Konsep daya pembeda Daya Pembeda dan Secondary Meaning

dalam peraturan tersebut pendaftaran merek bukanlah hal yang wajib oleh karena di Amerika Serikat menganut sistem deklaratif, dimana pendaftarakn bukanlah suatu keharusan sehingga untuk mendapatkan hak atas merek hal ini bukanlah syarat mutlak. Karena pendaftaran dalam hal ini hanya untuk memudahkan pembuktian bahwa dia adalah yang diduga sebagai pemilik yang sah sebagai pemakai pertama. Sehingga apabila merek yang dimiliki produsen merupakan makna generic merek tersebut dapat tetap berlaku. Karena kembali mengingat bahwa pendaftaran bukanlah hal yang wajib dilakukan untuk mendapatkan hak atas merek tersebut. Dan dengan mengubah persepsi konsumen terhadap merek tersebut menjadi merek yang semula generic menjadi merek yang tidak generic. Dengan sistem deklaratif merek tersebut dapat terdaftar jika terbukti bahwa pemegang merek tersebut merupakan penemu pertama atas merek tersebut.

B. Daya Pembeda dan Secondary Meaning

1. Konsep daya pembeda

Hak atas Kekayaan Intelektual HKI di Indonesia terbagi kedalam emapat kategori, salah satunya ialah merek. Pada rezim merek yang dilindungi adalah mengenai simbol-simbol, kata, frase, dan nama yang menunjukan identitas suatu barang danatau jasa yang berhubungan dengan barang danatau jasa tersebut. Dan yang menjadi kebikajan dasar dari suatu merek adalah melindungi merek yang telah terdaftar yang digunakan untuk membedakan identitas barang danatau jasa. Sesuai fungsinya tersebut merek harus memiliki daya pembeda. Di indonesia ketentuan tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Dalam Pasal 1 Angka 1 menentukan: “merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dan menjadi unsur utama dalam pengertian merek tersebut adalah memiliki daya pembeda dan digunakan untuk perdagangan barang atau jasa. Tanda yang dikaitkan dengan daya pembeda untuk dapat dilindungi sebagai merek secara teoritis dapat dikategorikan sebagai berikut: 13 a. Inherently distinctiveness: eligible for immediate protection upon use; b. Capable of becoming distinctive: eligible for protection only after development of consumer association secondary meaning; c. Incapable of becoming distinctive: not eligible for trademark protection regardless of length of use. Tanda yang secara inheren memiliki daya pembeda Inherently distinctiveness dan dapat segera memperoleh perlindungan yaitu tanda yang dibentuk dari kata temuan invented words yang bagus sekali didaftarkan sebagai merek mencakup tanda yang bersifat: fanciful, arbitrary dan suggestive. Merek yang dibentuk dari kata khayalan fanciful, bahkan kata-kata yang tidak ada dalam kamus paling baik 13 Rahmi Jened P.N Op.Cit., h. 208. untuk dijadikan merek karena tidak saja baru, tetapi juga secara substansi jelas berbeda dengan kata yang digunakan pada umumnya. 14 Contohnya, Blackberry untuk merek telepon seluler handphone, Google untuk mesin pencarian di internet, Dagadu Yogyakarta. Merek yang berubahubah arbitrary menampilkan merek yang sama bekali tidak terkait dengan produk, contohnya, Apple untuk komputer, Jaguar untuk mobil. Merek yang bermaksud memberikan kesan suggestive dikaitkan dengan imajinasi konsumen untuk menerjemahkan informasi yang disampaikan melalui merek dan kebutuhan pesaing untuk menggunakan kata yang sama, contohnya, Facebook untuk jejaring pertemanan di internet. Tanda dianggap tidak memiliki daya pembeda apabila tanda tersebut terlalu sederhana seperti satu tanda garis atau satu tanda titik, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas. Ada beberapa alasan mutlak untuk menjadikan suatu merek tersebut menjadi suatu merek yang sah dan pemilik merek mempunyai hak atas merek tersebut diantaranya adalah Daya Pembeda seperti dalam pengertian tersebut: “Sebuah merek dapat disebut merek bila memenuhi syarat mutlak berupa adanya daya pembeda yang cukup cabable of distinguishing. Maksudnya tanda yang dipakai sign tersebut mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi suatu perusahaan 14 Lihat Membangun Secondary Meaning Suatu Merek Yang Bersifat Descriptive Dalam Perdagangan Barang dan Jasa www.kemendag.go.id dikutip pada 23-05-2016 pukul 2:49 WIB. dari perusahaan lainnya. Untuk mempunyai daya pembeda ini, maka merek itu harus dapat memberikan penentuan atau “individualisering” pada barang atau jasa bersangkutan.” 15 Akhir tahun 2015 adalah menjadi sebuah awal era perubahan sistem perdagangan di negara-negara ASEAN. Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA, maka produk-produk dari ASEAN akan dengan mudah dipasarkan di seluruh negara-negara ASEAN. Hal ini memiliki dampak untuk dunia industri dan perdagangan di Indonesia. Akan semakin banyak produk- produk yang sama dan kemungkinan besar juga memiliki nama yang mirip atau bahkan sama. Selain itu, dengan perkembangan internet yang begitu pesat juga telah membuka pintu gerbang perdagangan global. Kita dapat menjual produk- produk lokal ke luar negeri atau sebaliknya hanya dengan menggunakan website atau bahkan media sosial. 16 Sehingga dengan demikian suatu daya pembeda bagi sebuah merek adalah sangat penting. Dengan memiliki daya pembeda yang cukup suatu merek barang atau jasa memiliki identitasnya sendiri atas merek lain. Dengan memiliki daya pembeda merek tersebut akan memberikan tanda pengenal atas barang dan jasa dari hasil suatu produksi. Sekaligus juga menghubungkan barang dan jasa dengan produsennya. Sehingga merek tersebut 15 Muhamad Jumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual sejarah teori dan prakteknya d Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1997, hal. 156. 16 Lih at Ma faat Pe li du ga Me ek U tuk “e uah Bis is http:startuphki.commanfaat- perlindungan-merek-untuk-sebuah-bisnis dikutip pada 21-05-2016 pukul 14:28 WIB. memiliki kepribadian individuality, dan reputasi barang dan jasa hasil usahanya tersebut sewaktu diperdagangkan. Dengan adanya daya pembeda atas suatu merek hal ini juga memberikan jaminan nilai kualitas dari barang dan jasa dengan barang dan jasa sejenis lainya yang dihasilkan oleh produsen berbeda.

2. Secondary meaning