PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJARLEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

ACHMAD FAUZI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

Achmad Fauzi

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJARLEAFLET

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP 5 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

ACHMAD FAUZI

Hasil wawancara dan observasi di SMP Negeri 5 Natar terhadap siswa kelas VIII hasil belajar biologi pada materi pokok Sistem Pencernaan masih rendah, yaitu 57,0 di bawah standar ketuntasan belajar minimal di sekolah tersebut 68,0. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran disajikan dengan metode ceramah dan hanya menggunakan bahan ajar LKS.Sehingga perlu variasi bahan ajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu alternatif bahan ajar yang dapat meningkatkan hasil belajar adalahleaflet.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajarleafletdengan model pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Division)terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan.

Desain penelitian ini adalahpre-test post-test non equivalen, dengan

menggunakan teknik sampling menggunakancluster random sampling, terpilih kelas VIIIa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIb sebagai kelas kontrol. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa dan data


(3)

Achmad Fauzi

iii

kualitatif diperoleh data aktivitas dan data kemenarikan bahan ajarleaflet. Pengambilan data hasil belajar diperoleh daripre-testdanpost-testdengan analisis data menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar oleh siswa pada kelas yang menggunakan baha ajarleafletdengan rata–rata hasil belajar pada kegiatanpre-testadalah 53,53 meningkat menjadi rata-ratapost-testadalah 75,42 denga N-gainsebesar 46,67. Peningkatan hasil belajar siswa juga

dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengalami peningkatan dari pertemuan I rata-rata semua aspek sebesar 2,20 meningkat pada pertemuan II menjadi rata-rata 2,46 pada aktivitas kelas yang menggunakan bahan ajarleaflet. Dari data kemenarikan bahan ajarleaflet100% siswa menyatakan setuju pada pernyataanleaflet.

Kata kunci :Leaflet,model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar, aktivitas siswa, sistem pencernaan


(4)

iv

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJARLEAFLET

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

ACHMAD FAUZI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

v

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR

LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : Achmad Fauzi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024002

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M. Si Pramudiyanti, S.Si, M.Si NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si


(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si, M.Si

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 1985031 003


(7)

vi

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Fauzi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024002 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan

Achmad Fauzi NPM. 0743024002


(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Terang pada tanggal 28 Mei 1985, anak pertama dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Samsurizal dan Ibu Masjuli.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak Al-Qomariah Kibang Budi Jaya tahun 1989 selama dua tahun, SD Negeri 03 Kibang Budi Jaya yang diselesaikan pada tahun 1997, SMP Negeri 02 Lambu Kibang, SMA 1 Banjar Agung yang diselesaikan tahun 2003. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011, penulis mengikuti Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 06 Bandar Lampung dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian

pendidikan di SMP Negeri 05 Natar Lampung Selatan untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd).


(9)

ix

MOTTO

Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah

penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah dengan yang

serupa, sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu

(QS. An-Nissa : 86)

jika engkau tidak dapat menjadi batang nyiur yang tegar, jadilah

segumpal rumput tetapi mampu memperindah taman

(Sandi Racana)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk

mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar

membangun kesempatan untuk berhasil

(Mario Teguh)

Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang sudah di depan

mata, karena kesempatan itu tidak akan terulang lagi


(10)

x

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji untuk Mu ya Allah atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan

segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Papah (Samsurizal) dan Memeh (Masjuli)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku... I will always love you ..

Adikku Rozaniati, Agus Manto, Rozali, Nurbawi, Rita Sati

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang diberikan untukku...

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu...

Sahabat-sahabat superku

Terimakasih atas kebersamaannya suka dan duka yang telah kita lewati bersama menjadikan kebersamaan yang takkan terlupakan dalam hidupku


(11)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar LeafletTerhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar

Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan selaku Pembimbing Akademik juga selaku pembimbing II yang telah memberikan saran berharga.

4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang telah


(12)

xii

6. Dra. Rd. Emi Sulasmi, selaku kepala sekolah SMP Negeri 05 Natar Lampung Selatan, yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian dan Sri Aneka Sari, S. Pd., selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.

7. Teristimewa Papah Samsurizal dan Memeh Masjuli dan adik-adikku yang selalu mendoakan, menyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku. 8. Abah Drs. H. Tontowi Amsia, M. S dan Ummi, adikku Paska, Dayat, Dila

yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

9. Saudara dan Sahabat kecilku di kampus Fitriadi, Aditya Prayoga, I Gusti Putu Hendrawan, Melda Ariyanti, S. Pd, Yulisa Wulandari, Marta Eka Putri, S. Pd, dan Padila Fitriana Sari. Terimakasih atas kebersamaan dan kasih sayang yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah kekalkan persaudaraan kita. Amin.

10. Para Pembina dan kakak-kakak senior di Pramuka Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M. S, Ir. Suarno Sadar, M. S, Dra. Hermawati Suarno CA, Baina Sari Dewi, S. Hut., M. Hut., Senior, Junior yang tidak bisa saya tulis satu per satu terimakasih bimbingan dan ilmu yang diberikan.

11. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, September 2012 Penulis


(13)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar LeafletTerhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar

Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran berharga. 4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing

dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Pramudyanti, S.Si, M. Si., selaku Pembimbing II yang dengan sabar

membimbing serta memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(14)

xii

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang telah memberikan saran-saran berharga.

7. Dra. Rd. Emi Sulasmi, selaku kepala sekolah SMP Negeri 05 Natar Lampung Selatan, yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian.

8. Sri Aneka Sari, S. Pd., Ari Oktavia, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.

9. Teristimewa Papah Samsurizal dan Memeh Masjuli yang selalu mendoakan, menyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku.

10. Adikku tersayang Rozaniati, Agus Manto, Rozali, Nurbawi, Rita Sari, ajeng Emilia Sari, S.Pd., Ses Nova Diantika, S.Pd., Munawir Hasan, Abang Abang Sahrul, A. Md, Sejati Indra Kusuma Jaya, A. Md, serta ponakan kecilku Safa Salsabila, Fatma Amalia, Sofi Dan Melati terimakasih atas motivasi, doa dan dukungannya.

11. Abah Drs. H. Tontowi Amsia, M. S dan Ummi, adikku Paska, Dayat, Dila yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

12. Calon Pendamping hidupku insyaallah Sasmita, S. Pd yang sudah setia

menjaga cinta, kasih sayang, dan penyemangat selama menempuh pendidikan (amin).

13. Sahabat yang pernah mengisi hari indahku Nur Laela, Farida, Titin Safitri, Tini, Mutmainah, Eka, Reni, Arnin, Kartika, Eva Diana Sari, Bella Safira, Novita S, spesial Ade Herlianti yang banyak memberikan semangat selama ini. maaf bila selama ini belum bisa menjadi teman yang baik buat kalian semua.


(15)

xiii

14. Saudara dan Sahabat kecilku di kampus Fitriadi, S. Pd, Aditya Prayoga, S. Pd, I Gusti Putu Hendrawan, Melda Ariyanti, S. Pd, Yulisa Wulandari, S. Pd, Marta Eka Putri, S. Pd, dan Padila Fitriana Sari. Terimakasih atas

kebersamaan dan kasih sayang yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah kekalkan persaudaraan kita. Amin.

15. Teman-teman senasib dan seperjuangan Wening Sudrajad, A. Rudhia,S. Pd, Nuris Mukhton, Antun Sutarya, Lamudin, Ferry Ardianto, I Gede Suliwan, I Gede

Swastikayasa, S.Pd., Riza Tresya, S.Pd., Yeni Erikania,S. Pd, Febi, Wulan Sari Irawati, Rini Hardianti, Ana Septiana, Arya S.S. Pd,Ema R, dan semua anak Biologi NR 2007, Senior Adhityan, Endro S, Jaka W, teman seru PPL Yugo Yekti, Agus, Bowo, Ridho, eka, Leli, Nung Wigat, Vina, Devi, Risna, Rizky terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.

16. Para Pembina dan kakak-kakak senior di Pramuka Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, Sri Sulastuti, S.H., M. H., M. S, Ir. Suarno Sadar, M. S, Dra.

Hermawati Suarno CA, Baina Sari Dewi, S. Hut., M. Hut., Wahyu Utomo, A. Md., Yoseb Budi W., S. P., Wahrul Fauzi S. S. H., Andre H., S. H., Ela Noprianti, S. Pd., Fidi Atmoko, Dirga Riza, S. Pd., Amin Wahyudi, S.Pd., Ali Ma’ruf,S.T., Aulia Ramadhan, S. Pd., Wayan Sumerta, S. Pd., Ogestaria Z, S.Pd., terimakasih bimbingan dan ilmu yang diberikan. Teman-teman seperjuanganku di UKM Pramuka angkatan 27 Joni S, Sigit Juli Adi, S.H., Sahrul, S.H., Tangguh Pamono, M. Arif Muhajir, Lista, Icha, Purwati, Dian Januaresti, S.Pd., angkatan 28 Okta, Three, Sinta P., S.H, Umi Rizkilah, S.Pd., Desi Fitri, Wawan, Aris, Fatimah, dan adik-adikku tersayang angkatan 29, dan angkatan 30.


(16)

xiv

17. Kapolsek Oom Makmun, beserta staf Om Helani, Om Ari, Om Boy, Mas Budi, Bang Surya, Bang Lingga, Mak Putra, Pak Samlawi, Pak Lek, Om Deden dan yang lainnya Unila forever.

18. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, September 2012 Penulis


(17)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar ... 11

B. Leaflet... 18

C. Pembelajaran Kooperatif ... 19

D. Student Teams Achievement Division(STAD) ... 22

E. Hasil Belajar ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Faktor yang Diteliti ... 32

D. Desain Penelitian ... 33

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Perencanaan ... 33

2. Tahap Pelaksanaan ... 34

F. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian... 39

2. Tekhnik Pengambilan Data. ... 40

G. Teknik Analisis data 1. Uji Normalitas Data ... 41


(18)

xiv

2. Uji Homogenitas Data... 41

3. Pengujian Hipotesis... 42

H. Pengolahan Data Kemenarikan Bahan AjarLeaflet... 42

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA 57 LAMPIRAN 59 1. Silabus ... 62

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

3. Lembar Kerja Kelompok ... 78

4. Soal Pretes dan Postes ... 108

5. Leaflet... 113

6. Data Hasil Penelitian ... 117

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 126

8. Foto-Foto Penelitian ... 141


(19)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Struktur bahan ajar... 17

2. Penghitungan Perkembangan Skor Individu ... 27

3. Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 27

4. Kriteria Tingkat Kemenarikan Bahan AjarLeaflet... 42

5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 43

6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa ... 45

7. Hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan ... 46

8. Hasil uji tN-gainhasil belajar sistem pencernaan oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol... ... 47

9. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 48

10. Tanggapan siswa terhadap kemenarikan bahan ajarLeaflet... 48

11. Data nilai rata-ratapre-test,post-test,danN-Gaineksperimen ... 117

12. Data nilai rata-ratapre-test,post-test,danN-Gainkontrol ... 118

13. Lembar observasi aktivitas siswa ... 119

14. Data tanggapan siswa tentang kemenarikan bahan ajarleaflet ... 127

15. Data nilai LKK siswa ... 129


(20)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10 2. Desainpre-tes post-testtak ekuivalen ... 33 3. Contoh jawaban siswa pada aspek pemahaman ( LKK 2 Kelas

Eksperimen ... 53 4. Contoh jawaban siswa pada aspek pemahaman (LKK 3 Kelas

Eksperimen) ... 53 5. Foto-foto penelitian ... 141


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat dijadikan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berhasilnya suatu negara dalam hal pendidikan dilihat dari hasil belajar siswa. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1).

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 mengatakan tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003:1). Untuk itu sebagai seorang guru selalu dituntut dapat menjalankan proses pembelajaran yang baik, yang mudah diterima oleh


(22)

2 siswa. Tentu ini juga menuntut seorang guru lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh siswa, sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pendidikan di Indonesia sehingga guru dapat mempersiapkan siswanya untuk membangun bangsa dan negara.

Kenyataan yang kita rasakan di Indonesia masih jauh dari tujuan pendidikan nasional. Tidak mudah bagi seorang guru untuk menciptakan siswa yang mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara. Kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah standar. Survei Global Monitoring Report yang dikeluarkan oleh UNESCO dan dirilis harian Kompas pada tanggal 3 Maret 2011 halaman 12 pembangunan pendidikan di Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei. Urutan ini menurun dari peringkat tahun 2010 semula pada peringkat 65 (Raharjo, 2011:1). Tentu ini menjadi tugas yang berat bagi para pendidik di Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Baik atau tidaknya mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah masalah dari suatu kegiatan belajar setelah kegiatan belajar berlangsung. Seperti yang dinyatakan oleh (Dimyati dan Mudjiono, 1999:3) bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa di Indonesia umumnya tidak jauh dari masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran.

Masalah utama pada pendidikan di sekolah pada saat ini adalah daya serap siswa yang masih sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari rendahnya hasil belajar siswa yang masih jauh dari standar yang tetapkan. Rendahnya


(23)

3 hasil belajar siswa bisa disebabkan karena metode yang masih digunakan oleh guru di sekolah kurang sesuai dengan pelajaran yang diberikan kepada siswa, inilah yang menjadi masalah dalam pendidikan sekarang (Trianto, 2009:5-6).

Masalah lain yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah ketersediaan sumber belajar atau bahan ajar seperti buku-buku pelajaran yang relevan. Sumber belajar seharusnya mampu menarik perhatian siswa untuk dibaca. Namun kenyataannya sumber belajar berupa buku-buku tidak mampu membuat siswa menjadi tertarik untuk membacanya. Hal ini bisa disebabkan bahan ajar seperti buku pelajaran sulit untuk mereka pahami, padahal

penggunaan bahan ajar yang relevan mampu membantu siswa dengan mudah dalam menerima pelajaran dari guru (Setyono, 2005:6). Penggunaan bahan ajar yang relevan tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.

Hasil observasi di kelas VIII SMPN 5 Natar diperoleh data bahwa hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok sistem pencernaan masih rata-rata di bawah 57,0 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa 68,0. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa tersebut. Permasalahan di sekolah ini adalah metode yang digunakan guru terpaku pada metode ceramah, guru menjelaskan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan. Selain itu banyak faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar biologi siswa adalah keterbatasan sumber belajar, hanya menggunakan LKS.


(24)

4 Buku teks yang tersedia di perpustakaan sekolah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh siswa karena guru enggan menggunakan buku teks dari perpustakaan. Tentu menjadi tugas sebagai seorang guru adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan bagi siswa. Untuk itu sebagai seorang guru dituntut untuk bisa meningkatkan hasil belajar dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menciptakan sumber belajar dan memilih model serta materi yang sesuai. Sumber yang mampu merangsang siswa untuk meningkatkan minat bacanya sendiri, salah satunya dengan menggunakan bahan ajar leaflet.

Materi yang ada dalam leaflet merupakan rangkuman dari berbagai sumber sehingga siswa tidak merasa direpotkan lagi oleh pencarian-pencarian materi dari berbagai sumber atau buku. Semua materi tersebut sudah dirangkum menjadi satu dan didesain secara menarik dengan paduan gambar, tulisan, warna yang berbada-beda (Darkuni, 2010:39). Hasil penelitian Aini (2011:1) pada siswa kelas VII SMPN 5 Bandar Lampung menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada materi pokok Ekosistem yaitu sebesar 18,44. Selain itu penelitian dari Rahma (2010:1) menyimpulkan bahwa penggunaan modul bergambar mempunyai pengaruh terhadap prestas belajar ranah kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 3 Subang. Penelitian lain adalah Sunarsih (2009:1)

menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan bahan ajar modul lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.


(25)

5

Penggunaan bahan ajar leaflet ini dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD). Slavin (dalam Aini, 2011:6) menyatakan bahwa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang

merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Kelompok yang heterogen ini diharapkan mampu memaksimalkan informasi dan tukar pendapat antar siswa dalam kelompok. Dengan melihat pernyataan diatas maka bahan ajar leaflet bisa dikombinasikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD cocok untuk digunakan pada materi pembelajaran Sistem Pencernaan. Dari latar belakang tersebut maka peneliti perlu mengembangkan penelitian tentang penggunaan bahan ajar leaflet yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan dipadukan dengan materi pokok Sistem Pencernaan kelas VIII semester ganjil di SMPN 5 Natar Lampung Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMPN 5 Natar Lampung Selatan pada materi pokok Sistem Pencernaan?


(26)

6 2. Bagaimana pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan materi pokok Sistem Pencernaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Penggunaan bahan ajar leaflet melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan pada materi pokok Sistem Pencernaan.

2. Penggunaan bahan ajar leaflet melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan pada materi pokok Sistem Pencernaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini bertujuan untuk menambah pengalaman untuk mempersiapkan sebagai seorang guru yang profesional.

2. Bagi guru, sebagai rujukan untuk memilih dan menggunakan media, model, dan materi yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan pengetahuan ilmu biologi sendiri.

3. Bagi siswa memberikan suasana belajar yang baru untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar melalui minat baca siswa.


(27)

7 4. Bagi sekolah dapat mengoptimalkan penggunaan bahan ajar leaflet dalam

kegiatan pembelajaran di sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP N 5 Natar Lampung Selatan.

2. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah penguasaan aspek kognitif siswa yang berupa nilai pre-test dan post-test pada materi pokok Sistem Pencernaan.

3. Penyampaian materi telah dilakukan dengan menggunakan bahan ajar

leaflet. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami (Setyono, 2005:19).

4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) siswa secara heterogen. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar dalam tim, kuis (evaluasi), dan penghargaan prestasi tim.


(28)

8 5. Penelitian ini dibatasi hanya pada satu kompetensi dasar yaitu 6.3

mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

F. Kerangka Pikir

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain ketersediaan bahan ajar, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini guru bukanlah berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang

memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan, bagaimana upaya menciptakan

lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah dengan

memvariasikan bahan ajar sebagai sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya. Penggunaan leaflet sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Leaflet

ini disusun dari beberapa sumber belajar dan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti siswa serta disisipkan ilustrasi yang mendukung materi pelajaran sehingga mampu menarik minat baca siswa. Selain itu, penggunaan

leaflet ini dirasa sangat tepat apabila dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mendiskusikan soal LKK secara kelompok. Pembentukan kelompok merupakan strategi agar siswa lebih aktif


(29)

9 dalam pembelajaran, dan dapat menghargai pendapat teman dalam

kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menumbuhkan arti kerjasama dalam kelompok, saling menghargai pendapat satu sama lain untuk memecahkan suatu masalah dan saling

membantu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Kombinasi keduanya tercermin pada fase kedua yaitu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang dapat dilakukan dengan cara mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. Saling berdiskusi dengan teman kelompoknya juga akan menambah pengetahuan mereka karena dalam proses diskusi tersebut terjadi saling tukar pendapat dan gagasan yang muncul dari setiap siswa.

Keaktifan siswa dalam kelompoknya akan memberikan kontribusi yang nyata bagi kelompoknya untuk mendapatkan penghargaan kelompok yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa akan termotivasi lebih aktif dalam proses

pembelajaran dari diskusi dan mengemukakan pendapat. Pengalaman belajar ini diharapkan akan membuat siswa lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya. Dan pada akhirnya bahan ajar leaflet ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan bahan ajar leaflet. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif siswa.


(30)

10

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat Keterangan: X : Penggunaan bahan ajar leaflet;

Y : Hasil belajar ranah kognitif siswa

G. Hipotesis penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.

H1 : Ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan.


(31)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

Dalam proses belajar tentu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Interaksi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain terdiri dari murid, guru, petugas

perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selembaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar. Sebagai seorang guru dituntut untuk dapat

menggunakan alat-alat atau media pembelajaran baik yang sudah ada disekolah maupun yang dibuat sendiri. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan (Azhar, 2002:2).

Menurut Dharmasraya (2008:1), bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang disajikan. Pada


(32)

12

adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information sheet), dan bahan ajar lainnya baik cetak maupun non-cetak. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar itu disebut sebagai bahan ajar.

Anonim (2012:1) menjelaskan beberapa pengertian lain tentang bahan ajar yang intinya masih sama adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Murni (dalam Aini, 2011:12-13) bahan ajar dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak(printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,


(33)

13

seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar(audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif(interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Tanpa kita sadari keberadaan bahan ajar sangat penting dalam proses belajar, dari bahan ajar inilah akan membuat siswa menjadi lebih aktif. Untuk

membuat siswa menjadi lebih aktif bahan ajar harus dapat membuat siswa tertarik dengan bahan ajar tersebut. Menurut Djamrah (dalam Aini, 2010:13) biasanya aktivitas siswa akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan tidak atau kurang menarik perhatiannya, disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip mengajar, seperti apersepsi dan korelasi, dan lain-lain.

Anonim (2012:1) mengatakan terdapat beberapa strategi dalam memanfaatkan bahan ajar, yaitu:

1. Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru

Adapun strategi penyampaian materi ajar oleh guru yaitu sebagai berikut; a. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus

menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);


(34)

14

b. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

c. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan sebagainya);

d. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: 1) Menyajikan konsep; 2) Memberikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dpan bukan contoh); 3) Memberikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain; 4) Memberikan umpan balik; 5) Memberikan tes; e. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi

pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dan sebagainya;

f. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.


(35)

15

2. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi

pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

a. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, dan lambang. Sedangkan menghafal parafrase yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dan sebagainya;

b. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan; c. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalah

menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan

menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari; d. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan

dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah.


(36)

16

Dalam menyusun bahan ajar tentu memiliki kaedah yang harus diperhatikan agar dapat mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Pendapat Ballstaedt (dalam Setyono, 2005:29) bahwa bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.

2. Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang. 3. Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, cheklist untuk pemahaman.

4. Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.

5. Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks

terstruktur, mudah dibaca.

6. Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work sheet).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat bahan ajar. Bila bahan ajar yang dibuat adalah bahan ajar cetak seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,brosur/leaflet, model/maket walaupun terdapat beberapa kesamaan tetapi secara struktural ada perbedaan diantaranya. Perbedaan ini telah diungkapkan oleh Setyono (2005: 27-28) dalam tabel dibawah ini:


(37)

17

Tabel 1. Struktur bahan ajar N

o. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M

1. Judul         

2. Petunjuk belajar -   - - - - -

3. KD/MP -      - - -

4. Informasi

pendukung      - - -

5. Latihan -   - - - -

6. Tugas/ Langkah

kerja -   - - - - -

7. Penilaian -      - - -

Ket: Ht: handout, Bu: Buku, Ml: Modul, LKS: Lembar Kegiatan Siswa, Bro: Brosur, Lf: Leaflet, Wch: Wallchart, F/Gb: Foto/Gambar, Mo/M: Model/Maket (Setyono, 2005:27-28) Dari tabel di atas jelas perbedaan dalam penyusunannya secara struktural tetapi semua ini merupakan bahan ajar yang dicetak, bahan ajar yang tersusun dengan baik akan akan memberikan keuntungan baik bagi siswa sendiri ataupun bagi guru. Seperti yang dinyatakan oleh Ballstaedt (dalam Setyono: 16) yaitu:

1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada siswa bagian mana yang sedang dipelajari.

2. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.

3. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah. 4. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu.

5. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.

6. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.

7. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai dokumen yang bernilai besar. 8. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.


(38)

18

B. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa yang dilipat tapi tidak dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik leaflet biasanya didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang dapat menggiring siswa menguasai satu atau lebih KD (Murni, 2010:1). Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya hanya pada penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat dilihat pada penyusunan brosur. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat . Penyusunan leaflet sebagai bahan ajar lebih mudah dibandingkan dengan penyusunan bahan ajar yang lainnya, selain simpel leaflet juga sangat praktis untuk digunaka oleh siswa. Kata-kata yang digunakan dalam menyusun bahan ajar leaflet harus disusun secara

sistematis, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dengan tujuan agar siswa tertarik dan mampu memotivasi siswa dalam belajar (Darkuni

2010:39). Menurut Aini (2010:15) beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun leaflet adalah sebagai berikut:

1. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa;

2. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang penting sebagai informasi;

3. Padat pengetahuan;

4. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan; 5. Kalimat yang disajikan singkat, dan jelas;

6. Menarik siswa untuk membacanya baik penampilan maupun isi materinya;


(39)

19

7. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah, swasta, atau hasil download dari internet.

C. Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kelompok atau dikenal Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan proses kerjasama pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kelompok adalah falsafah homohomini socius yang menegaskan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Kerjasama menjadi kebutuhan teramat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama tidak ada individu, keluarga, masyarakat atau sekolah (Lie, 2002:27). Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007:15).

Tentunya metode ini memiliki kelemahan dibandingkan metode lainnya. Dalam pembelajaran kelompok, hal yang sering terjadi kelas akan menjadi ribut dan gaduh, lebih-lebih bila menghadapi siswa yang masih kekanak-kanakan. Disisi lain siswa yang memiliki kemampuan lebih akan bekerja sendiri sedangkan teman yang lainnya akan menimbulkan kesan mengikuti temannya yang memiliki kemampuan lebih tersebut tanpa mengeluarkan pendapat, dalam bahasa lain hanya sekedar pelengkap kelompok. Selain itu perasaan minder akan timbul bila bergabung dengan temannya yang lebih pandai. Kesan negatif lain adalah timbulnya perasaan was-was dari anggota


(40)

20

kelompok akan hilangnya karakteristik dan keunikan pribadi mereka harus beradaptasi dengan kelompoknya. Permasalahan lain dalam pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut: 1) Siswa sulit melakukan job description; 2) Anggota kelompok banyak yang tidak melakukan tugasnya; 3) Situasi belajar tidak terkendali dan menyimpang dari rencana .

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 1999:30) menjelaskan bahwa “untuk mencapai hasil maksimal pembelajaran kelompok harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) Adanya saling ketergantungan positif; 2) Adanya tanggungjawab perseorangan; 3) Adanya komunikasi intensif antar anggota; 4) Adanya tatap muka baik di dalam ataupun di luar kelas; 5) Adanya proses evaluasi kelompok.

Dalam proses pembelajaran, dikatakan menggunakan pembelajaran

kooperatif apabila memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan Isjoni (2007:20) yaitu: Setiap anggota memiliki peran, terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Anonim (2012:1) mengatakan kegunaan ataupun keunggulan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka);

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model;


(41)

21

b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar;

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time lapse atau high speed photografi;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal; e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan

model, diagram, dan lain-lain;

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar,dan lain-lain. 3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat

pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan


(42)

22

dalam: a) Memberikan perangsang yang sama; b) mempersamakan pengalaman; c) dan menimbulkan persepsi yang sama.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan. Pada dasarnya tujuan dibentuknya

kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan-kegiatan belajar. Sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Aini, 2011:15).

D. Student Teams Achievement Division ( STAD )

Menurut Herdian (2011:1), STAD merupakan salah satu tipe atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.

Sama halnya dengan pendapat Slavin (Trianto, 2009:68) yang


(43)

23

merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pelaksanaannya siswa dikelompokkan ke dalam 4-5 orang tiap kelompoknya. Setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran.

Dari pernyataan di atas pembelajaran kooperatif tipe STAD memang tidak begitu sulit untuk melaksanakannya dalam proses belajar. Hal yang terpenting adalah bagaimana memadukan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

dengan materi yang akan disampaikan. Dalam pembelajaran kooperatif STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat atau lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Kemudian guru menyampaikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah

menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Menurut Slavin (2011:20) bahwa gagasan utama di belakang pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Herdian (2011:1) memaparkan selengkapnya tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:


(44)

24

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi

pelajaran. a. Pembukaan

1) Menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan memberikan teka-teki tentang pelajaran yang akan dipelajari; 2) meminta kepada siswa agar belajar secara berkelompok sehingga dapat merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut; 3) mengulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak. b. Pengembangan

1) Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan yang dipelajari siswa dalam kelompok; 2) pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan; 3) mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan; 4) memberi penjelasan atas jawaban dari pertanyaan tersebut benar atau salah; 5) beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

c. Latihan Terbimbing

1) Meminta semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan; 2) memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau


(45)

25

menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin; 3) pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik. 2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu

memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

a. Meminta siswa untuk membentuk kelompok;

b. Memberi waktu lebih kurang 5 menit untuk memilih nama kelompok; c. Membagikan lembar kegiatan kelompok;

d. Menyerahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang

dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan


(46)

26

kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu;

e. menekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru; f. Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam

kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan


(47)

27

kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya. Pendapat Slavin (dalam Aini, 2011:22-23) penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung skor individu

Tabel 2. Penghitungan Perkembangan Skor Individu

No. Nilai Tes Skor Perkembangan 1.

2. 3. 4. 5.

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor

perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor

perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3. Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi 1.

2. 3. 4.

0 ≤ Nk ≤ 5 6 ≤ Nk ≤ 15 16 ≤ Nk ≤ 20 21 ≤ Nk ≤ 30

Tim yang buruk

Tim yang baik (Good Team) Tim yang baik sekali (Great Team) Tim yang istimewa (Super Team) Nk = poin peningkatan kelompok

Nk = Jumlah poin peningkatan setiap anggota kelompok Banyaknya anggota kelompok


(48)

28

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing

kelompok sesuai dengan prestasinya.

E. Hasil Belajar

Menurut Woordworth (dalam Ismihyani, 2000:1), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Bloom (dalam Sudjana, 1990:1) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Menurut Djamarah (2000:45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Ada tiga macam hasil belajar mengajar: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pengarahan; 3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22). Pada akhir proses belajar, siswa akan


(49)

29

memperoleh hasil belajar. Hasil belajar ini tidak hanya pengetahuan siswa yang bertambah, tetapi dapat mempengaruhi perubahan sikap siswa. Sehingga hasil belajar merupakan interaksi proses belajar-mengajar antara guru dengan lingkungannya. Gagne (dalam Aini, 2011:25) menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi ver-bal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk berhu-bungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lam-bang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

Arikunto (2001:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati,dan dapat diukur. Nasution ( 1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang


(50)

30

dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi

perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut: 1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa; 2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya; 3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainya; (4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi secara sadar maksudnya adalah bahwa individu

tersebut telah menyadari dan merasakan adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.

2. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, maksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 3. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.

4. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.


(51)

31

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Aini, 2011:26) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : 1) Remember, mengingat tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan; 2) Understand, kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari; 3) Apply, kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru 4) analyze, kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik; 5) Evaluate, kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu dan, 6) Create, kemampuan membentuk suatu pola baru.

Selanjutnya Aini (2011:24-25) mengatakan untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Tes yang biasa digunakan adalah: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan post-test semester. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan dan akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda.


(52)

32

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 5 Natar Lampung Selatan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada bulan September 2012. Lama penelitian didasarkan pada alokasi waktu yang ditetapkan pada 1 Kompetensi Dasar (KD).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 5 Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIIa sebagai kelas eksperimen

dan kelas VIIIb sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster

random sampling dari 3 kelas yang tersedia. Kelompok sampel ini diberikan

perlakuan berupa penggunaan bahan ajar leaflet.

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif


(53)

33

adalah dengan soal pre-test yang diberikan pada saat awal pertemuan pertama

dan post-test yang diberikan pada saat akhir pertemuan.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Experimental Semu. Desain penelitian yang

diterapkan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test non equivalen. Hasil

dari nilai pre-test dan nilai post-test yang diberikan kemudian dibandingkan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar leaflet.

Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif siswa.

Gambar 2: Desain pre-test post-test tak ekuivalen

Keterangan : R1 = kelas eksperimen; R2 = kelas kontrol; O1 =

pre-test; O2 = post-test; X1 = perlakuan 1 (Menggunakan

bahan ajar Leaflet dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD); X2 = perlakuan 2 (tanpa bahan ajar leaflet).

(dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan waktu penelitian;

b. Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan;

c. Menentukan kelas yang dijadikan sampel penelitian;

d. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

e. Membuat bahan ajar leaflet sebagai sumber belajar siswa;

f. Membuat angket kemenarikan bahan ajar leaflet;

R

1

O

1

X

1

O

2


(54)

34

g. Membuat LKK;

h. Membuat lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa;

i. Membuat soal pre-test dan post-test.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen 1) Pendahuluan

1. Guru memberikan pre-test pada pertemuan pertama mengenai

organ sistem pencernaan;

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai; 3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa;

Pertemuan I: “semua mahkluk hidup pasti membutuhkan makanan untuk menghasilkan energinya, termasuk manusia. Terdapat beberapa organ yang bekerja dan saling berhubungan sehingga dapat menghasilkan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Organ apa saja yang berperan dalam proses pencernaan tersebut? Apa fungsi dari organ tersebut dalam sistem pencernaan manusia? Pertemuan II: “minggu yang lalu kita telah mempelajari tentang organ yang terlibat dalam pencernaan. Minggu ini kita akan mempelajari tentang proses yang terjadi pada setiap organ pencernaan tersebut. Bagaimana proses pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi pada manusia. Senyawa apa saja yang dapat


(55)

35 dihasilkan oleh organ pencernaan yang dapat membantu proses pencernaan? Bagaimana bila salah satu organ pencernaan tidak bekerja dengan baik? Tentu akan menyebabkan gangguan bahkan dapat menimbulkan penyakit. Penyakit apa saja yang dapat mengganggu proses pencernaan pada manusia?

4. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

Pertemuan I: “diminggu pertama ini kalian akan mempelajari tentang organ-organ yang terlibat dalam pencernaan. Dengan mempelajari materi ini kalian akan menjadi tahu organ apa saja yang berperan dalam proses pencernaan dan apa fungsi dari organ tersebut”.

Pertemuan II: “pada minggu ini kalian akan mempelajari

bagaimana proses yang terjadi pada setiap organ yang melakukan proses pencernaan. Terdapat beberapa organ yang dapat

menghasilkan senyawa kimia yang membantu proses pencernaan. Kemudian kalian akan mengetahui gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan manusia, sehingga kalian akan tahu bagaimana mengatasi agar tidak terjadi gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan kalian”.

2) Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang diambil

berdasarkan hasil nilai pre-test;


(56)

36 3. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dengan

menggunakan bahan ajar leaflet tersebut;

4. Guru membagi LKK kepada masing-masing kelompok;

5. Guru memandu siswa berdiskusi dan menjawab LKK dengan membaca dan mengkaji sumber belajar yang relevan;

6. Guru menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa kelompok yang lain untuk menyimak teman dari kelompok yang lain ketika sedang mempresentasikan;

7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok;

8. Guru memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

1. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas;

2. Penghargaan kelompok guru memberikan penilaian kelompok

seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”. Penilaian

ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik;

3. Guru memberikan post-test yang sama dengan pre-tets pada


(57)

37 4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Kelas Kontrol a. Pendahuluan

1. Guru memberikan pre-test pada pertemuan pertama mengenai

sistem pencernaan;

2. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai; 3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa;

Pertemuan I: “semua mahkluk hidup pasti membutuhkan makanan untuk menghasilkan energinya, termasuk manusia. Terdapat beberapa organ yang bekerja dan saling berhubungan sehingga dapat menghasilkan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Organ apa saja yang berperan dalam proses pencernaan tersebut? Apa fungsi dari organ tersebut dalam sistem pencernaan manusia? Pertemuan II: “minggu yang lalu kita telah mempelajari tentang organ yang terlibat dalam pencernaan. Minggu ini kita akan mempelajari tentang proses yang terjadi pada setiap organ pencernaan tersebut. Bagaimana proses pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi pada manusia. Senyawa apa saja yang dapat dihasilkan oleh organ pencernaan yang dapat membantu proses pencernaan? Bagaimana bila salah satu organ pencernaan tidak bekerja dengan baik? Tentu akan menyebabkan gangguan bahkan dapat menimbulkan penyakit. Penyakit apa saja yang dapat mengganggu proses pencernaan pada manusia?


(58)

38 4. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

Pertemuan I: “diminggu pertama ini kalian akan mempelajari tentang organ-organ yang terlibat dalam pencernaan. Dengan mempelajari materi ini kalian akan menjadi tahu organ apa saja yang berperan dalam proses pencernaan dan apa fungsi dari organ tersebut”.

Pertemuan II: “pada minggu ini kalian akan mempelajari

bagaimana proses yang terjadi pada setiap organ yang melakukan proses pencernaan. Kalian juga akan tahu proses pencernaan

mekanik dan pencernaan kimiawi pada manusia. Terdapat beberapa organ yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang membantu proses pencernaan. Selain itu kalian akan mengetahui gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan manusia, sehingga kalian tahu bagaimana mengatasi agar tidak terjadi gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan kalian”.

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa;

2. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar; 3. Guru membagi LKK kepada masing-masing kelompok;

4. Guru memandu siswa berdiskusi dan menjawab LKK dengan membaca dan mengkaji sumber belajar yang relevan;

5. Guru menginstruksikan perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa


(59)

39 kelompok yang lain untuk menyimak teman dari kelompok yang lain ketika sedang mempresentasikan;

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok;

6. Guru memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

1. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas;

2. Penghargaan kelompok guru memberikan penilaian kelompok

seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”;

Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

3. Guru memberikan post-test yang sama dengan post-test

pada pertemuan kedua kepada seluruh siswa;

4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

F. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu penguasaan materi sistem


(60)

40

post-test. Kemudian dihitung selisih antara nilai pre-test dan post-test. Sedangkan data kualitatif sebagai data penunjang adalah kemenarikan bahan ajar dan aktivitas belajar siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Pre-test dan post-test

Data berupa nilai pre-test dan post-test di ambil pada pertemuan awal

dan pertemuan akhir. Nilai pre-test diambil sebelum pembelajaran,

sedangkan nilai post-test diambil setelah pembelajaran berlangsung,

baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essay, dengan jumlah soal sebanyak

sepuluh soal, soal pre-test maupun post-test berupa soal yang sama.

b. Angket

Angket (questionaire) yang diberikan kepada subyek penelitian berupa

daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu dalam hal ini

tentang kemenarikan bahan ajar leaflet. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi tertentu seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku siswa.

c. Lembar observasi

Observasi dilakukan melalui lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan

yang dilakukan dengan cara memberi tanda check list ( √ ) pada


(61)

41

G. Teknik Analisis Data

Terhadap data hasil belajar ranah kognitif siswa yang didapat dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas, dan pengujian hipotesis. Data aspek kognitif yang di analisis adalah rata-rata nilai skor N-gain. Untuk mendapatkan N-gain

pada setiap pertemuan menggunakan formula Rulon(dimodifikasi dari

Sudijono, 1996: 215) sebagai berikut:

N-Gain = 10000

  

  

Keterangan: = rata-rata nilai pre-test

= rata-rata nilai post-test

Z = skor maksimum

Kemudian data tersebut di uji normalitas data dan uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung dengan uji Lilliefors menggunakan software

SPSS versi 17.0 (Pidekso, 2009:162).

a. Hipotesis

Ho : Data berasal dari sampel berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari sampel berdistribusi tidak normal

b. Kriteria pengujian

1. Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau probabilitasnya > 0,05

2. Tolak H0 jika Lhitung > Ltabel atau probabilitasnya < 0,05 (Anonim,

2009: 37-39).

2. Uji Homogenitas Data

Data yang diperoleh adalah data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.


(62)

42 a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama

H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t. H0 = rata-rata nilaikedua

sampel sama. H1 = rata-rata nilai kedua sampel tidak sama.

Dengan kriteria uji yaitu: Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima,

jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. (Subana,

2000:132).

H. Pengolahan Data Kemenarikan bahan ajar leaflet

Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar

leaflet. Kriteria kemenarikan bahan ajar leaflet dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4 . Kriteria Tingkat Kemenarikan Bahan Ajar Leaflet

No Rentang skor Interval Kriteria 1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi 2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang 3 0 - 7 25< % ≤ 50% Rendah

(Dimodifikasi dari Ali, 1992:46)

Angket ini berisikan 8 pernyataan, 5 pernyataan positif, dan 3 pernyataan negatif. Skor 1 (satu) untuk menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif. Selain itu


(63)

43 terdapat 1 pertanyaan terbuka untuk mengetahui hal-hal lain yang ingin

disampaikan oleh siswa tentang leaflet. Jumlah skor setiap angket dihitung

untuk mengetahui tanggapan masing-masing siswa tentang kemenarikan

bahan ajar leaflet dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan

teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992:46) adalah :

Presentase kemenarikan leaflet(%) =

N

n × 100%

Keterangan: n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel % = Persentase kemenarikan leaflet

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data siswa tersebut dapat di simpan dalam tabel 5.

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan

pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok sistem pencernaan

No Nama A B Aspek yang diamati C D E 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5


(64)

44

B. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

pada materi pokok sistem pencernaan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan pada materi pokok sistem pencernaan

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok :

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan

permasalahan pada LKK materi pokok sistem pencernaan

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan

permasalahan pada LKK materi pokok sistem pencernaan

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan

anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak

sesuai dengan permasalahan sistem pencernaan dalam LKK

4. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk

memecahkan permasalahan pada LKK sesuai dengan leaflet materi

pokok sistem pencernaan

E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok secara sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan secara sistematis, dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara

sistematis, dan menjawab pertanyaan dengan benar.

Dari data yang sudah diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dengan menggunakan rumus rata–rata skor aktivitas di bawah ini:

n x100

xi

Keterangan:  = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh


(65)

45 Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, kemudian diterjemahkan dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel indeks aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 6.

Tabel 6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi


(1)

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18). 3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t. H0 = rata-rata nilaikedua sampel sama. H1 = rata-rata nilai kedua sampel tidak sama.

Dengan kriteria uji yaitu: Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima, jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak. (Subana,

2000:132).

H. Pengolahan Data Kemenarikan bahan ajar leaflet

Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar leaflet. Kriteria kemenarikan bahan ajar leaflet dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4 . Kriteria Tingkat Kemenarikan Bahan Ajar Leaflet

No Rentang skor Interval Kriteria

1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi

2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang

3 0 - 7 25< % ≤ 50% Rendah

(Dimodifikasi dari Ali, 1992:46)

Angket ini berisikan 8 pernyataan, 5 pernyataan positif, dan 3 pernyataan negatif. Skor 1 (satu) untuk menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif. Selain itu


(2)

terdapat 1 pertanyaan terbuka untuk mengetahui hal-hal lain yang ingin disampaikan oleh siswa tentang leaflet. Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui tanggapan masing-masing siswa tentang kemenarikan bahan ajar leaflet dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992:46) adalah :

Presentase kemenarikan leaflet (%) = N

n × 100%

Keterangan: n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel % = Persentase kemenarikan leaflet

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data siswa tersebut dapat di simpan dalam tabel 5.

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan

No Nama A B Aspek yang diamati C D E 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5


(3)

B. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok sistem pencernaan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok sistem pencernaan

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok : 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKK materi pokok sistem pencernaan

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKK materi pokok sistem pencernaan D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan sistem pencernaan dalam LKK 4. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk

memecahkan permasalahan pada LKK sesuai dengan leaflet materi pokok sistem pencernaan

E.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan secara sistematis, dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis, dan menjawab pertanyaan dengan benar.

Dari data yang sudah diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dengan menggunakan rumus rata–rata skor aktivitas di bawah ini:

n x100 xi

Keterangan:  = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh


(4)

Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, kemudian diterjemahkan dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel indeks aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 6.

Tabel 6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Widyaningrum, 2010:40)


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 05 Natar Lampung Selatan pada materi pokok sistem pencernaan. 2. Penggunaan bahan ajar leaflet dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD berpengaruh signifikan terhadap aktifitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 05 Natar Lampung Selatan pada materi pokok sistem pencernaan.

B. Saran

Dalam penelitian ini terdapat kekurangan-kekurangan sehingga peneliti menyarankan sebaiknya:

1. Pembelajaran menggunakan bahan ajar leafleat dan model STAD dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu bahan belajar alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan.


(6)

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan waktu yang lama, terutama pada saat siswa melakukan presentasi kelas, sebaiknya guru mengambil peran untuk memotong tanggapan siswa yang sudah keluar pokok bahasan.