Kendala-Kendala Internal dalam Menjalankan Rangkap Jabatan Notaris

b. Pasal 13 ayat 2 : Pemilihan Daerah Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku dengan sendirinya mulai 1 satu tahun sejak diundangkannya undang-undang pembentukan KabupatenPemerintah Kota daerah Tingkat I yang baru. Serta diatur juga dalam Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Jabatan PPAT yaitu : a. Pasal 14 ayat 1 : Formasi ditetapkan oleh Menteri AgrariaBadan Pertanahan Nasional b. Pasal 14 ayat 2 : apabila formasi PPAT untuk suatu daerah kerja PPAT sudah terpenuhi maka Menteri AgrariaBadan Pertanahan Nasional menetapkan wilayah tersebut tertutup pengangkatan PPAT. Maksud dari Pasal 14 ayat 2 tersebut di atas : Dengan adanya penetapan formasi ada suatu daerah Kabupaten atau Wilayah Daerah Tingkat II akan dapat dibatasi penempatan PPAT pada suatu daerah, sehingga daerah lain yang masih tersedia lowongannya dapat diisi, maka tujuan penetapan pemerataan PPAT dapat tercapai.

B. Kendala-Kendala Internal dalam Menjalankan Rangkap Jabatan Notaris

yang Tidak Satu Kantor Dengan PPAT 1. Pelayanan notaris menjadi tidak optimal dikarenakan notaris akan sering meninggalkan tempat kedudukan untuk berada di kantor PPAT yang tidak jadi satu dengan kantor notaris Hal ini karena wilayah kerja PPAT di luar kantor notaris tetapi hanya dalam satu wilayah jabatan notaris. Notaris akan semakin banyak meninggalkan tempat kedudukan untuk berada di kantor PPAT yang di luar wilayahnya, hal ini tidak diperbolehkan oleh UUJN yang telah mengatur dalam Pasal 17 UUJN yang menjelaskan bahwa Notaris hanya berkedudukan di suatu tempat di kota atau kabupaten, dan memiliki kewenangan wilayah jabatan seluruh wilayah propinsi dari tempat kedudukannya. Notaris hanya memiliki 1 satu kantor tidak boleh membuka cabang atau perwakilan dan tidak berwenang secara teratur menjalankan jabatan dari luar tempat kedudukannya, yang artinya seluruh pembuatan akta harus sebisa mungkin dilaksanakan di kantor notaris kecuali pembuatan akta-akta tertentu. 2. Biaya-biaya operasional kantor menjadi lebih banyak, karena ada 2 dua kantor. Yaitu Notaris dan PPAT satu wilayah jabatan Apabila notaris yang tidak satu kantor dengan PPAT atau kantor notaris berada di luar wilayah kerja PPAT, maka terdapat 2 dua kantor yang dijalankan. Hal ini dapat berdampak pada membengkaknya biaya- biaya operasional, yang mana biaya-biaya tersebut adalah biaya untuk menggaji karyawan, biaya untuk transportasi atau perjalanan notaris untuk menjalankan praktik di 2 dua kantor yang berbeda tempat, biaya operasional sehari-hari ataupun tiap bulannya yang wajib dikeluarkan peralatan kantor, Pajak Bumi dan Bangunan, listrik, telepon, air, dsb. Karena tingginya biaya operasional yang dikeluarkan oleh Notaris dan PPAT, hal ini berbentur dengan semakin banyaknya persaingan antar Notaris dan PPAT di suatu wilayah tersebut. Maka hal ini memaksa Notaris dan PPAT tersebut mengatur strategi untuk menurunkan harga jasa dari pada umumnya. Padahal Notaris dan PPAT tersebut mau tidak mau harus mengeluarkan biaya operasional yang tinggi karena mempunyai dua kantor yang berbeda tempat.

C. Kendala-Kendala Eksternal dalam Menjalankan Rangkap Jabatan