Pentingnya Menjalin Hubungan dengan Media

commit to user 13 mendalam sifat, kesukaan dan minatnya. Jadi, bukan sekedar kenal, melainkan ada sisi yang tak tampak yang dikenali dengan baik. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap memenuhi kebutuhan dan keinginan media massa. Kebutuhan yang dipenuhi itu ada kalanya adalah kebutuhan wartawan baik sebagai individu maupun sebagai wakil media massa. Pada kesempatan lain yang harus dilakukan adalah memenuhi kebutuhan media massa sebagai institusi yang menjadi mitra kerja dalam pencapaian tujuan organisasi kita. Berikutnya adalah memposisikan organisasi kita ke dalam relasinya dengan media. Posisi yang dianjurkan banyak pakar PR adalah menempatkan media bukan sekedar kawan seiring-sejalan dalam pencapaian organisasi, melainkan mitra penting organisasi. Menurut Nurudin dan Muhammad syaifullah 2004:13 mengartikan Media Relations ialah : “Usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan. “ Sedangkan pengertian membina hubungan baik dengan media menurut Yosal Iriantara 2005:32 mengartikan media relations yaitu : ”merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina dan mngembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.”

D. Pentingnya Menjalin Hubungan dengan Media

Salah satu kegiatan Public Relations dalam memberikan informasi kepada masyarakat adalah untk memperoleh dukungan dan kepercayaan yang di lakukan melalui media relations, yakni membina hubungan baik dengan commit to user 14 berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Seorang Public Relations harus selalu membina hubungan baik dengan media agar perusahaanorganisasi dapat diketahui dan dikenal oleh publiknya. Bila seorang PR mengetahui cara kerja media massa, informasi yang disampaikan PR kepada publiknya akan menjadi layak berita, antara lain memiliki nilai berita yang tinggi dan sistematika penulisan yang sesuai dengan media massa pada umumnya. Public Relations dapat mengemukakan isu yang actual, gaya penulisan serta visi dan misi media tersebut, sehingga informasi yang akan disampaikan dapat dimuat oleh media yang bersangkutan. Hal-hal yang diketahui oleh Public Relations tentang media massa menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Drs. Soleh Soemirat Drs. Elvianaro Ardianto 2003:123 antara lain : 1. The editorial policy, yaitu kebijakan redaksi yang menayangkan visi dan misi media, isi dan bentuk media yang diterbitkan. Misalnya surat kabar secara regular memuat secara rinci dan khusus tentang berita bisnis. 2. Frequency of publication, yaitu Harian, Mingguan, dwi mingguan, seminggu dua kali, bulanan, triwulan, tahunan. Edisi tertentu setiap harinya dianggap penting. 3. Copy date, yaitu batas waktu dan tanggal pemasok berita ke media massa, termasuk untuk isu mendatang. Bergantung proses frekuensi dan proses pencetakan. 4. Printing process, yaitu jenis percetakan media massa yang digunakan seperti letterpress, photogravure atau lithography. commit to user 15 5. Circulations area, yaitu daerah sirkulasinya mencakup internasional, nasional, regional, satu kota, pinggiran kota, pemuatan kasus-kasus tertentu menjadi bagian pemuatan regional propinsi tertentu. 6. Readership profile, yaitu bagaimana karakteristik profil orang-orang yang membaca media itu, dilihat dari kelompok umur, jenis kelamin, tingkat sosial, pekerjaan, kepentingan khusus, kebangsaan, kelompok etnis, agama, dan politik. 7. Distribution method, yaitu cara penyebaran media tersebut. Misalnya dijual eceran di toko buku, eceran langsung, dan berlangganan. Hal-hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh seorang PR untuk dapat mengetahui bagaimana cara kerja media yang sebenarnya. Misalnya dalam hal Frequency of publication, seorang PR perlu mengetahui bagaimana frekuensi penerbita media yang bersangkutan, apakah harian, mingguan, dwi mingguan, atau sebulan sekali, agar PR dapat memantau mengenai penerbitan tentang perusahaan media tersebut. Hubungan yang dibina oleh PR dengan media harus tetap erat. Hal ini dilakukan karena PR tidak dapat meninggalkan media sebagai sarana publikasi PR, sebaliknya media membutuhkan informasi resmi, akurat, dan lengkap yang biasanya didapat melalui PR. Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan dengan pers yang baik menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Drs. Soleh Soemirat Drs. Elvianaro Ardianto 2003:124, antara lain : 1. By servicing the media, yaitu memberikan pelayanan kepada media. commit to user 16 2. By establishing a reputation for reliability, yaitu meneggakan reputasi yang dapat dipercaya. Misalnya menyiapkan bahan-bahan informasi yang akurat dimana saja dan kapan saja. Wartawan ingin selalu tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbal balik terjalin semakin erat. 3. By supplying good copy, yaitu memasok naskah informasi yang baik. Misalnya memberikan gambar atau foto dan pengiriman news release. 4. By coorporetions in prodiving material, yaitu melakukan kerja sama yang baik dengan menyediakan bahan informasi. Misalnya, merancang wawancara pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers pada saat itu. 5. By providing verification facilities, yaitu menyediakan fasilitas yang memadai. Misalnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam menggali berita. 6. By building personal relationship with the media, yaitu menjalin hubungan personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing. Dengan mejalin hubungan baik dengan media seorang Public Relations dapat memantau perkembangan berita atau informasi mengenai perusahaanorganisasinya. Sehingga apabila ada pemberitaan yang negatif dan perlu ditindak lanjuti, maka PR tersebut akan segera mengetahuinya. Untuk mencapai tujuan PR diantaranya menciptakan citra positif dan saling pengertian antara publik dengan perusahaannya, maka banyak kegiatan PR yang dilakukan di media, yang dapat menjangkau public yang tersebar luas. commit to user 17

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN