22
10. Campuran asam klorida dan asam nitrat HNO
3
atau biasa disebut dengan aqua regia, adalah campuran untuk melarutkan emas.
Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.
11 kegunaan asam klorida atau HCl di atas hanyalah sebagian diantaranya. Masih banyak bidang lain yang mempergunakannya Hudiko, 2009.
2.3. Landasan Teori
Limbah biji jagung dihasilkan dari proses pembibitan biji jagung unggulan. Limbah biji jagung ini memiliki kandungan bahan organik yang tinggi,
selain itu mengandung senyawa sianida pestisida yang bersifat toksik. Kandungan bahan organik dalam limbah biji jagung ini sangat tinggi, pengolahan
yang paling sesuai adalah secara biologi. Untuk membuat limbah biji jagung non benih sebagai bioethanol digunakan beberapa proses yaitu hidrolisa dan
fermentasi. Dalam pembuatan Bioethanol dilakukan beberapa proses yakni :
2.3.1. Proses Hidrolisa
Pati merupakan komponen yang lebih kompleks daripada disakarida. Sebelum difermentasi, pati harus dipecah dengan menggunakan enzim
amilase menjadi komponen disakarida yaitu maltosa. Dengan menggunakan enzim lain yaitu maltase, maltosa akan dihidrolisa menjadi glukosa Sa’id, 1987.
C
6
H
10
O
5
+ H
2
O Bacillus subtilis C
6
H
12
O
6
Pati Glukosa
Proses hidrolisis dipengaruhi dengan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : a.
Kandungan pati pada bahan baku Kandungan pati sedikit maka akan menghasilkan glukosa sedikit
dan sebaliknya. Akan tetapi pengaruh dari kemampuan penguraian mikroba atau bakteri juga harus diperhatikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
b. Suhu hidrolisa
Pada umumnya semakin tinggi suhu, semakin naik laju reaksi baik yang tidak dikatalis maupun yang dikatalis oleh enzim. Akan tetapi jika
suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat pemecahan atau perusakan enzim. Hampir semua enzim mempunyai aktivasi optimal pada suhu
30
o
C – 40
o
C. c.
pH pH berpengaruh terhadap jumlah produk hidrolisis. Enzim
menunjukkan aktivitas maksimum pada suatu kisaran pH yang disebut pH optimum. Dimana pH optimum umumnya berkisar antara 4,5 – 8. pH
optimum suatu enzim berbeda, bergantung pada asal enzim tersebut. d.
Waktu Waktu hidrolisa berpengaruh terhadap perubahan pati menjadi
glukosa, semakin lama waktu hidrolisa kadar glukosa yang dihasilkan semakin besar dan pada suatu saat akan konstan dan tergantung pada
konsentrasi pati awal.
2.3.2. Proses Fermentasi
Bioethanol merupakan bentuk alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemukan dalam produk bir, anggur, spiritus, dan masih
banyak lagi. Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu : 1.
Produk hasil fermentasi yang dikonsumsi langsung 2.
Produk hasil fermentasi yang didistilasi lebih dahulu sebelum dikonsumsi Dalam pembentukan alkohol melalui fermentasi, peran
mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganisme yang digunakan untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan untuk memfermentasi glukosa secara cepat
2. Mempunyai genetik yang stabil tidak mudah mengalami mutasi
3. Toleran terhadap alkohol yang tinggi antara 14 – 15
4. Mempunyai sifat regenerasi yang cepat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Minuman beralkohol yang dihasilkan tanpa distilasi hasil fermentasi biasanya mempunyai kadar alkohol antara 12 – 15. Untuk
mempertinggi kadar alkohol sering dilakukan tahap lanjutan yaitu didistilasi dan kadar alkohol yang dihasilkan antara 95 – 96. Prinsipnya reaksi proses
pembentukan bioethanol dengan fermentasi sebagai berikut : C
6
H
12
O
6
Saccharomyces C. 2C
2
H
5
OH + 2CO
2
Glukosa Bioethanol
Yuliana, 2005. Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam proses fermentasi antara lain sebagai
berikut : a.
pH pH yang baik untuk fermentasi, yaitu antara 4,5 – 5. pH ini adalah pH
yang disenagi oleh ragi dan pada pH ini dapat menahan perkembangan banyak jenis bakteri. Untuk mengasamkan biasanya dipergunakan asam sulfat, yang
lebih baik lagi adalah asam laktat, karena asam laktat baik untuk pertumbuhan ragi, tetapi keburukannya dapat tumbuh bakteri asam butirat yang dapat
merugikan fementasi dan ragi. b.
Waktu Pada umumnya waktu yang diperlukan untuk fermentasi antara 36 – 50
jam. Waktu optimum yang dibutuhkan untuk fermentasi adalah ±7 hari. Apabila lebih dari 7 hari akan menyebabkan semakin tinggi kadar bioethanol
yang dihasilkan sehingga terjadi kematian pada bakteri Yuliana, 2005 c.
Suhu Pada umumnya suhu yang baik untuk proses fementasi antara
25–30
o
C. Semakin rendah suhu fermentasi akan semakin tinggi alkohol yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan pada suhu yang rendah fermentasi akan lebih
lengkap dan kehilangan alkohol karena terbawa oleh gas karbondioksida akan lebih sedikit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.4. Hipotesa