Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat dibayarkan sebagian sebagai deviden dan sebagiannya lagi dapat ditahan oleh
perusahaan. Penahanan keuntungan tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu atau dibentuk sebagai cadangan untuk melakukan penambahan pada modal
perusahaan.
2.2.6.2. Manfaat Return On Equity
ROE merupakan pendapatan bersih setelah pajak dibagi dengan stockholder equity sehingga didapat tingkat hasil pengembalian investasi
bagi pemegang saham. Indikator ini sering dijadikan tolak ukur oleh investor atau kreditur dengan alasan bahwa dengan mengetahui semakin besar nilai
ROE maka dapat mengidentifikasikan semakin besar pula tingkat pengembalian yang diterima oleh investor, selain itu pula investor dapat
mengobservasi evektivitas perusahaan dalam menggunakan assetnya untuk memperoleh laba.
Menurut survei yang dilakukan oleh Gibson 2001, investor memandang nilai ROE sebagai suatu indikator profitabilitas yang paling
penting. Hal ini dapat dimaklumi karena jika dinyatakan bahwa manajemen perusahaan bertugas untuk menghasilkan keuntungan modal yang maksimal
bagi pemilik modal pemilik perusahaan. Maka ROE yang menjadi cara terbaik untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam melaksanakan
tugasnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Suad Husnan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2001: 74 yang menyatakan bahwa, “ROE berguna bagi investor, karena dari analisis tersebut dapat diketahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari
operasi perusahaan dibandingkan dengan investasi yang dilakukan oleh penanam modal”. Secara umum semakin tinggi Return On Equity ROE
semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
2.2.7. Pengertian Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan
strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Syamsuddin 2007:62,
mendefinisikan “Net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih Net Profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan”. Semakin tinggi NPM, semakin baik operasi suatu perusahaan”.
Menurut Alexandri 2008: 200 Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono 2006: 299 Net Profit Margin adalah
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.