1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara
umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.
Menurut Bruner dalam Nasution Noehi,2003:3.28 dikatakan bahwa proses pembelajaran di kelas bukan untuk menghasilkan perpustakaan hidup
untuk subjek keilmuan, tetapi untuk melatih siswa berpikir secara kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang ada disekelilingnya, dan
berpartisipasi aktif di dalam proses mendapatkan pengetahuan. Di sini jelas bahwa proses belajar yang dianjurkan Bruner merupakan proses pembelajaran
di mana siswa secara aktif mencari sendiri pengetahuan yang diinginkan. Secara singkat, Bruner memberikan tiga ciri utama pembelajaran penemuan,
yaitu: 1 keterlibatan siswa dalam proses belajar, 2 peran guru adalah
sebagai seorang petunjuk guide dan pengarah bagi siswanya yang mencari informasi. Jadi guru bukan sebagai penyampai informasi, 3 umumnya dalam
proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata. Dalam pembelajaran yang masih konvensional sebagian besar siswa
sama sekali tidak merasa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena mereka merasa apa yang disampaikan guru sama persis
dengan apa yang ada dalam buku yang telah mereka pelajari di rumah. Hal ini mengakibatkan pembelajaran terasa tidak menarik, siswa bosan di dalam
kelas, dan banyak dari siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Sukosono Kedung Jepara bahwa pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran belum maksimal, aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang serta kesadaran siswa untuk belajar masih rendah dan minat siswa
dalam pembelajaran juga masih kurang. Sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut data hasil
observasi awal yang dilakukan pada kelas IV bulan Februari 2009 didapatkan informasi bahwa masih banyak konsep dari Ilmu Pengetahuan Alam yang
belum dipahami oleh siswa. Antara lain konsep tentang gaya. Pada konsep tersebut skor rata-rata kelas sebesar 48 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal adalah 60. Oleh sebab itu, dengan permasalahan pembelajaran tersebut, menuntut
guru untuk segera melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan melakukan
tindakan, agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual, karena pendekatan ini dianggap paling tepat dan efektif karena pendekatan kontekstual mempunyai asas yang lengkap di dalamnya sehingga
sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan tersebut. Maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sukosono Kedung
Jepara.
B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah