21
21
3. Model Pembelajaran Multi Level Learning MLL
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman 2013 model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan prinsip atau teori pengetahuan. Para
ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosialis, analisis sistem, atau
teori-teori lain yang mendukung. Multi Level Learning MLL merupakan pengembangan dari
metode tutor sebaya yang mengadaptasi sistem Multi Level Marketing MLM dalam dunia ekonomi. Multi Level Learning
MLL mengandung maksud adanya interaksi tutorial yang berasal dari guru kepada peserta didik sebagai tahapan awal. Selanjutnya
terjadi tutorial dari peserta didik ke peserta didik lainnya. Dikemukakan oleh Silberman 2009 bahwa beberapa ahli percaya
satu mata pelajaran benar-benar akan dapat dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik yang lain,
karena mengajar teman sebaya dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari suatu materi pada waktu yang sama
disaat ia menjadi tutor bagi yang lain.
22
22 Mengacu pada Multi Level Marketing MLM di mana
terdapat upline dan downline, pada model pembelajaran Multi Level Learning MLL juga terdapat upline dan downline. Upline adalah
tutor dan downline adalah peserta didik selain tutor. Model pembelajaran Multi Level Learning MLL dapat digambarkan
sebagai berikut: Keterangan: G = Guru
T = Tutor A, B, C, D = peserta didik dalam kelompok
Gambar 2.1. Bagan Model Pembelajaran Multi Level Learning Berikut adalah proses pada model pembelajaran Multi Level
Learning MLL: a.
Menentukan tutor upline dan downline untuk setiap pertemuan dengan cara memberikan tes pada peserta didik pada setiap akhir
pembelajaran, peserta didik yang mendapat nilai ≥ KKM akan
menjadi tutor upline.
23
23 b.
Guru memberikan bimbingan pada tutor upline mengenai materi yang akan dibahas.
c. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen
sesuai dengan jumlah tutor yang terpilih. Pemilihan anggota kelompok dipilih secara acak.
d. Tutor menjadi pemimpin jalannya diskusi mengenai materi yang
sedang dibahas, guru memantau dan mengevaluasi jalannya kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi diberlakukan untuk peserta didik selain tutor upline.
f. Mengacu pada sistem MLM, setiap tutor upline mendapatkan
tambahan nilai 3 dari nilai setiap downline jika downlinennya berhasil mendapatkan nilai
≥ KKM pada evaluasi. Akumulasi tambahan nilai yang didapat tutor upline memilik batas
maksimal 100. Anita Lie 2002 mengungkapkan untuk mencapai hasil yang
maksimal, model pembelajaran harus memenuhi lima unsur model pembelajaran gotong rotong yaitu: 1 saling ketergantungan positif,
2 tanggung jawab perseorangan, 3 tatap muka, 4 komunikasi antar kelompok, dan 5 evaluasi proses kelompok. Oleh karena itu,
model pembelajaran Multi Level Learning MLL juga harus memenuhi lima unsur model pembelajaran gotong royong untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan, yaitu:
24
24 a.
Saling ketergantungan positif Pada proses pembelajaran Multi Level Learning MLL
ketergantungan positif terjadi karena upline dan downline saling membutuhkan. Upline membutuhkan downline agar dapat
mengajarkan materi pada downline, dan membantu downline ketika mengalami kesulitan baik dalam materi maupun dalam
mengerjakan soal-soal latihan. Begitu juga downline membutuhkan peran seorang upline untuk mengajarkan materi dan membantunya
ketika mengalami kesulitan baik dalam materi maupun dalam mengerjakan soal-soal latihan.
b. Tanggung jawab perseorangan
Tanggung jawab perseorangan dalam pembelajaran Multi Level Learning MLL terjadi ketika upline mempunyai tanggung jawab
untuk mengajarkan materi dan memberikan bantuan ketika downline mengalami kesulitan baik dalam materi maupun dalam
mengerjakan soal-soal latihan. c.
Tatap muka Pada proses pembelajaran Multi Level Learning MLL antara
upline dan downline harus melakukan kegiatan pembelajaran dengan bertatap muka secara langsung agar tidak terjadi salah
konsep terhadap suatu materi, dan upline lebih mudah membantu downline.
25
25 d.
Komunikasi antar kelompok Pembelajaran Multi Level Learning MLL berlangsung dalam
sebuah kelompok yang dipimpin oleh upline yang beranggotakan downline. Downline dalam suatu kelompok dapat menjadi upline di
kelompok lain pada pertemuan berikutnya. Pada proses inilah terjadi komunikasi antar kelompok, karena pada setiap pertemuan
kelompok akan berbeda-beda anggotanya. e.
Evaluasi proses kelompok Evaluasi kelompok terjadi pada akhir kegiatan pembelajaran Multi
Level Learning MLL, setelah terjadi transfer ilmu dari upline ke downline, upline akan memberikan evaluasi pada dowline. Hasil
dari evaluasi ini lah yang menentukan upline berhak mendapat nilai tambahan atau tidak.
4. Efektivitas Pembelajaran