Nasionalisme dan Cara Berpikir Nasional

Gerald J. Tampi 752011042 | 22 membuang perlindungan politik. Untuk itu, Dalam era nasionalis, negara memiliki peran yang sangat efektif dalam melindungi budaya. 39 Gellner menggabungkan tiga faktor yaitu daya, pendidikan, dan budaya bersama, untuk menciptakan tipologi nasionalisme. hal tersebut dikarenakan Gellner melihat, dalam masyarakat tradisional, kekuasaan disebarkansedangkan dalam masyarakat modern, kekuasaan berada di tangan beberapa orang. Menurut Gellner, nasionalisme hanya muncul dalam situasi perbedaan budaya. Selain itu, nasionalisme juga muncul dari kesadaran penguasa dan pemerintah mengenai arti pentingnya pendidikan bergaya modern. 40 Gellner memiliki pandangan bahwa pada masa depan, nasionalisme akan di modifikasi dalam beberapa cara, jika masyarakat industrinya stabil dan tetap. 41 Adanya kemerdekaan internasional dan kendala bersama masyarakat industri dapat menyebabkan penurunan ketajaman konflik internasional. Serta nasionalisme akan tetap menjadi penting, karena adanya kecocokan unit politik dan budaya yang akan berlaku terus. 42

C. Nasionalisme dan Cara Berpikir Nasional

Nasionalisme sebagai manifestasi kesadaran bernegara tumbuh dinegara merdeka. Sesungguhnya dinegara merdeka nasionalisme dapat berkembang secara leluasa menurut kemampuan dan kemauan para warganegara sendiri tanpa mengalami tekanan dari pihak lain. sampai berapa jauh nasionalisme bebas itu berkembang, bergantung kepada bagaimana penerapan cara berpikir nasional para warganegaranya. Yang dimaksud dengan cara berpikir nasional ialah sikap seseorang terhadap kesadaran bernegara. Cara berpikir nasional 39 Ibid., 48-51. 40 Ibid., 84-95. 41 Ibid., 108-109. 42 Ibid., 115-116. Gerald J. Tampi 752011042 | 23 mempunyai ciri khusus, berupa norma objektif: mengutamakan kepentingan kehidupan nasional. Segala perbuatan baik yang bersifat keluar maupun kedalam diukur dengan norma tersebut. Apakah suatu tindakan itu menguntungkan kehidupan nasional, atau malah justru merugikan. Yang merugikan perlu, bahkan wajib ditinggalkan, jika kesadaran bernegara memang terdapat dalam hati warganegara yang bersangkutan. Dengan dalih apapun perbuatan yang merugikan kehidupan nasional wajib ditinggalkan. Dalam hal ini maka cara berpikir nasional adalah antitesis dari pada cara berpikir individualistik atau perorangan. Orang dapat berbuat sesuatu demi keuntungan materispiritual dengan merugikan kehidupan nasionalisme. Inilah yang dimaksud dengan cara berpikir perorangan dalam rangka kehidupan nasional. Jika perbuatan yang menguntungan itu tidak merugikan kehidupan nasional, wajar dilakukan, bahkan diajurkan untuk melakukannya, karena perbuatan yang demikian itu sesungguhnya juga menguntungkan kehidupan nasional. Peningkatan kebahagiaan anggota keluarga adalah peningkatan kebahagiaan keluarga. Yang perlu dihindarkan ialah segala tindak tanduk yang merugikan kehidupan nasional. 43 Cara berpikir nasional dapat juga merupakan antitesis cara berpikir kedaerahan. Yang dimaksud dengan cara berpikir kedaerahan ialah cara berpikir yang sangat menguntungkan kepentingan daerah tanpa memperhatikan kepentingan kehidupan nasional. Kasarnya dapat dikatakan: biarlah negara roboh, asal daerahnya makmur. Dalam rangka kehidupan nasional cara berpikir yang demikian adalah salah. Cara berpikir kedaerahan atau regional yang demikian sebenarnya mempunyai dasar yang sama dengan cara berpikir individu atau perorangan. Bedanya hanya yang satu diterapkan pada individu sebagai warganegara, yang lain diterapkan pada daerah sebagai bagian dari negara. Ini tidak berarti bahwa cara berpikir regional dan individu itu harus mutlak mengabdi kepada cara berpikir nasional. Tindakan yang menguntungkan kepentingan daerah tanpa merugikan kepentingan nasional, perlu 43 Prof. Dr. Slametmuljana, Nasionalisme Sebagai Modal Perdjuangan Bangsa Indonesia, Djakarta : P.N. Balai Pustaka, 1968, 10. Gerald J. Tampi 752011042 | 24 dilakukan. Namun jika perbuatan itu karenanya merugikan kepentingan kehidupan nasional, wajib ditinggalkan. 44 Cara berpikir nasional dapat juga merupakan antitesis dari pada cara berpikir kepartaian atau golongan. Yang dimaksud dengan cara berpikir kepartaian dalam rangka kehidupan nasional ialah cara berpikir yang hanya mengutamakan kepentingan partai atau golongan tanpa memperhatikan kepentingan kehidupan nasional. Cara berpikir kepartaian atau golongan sebenarnya bentuk peningkatan cara berpikir individual atau perorangan. Bedanya hanya yang satu diterapkan pada individu, yang lain pada sekelompok individu. Juga cara berpikir kepartaian dapat merugikan kehidupan nasional. Segala perbuatan yang merugikan kehidupan nasional demi keuntungankepentingan kepartaian, wajib ditinggalkan. 45 Cara berpikir nasional adalah mutlak antitesis dari pada cara berpikir kolonial. Ini hanya dapat terjadi didaerah jajahan. Di negara yang merdeka pertentangan ini tidak ada. Selama kolonialisme itu berlangsung, pertentangan antara nasionalisme dan kolonialisme tetap ada, karena kepentingan nasionalisme berlawanan dengan kepentingan kolonialisme. Demi kesuburan pertumbuhannya kedua antipoden ini berusaha saling menghapus. Gerakan nasionalisme akan selalu tertekan, selama masih ada kolonialisme diwilayah yang sama. Kebalikannya kolonialisme selalu mendapat tentangan dalam tindakkannya, oleh karena itu kolonialisme pasti berusaha menindas gerakan nasionalisme paling sedikit berusaha menyerimpungnya, agar dapat bergerak lebih bebas. Pada hakekatnya kolonialisme pun adalah manifestasi kesadaran bernegara diwilayah bangsa lain. Jadi kolonialisme ditinjau dari kepentingan negara induk adalah juga nasionalisme, yang diterapkan dinegara orang lain demi keagungankepentingan negara induk. Akibat penghisapan kolonialisme terhadap rakyat 44 Ibid., 10-11. 45 Ibid., 11. Gerald J. Tampi 752011042 | 25 jajahan dapat timbul kemerosotan moral sedemikian rupa, sehingga rakyat jajahan itu merasakan ketidak-mampuannya untuk bangkit sebagai bangsa yang merdeka, bahkan karenanya malah mencintai kolonialisme itu sendiri; merasa senang hidup dibawah pimpinan kaum kolonialis dan takut untuk mengurus negaranya sendiri. Dalam hal yang demikian rakyat tetap merasa mentah untuk bernegara dan mengharapkan bimbingan para kolonialis untuk menuju kematangan. Jika suatu bangsa telah dihinggapi merdeka-phobia, maka ini adalah tanda bahwa cekokan kolonialisme telah termakan benar; kebangkitan nasional susah diharapkan, karena bangsa itu telah kehilangan semangat. 46 Tujuan nasionalisme di daerah jajahan adalah tunggal, yakni menghapus kolonialisme. Oleh karena itu cara berpikir nasional juga hanya dipusatkan kepada penghapusan kolonialisme. Segala gerakan dalam berbagai bidang kehidupan dijiwai oleh semangat menentang penjajahan, karena penjajahan adalah musuhnya utama. Jika didaerah jajahan nasionalisme telah bangkit, maka nasionalisme dan kolonialisme saling mengintip untuk memperoleh kesempatan melumpuhkan lawannya. Pembangunan ekonomi dan pembangunan kebudayaan dimaksudkan sebagai senjata untuk menghadapi lawannya. Nasionalisme dalam alam penjajahan adalah manifestasi keinginan untuk bernegara dan mempunyai watak khas yakni menghapus penjajahan. 47 Baik dialam merdeka maupun dialam penjajahan cara berpikir nasional adalah etik kehidupan tiap nasionalis, menetapkan nilai pengabdiannya terhadap bangsa dan tanah airnya. Oleh karena cara berpikir nasional adalah pegangan hidup seorang nasionalis, maka cara berpikir nasional tidak boleh ditinggalkan. Dalam segala tindakannya harus diterapkan. Meninggalkan cara berpikir nasional berarti meninggalkan watak kenasionalannya. Demikianlah sudah sewajarnya bahwa seorang nasionalis berpikir nasional. Jika tidak, maka 46 Ibid., 11-12. 47 Ibid., 12. Gerald J. Tampi 752011042 | 26 sebenarnya ia bukan nasionalis. Jika ada seorang yang menyebut dirinya nasionalis tanpa menerapkan cara berpikir nasionalis, ia adalah nasionalis gadungan atau nasionalis munafik. Sebenarnya tidak ada tekanan dari manapun yang mewajibkan seseorang berpikir nasional, mewajibkan seseorang menjadi nasionalis. Timbulnya karena kesadaran warganegara itu sendiri dalam menanggapi kepentingan bangsa dan tanah airnya. Tindakan sukarela tidak membawa hak apa-apa. Oleh karena itu nasionalisme tidak mempunyai hak atas pembayaran jasa yang pernah diberikannya kepada bangsa dan negaranya. Cara berpikir nasional merupakan moral dalam kehidupan nasionalis; oleh karena itu cara berpikir nasional adalah jalan yang harus dianut untuk mencapai cita-cita yang dituju yakni kebahagian bangsa dan negaranya. Jalan yang menuju kebahagian bangsa dan negara itu disebut moral nasional. Barang siapa dalam hidupnya menempuh jalan itu, ia mengabdi kebahagiaan bangsa dan negaranya; ia adalah abdi bangsa dan negara; ia adalah abdi rakyat. Demikianlah ada identifikasi antara abdi rakyat dan nasionalis. Tiap abdi rakyat menjunjung tinggi dan mengindahkan moral nasional, bekerja demi kebahagiaan bangsa dan keagungan negara tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Demikianlah moral nasional itu merupakan perintah yang tidak tersurat, yang diperuntukkan bagi dirinya oleh warganegara yang bersangkutan untuk berbuat demi kebahagiaan bangsa dan keagungan negara. Dalam rangka ini maka dapat ditetapkan bahwa apa yang disebut baik adalah segala perbuatan yang menguntungkan kehidupan bangsa dan negara; segala yang merugikan kehidupan bangsa dan negara adalah buruk. Penerapan cara berpikir nasional menguntungkan kehidupan bangsa dan negara, oleh karena itu baik. Korupsi merugikan kehidupan bangsa dan negara, oleh karena itu buruk. Korupsi bertentangan dengan penerapan cara berpikir nasional. 48 48 Ibid., 12-13. Gerald J. Tampi 752011042 | 27

D. Nasionalisme Sebagai Identitas