 1986, dalam Dwirandra,2003 menekankan bahwa dalam kondisi seperti ini dibutuhkan informasi yang aggreatnya luas,tepat waktu. Hal ini sangat logis karena manajer terdesentralisasi, yang dibentuk untuk menyelesaikan dengan ketidakpastian lingkungan membutuhkan informasi yang bermanfaat untuk mengarahkan dan memecahkan masalah, seperti dalam pembuatan anggaran perencanaan,koordinasi, pengendalian dan pengontrolan .

2.2.10. Teori Yang Melandasi Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Manajerial

Teori rangsang balas stimulus-response theory yang sering juga disebut sebagai teori penguat reinforcement-theory dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 79 digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Dalam sub-bab ini akan dijelaskan bagaimana teori penguat menerangkan sikap attitude. Yang dimaksud dengan sikap di sini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Salah satu teori untuk menerangkan terbentuknya sikap ini dikemukakan oleh Deryl Beum,1964 dalam Herlina 2006 yang mengemukakan 4 asumsi dasar yaitu : 1. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial adalah suatu hal yang bebas an berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi menggambarkan sikap, sistem kepercayaan, dorongan, kehendak ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu. 2. Rangsang dan tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku. Konsep-konsep ini hanya dapat didefinisikan dan diukur secara fisik dan nyata nampak mata. 3. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sebetulnya hanya sedikit. Ia nampak sangat bervariasi karena bervariasi lingkungan di mana hubungan rangsang-balas itu berlaku. 4. Dalam analisa tentang tingkah laku itu timbul, baik yang bersifat fisiologik kelelahan, lapar, dan lain-lain maupun yang bersifat konseptual dorongan, kehendak dan lain-lain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 80 Menurut pernyataan Syakhroza, 2003 dalam Shinta Permata Sari 2006 gap yang terjadi dalam implementasi anggaran disebabkan karena karyawan tidak mempunyai cukup pengetahuan dan pelatihan yang dibutuhkan. Penekanan tentang individu who have specific attributes such as educational qualification held advantages over other in budget proses. Oleh karena itu, proses penganggaran membutuhkan keterlibatan dan partisifasi karyawan. Adapun efektivitas penganggaran itu sendiri berhubungan dengan kapabilitas individu terlibat didalamnya. Teori locus of control menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus of control internal atau eksternal. Rotter 1990, Hyatt Prawitt, 2001 dalam Indri Kartika, 2007 menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun ekternal merupakan tingkat dimana sesorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Jadi dalam penyusunan anggaran perencanaan Planning, Pengorganisasian Organizing, Pengarahan dan bimbingan Directing, mengadakan koordinasian coordinating serta pengawasan controlling tidak terlepas dari Locus of control dari masing-masing individu yang terlibat dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 81 organisasi, dengan demikian akan mempengaruhi kinerja manajemen dalam merealisasikan pelaksanaan anggaran. 2.2.11. Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Penganggaran atau Budgeting Terhadap Kinerja Manajerial Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka para karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standar yang ditetapkan dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunan Milani 1975 dalam Rahayu, 1999: 124. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi manajerial pada semua jajaran dalam suatu organisasi. Partisipasi memberikan efek yang positif pada pemikiran atau sikap karyawan, meningkatkan kualitas atau kuantitas produksi serta menambah kerjasama antar manajer. Akan tetapi walaupun begitu, jika partisipasi diterapkan tidak tepat, partisipasi juga dapat merugikan motivasi pekerja dan menurunkan usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 82 Karyawan juga perlu dilibatkan dalam sistem saran oleh karena itu manajer dan penyelia diharapkan membantu karyawan untuk dapat memberikan lebih banyak saran. Segi positif dari sistem saran adalah bahwa setiap saran yang berasal dari karyawan pasti akan dipatuhi oleh mereka. Sebaliknya bila yang menetapkan adalah pihak manajemen belum tentu mereka mau mematuhinya Tjiptono dan Diana, 2001: 143 Supaya sistem saran perusahaan dapat berhasil, diperlukan partisipasi dari setiap karyawannya. Semakin banyak karyawan yang berpartisipasi, semakin baik pula sistem sarannya. Bila sistem saran telah berjalan, manajer dapat mengupayakan partisipasi aktif semua karyawan dan menghilangkan hambatan tersembunyi, mendorong karyawan baru agar terlibat dan melatih karyawan yang segan berpartisipasi Tjiptono dan Diana, 2001: 147. Teori yang melandasi hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer

a. Teori Motivasi Alderfer

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 74

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

0 1 11

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 10

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 2 4

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 1 27

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, LOCUS OF CONTROL DAN BUDGETING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT.ANGKASA PURA I (PERSERO) DI JAKARTA

0 0 29

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN MODERASI LOCUS OF CONTROL PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI DI JAKARTA

0 0 13

I. Instrumen - PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Unika Repository

0 0 25

Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating - Unika Repository

0 0 10