LANDASAN TEORI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

d. Rumah sakit swasta milik dokter. Kepemilikan rumah sakit oleh dokter biasanya bersumber dari prestasi klinis seorang dokter. e. Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan. Rumah sakit dianggap sebagai tempat yang menarik dan potensial untuk menghasilkan keuntungan. f. Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara. Beberapa Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai rumah sakit, misalnya Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Pelni, dan berbagai perusahaan perkebunan. 3. Pengertian Tarif Menurut Trisnantoro 2005 tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Sedangkan menurut RA Supriyono 1989, tarif didefinisikan sebagai sejumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Tarif rumah sakit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah sakit swasta juga oleh rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit pemerintah, tarif ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan atau Pemerintah Daerah, sehingga tidak dapat menentukan target laba seperti yang diinginkan. Tarif pemerintah umumnya mempunyai cost-recovery yang rendah. Hal ini menunjukkan adanya kontrol ketat pemerintah sebagai pemilik terhadap rumah sakit sebagai firma atau pelaku usaha. Tarif pemerintah yang mempunyai cost-recovery pemulihan biaya yang rendah, umumnya diberlakukan pada kelas bawah, maka hal tersebut merupakan hal yang layak, sehingga terjadi subsidi pemerintah bagi masyarakat miskin untuk menggunakan pelayanan rumah sakit. Subsidi tidak diberikan langsung kepada rumah sakit, tetapi masyarakat miskin mengunakan Asuransi Kesehatan Miskin Askeskin untuk menikmati layanan kesehatan rumah sakit. Penentuan tarif dalam rumah sakit swasta cenderung lebih tinggi dibanding penetapan tarif pada rumah sakit pemerintah. Hal ini dikarenakan rumah sakit swasta tidak mendapat subsidi pemerintah, sehingga harus dapat membiayai sendiri keseluruhan biaya operasionalnya yang mengakibatkan tarifnya menjadi tinggi. 4. Tujuan Penetapan Tarif Tujuan penetapan tarif dipengaruhi oleh pemiliknya. Dalam kaitannya dengan misi sosial, penetapan tarif dapat menunjukkan misinya. Tujuan penetapan tarif menurut Trisnantoro 2005 adalah sebagai berikut: a. Penetapan tarif untuk pemulihan biaya. Tarif dapat ditetapkan untuk meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit. Keadaan ini terutama terdapat pada rumah sakit pemerintah yang semakin lama semakin berkurang subsidinya. Pada masa lalu kebijakan swadana Rumah Sakit Pemerintah Pusat ditetapkan berdasarkan pemulihan biaya cost-recovery. Oleh karena itu muncul opini masyarakat yang menyatakan bahwa kebijakan swadana berkaitan dengan naiknya tarif rumah sakit. b. Penetapan tarif untuk subsidi silang. Dalam manajemen rumah sakit diharapkan ada kebijakan agar masyarakat ekonomi kuat dapat ikut meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat ekonomi lemah. Dengan konsep subsidi silang ini maka tarif VIP atau Utama harus berada di atas unit cost agar surplusnya dapat dipakai untuk menutup kekurangan biaya pada kelas II dan III. Selain subsidi silang berbasis pada ekonomi, rumah sakit diharapkan melakukan kebijakan penetapan tarif yang berbeda pada bagian-bagiannya. Kebijakan subsidi silang ini secara praktis sulit dilakukan karena terjadi tarif rumah sakit yang melakukan subsidi silang jauh berada diatas tarif pesaingnya. Apabila rumah sakit memaksakan melakukan subsidi silang dari tarif-tarif yang ada dikhawathirkan akan terjadi penurunan mutu pelayanan dibandingkan dengan rumah sakit yamh tidak mempunyai tujuan untuk subsidi silang. c. Penetapan tarif untuk peningkatan akses pelayanan. Ada rumah sakit yang mempunyai misi melayani masyarakat miskin. Pemerintah mempunyai kebijakan penentuan tarif serendah mungkin maka masyarakat miskin akan menjadi lebih baik. d. Penetapan tarif untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada rumah sakit pemerintah, kebijakan penentuan tarif bangsal VIP dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis. e. Penetapan tarif untuk tujuan lain. Beberapa tujuan lain, misalnya mengurangi pesaing, memaksimalkan pendapatan, meminimalkan. Penggunaan dan menciptakan co-operate image penetapan tarif untuk mengurangi pesaing dapat dilakukan untuk mencegah adanya rumah sakit baru yang akan menjadi pesaing. Penetapan tarif untuk memaksimalkan pendapatan dapat dilakukan pada pasar rumah sakit yang cenderung dikuasai satu rumah sakit monopoli. 5. Pengertian Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi meliputi akuntansi keuangan dan manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua persamaan seperti berikut ini: a. Sistem pengelolaan informasi yang menghasilkan informasi keuangan. b. Berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk mengambil keputusan. Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak pada: a. Karakteristik pemakai informasi dan tujuan mereka. b. Lingkup informasi. c. Fokus informasi. d. Rentang waktu. e. Kriteria untuk menilai mutu informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut. f. Disiplin sumber. g. Isi laporan keuangan. h. Sifat informasi. Pengertian akuntansi biaya Mulyadi,1990 adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Menurut Mulyadi 1990 akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu sebagai berikut ini: a. Penentuan harga pokok per satuan produksi atau jasa. b. Pengendalian biaya. c. Penyediaan data bagi pengambilan keputusan khusus, perumusan kebijakan dan perencanaan jangka panjang. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus diperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntasi keuangan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu Mulyadi,1991. Sedangkan biaya menurut Supriono 1999, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Dari berbagai pengertian di atas ada empat unsur pokok biaya seperti berikut ini: a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dengan satuan uang. c. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi. d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tetentu. 6. Penggolongan Biaya Proses pengolongan biaya ke dalam kelompok tertentu menurut persamaan yang ada untuk memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Batasan tentang penggolongan biaya adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih mempunyai arti atau lebih penting R.A. Supriono,1987. Sedangkan menurut Mulyadi 1990 penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Pengolongan biaya menurut Simamora 1999 adalah sebagai berikut ini: a. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan relevan range tertentu. b. Biaya variabel variable cost adalah biaya yang jumlah keseluruhannya berubah sebanding dengan tingkat perubahan aktivitas bisnis. c. Biaya campuran mixed cost adalah biaya yang mengandung unsur-unsur variabel dan tetap. Menurut Trisnantoro 2004, biaya-biaya yang menjadi unsur unit cost dibedakan menjadi dua yaitu: a. Biaya langsung direct cost adalah biaya yang langsung dapat dibebankan pada produk atau aktivitas tertentu. b. Biaya tidak langsung indirect cost adalah biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan pada bagian tetentu. Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya, maka biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Metode pemisahan biaya semi variabel menurut Supriono 1999: 424 adalah a. Metode titik tertinggi dan terendah high and low point method , yaitu metode yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dan terendah, perbedaan biaya antara kedua titik tersebut disebabkan adanya perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan y = a + bx dapat ditentukan. b. Metode biaya bersiap stand by cost method , adalah metode pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menghitung besarnya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk sementara tetapi dalam keadaan siap produksi. c. Metode grafik stastistical stastistical scattergraph method , adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut. d. Metode garis regresi sederhana regresion line method atau metode kuadrat terkecil last square method , adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung dependent variable dan variabel bebas independent variable dari sekumpulan data. 7. Metode Penerapan Tarif Pada perusahaan jasa, tak terkecuali rumah sakit penetapan tarif mungkin menjadi keputusan yang sulit dilakukan karena informasi mengenai biaya produksi mungkin tidak tersedia. Teknik-teknik penetapan tarif pada sebagian besar berlandaskan informasi biaya produksi dan keadaan pasar, baik monopoli, oligopoli, maupun persaingan sempurna. Teknik-teknik penetapan tarif menurut Trisnantoro 2005:150-152 adalah sebagai berikut: a. Full-cost pricing. Cara ini merupakan cara yang paling sederhana secara teoritis, tetapi membutuhkan informasi mengenai biaya produksi. Dasar ini dilakukan dengan menetapkan tarif sesuai dengan unit cost ditambah dengan keuntungan. Ket: T = Tarif HP = Harga pokok TS = Target Surplus b. Kontrak dan Cost-plus. Tarif rumah sakit dapat ditentukan berdasarkan kontrak, misalnya kepada perusahaan asuransi maupun konsumen yang tergabung dalam satu organisasi. Dalam kontrak tersebut perhitungan tarif juga berbasis pada biaya dengan tambahan surplus berbasis rumah sakit. c. Target rate of return pricing. Cara ini merupakan modifikasi dari metode Full-Cost Pricing. Cara ini dilakukan dengan menetapkan target T = HP + TS surplus yang akan dicapai. Teknik ini membutuhkan beberapa kondisi antara lain: 1 Rumah sakit harus dapat menetapkan tarif sendiri tanpa harus menunggu persetujuan pihak lain. 2 Rumah sakit harus dapat memperkirakan besar pemasukan yang benar. 3 Rumah sakit harus mempunyai pandangan jangka panjang terhadap kegiatannya. d. Acceptance pricing. Teknik ini digunakan apabila pada pasar terdapat satu rumah sakit yang dianggap sebagai panutan pemimpin. Harga rumah sakit lain akan mengikuti pola pentarifan yang digunakan oleh rumah sakit. 8. Cara penentuan Tarif Cara penentuan tarif yang dilakukan penulis dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: a. Mengumpulkan biaya-biaya yang membentuk tarif, baik biaya tetap maupun biaya variabel. b. Menjumlahkan seluruh jumlah alokasi biaya. c. Hasil penjumlahan dari alokasi biaya di atas kemudian dibagi dengan tingkat hari hunian kamar tahun 2009, yang disebut harga pokok sewa kamar. d. Mengurangi harga pokok sewa kamar dengan subsidi. e. Langkah terakhir adalah menambah harga pokok sewa kamar dengan tingkat keuntungan tertentu sudah BLUD.

B. ANALISIS DATA

1. Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Rumah Sakit RSUD Kabupaten Karanganyar dalam menentukan tarif menggunakan tarif subsidi silang, yaitu kebijakan agar masyarakat yang termasuk ekonomi mampu individu yang memiliki harta atau kekayaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk kehidupan sehari-hari dapat ikut meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat yang ekonomi yang kurang mampu. Selain itu surplusnya dapat digunakan untuk menutup kekurangan biaya operasionalnya. Biaya-biaya operasional pada kamar dewasa yang dikeluarkan oleh RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel II.1 Biaya-biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Kabupaten Karanganyar tahun 2009 No. Rekening Biaya-biaya operasional dlm rupiah 1.02 . 1.02.02.01 . 01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.544.000 1.02 . 1.02.02.01 . 01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 397.142.260 1.02 . 1.02.02.01 . 01.12 Penyediaan Komponen Instalasi ListrikPenerangan Bangunan Kantor 14.999.930 Biaya Telephon, Listrik dan Air. 413.686.190 1.02 . 1.02.02.01 . 01.08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 192.595.780 Biaya Kebersihan. 192.595.780 1.02 . 1.02.02.01 . 01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 93.603.730 1.02 . 1.02.02.01 . 01.14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 39.047.000 Biaya Penyediaan Kebutuhan. 132.650.730 1.02 . 1.02.02.01 . 02.22 Pemeliharaan RutinBerkala Gedung Kantor 265.564.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.37 Pemeliharaan RutinBerkala SUmur WC, Ledeng 28.692.925 1.02 . 1.02.02.01 . 27.17 Pemeliharaan RutinBerkala Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit 89.775.080 1.02 . 1.02.02.01 . 02.29 Pemeliharaan RutinBerkala Mebeleur 32.397.372 Biaya Pemeliharaan Bangunan. 416.429.377 1.02 . 1.02.02.01 . 02.23 Pemeliharaan RutinBerkala Mobil Jabatan 4.607.000 1.02 . 1.02.02.01 . 02.24 Pemeliharaan RutinBerkala Kendaraan DinasOperasional 60.501.100 Biaya Pemeliharaan Kendaraan. 65.108.100 1.02 . 1.02.02.01 . 02.26 Pemeliharaan RutinBerkala Perlengkapan Gedung Kantor 13.009.900 1.02 . 1.02.02.01 . 02.28 Pemeliharaan RutinBerkala Peralatan Gedung Kantor 9.745.000 Biaya Pemeliharaan Perlengkapan dan Peralatan. 22.754.900 1.02 . 1.02.02.01 . 26.23 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit 643.927.895 Biaya makan dan minum pasien. 643.927.895 1.02 . 1.02.02.01 . 01.18 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Luar Daerah 37.256.040 1.02 . 1.02.02.01 . 01.34 Pembayaran PBB dan Kendaraan Bermotor 1.836.672 Biaya lain-lain diluar operasional rumah sakit 39.092.712 JUMLAH BIAYA YANG DIBEBANKAN KE TARIF SEWA KAMAR 1.926.245.684 Sumber: Data primer Tingkat hunian kamar RSUD Kabupaten Karanganyar ditentukan berdasarkan bed yang dipakai oleh pasien dalam satu tahun untuk masing-masing kelas. Penjualan kamar dalam setahun dapat dilihat pada tabel II.2 berikut ini: Tabel II.2 Jumlah hunian kamar per kelas tahun 2009 No. Kelas TRIB.I TRIB.II TRIB.III TRIB.IV Jumlah 1 Kelas III 798 745 784 640 2.967 2 Kelas II 995 971 903 885 3.754 3 Kelas I 896 1.137 998 640 3.671 4 Kelas Utama 3.514 3.763 3.474 3.454 14.205 5 Kelas Teladan 3.149 3.159 3.115 3.198 12.621 Jumlah hunian tahun 2009 37.218 Sumber: Data Primer Tarif yang diterapkan di RSUD Kabupaten Karanganyar yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No.7 Tahun 2007 adalah: Tabel II.3 Tarif sewa kamar RSUD Kabupaten Karanganyar No. Kelas Tarif 1. Kelas III Rp15.000 2. Kelas II Rp20.000 3. Kelas I Rp40.000 4. Kelas Utama Rp70.000 5. Kelas Teladan Rp100.000 Sumber: Data primer

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Tahun 2000-2004

0 28 94

Evaluasi penentuan tarif sewa kamar obsteri dengan metode full costing pada Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

0 4 67

SKRIPSIEvaluasi Keputusan Pemberian Potongan Tarif Sewa Kamar EVALUASI KEPUTUSAN PEMBERIAN POTONGAN TARIF SEWA KAMAR (Stusi Kasus pada Hotel Jentra Dagen Yogyakarta).

0 2 11

EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

14 218 117

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR.

0 3 16

Evaluasi Prosedur Klaim Jaminan Kesehatan Masyarakat Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar Binder24

0 0 76

analisa perhitungan tarif rumah sakit umum daerah kayu agung

0 0 24

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR - ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 7

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA TUGAS AKHIR - ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

Evaluasi penentuan tarif kamar anak : studi kasus pada Rumah Sakit Bethesda - USD Repository

0 0 67