48
Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri
E. Rangkuman
1. Konsep Diri adalah persepsi pandangan seseorang
terhadap dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dan mendapat pengaruh dari
orang-orang yang dianggap penting. Konsep diri merupakan sistem operasi komputer mental yang
mengendalikan apa yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan dan rasakan. Konsep diri terdiri dari 3 tiga komponen
yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya yaitu diri ideal self ideal, citra diri self image dan harga diri
self esteem. Konsep diri ini akan sangat mempengaruhi pengembangan diri seseorang
.
2. Sebelum melakukan pengembangan potensi diri, perlu
dilakukan Pengukuran terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode self assessment
introspeksi, feed back dan tes psikologis. Potensi yang akan diukur dengan menggunakan tes phsikologis adalah
tipologi sanguinis, melankolis, kloris, plegmatis, tingkat kepercayaan diri dan ambisi.
49
BAB IV RANCANGAN PENGEMBANGAN
POTENSI DIRI
Setelah kita melakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa metode untuk mengetahui dan mengenal potensi-potensi yang kita
punyai, maka langkah berikutnya adalah merancang pengembangan potensi diri. Namun sebelum itu, terlebih dahulu kita akan melihat
beberapa hal yang dapat menjadi penghambat dalam pengembangan diri tersebut.
A. Hambatan–hambatan Pengembangan Potensi
Diri
Kalau kita amati sekeliling kita, kita akan menemukan ada orang – orang yang “berhasil” sukses dalam hidupnya dan
bahkan hidupnya penuh kelimpahan walaupun bekerjanya tidak sekeras orang lain. Namun ada orang yang bekerja sangat
keras, siang dan malam namun hidupnya tetap saja susah. Ada juga orang yang lahir dari keluarga miskin dimana orang
tuanya tidak punya apa-apa tapi anaknya hidup sukses. Namun ada juga sebaliknya dari keluarga yang sukses namun hidupnya
berantakan. Ada juga seorang yang berpendidikan pas-pasan Setelah selesai membaca Bab ini, peserta Diklat
diharapkan mampu menjelaskan pengembangan potensi diri dengan baik dan benar
50
Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri
bahkan dapat dikatakan tidak berpendidikan formal namun hidupnya sukses. Sebaliknya seorang doktor lulusan sekolah
ternama di luar negeri, ternyata hidupnya pas-pasan saja. Mengapa demikian …? Ini bukan sebuah pertanyaan yang
mudah untuk dijawab. Banyak sekali faktor yang saling terkait yang menentukan arah dan keberhasilan atau kesuksesan hidup
seorang manusia. Namun demikian, walaupun banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang, menurut
Adi W Gunawan ada satu faktor kunci yang ternyata menjadi fondasi keberhasilan seseorang dalam bidang apa saja yang
diinginkannya yaitu Pola Pikir. Ternyata pola pikir orang-
orang yang sukses berbeda dengan pola pikir orang yang biasa- biasa saja. Dikatakannya bahwa pada orang - orang yang biasa
saja, mereka memiliki mitos dan kepercayaan yang menghambat dan menyesatkan seperti antara lain adalah
bahwa keberhasilan seseorang itu ditentukan oleh: 1.
Keturunan; orang - orang biasa akan mengatakan: “Saya berasal dari keluarga biasa-biasa saja Pak”. “Saya
keturunan orang miskin, jadi wajar saja kalau saya miskin”. Ini tidak benar. Lihat di sekeliling Anda,
temukan contoh bahwa orang yang tadinya miskin sekarang menjadi sangat kaya. Contoh nyata adalah
“Souchiro Honda, tadinya mantan “kacung” dan akhirnya jadi bos dan pendiri Honda Motor Company.
2. Pendidikan; yang dimaksudkan disini adalah pendidikan
formal dengan sederet gelar akademis. Bukan berarti bahwa pendidikan akademis tidak perlu. Pendidikan
Modul Diklatpim Tingkat IV
51 formal tetap penting, tapi selain itu pendidikan dalam
kehidupan ini ada banyak caranya dan pendekatannya, misalnya pendidikan non formal dalam keluarga dan
pendidikan in formal melalui kursus, seminar, workshop, pelatihan, konsultasi, magang dan sebagainya serta
pengalaman hidup itu sendiri merupakan pendidikan kalau kita bisa mengambil hikmahnya. Penulis juga meyakini
bahwa “belajar sepanjang hayat”, itu mutlak. Tapi yang dimaksudkan kebanyakan orang bahwa pendidikan disini
adalah pendidikan ‘formal’. Kalau tidak memiliki sederet gelar akademis, kita tidak akan sukses. Padahal ada
banyak contoh orang yang tidak memiliki gelar akademis justeru memiliki anak buah dengan gelar S-1, S-2 dan S-3
dengan IP di atas 3 dari perguruan tinggi terkenal. 3.
HokiKeberuntungan; bahwa hoki atau keberuntungan tidak akan menghampiri seseorang tanpa ada usaha dan
upaya yang
dilakukan oleh
yang bersangkutan.
Hokikeberuntungan akan datang pada orang-orang yang menyediakan atau menciptakan kondisi-kondisi tertentu
yang sesuai dengan potensi, yang dapat menyiapkan kondisi
yang dibutuhkan
untuk tumbuh
dan berkembangnya potensi sukses seseorang.
4. Nasib atau takdir; jika kita meyakini bahwa nasib sudah
ditentukan oleh Tuhan, maka akan ada kecenderungan pada diri kita, “untuk apa bekerja keras toh nasib orang
sudah ditentukan dari sononya” Buat apa kita berusaha, jika nasib kita sudah jelek yah jelek saja. Tidak usah
bekerja, tidak usah sekolah, tidak usah belajar dan tidak
52
Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri
usah berupaya, toh nasib kita sudah ditentukan. Ada kecenderungan orang yang menganut paham ini untuk
melempar tanggung jawab. Padahal banyak sekali contoh orang yang berhasil karena dia percaya bahwa nasib itu
dapat diubah tergantung dari upaya yang dilakukannya. 5.
ShioZodiak; hal ini juga sering dijadikan mitos oleh sebagian orang. Ada yang percaya orang dengan shio
tertentu memiliki sifat –sifat tertentu yang akan dijadikan pegangan dan akan membawa pada keberhasilan. Padahal
ini hanya mitos, karena ternyata orang yang sukses dan berhasil bukan monopoli shiozodiak tertentu saja. Tidak
yakin ? Coba saja lakukan survey kecil-kecilan dan anda akan mendapati bahwa orang-orang sukses bukan
monopoli shiozodiak tertentu saja. 6.
Jenis kelamin; kita sering mendengar pernyataan yang menyesatkan “pria lebih punya peluang untuk sukses.
Sudah kodratnya pria lebih unggul daripada wanita”. “Wanita itu surga nunut, neraka katut”. Ini pandangan
yang merendahkan wanita. Ada lagi dari pihak wanita itu sendiri yang mengatakan: “saya ini kan perempuan, mana
bisa sukses?” Padahal ada banyak sekali contoh dimana wanita juga jauh lebih unggul dari pria.
7. Sukses hanya untuk orang-orang tertentu; orang yang
meyakini hal ini sebenarnya adalah orang yang tidak bertanggung
jawab atas
kehidupan yang
telah dikaruniakan Allah Yang Maha Adil, Allah yang Maha
Kasih. Kita diciptakan untuk berusaha dan tidak putus asa atas karuniaNYA.
Modul Diklatpim Tingkat IV
53 8.
Hari lahirjam Lahir; ada yang percaya bahwa lahir pada hari-hari tertentu dan jam-jam tertentu akan membawa
keberuntungan dan sebaliknya pada hari-hari tertentu dan jam-jam tertentu akan membawa kesialan atau nasibnya
akan selalu dirundung kedukaan dan kesulitan. 9.
Usia; ini
biasa digunakan
untuk menutupi
ketidakmampuan, kebodohan, rasa malas, rasa percaya diri yang kurang dan sebagainya. Dia akan mengatakan
“saya sudah terlalu tua untuk melakukan …….”, tapi ada juga sebaliknya : “saya terlalu muda untuk melakukan
……..”. padahal ada banyak contoh orang yang berhasil padahal usianya sudah tidak terbilang muda lagi seperti
hanya Kolonel Harland Sanders pendiri KFC. 10.
Tidak punya modal; orang sering enggan untuk berusaha karena tidak punya uang untuk modal. Padahal uang
bukanlah hal yang terpenting untuk berusaha. Modal utama sebenarnya adalah diri kita yaitu kemampuan
berpikir kitalah modal utamanya seperti konsep diri, nilai hidup dan kepercayaan diri.
11. Kesehatan atau fisik tidak menunjang; banyak sekali
contoh orang yang berhasil dan sukses dalam hidup ini padahal yang bersangkutan cacat secara fisik.
Itulah beberapa contoh pola pikir yang menghambat dan
menyesatkan serta menjadi mitos bagi sebagian orang dalam
menggapai kesuksesan. Sudah saatnya kita melepas belenggu mental tersebut dan berpikir bebas untuk menggapai
keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup yang singkat ini.
54
Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri
Selain pola pikir tersebut di atas, pengembangan potensi diri seseorang juga sangat tergantung pribadi yang bersangkutan
dan lingkungan dia berada. Berikut ini akan disampaikan beberapa hambatan dalam pengembangan potensi diri:
a. Hambatan yang berasal dari lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat
dalam pengembangan potensi diri. Hambatan-hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut,
lingkungan kerja, tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan misalnya adanya pembagian peran
suami dan isteri yang lebih merugikan isteri; b.
Hambatan yang berasal dari individu sendiri Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,
misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal dirinya sendiri. Hal lain adalah
tidak mau menerima umpan balik, kurang mau mengambil resiko, takut situasi baru, sikap acuh tak acuh, selalu
mencari kambing hitam dan sebagainya. Menurut Mike Woodcook dan Dave Francis, hambatan-
hambatan pengembangan potensi diri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ketidakmampuan mengatur diri
Ciri-ciri orang yang tidak mampu mengatur diri antara lain melalaikan kesehatan fisik, bekerja melebihi jam kerja,
Modul Diklatpim Tingkat IV
55 hidup secara tidak teratur, menghindari pemahaman diri,
mencoba mengatasi perasaan sendiri, tidak menerima suatu kegagalan, selalu mencari persetujuan, merasa diri lemah
dan sebagainya; b.
Nilai pribadi yang tidak jelas Nilai merupakan pilihan yang diambil mengenai apa yang
penting dan berharga. Ciri-ciri orang yang kurang memiliki nilai pribadi yang jelas antara lain tidak memasalahkan
nilai, tidak peduli terhadap bukti yang berlawanan dengan nilai, bertindak berbeda dari nilai yang dianut, tidak
menyatakan pandangan sendiri, mengambil sikap pasif terhadap
kehidupan. Menghindari
umpan balik,
menghindari tanggung jawab; c. Tujuan pribadi yang tidak jelas
Tujuan pribadi adalah aturan yang berkaitan dengan cita- cita pribadinya. Beberapa contoh dalam hal ini adalah tidak
mempunyai tujuan pribadi, cenderung mengubah arah, tidak mengukur kemampuan, menghindari resiko, tidak
punya keseimbangan pribadi, tidak mempunyai tujuan jelas dan lain-lain;
d. Pribadi yang kerdil
Cirri-ciri pribadi yang kerdil antara lain adalah menghindari tanggung jawab untuk belajar, menghindari
tantangan, tidak menguji diri, mengabaikan perkembangan profesinya, menyembunyikan perasaannya, melalaikan
introspeksinya, menghindari umpan balik, tidak menguji diri dan tidak menyadari hal yang mempengaruhi dirinya
dan lain-lain;
56
Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri
e. Kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah
Beberapa cirinya antara lain mempunyai masalah yang tidak terselesaikan, menggunakan teknik yang kurang tepat,
pendekatan yang tidak sistematis, tidak menunjukkan siapa yang punya masalah dan lain-lain;
f. Kreativitas rendah
Beberapa cirinya antara lain menghindari resiko, tidak belajar dari kesalahan, puas dengan kedudukan yang ada,
tidak menggunakan kecemasan yang berlebihan, cenderung tidak menyelesaikan tugas, tidak yakin akan kemampuan
sendiri; g.
Wibawa rendah Ditandai dengan ciri-ciri merasa kurang dihargai, kurang
bisa mengungkapkan pendapat, citra diri rendah, tidak mampu mengatur diri sendiri dan tidak mampu mengatur
orang lain, tidak memberi kesan pada orang lain; h.
Kemampuan pemahaman manajerial rendah Ciri-ciri perilaku ini antara lain kurang menganalisis
kemampuan sendiri, mengikuti saja gaya kepemimpinan yang sudah umum, menciptakan suasana kerja yang negatif,
memainkan peran manipulasi dan lain sebagainya; i.
Kemampuan menyelia rendah Beberapa cirinya adalah lalai memberikan pandangan
positif terhadap kerja karyawan, membiarkan hasil kerja jelek, kurang memberikan delegasi, membiarkan karyawan
kerja tanpa pengawasan, kurang menyadari tekanan yang mempengaruhi perasaan sendiri dan lain-lain;
Modul Diklatpim Tingkat IV
57 j.
Kemampuan latih rendah Ciri-cirinya antara lain tidak memandang penting aspek
pelatihan suatu tugas, tidak tahu kebutuhan orang lain, tidak memberikan tugas yang memberikan tantangan, kurang
memperhatikan potensi orang lain dan lain sebagainya; k.
Kemampuan membina tim rendah.
B. Teknik Pengembangan Potensi Diri