PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG

(1)

i

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd ) dalam Ilmu Biologi

Oleh

ERMA INDRIYANA NPM :1211060086

Jurusan :Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG 1438H/2017


(2)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd ) dalam Ilmu Biologi

Oleh

ERMA INDRIYANA NPM :1211060086

Jurusan :Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, MA. Pembimbing II:Aulia Novita Sari, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG 1438H/2017


(3)

iii

BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG Oleh:

Erma Indriyana

Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di SMP PGRI 6 Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA, bahwa guru dalam proses pembelajaran hanya menggunakan LKS dan buku cetak saja. Hal ini berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa pada kelas VIII. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP PGRI 6 Bandar Lampung”.

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 6Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017, sampel dipilih secara acak kelas dengan pengambilan sebanyak 2 kali diperoleh sampel kelas VIII F dan VIII G yang berjumlah 74 siswa. Kelas VIII F terpilih sebagai kelas kontrol dan kelas VIII G terpilih sebagai kelas eksperimen.Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar dilakukan tes dengan soal essay berjumlah 10 soal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIIIdi SMP PGRI 6 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, angket dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest siswa pada kelas eksperimen adalah 40 dan posttes 81. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai pretes 41 dan posttes 67. Hasil uji t menunjukkan bahwa diperoleh hasil sig. (2-tailed)< 0,005. Dari hasil data yang diperoleh terlihat bahwa kelas eksperimen dengan menggunakan bahan ajar leaflet memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya menggunakan LKS dan buku cetak.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar leaflet memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP PGRI 6 Bandar Lampung.


(4)

iv

Alamat : Jl. Letkol Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung, (0721) 703260 HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG

Nama : Erma Indriyana

NPM : 1211060086

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

MENYETUJUI

Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I , Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, MA. Aulia Novita Sari, M.Pd NIP. 19560611 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Bambang Sri Anggoro, M. Pd NIP. 19840228 2006 04 1 004


(5)

v

Alamat : Jl. Letkol Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung, (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul, “PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNGDisusun oleh: Erma Indriyana, NPM: 1211060086,Jurusan

Pendidikan Biologi, telah dimunaqasyahkan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung pada Hari/Tanggal: Kamis/ 26Januari 2017.

TIM DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd (………...….)

Sekretaris : Indarto,M.Sc (………...….)

Penguji Utama : Dr. Guntur Cahaya Kesuma, MA (………...….)

Penguji Pendamping I : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, MA (………...….)

Penguji Pendamping II : Aulia Novitasari, M.Pd (………...….)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd NIP. 195608101987031001


(6)

vi

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya

syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah : 168)


(7)

vii Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Almarhum Kholil yang membuat penulis termotivasi menyelesaikan skripsi. Ayahanda Sutiyo dan Ibunda Romelah yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta kasih sayang mereka, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak tercinta, Eri Wibowo beserta istrinya Sringatun dan ke ponakkankuDeri Marta Yusup yang selalu memberi motivasi serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabat - sahabatku (Yuniyati Rosdiana Siregar, Sinta Damaiyanti, Dewi Maharani, Desi Ria Kumala, Dewi Setiawati, Deni Susana, Dian Sari, Berti Anina, Nopriyani, Suci Setiawati, Dini Julian, Umi Rohmah, Ana Adieni, Rizkiana Nurmareta) yang telah membantu dan memberikan semangat selama penyelesaiaan skripsi ini.

4. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Lampung yang telah mendidikku menjadi orang yang mapu berfikir lebih maju dan berfikir lebih dewasa serta berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

viii

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 September 1993, di desa Way ngison, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Primgsewu. Penulis merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara, buah hati pasangan dari Kholil dan Romelah.

Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 4 Patoman Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan di SMP 11 Maret Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan di SMA Negeri 1 Pagelaran, Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, lulus pada tahun 2012.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Program Studi Pendidikan Biologi pada tahun 2012. Pada bulan Agustus 2015 penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian Pada Oktober 2015 penulis melaksanakan PPL (Praktikum Pengalaman Lapangan) di SMK PGRI 4 Bandar Lampung.


(9)

ix

Dengan mengucapkan Alhamdulillaahirrabbil’alamiin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan kemudahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII DI SMP PGRI 6 Bandar Lampung” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyan dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta tidak mengurangi rasa terimakasih kepada semua pihak, maka secara khusus penulis menyebutkan beberapa, sebagai berikut:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Dwijowati Asih Saputri, M.Siselaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

3. Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, MA, selaku pembimbing I dan Aulia Novita Sari, M.Pdselaku pembimbing II, yang telah menyediakan waktu dan dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

x menempuh perkuliahan sampai selesai.

5. Riyanto S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 6 Bandar Lampung yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 6. Siti Mariyam S.Pd, selaku guru Mata Pelajaran IPA yang telah membantu

selama penulis mengadakan penelitian.

7. Teman-teman seperjuanagan jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2012 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan iklas dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT, Aamiin.Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari ukura kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.Amiin.

Bandar Lampung, 2016 Penulis

ERMA INDRIYANA NPM. 1211060086


(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A.Bahan Ajar ... 12

1. Definisi ... 13

2. Tujuan Bahan Ajar ... 13

3. Manfaat Bahan Ajar ... 15

4. Jenis Bahan Ajar ... 14


(12)

xii

1. Definisi ... 16

2. Struktur Leaflet ... 17

3. Isi Pesan Dari Leaflet ... 18

4. FaktorPenggunaanLeaflet ... 19

5. Keunggulan dan Kelemahan Leaflet ... 21

C. Hasil Belajar ... 21

a. Pengertian Belajar ... 21

b. Pengertian Hasil Belajar ... 22

c. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 28

D. Materi Pembelajaran IPA Sistem Pencernaan Pada Manusia ... 30

E. Penelitian Relavan ... 35

F. Kerangka Pikir ... 36

G.Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 40

C. Desain Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Populasi dan Sampel ... 42

F. Teknik Sampling ... 43

G. Prosedur Penelitian ... 43

1.Persiapan ... 43

2.Tahap pelaksanaan penelitian... 44

3.Tahap pasca pelaksanaan ... 45

H. Teknik pengumpulan data ... 45

I. Instrument Penelitian ... 47


(13)

xiii

c. Uji Daya Beda ... 50

d. Tingkat Kesukaran ... 50

J. Teknik Analisis Data ... 51

1.Angket Respon Siswa ... 52

2.Uji Normalitas ... 52

3.Uji Homogenitas ... 53

4.Uji Hipotests Statistik ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Uji Instrumen ... 59

1. Uji Validitas ... 59

2. Uji Tingkat Kesukaran ... 61

3. Uji Daya Beda ... 62

4. Uji Reliabilitas ... 63

B. Hasil Penelitian ... 63

1. Analisis Hasil Pretast dan Postest ... 64

2. Presentase Ketercapaian Indikator ... 65

3. Analisis Data ... 66

C. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRA


(14)

xiv

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar ... ..5

Tabel 3.1 Desain Penelitian Quasy Eksperimen ... 41

Tabel 3.2 Interprestasi Validitas ... 49

Tabel 3.3 Interprestasi Indeks Reabilitas ... 50

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 50

Tabel 3.5 InterprestasiTingkat Kesukaran Butir Soal ... 51

Tabel 3.6 Kriteria Respon Siswa ... 52

Tabel 4.1 Validitas Soal Tes Uji Coba ... 60

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 61

Tabel 4.3 Daya Beda Butir Soal ... 62

Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Postest ... 64

Tabel 4.5 Ketercapaian Indikator Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 65

Tabel 4.6 Ketercapaian Indikator Posttest Eksperimen dan Kontrol ... …66

Tabel 4.7Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttes ... …67 Tabel 4.8Hasil Uji Homogenitas ... …67 Tabel 4.9Uji t Independent ... …68


(15)

xv

Halaman

Gambar 2.1 Saluran Pencernaan ... 30

Gambar 2.2 Rongga Mulut ... 31

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 38

Gambar 3.1 Pengaruh Variabel X dan Y ... ...42


(16)

xvi

Halaman

Lampiran 1Bahan Ajar Leaflet Sistem Pencernaan Manusia ... 80

Lampiran 2 Silabus Pembelajaran ... 84

Lampiran 3RPP Kelas Eksperimen ... 86

Lampiran 4RPP Kelas Kontrol ... 94

Lampiran 5Kisi- kisi wawancara guru ... 102

Lampiran 6Lembar wawancara guru ... 103

Lampiran 7Angket Respon Siswa ... 105

Lampiran 8Lembar Diskusi Siswa ... 106

Lampiran 9Kisi Kisi Butir Soal... 112

Lampiran 10Lembar Soal Pretest Dan Posttest ... 124

Lampiran 11Pedoman Penilaian Soal ... 127

Lampiran 12Daftar Nama Responden Uji Coba Soal ... 131

Lampiran 13Perhitungan Uji Coba Soal Dengan Program Anates ... 132

Lampiran 14 Nama Siswa ... 138

Lampiran 15Nilai Pretest Dan Postest ... 140

Lampiran 16Analisis Pencapaian Indikator Pretest Kelas Eksperimen ... 142

Lampiran 17Analisis Pencapaian Indikator Pretest Kelas Kontrol ... 144

Lampiran 18Analisis Pencapaian Indikator Posttest Kelas Eksperimen... 147

Lampiran 19Analisis Pencapaian Indikator Posttest Kelas Kontrol ... 150

Lampiran 20Perhitungan Angket Respon Siswa... 153

Lampiran 21Uji Normalitas Pretest Posttes Eksperimen dan Kontrol ... 154

Lampiran 22Uji Homogenitas Pretest Posttest Eksperimen dan Kontrol ... 155

Lampiran 23Uji-T Hipotesis ... 157

Lampiran 24Dokumentasi ... 158


(17)

xvii


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar disebut juga teaching-material.1 Bahan ajar salah satu sarana untuk mempermudah penyampaian materi dari guru kepada siswa, dengan adanya bahan ajar atau alat-alat penunjang, proses pembelajaran akan memberikan pandangan bahwa guru atau instruktur bukanlah satu-satunya sumber belajar. Bahan ajar dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Penggunaan bahan ajar diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai.

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Menggunkan bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga lebih terbantu dan mudah dalam proses belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Bahan ajar disusun dengan tujuan menyediakan bahan ajar yang

1


(19)

sesuai kebutuhan pembelajaran, yaitu yang sesuai dengan karakteristik siswa, bahan ajar membantu pembelajaran dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit dipahami, dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap guru, siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

Bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (a) Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model atau maket. (b) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. (d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.2

Leaflet merupakan bahan ajar berbentuk selembaran kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak berisi tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa. Leaflet biasanya berukuran A4 yang dilipat tiga.3 Leaflet adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak yang berisikan

2

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 174.

3 Roymond H. Simamora, Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2009), h. 70 – 71.


(20)

rangkuman materi pelajaran. Materi pelajaran tersebut diambil dari beberapa sumber belajar baik buku maupun internet yang dijadikan satu dalam bentuk leaflet. Agar terlihat menarik biasanya leaflet di desain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar dengan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.

Hasil belajar adalah suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan belajar yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.4 Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran merupakan keberhasilan siswa dalam membentuk kompotensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar dalam proses pembelajaran sangat lah penting, orang yang mendapatkan hasil belajar sesuai harapan berarti memperoleh keberhasilan atau kesuksesan, semua orang pasti menginginkan harapan, cita-cita dan keinginannya tercapai. Memperoleh prestasi sesungguhnya merupakan dambaan setiap siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah bahan ajar leaflet.

Belajar merupakan interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental

4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.3.


(21)

yang terjadi dalam diri seseorang dalam kegiatan pembelajaran.5 Guru dan siswa dalam pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan akan berfungsi baik jika terwujudnya interaksi antara guru dan siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan siswa tidak terlepas dari perjuangan, bimbingan, dan tuntunan dari para guru dan begitu juga sebaliknya, para guru akan dikatakan berhasil jika mampu membimbing, membina dan mengajarkan siswa dengan baik dan professional.

Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran IPA di SMP PGRI 6 Bandar Lampung, yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan angket wawancara menunjukkan bahwa guru menyatakan dalam proses pembelajaran sudah menggunakan bahan ajar, namun hanya menggunakan bahan ajar LKS yang di sediakan di sekolah, hal itu membuat siswa kurang tertarik untuk membaca dan memahami bahan ajar yang telah diberikan.6

Proses Belajar mengajar di SMP PGRI 6 Bandar Lampung kelas VIII khususnya pelajaran IPA masih didominasi oleh aktifitas guru. Guru kurang bervariasi menggunakan dan mengembangkan bahan ajar, dimana pada saat proses pembelajaran guru hanya sebatas memberikan materi pelajaran yang terdapat pada LKS. Siswa hanya mendengarkan dan menerima penjelasan yang disampaikan oleh guru yang menyebabkan siswa merasa bosan jenuh dan tidak bisa belajar mandiri. Oleh karena itu di SMP PGRI 6 Bandar Lampung diperlukan bahan ajar yang dapat

5 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakart: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 134. 6


(22)

meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar yang digunakan guru selama ini berdampak pada hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP PGRI 6 Bandar Lampung

No Taksonomi Bloom Kelas VIII

1. C1 (Mengingat) 43%

2. C2 (Memahami) 36%

3. C3 (Mengaplikasi) 33%

4. C4 (Menganalisis) 31%

Sumber: Data Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP PGRI 6 Bandar Lampung Data yang diperoleh pada hasil belajar siswa yang bisa menjawab pertanyaan tingkatan kognitif C1 (Mengingat) hanya 43 %, C1 merupakan pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Tingkatan kognitif C2 (Memahami), siswa yang bisa menjawab di tingkat kognitif C2 ini hanya 36%, tingkat kognitif C2 merupakan pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah dipelajari, pada jenjang ini siswa dituntut untuk mengerti dan memahami konsep yang dipelajari. Pada tingkatan kognitif C3 (mengaplikasi) siswa yang bisa menjawab 33%, di soal C3 siswa dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Tingkatan kognitif C4 (menganalisis) siswa yang bisa menjawab 31%, tingkat kognitif C4 siswa diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat.


(23)

Solusi supaya dapat memudahkan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan bahan ajar yang mudah dipahami oleh siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sehigga guru harus bisa memvariasikan penggunaan bahan ajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Meningkatkan hasil belajar siswa, guru memiliki peranan yang sangat penting, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang luas, selain sebagai pengajar, guru dituntut sebagai pembimbing bagi siswa. Kemampuan dalam penguasaan materi, kemampuan dan keterampilan dalam memilih dan menggunakan pendekatan, bahan ajar serta strategi pembelajaran yang dimiliki oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Penggunaan bahan ajar merupakan sebuah kreatifitas guru untuk membantu siswa dalam memahami dan menyerap informasi dalam pelajaran, mengingat bahwa karakteristik siswa dalam kelas yang heterogen, salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah bahan ajar leaflet.

Kelebihan leaflet yaitu efektif untuk pesan singkat, sederhana, dan murah, siswa dapat belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, dapat memberikan detil yang tidak mungkin bila disampaikan lisan, siswa dan guru dapat mempelajari informasi yang rumit bersama-sama. Leaflet menarik untuk dilihat, mudah untuk dimengerti, merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet, lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi. Leaflet sebagai bahan ajar harus disusun secara sistematis, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, hal ini untuk menarik minat baca dan meningkatkan motivasi belajar siswa.


(24)

Siswa diharapkan dengan menggunkan bahan ajar leaflet dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan motivasi dalam belajar IPA, sehingga akan meningkatkan hasil belajar. Pemilihan bahan ajar yang tepat sangat berpengaruh, baik pada proses pembelajaran maupun hasil belajaranya. Hasil belajar IPA tidak dapat dicapai dengan maksimal jika dalam pemilihan bahan ajar yang digunakan tidak tepat. Setyono berpendapat bahwa bahan ajar leaflet dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan minat baca siswa membaca sumber belajar, dan membuat siswa lebih aktif belajar sehingga leaflet dapat meningkatkan hasil belajar siswa.7

Penggunaan bahan ajar leaflet, mampu menarik keinginan siswa untuk membaca sumber belajar, hal ini disebabkan bahan ajar leaflet disusun secara sistematis, sederhana, singkat dan mencakup penggunaan warna, gambar, bahasa dan ukuran font yang sesuai.8 Penggunaan metode diskusi dengan media ajar jenis leaflet efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem pencernaan pada manusia pada siswa kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Dema.9

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP PGRI 6 Bandar Lampung khususnya pada kelas VIII semester

7

Endah Tri Septiani dkk, Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Vol 2, No 4, (Lampung : Universitas Lampung, 2013), h. 5.

8Ibid h. 5. 9

Khumaidah, Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernan Pada Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak, (Semarang : Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2011), h. 56.


(25)

ganjil Tahun Ajaran 2016/2017 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Di SMP PGRI 6 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPA siswa di SMP PGRI 6 Bandar Lampung masih rendah. 2. Guru mata pelajaran IPA belum memvariasikan bahan ajar dan masih

menggunakan bahan ajar lks.

3. Materi sistem pencernaan pada manusia masih sulit dipahami.

4. Bahan ajar leaflet dalam proses pembelajaran belum pernah diterapkan di SMP PGRI 6 Bandar Lampung.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini pada masalah yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada pengukuran hasil belajar kognitif IPA yang meliputi aspek kognitif yang memiliki indikator yaitu C1(Mengingat), C2 (Memahami), C3 (mengaplikasi), dan C4 (Menganalisis).

2. Penelitian ini menggunakan bahan ajar leaflet dibatasi pada materi pembelajaran sistem pencernaan pada manusia.


(26)

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII Di SMP PGRI 6 Bandar Lampung ?.

2. Berapakah besar pencapain indikator hasil belajar pada tingkat C1(Mengingat), C2(Memahami), C3(Mengaplikasi), C4(Menganalisis) di SMP PGRI 6 Bandar Lampung?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP PGRI 6 Bandar Lampung menggunakan indikator ranah kognitif C1(Mengingat), C2(Memahami), C3(Mengaplikasi), C4(Menganalisis).

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.


(27)

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Manfaat bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi guru dalam pembelajaran IPA agar tidak selalu terpaku pada buku ajar yang digunakan.

4. Manfaat Bagi Sekolah

Bagi sekolah yaitu memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dan meningkatkan ketuntasan belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA dengan melatihkan kepada guru untuk menggunakan bahan pembelajaran berupa leaflet.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahan Ajar 1. Definisi

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar disebut juga teaching-material.1

Menurut Sanjaya, bahan atau materi pelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.2 Sedangkan Majid mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.3

1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 120.

2 Wina Sanjaya1, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 141.

3 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 173.


(29)

Menurut Prastowo, bahwa: Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementaspi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, leaflet, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya.

Dari beberapa definisi bahan ajar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai dan membantu guru dalam proses pembelajaran.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: 1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/ guru)

2) Kompetensi yang akan dicapai 3) Konten atau isi materi pembelajaran 4) Informasi pendukung

5) Latihan-latihan

6) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK) 7) Evaluasi.4

4


(30)

2.Tujuan Bahan Ajar

a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.5

3. Manfaat Bahan Ajar

Manfaat bagi guru:

a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

b. Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang yang terkadang sulit untuk diperoleh.

c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.

d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.

e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.6

5

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran: Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 159.

6


(31)

Bahan ajar sangat banyak manfaatnya bagi peserta didik oleh karena itu harus disusun secara bagus, manfaatnya seperti dibawah ini:

a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Kesempatan belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.7

4. Jenis Bahan Ajar

Bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

a. Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model atau maket.

b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk

interaktif.8

7

Ibid, h. 160.

8


(32)

5.Penyusunan Bahan Ajar Cetak

Dalam menyusun bahan ajar yang perlu diperhatikan adalah judul atau materi yang disajikan harus berintikan KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik. Menurut Steffen-Peter Ballstaedt sebagaimana yang dikutip oleh Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, penyusunan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 9

a. Susunan tampilan, menyangkut urutan yang mudah, judul yang singkat, rangkuman dan tugas pembaca.

b. Bahasa yang mudah, menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu panjang.

c. Menguji pemahaman, menyangkut menilai melalui orangnya dan check list untuk pemahaman.

d. Stimulan, enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, dan menguji stimulan.

e. Kemudahan dibaca, menyangkut keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, serta mudah dibaca.

f. Materi instruksional, menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja (work sheet).

9


(33)

6. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:10 a. Prinsip relevansi

b. Konsistensi c. Kecukupan

Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya ketegasan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

B. Leaflet 1. Definisi

Leaflet adalah bahan ajar cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang

10


(34)

dapat mengiringi peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.11 Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa . Biasanya ukuran A4 dilipat tiga.12

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui lembaran kertas yang dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat, gambar, atau kombinasi.13 Sedangkan Kholid mendefinisikan leaflet adalah suatu bentuk media publikasi yang berupa kertas selebaran dengan ukuran tertentu, disajikan dalam bentuk lembaran kertas berlipat (pada umumnya 2-3 lipatan) dan tanpa jilid.14

Berbagai definisi leaflet diatas, dapat disimpulkan bahwa leaflet adalah bahan ajar cetak berupa satu lembar kertas yang dilipat menjadi beberapa bagian yang berisi mengenai pesan-pesan atau informasi yang dalam hal ini berupa materi pelajaran dan dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar.

2. Struktur Leaflet

Membuat leaflet sebagai bahan ajar, leaflet paling tidak memuat antara lain: a. Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar

kecilnya materi.

11

Abdul Majid. Op.Cit h.177.

12 Falasifah, Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Leaflet Berbasis Sejarah Lokal Dengan Materi Pertempuran Lima Hari Di Semarang Pada Siswa Kelas XI IPS Di Sma Negeri 2 Pemalang Tahun Ajaran 2013-2014, (Semarang : Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2014), h. 15.

13

Heri D. J. Maulana, Promosi Kesehatan. (Jakarta: EGC, 2009), h. 175.

14 Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya (Jakarta: Rajawali Press, 2002), h. 139.


(35)

b. KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL. c. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik,

memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya.

d. Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dikertas lain.

e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.

f. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian.15

3. Isi Pesan Pada Leaflet

Isi pesan atau informasi pada leaflet harus dapat dipahami dengan baik oleh yang membacanya. Menurut Jalaludin Rakhmat ada beberapa sistem penyusunan pesan yaitu :16

a. Attention (perhatian), artinya pesan yang disampaikan harus menarik perhatian pembaca.

b. Need (kebutuhan), artinya pesan yang disampaikan harus memenuhi kebutuhan pembaca.

15 Ibid, h. 150

16

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 297.


(36)

c. Satisfaction (pemuasan), artinya pesan yang disampaikan harus dapat mendorong pembaca dengan kelengkapan, kejelasan dan sebagainya. d. Visualization (visualisasi), artinya pesan yang disampaikan harus

dapat memberikan gambaran dalam pikiran pembaca.

e. Action (tindakan), artinya pesan yang disampaikan harus dapat mendorong pembaca untuk bertindak. Misalkan setelah belajar matematika dengan menggunakan leaflet, seorang siswa menjadi lebih giat mempelajari kembali materi matematika (mengulang) dan mengerjakan latihan soal.

4. Faktor Penggunaan Leaflet

Leaflet harus bersifat komunikatif, yakni menarik perhatian, menarik minat, dan menimbulkan kesan. Komunikatif tidaknya sebuah leaflet ditentukan oleh berbagai faktor, seperti yang dijelaskan oleh Effendy sebagai berikut:17

a. Faktor bentuk

Bentuk membawa makna, meskipun sering sekali tanpa disadari. Seperti leaflet yang bentuknya persegi panjang yang berarti normal, tepat dan fungsional.

b. Faktor warna

17

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remadja Karya, 1999), hal. 152-153.


(37)

Bagi media leaflet warna merupakan faktor penting karena menjadi pemikat perhatian khalayak.

c. Faktor ilustrasi

Sesuatu yang indah, cantik, lucu, aneh dan luar biasa adalah hal-hal yang dapat menarik memikat perhatian khalayak. Jadi untuk membina daya tarik pada leaflet, pihak yang akan menggunakan leaflet dapat memilih dari salah satu unsur-unsur tersebut. Gambar dapat bercerita banyak. Peribahasa Cina mengatakan: sebuah gambar sama dengan seribu kata, karena itu pula agar komunikatif leaflet sebaiknya diberi ilustrasi.

d. Faktor bahasa

Kalimat yang singkat tetapi komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada publik. Jadi untuk leaflet kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh.

e. Faktor huruf

Leaflet harus mampu memikat perhatian khalayak yang dapat dibaca dalam sekilas pandang. Huruf-huruf yang berderet mengungkapkan makna kata-kata yang merupakan suatu pesan, amat penting.

5. Keunggulan Dan Kelemahan Leaflet

Leaflet memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan leaflet antara lain leaflet efektif untuk pesan singkat, sederhana dan murah, siswa dapat belajar


(38)

mandiri, pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, dapat memberikan detil (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila disampaikan lisan, siswa dan guru dapat mempelajari informasi yang rumit bersama- sama. Sedangkan kelemahan leaflet adalah leaflet mudah hilang dan rusak, dapat menjadi kertas percuma kecuali guru secara aktif melibatkan siswa dalam membaca dan menggunakan materi dan pesan yang disampaikan terbatas.18

C. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne, sebagaimana yang dikutip Agus Supriyono yaitu ”(1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. (2) Belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi”.19

“Definisi belajar, seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkuangan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.20 Sedangkan menurut Winkel yang dikutip oleh Yatim Riyanto, belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

18 Nursyamsiah, Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Itensi Pemberian Asi Eksklusi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Kecematan Pesanggrahan Jakarta Selatan, (Jakarta : Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h. 27.

19 Agus Suprijono, Cooperative Learning,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-4, 2010) h.13.

20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke 12, 2012), h. 68.


(39)

pengetahuan-pengalaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan membekas.”21

Berbagai definisi belajar di atas, dapat di simpulkan bahwa belajara adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dalam melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas hidupnya yang lebih baik, hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Terhadap definisi tentang hasil belajar diantaranya :

a. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.22

b. Hasil belajar merupakan presentasi belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan.23

c. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dalam perubahan sikap dan keterampilan.24

21 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenata Media Group, Cet. Ke 3 2009), h. 138.

22

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 3.

23 Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke 2, 2006), h. 248.

24 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,(Jakarta :Pt. Bumi Aksara,2011), h. 155.


(40)

Hasil belajar menurut teori Benjamin S. Blom secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara garis besar, membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

1. “Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.”25

Beberapa pengertian hasil belajar di atas, maka dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang hasilnya berupa nilai, angka atau perubahan sikap dan tingkah laku. Belajar seseorang dapat meningkatkan kemampuan yang baik dalam bidang pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap yang dapat bermanfaat bagi peserta didik itu sendiri.

1) Hasil Belajar Ranah Kognitif

Guru dapat menentukan hasil belajar peserta didik setelah melakukan evaluasi. Taksonomi Bloom dalam revisinya membagi ranah kognitif menjadi dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu

a. Mengingat ( C1)

25


(41)

Mengingat adalah menarik kembali informasi pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatanya.

b. Memahami (C2)

Memahami adalah mengkontruksi makna dari atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru kedalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Beberapa unsur yang termasuk kedalam memahami yaitu menafsirkan, memberikan contoh mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan (C3)

Mengaplikasikan mencangkup penggunaan prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan penegtahuan prosedural. Beberapa unsur yang termasuk dalam mengaplikasikan yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.

d. Menganalisis (C4)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan strukturnya besarnya. Beberapa unsur yang termasuk kedalam


(42)

menganalisis yaitu membedakan, mengorganisir dan menemukan pesan tersirat.

e. Mengevalusai (C5)

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Beberapa unsur yang termasuk kedalam mengevaluasi yaitu memeriksa dan mengkritik.

f. Mencipta (C6)

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang original. Beberapa unsur yang termasuk kedalam mencipta yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi.26

2). Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis katagori ranah afektif sebagai hasil belajar, diantaranya :

a. Penerimaan (attending)

Penerimaan yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang dating kepada siswa dalam bentuk masalah,

26


(43)

situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b. Jawaban (responding)

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang dating kepada dirinya. c. Penilaian(valuing)

Penilaian yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi

Organisasi yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi tentang nilai dan lain-lain.


(44)

e. Internalisasi (karakteristik)

Internalisasi yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.27

“Menurut Hidayat Kosadi, ranah afektif terdiri atas (5) lima aspek yang harus diamati yaitu: 1). Keantusiasan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar; 2). Peserta didik selalu memperhatikan penjelasan guru selama proses belajar mengajar; 3). Peserta didik dapat merespon/menjawab setiap pertanyaan yang diberikan; 4). Inisiatif dan keberanian peserta didik dalam memberi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan; 5). Inisiatif dan keberanian peserta didik dalam memberikan jawaban dari pertanyaan peserta didik yang lain.”28

3). Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c. Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan

27 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) h. 29-31.

28 Hidayat Kosadi, Evaluasi Pendidikan Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia ,( Bandung: Alfabeta, 1994), h. 34.


(45)

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi29

Menurut Sukardi, ranah psikomotorik terdiri atas (3) tiga aspek yang harus diamati yaitu: 1). Keaktifan peserta didik dalam berbicara ke depan kelas tentang materi yang telah disampaikan; 2). Keaktifan peserta didik dalam menuliskan jawaban atas pertanyaan guru ke depan kelas; 3). Keterampilan peserta didik dalam menuliskan laporan akhir diskusi kelompok.30

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan usaha untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam usaha ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Faktor internal (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar), yang terdiri dari:

a. Faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh) b. Faktor psikologi

Faktor–faktor itu antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, kesiapan, motivasi, kematangan dan kemantapan.

c. Faktor kelelahan

2. Faktor Eksternal (Faktor yang ada diluar individu) terdiri dari: a) Faktor Keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

29 Ibid, h. 30-31.

30 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya , (Jakarta :Bumi Aksara, 2005), h. 52.


(46)

keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan Peserta didik, relasi Peserta didik dengan Peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar Peserta didik. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya.31

Berdasarkan pengertian di atas maka hasil belajar biologi peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang belajar (internal) diantaranya faktor jasmani peserta didik, yakni proses belajar peserta didik akan terganggu jika kesehatan peserta didik merasa terganggu, selanjutnya faktor psikologis, intelegensi, minat dan perhatian peserta didik untuk belajar sangat mempengaruhi proses belajar dan selanjutnya faktor kelelahan jika peserta didik merasa kelelahan dalam pembelajarannya maka proses belajar tidak akan terjadi dengan baik.

Proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar peserta didik itu sendiri (eksternal) diantaranya faktor keluarga, suasana keluarga yang harmonis akan membawa peserta didik belajar dengan baik lain halnya dengan keluarga yang kurang harmonis akan menjadikan peserta didik kurang konsetrasi dalam proses belajar. Faktor lainnya yang berasal dari luar yaitu faktor sosial, metode

31 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 54.


(47)

yang dipakai pendidik dalam mengajar, keadaan gedung sekolah dan sebagainya sangat mempengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran. Faktor masyarakat juga mempengaruhi proses belajar karena peserta didik hidup dilingkungan masyarakat jadi kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik juga sangat mempengaruhi.

D.Materi Pembelajaran IPA Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang berperan dalam proses pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui oleh bahan makanan. Adapun kelenjar pencernaan merupakan bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan.

1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan manusia sangat panjang, yaitu sekitar 9 meter. Dapatkah kamu menjelaskannya, mengapa saluran pencernaan yang sepanjang itu dapat tertata rapi di dalam tubuh? Saluran pencernaan makanan tersusun dari atas ke bawah meliputi rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.


(48)

a. Rongga Mulut

Rongga mulut dibatasi oleh sel-sel epitelium pipih. Di dalamrongga mulut terdapat alat-alat yang berguna untuk pencernaan secara mekanik maupun khemis. Alat pencernaan mekanik terdiri atas gigi dan lidah, sedangkan alat pencernaan khemis berupa kelenjar ludah.

b. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung rongga mulut dan lambung. Hulu kerongkongan (faring) merupakan persimpangan antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Pada pangkal faring terdapat katup yang disebut epiglotis. Epiglotis akan menutup saluran pernapasan apabila ada makanan yang menunju kerongkongan. Kerongkongan terletak di belakang tenggorokan. Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya kira-kira 20 cm dan lebarnya lebih kurang 2 cm. Kerongkongan terdiri atas sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot polos yang memungkinkan gerakan peristaltik, yaitu gerakan meremas dan mendorong. Fungsi kerongkongan untuk jalan makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju ke dalam lambung. Bagian dalam kerongkongan selalu basah dengan cairan yang licin. Cairan tersebut dihasilkan oleh


(49)

kelenjar-kelenjar yang dihasilkan oleh dinding kerongkongan. Cairan itu berfungsi untuk menjaga agar makanan menjadi basah dan licin, sehingga dapat mempermudah gerakan makanan menuju lambung.

c. Lambung (Ventrikulus)

Lambung merupakan kantong berotot berbentuk seperti ketimun. Lambung terletak di rongga perut bagian atas kiri dan sebagian tertutup oleh organ-organ lainnya yang berdekatan. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, bagian tengah yang membulat disebut fundus, dan bagian bawah yang letaknya dekat usus disebut pylorus.

d. Usus Halus (Intestinum)

Usus halus merupakan tabung yang panjangnya kira-kira 6–8 meter. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari atau duodenum (25 cm), usus kosong atau jejenum (7 meter), dan usus penyerapan atau ileum (1 meter). Pankreas dan empedu bermuara pada usus 12 jari. Pada dinding usus halus terdapat jonjotjonjot usus (vili) yang berisi pembuluh limfa dan pembuluh darah. Usus halus berfungsi menyempurnakan pencernaan dan menyerap sari makanan yang siap diedarkan oleh darah. Dinding usus halus menghasilkan enzim maltase, sukrase, dan laktase.

e. Usus Besar (Kolon)

Usus besar berukuran panjang sekitar 1 meter. Pada usus besar terdapat suatu penyempitan lipatan ke dalam) dan di antaranya terdapat tonjolan (lipatan-lipatan dan bergelembung). Di daerah pertemuan antara usus halus dan usus besar


(50)

terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum yang berfungsi untuk mencegah makanan kembali ke usus halus.

2. Kelenjar Pencernaan Makanan

Kelenjar pencernaan mempunyai fungsi untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia sebagai berikut.

a. Kelenjar Ludah

Dalam mulut terdapat tiga pasang kelenjar ludah, penghasil ludah berbentuk cair dan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk membasahi makanan di dalam mulut.

b. Kelenjar Lambung

Seluruh bagian dalam dinding lambung menghasilkan lender atau musin, di bagian fundus menghasilkan getah lambung, dan di bagian fundus bawah menghasilkan asam klorida. Oleh getah lambung, makanan diubah menjadi, seperti bubur atau kim. Adanya asam lambung dapat membunuh kuman yang masuk ke dalam lambung bersama makanan dan juga menggiatkan getah lambung bekerja.

c. Kelenjar Aksesori

Kelenjar aksesori merupakan kelenjar yang terletak di luar saluran pencernaan makanan. Kelenjar tersebut meliputi hati (hepar), empedu, dan pankreas. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar. Hepar terdapat di dalam rongga perut bagian atas kanan, di bawah diafragma. Hati menghasilkan cairan


(51)

empedu yang ditampung di dalam kantung empedu. Cairan empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak di dalam makanan. Pankreas terletak di antara duodenum di belakang lambung. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase. Enzim tripsin untuk menguraikan protein menjadi asam amino. Enzim amilase mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.

d. Kelenjar Usus Halus

Kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus menghasilkan getah usus yang mengandung beberapa enzim, yaitu:

1) enzim maltase, mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa; 2) enzim sukrase, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa; 3) enzim laktase, mengubah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa; 4) enzim peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam-asam amino

3. Mekanisme Pencernaan

a. Pencernaan Mekanik

b. Pencernaan Kimiawi/khemis

4. Zat Makanan dan Fungsinya

Zat-zat makanan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu zat makanan makro (makronutrien) dan mikro (mikronutrien). Makronutrien terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan mikronutrien terdiri atas vitamin dan


(52)

mineral di dalam tubuh. Zat-zat makanan diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, perbaikan sel-sel yang rusak, dan penyediaan energy zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh merupakan zat makanan yang bergizi. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral merupakan zat-zat makanan yang bergizi.

E. Penelitian Relevan

Penelitian menurut Endah Tri Septiani pada Jurnal tahun 2013 berjudul

“Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa.” hasil penelitian

menyatakan sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet sehingga pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem gerak manusia.32

Penelitian menurut Khumaidah pada tahun 2010 berjudul “Efektivitas

Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernan Pada Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak” menyimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dengan bahan ajar jenis leaflet efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok sistem pencernaan pada manusia

32 Endah Tri Septiani dkk, Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Siswa , Jurnal Vol 2, No 4, (Lampung: Universitas Negeri Lampung , 2013), h.1


(53)

pada siswa kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak.33

Penelitian menurut Cinde Futriyah tahun 2013 berjudul” Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi Oleh Siswa “

menyimpulkan bahwa ada pengaruh peningkatan penggunaan bahan ajar leaflet dengan metode diskusi kelompok terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Selain itu, sebagian siswa memberikan ketertarikan yang tinggi terhadap penggunaan bahan ajar leaflet dalam pembelajaran.34

F. Kerangka Pikir

Berfikir merupakan sintesisa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dodeskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menhasilkan sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.35

Pemilihan bahan ajar yang tepat akan membantu berhasilnya proses pembelajaran dikelas, salah satunya dengan menggunakan bahan ajar yang inovatif, seperti bahan ajar leaflet merupakan alternatif yang digunakan untuk memotivasi belajar mandiri dan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.

33Khumaidah, Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Ajar Jenis Leaflet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem Pencernan Pada Manusia Pada Siswa Kelas XI SMA Sultan Fatah Wedung Demak. (Semarang: Skripsi IAIN Walisongo Semarang, , 2010), h. 56

34 Cinde Futriyah, Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Aktivitas Belajar Da n Penguasaan Materi Oleh Siswa, Jurnal, (Lampung: Universitas Lampung, 2013), h.14

35 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 92


(54)

Sehingga akan meningkatkan hasil belajar kognitif. Bahan ajar leaflet dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru.

Pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator hasil belajar terdiri dari enam dimensi kognitif antara lain: C1 (mengingat), mencangkup ingatan hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. C2(memahami) mencangkup kemampuan menangkap dari dan makna hal yang dipelajari, C3(mengaplikasi) , mencangkup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, C4(menganalisis) mencangkup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keselururhan dapat dipahami dengan baik, misalnya menguraikan masalah menjadi bagian yang lebih kecil,; C5(mengevaliasi) mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, C6(mencipta) mencangkup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet siswa dapat tertarik untuk membaca materi yang akan dipelajari. Bahan ajar leaflet juga meggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan siswa juga bisa belajar dengan mandiri.

Penelitian ini menggunakan sampel 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan menggunakan bahan ajar leaflet dan pada kelas kontrol menggunakan bahan ajar lks. Adapun varabel yang digunakan yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).


(55)

1. Penggunaan bahan ajar leaflet (X) sebagai variabel bebas. 2. Hasil belajar kognitif siswa (Y) sebagai variabel terikat. Kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kerangka Berpikir

Hasil belajar kognitif rendah, bahan ajar kurang menarik, bahasa di bahan ajar sulit dipahami.

Lebih tertarik untuk membaca bahan ajar dan mudah memahami materi di bahan ajar

Hasil Belajar Kognitif Terberdayakan

Bahan ajar yang menarik siswa untuk membaca dan bahasa di bahan ajar yang mudah dipahami oleh siswa.

Leaflet


(56)

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas VIII.

H1 : Ada pengaruh penggunaan bahan ajar leaflet terhadap hasil belajar IPA siswa


(57)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September – oktober 2016 di SMP PGRI 6 Bandar Lampung kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

B. Metode Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif, data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.1 Dalam penelitian ini digunakan metode QuasiEksperimen .

C. Desain Penelitian

Desain equivalent control group design. Desain ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen adalah kelas yang memperoleh perlakuan pemberian bahan ajar leaflet, sedangkan kelas kontrol adalah kelas memperoleh pembelajaran IPA dengan menggunakan lks.

1

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D (Bandung: Alfabeta,2012), h. 7.


(58)

Tabel 3.1

Desain Penelitian Quasi Eksperimen

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 C O2

Keterangan:

O1 : tes awal sebelum setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kontrol. O2 : posttest/ tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

X : pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar leaflet. C : pembelajaran dengan menggunakan lks.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang diteliti oleh peneliti, baik itu manusia, benda, sistem maupun yang lainnya. Variabel sering kali diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Hal penting, jika sesuatu itu tidak mempunyai variasi nilai, maka sesuatu itu tidak bisa dianalisis (terutama secara statistik).2 Variabel

dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut dengan Variabel X. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah bahan ajar leaflet.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dengan adanya peralakuan dari variabel bebas atau disebut variabel Y. Dalam penelitian

2Prastya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, 1999), h. 41-42.


(59)

ini variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif siswa kelas VIII. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Pengaruh Variabel X dengan Y E. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 6 Bandar Lampung semester ganjil

pada tahu Ajaran 2016/2017. Subjek penelitian terdiri dari populasi dan sampel. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup, populasi berhubungan dengan data bukan manusianya. Populasi terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan.3 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP PGRI 6 Bandar Lampung yang terdiri dari 7 kelas yang jumlah 279 siswa. Sedangakan sampel penelitian ini adalah kelas VIII F yang berjumlah 37 siswa dan kelas VIII G yang berjumlah 37 siswa.

3 Sugiyono, Op.Cit., h.117.


(60)

F. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak kelas, dikarenakan siswa dianggap memiliki karakteristik yang sama (homogen). Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan menggunakan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi. Setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk menjadi anggota sampel.4

G. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

a) Menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam kurikuluk KTSP yang mendukung penelitian.

b) Mengkaji literatur mengenai hasil belajar dan proses pembuatan bahan ajar leaflet

c) Menyusun instrumen penelitian berupa rpp, silabus, soal, lembar diskusi siswa, angket respon siswa

d) Membuat bahan Ajar leaflet untuk proses pembelajaran

e) Perbaikan Instrumen penelitian berdasarkan hasil judgement oleh dosen-dosen ahli dalam bidang kajian.

f) Sosialisasi penggunaan bahan ajar leaflet yang akan digunakan dalam penelitian.


(61)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Kelas Eksperimen

1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

2) Siswa diberi soal pretest hasil belajar kognitif pada materi sistem pencernaan manusia.

3) Membagikan bahan ajar leaflet dan menjelaskan materi sistem pencernaan manusia.

4) Membagi kelompok belajar menjadi enam, masing-masing terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok dibuat heterogen dengan tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok.

5) Memberikan kesempatan untuk masing-masing kelompok untuk berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing.

6) Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas.

7) Memberikan penilaian terhadap hasil diskusi.

8) Melaksanakan postest hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pencernaan pada manusia.

9) Mengumpulkan data melalui angket untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan menggunakan bahan ajar leaflet.


(62)

b. Kelas Kontrol

1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

2) Siswa diberi soal pretest hasil belajar kognitif pada materi sistem pencernaan manusia.

3) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar lks. 4) Siswa diberi lembar diskusi siswa

5) Melaksanakan postest hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pencernaan pada manusia.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

1)Mengolah data yang didapat selama proses pembelajaran pada tahapan pelaksanaan penelitian.

2)Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh. 3)Menyimpulkan hasil analisis data.

4)Menyusun laporan hasil penelitian (Skripsi).

H. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan-keterangan atau bukti-bukti mengenai objek yang akan diteliti. Dalam upaya memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekni-teknik sebagai berikut :


(63)

1. Tes

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes ini peneliti gunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa . Bentuk tes yang digunakan adalah berupa essay . Tes ini terdiri dari tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) di buat relatif sama dilihat dari ranah kognitifnya meliputi : mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalsis (C4). Tes awal (pre test) digunakan untuk melihat kemampuan dasar siswa dan digunakan sebagai tolak ukur pencapaiaan hasil belajar kognitif siswa sebelum mendapat perlakuan dengan menggunkan bahan ajar leaflet. Sedangkan tes akhir (post test) digunakan untuk mengetahui perolehan hasil belajar dan ada tidaknya perubahan setelah melaksanakan dengan menggunakan bahan ajar leaflet. dengan demikian dapat menjadi tolak ukur keberhasilan penggunaan bahan ajar leaflet dalam pembelajaran.

2. Angket ( kuesioner)

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan- tanggapan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.5 Metode ini digunakan untuk mengetahui respon siswa setelah selesai menempuh pembelajaran materi pencemaran lingkungan

5 M. Iqbal Hasan, Metodologi penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet ke-1 2002), h. 83.


(64)

dengan menggunakan bahan ajar leaflet. Angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup dimana pertanyaan dan jawaban sudah disediakan dan tidak ada jawaban tambahan yang bertujuan untuk memperoleh data respon siswa terhadap proses pembelajaran.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah alat pengumpulan data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian dan hasil penelitian dokumentasi ini akan menjadi sangat kuat kedudukannya.6 Metode ini penulis menggunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan kegiatan peserta didik selama proses belajar, serta prasarana yang menunjang proses belajar mengajar.

I. Instrumen Penelitian

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena tersebut disebut variabel penelitian.7

6

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) h. 159.

7 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial, (Bandung: Alfabeta,2013), h. 44.


(65)

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.8 Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen untuk mengukur validitas dan reabilitas tes atau angket sebelum digunakan pada sampel yang akan diteliti. Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Test

Test ini digunakan untuk menilai hasil belajar kognitif peserta didik. Instrument penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes objektif, berbentuk essay sebanyak 10 butir soal. Validitas dan reliabilitas soal tes dilakukan untuk mendapatkan soal yang memadai dari segi validasi, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

a) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diinginkan.9 Uji validiatas merupakan suatu tes yang dilakukan dan yang akan di ukur sehingga dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur, mengukur apa yang ingin diukur sehingga mempunyai validitas atau tidak

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.192.


(66)

valid. Mengukur valid atau kesahihan butir soal peneliti menggunakan Anates, dengan kriteria bila rxy di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa

butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.10

Tabel 3.2

Interprestasi indeks korelasi “r”Product moment” Besarnya “r”Product moment” (rxy) Interpretasi

rxy≤ 0, 30 Tidak valid

rxy > 0,30 Valid

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2012.

b) Reliabilitas

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.11 Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Setelah dilakukan uji validitas, butir soal yang valid diuji reliabilitasnya. Reabilitas tes essay dapat diketahui dengan meggunakan Anates, untuk menentukan reliabilitas tes instrumen, dengan kriteria sebagai berikut:

10 Sugiyono, Op Cit, h. 179.

11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-22, 2010) h. 173.


(67)

Tabel 3.3

Interprestasi indeks reabilitas

Besarnya “rhitung” Interpretasi

rhitung >0, 7 Reabilitas

rhitung < 0,7 Tidak reabilitas

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-22, 2010)

c) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan anatara peserta didik yang dapat menjawab soal dan peserta didik yang tidak dapat menjawab soal.12 Daya pembeda instrumen adalah tingkat kemampuan instrumen untuk membedakan antara peserta didik yakni peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Uji daya pembeda tes diukur menggunakan Anates.

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Kreteria Besar DP Interprestasi

Daya pembeda

DP< 0,20 Jelek

0,21 ≤ DP≤ 0,40 Cukup

0,41≤ DP≤ 0,70 Baik

0,71≤ DP≤ 1,00 Sangat baik

Sumber : Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 2013, h. 232


(68)

d) Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya setiap butir item tes hasil belajar pertama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item soal tersebut. Soal yang memiliki tingkat kesukaran sesuai dengan tujuan tes dan dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menjawab. Menguji taraf kesukaran digunakan Anates.

Tabel 3.5

Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes

Besar P Interprestasi

P < 0,29 0,30 P 0,69

P > 0,70

Sukar Sedang Mudah

Sumber: Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta: 2013, h. 225

Anas Sudijono menyatakan butir soal dikategorikan baik jika derajat kesukaran butir cukup (sedang). Maka dari itu, untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria cukup (sedang), yaitu dengan membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan terlalu sukar. 13

J. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa pretest-posttes dan data kualitatif berupa angket respon siswa.


(69)

1. Angket Respon Siswa

Data angket respon siswa tentang bahan ajar leaflet yang diterapkan pada proses pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung presentase jawaban siswa menggunakan rumus berikut: 14

% � = ℎ � �

ℎ 100%

Tabel 3.6

Kriteria Respon Siswa

Propotion Corret (P)/ Nilai Interprestasi

Antara 0,81 sampai 1,0 Tinggi

Antara 0.61 sampai 0,80 Cukup

Antara 0,41 sampai 0,60 Agak Cukup Antara 0,21 sampai 0,40 Rendah Antara 0,0 sampai 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rhineka cipta, Jakarta, 2006, h. 276

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas populasi harus dipenuhi sebagai syarat untuk menentukan perhitungan yang akan dilakukan pada uji hipotesis berikutnya. Data yang diuji yaitu data kelas eksperimen dan data kelas kontrol. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan


(70)

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program spss 16, dengan keputusan uji sebagai berikut :15

Ho : Jika sig > ⍺ maka H0 diterima atau kedua data berdistribusi normal.

H1 : Jika sig > ⍺ maka H0 ditolak atau kedua data berdistribusi tidak normal.

Sedangkan ⍺ = 0,05

4. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Levene’s untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 16 dengan keputusan uji sebagai berikut:16

Ho : Jika sig > ⍺ maka H0 diterima atau kedua data homogen.

H1 : Jika sig < ⍺ maka H0 ditolak atau kedua data tidak homogen.

Sedangkan ⍺ = 0,05

5. Uji Hipotesis Statistik

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Maka pada penelitian ini menggunakan statistik parametis (Uji t).

15 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 159


(71)

Setelah data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan uji Independent t Test menggunakan program SPSS Versi 16. Berikut adalah hipotesis dari uji-t.

Hipotesis Uji: 17

H0: � ⍺ (tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol)

H1 : � ⍺(terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

Sedangkan ⍺ = 0,05


(72)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP PGRI 6 Bandar Lampung dengan menggunakan bahan ajar leaflet untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA kelas VIII pada materi pokok sistem pencernaan apada manusia, maka didapatkan hasil penelitian yang terdiri atas : Gambaran Umum SMP PGRI 6 Bandar Lampung, data hasil penelitian, yang meliputi : Angket respon siswa tehadap bahan ajar leaflet, selanjutnya diuraikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian, tabel, dan gambar yang dideskripsikan secara rinci sebagai berikut.

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMP PGRI 6 Bandar Lampung didirikan pada tahun 1986 dengan nama SLTP PGRI 7 Bandar Lampung. Dengan pimpinan pertama sebagai Kepala Sekolah adalah Bapak Drs. Hi. TH. Sucipto (Alm). Pada tahun 1989, SLTP PGRI 7 Bandar Lampung tercatat oleh Direktorat Jendran Pendidikan Dasar Dan Menengah dan mendapatkan

Akreditasi Pertama Kali “Diakui” pada tahun 1991. Kemudian Pada Tahun 2000 SLTP PGRI 7 Bandar Lampung berubaha nama menjadi SLTP PGRI 6 Bandar Lampung.


(1)

(2)

KELAS EKSPERIMEN

Siswa Mengerjakan soal pre test Pembelajaran Menggunakan Leaflet


(3)

Pembelajaran Menggunakan Leaflet Siswa Berdiskusi Bersama Kelompok


(4)

(5)

KELAS KONTROL

Siswa Mengerjakan soal pre test Pembelajaran Menggunakan Lks

Berdiskusi Bersama Kelompok Siswa Mengerjakan soal post test


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

1 8 67

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP DI BANDAR LAMPUNG

4 60 91

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA KELAS VIII SMPN 22 BANDAR LAMPUNG

0 14 110

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 34 144

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

0 5 58

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 4 143

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP H

0 1 9

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sc

0 0 10