Sejarah Nasionalisme LANDASAN TEORI

Gerald J. Tampi 752011042 | 8

BAB II LANDASAN TEORI

Teori pokok merupakan perangkat inti dalam pembahasan ini adalah Nasionalisme. kata ini biasanya berhubungan dengan identitas suatu bangsa serta ideologi yang tidak lain merupakan ilmu yang membentuk pola pikir manusia. Untuk itu pada bab ini, pembahasan Nasionalisme hanya sebatas pada sejarah singkat dari nasionalisme, pandangan umum serta pandangan daribeberapa sosiolog tentang nasionalisme, nasionalisme sebagai identitasdan nasionalisme sebagai ideologi.

A. Sejarah Nasionalisme

Nation berasal dari bahasa Latin natio , yang dikembangkan dari kata nascor saya dilahirkan, maka pada awalnya nation bangsa dimaknai sebagai “sekelompok orangyang dilahir kan di suatu daerah yang sama” group of people born ini the same place . 1 Nasionalisme sendiri lahir dalam suasana kebencian kosmopolitanisme yang mencuatkan kemarahan orang- orang Jerman dan negara Eropa lainnya yang merasa termarjinalkan dalam kerangka rasionalisme universalistik Pencerahan Perancis. Penyebaran gagasan nasionalis ke Eropa Barat dan sekitarnya, yang mengakibatkan adanya berbagai macam masyarakat yang sangat berbeda tidak terhindarkan untuk saling berinteraksi, akhirnya menimbulkan berbagai kesulitan. Dari sinilah muncul gagasan nasionalis, para guru, wartawan, pendeta, dan cendikiawan lainnya, mereka menemukan identitas untuk masa kini dan masa depan. Sebagian diantara mereka mulai menulis bahasa-bahasa yang semula hanya dituturkan secara lisan; sementara yang lain menyusun bahan bacaan kesusasteraan dan mengungkapkan 1 Sutarjo Adisusilo, Nasionalisme – Demokrasi – Civil Society, Jurnal Iman, Ilmu, Budaya. vol. 3. Sept. 2002, 4. Gerald J. Tampi 752011042 | 9 sejarah yang sebenarnya. Opera dan novel pada waktu itu merupakan sarana-sarana yang paling disukai untuk menyebarluaskan semangat nasionalis. Aspek politik dari berbagai usaha ini meraih keberhasilan besar dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailles pada tahun 1918, yang menetapkan Eropa dalam kerangka prinsip menentukan diri sendiri sebagai bangsa. 2 Di belahan dunia yang lain, yaitu Afrika dan Asia, gagasan-gagasan nasionalis ini menyulut berbagai gerakan mengganti kekuasaan Eropa dengan pemerintahan dari bangsa bersangkutan termasuk Indonesia. Tetapi karena hanya ada sedikit bangsa yang memenuhi syarat dikawasan ini, maka calon-calon negara pengganti yang dibentuk berdasarkan beragam prinsip itu menyatakan kemerdekaan agar bisa memulai proses homogenisasi budaya yang diharapkan bisa mengarah pada terjadinya pembentukkan kebangsaan. Para pakar politik sering mendapati penjelasan yang menarik dalam nasionalisme karena di dalamnya menjanjikan penjelasan mengenai sebab-sebab konflik yang tersembunyi di antara berbagai kelompok etnik. Dalam hal ini, nasionalisme bukan keyakinan melainkan kekuatan yang bisa menggerakkan sekumpulan orang melakukan perbuatan sekaligus menganut suatu keyakinan. Dari hal ini nasionalisme sebaiknya dianggap sebagai seperangkat gagasan dan sentimen yang secara lentur merespon, dasawarsa demi dasawarsa, situasi-situasi baru seperti situasi- situasi sulit yang memungkinkan rakyat menemukan jati dirinya. 3

B. Tinjauan Nasionalisme