Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data

Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak Alexandri, 2008:200. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Bastian dan Suhardjono : 2006 : Laba Bersih Setelah Pajak NPM = x 100 Penjualan

1.2. Populasi dan Sampel

1.2.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari unit analisis yang ciri-ciriya akan diduga. Populasi yang diamati dalam penelitian adalah perusahaan Wholesale and Retail Trade yang jumlah perusahaanya sebanyak 22 dimana saham perusahaan tersebut terdaftar di BEI.

1.2.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 perusahaan yang kondisi harga pasar sahamnya menurun dari 22 perusahaan wholesale and retail yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2010. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriterianya adalah harga pasar saham yang menurun pada perusahaan tersebut. Adapun perusahaan Wholesale and Retail Trade yang mengalami penurunan tersebut adalah : PT.Alfa Retailindo Tbk, Ancora Indonesia Resources Tbk dh TD Resources Tbk, PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk, PT.FKS Multi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Agro Tbk dh Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk, PT.Hero Supermarket Tbk, PT.Kokoh Inti Aribama Tbk, PT.Nusantara Infrastructure Tbk dh Metamedia Technologis Tbk, PT.Rimo Catur Lestari Tbk, PT.Toko Gunung Agung Tbk, PT.Triwara Insanlestari Tbk, PT.Wicaksana Overseas International Tbk.

1.3. Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sekunder, yaitu data rasio keuangan perusahaan EPS, ROA, ROE, NPM dan harga saham perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Sumber yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan dan harga saham yang terdapat pada ICMD Indonesian Capital Market Directory tahun 2007-2010 dan melalui pengunduhan internet dengan alamat situs www.idx.co.id . Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi.

1.4. Metode Analisis Data

1.4.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share EPS, Return On Assets ROA, Return On Equity ROE, dan Net Profit Margin NPM terhadap harga saham pada perusahaan Wholesale and Retail Trade digunakan analisis regresi linier berganda. Adapun model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ β 4 X4 + ℮ Di mana : Y = Harga saham α = Konstanta X1 = Earning Per Share EPS X2 = Return On Assets ROA X3 = Return On Equity ROE X4 = Net Profit Margin NPM e = Kesalahan pengganggu β1-4 = Koefisien Regresi

1.4.2. Pengujian Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1.4.2.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2009 menyataan bahwa uji normalitis adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya memilki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Sudarmanto 2003:105, salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametik yaitu uji normalitas data populasi.

1.4.2.2. Uji Multikoliniearitas

Yang dimaksud dengan multikolinearitas persamaan regresi berganda yaitu kolerasi antara varibael-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal. Untuk mengetahui apakah ada kolerasi diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari nilai tolerance yang tinggi. Variance inflation factor VIF kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan regresian terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolineritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat koliniearitas yang masih dapat diterima. Sedangkan TOL tolerance besarnya variasi dari suatu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Nilai TOL berkebalikan dengan VIF. Batas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. TOL dibawah 0,1 dan VIF batasnya diatas 10. Apabila TOL dibawah 0,1 atau VIF diatas 10, maka terjadi multikolinieritas. Konsekuensinya adanya multikolinieritas menyebabkan standart error cenderung semakin besar. Menurut Sudarmanto 2003:136, uji asumsi multikoliniearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas independen satu dengan variabel bebas indipenden lainya.

1.4.2.3. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Sudarmanto 2003:147, uji asumsi heteroskedatisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolute sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Menurut Gozhali 2009 cara menditeksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adalah yang telah diprediksi dan sumbu X residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di standardized. Dasar analisis heteroskedasitas, sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterodastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedastisitas.

1.4.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2009. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin-Watson. Durbin- Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diujii adalah:  H0 : tidak ada autokorelasi r = 0  HA : ada autokorelasi r ≠ 0 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Sudarmanto 2003:147, autokorelasi merupakan Korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu seperti sata time series atau urutan tempatruang data cross section, atau korelasi yang timbul padadirinya sendiri.

1.4.2.5. Uji Hipotesis

Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi : uji parsial t-test, uji pengaruh simultan F-test, uji koefisien determinasi R².

1.4.2.6. Uji Signifikan Simultan Uji - F

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Prosedur pengujian hipotesis untuk pengaruh secara simultan adalah : 1. Merumuskan Hipotesis Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 artinya : EPS, ROA, ROE, dan NPM secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 artinya : EPS, ROA, ROE, dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Menentukan tingkat signifikansi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 5. 3. Menentukan criteria pengujian hipotesis : Hipotesis diterima jika F signifikan 0,05 Hipotesis ditolak jika F signifikan 0,05

1.4.2.7. Uji Secara Parsial Uji – t

Pengujian secara parsial menggunakan uji t pengujian signifikansi secara parsial. Pengujian secara parsial ini dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji – t merupakan uji parametik yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antar variabel dengan langkah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis statistik. H0 : β = 0 ; berarti secara parsial variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas variabel tergantung. Ha : β  0 ; berarti secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan atas variabel tergantung. b. Menentukan besarnya tingkat signifikan sebesar  = 5 , dengan tingkat kebebasan df sebesar n – k – 1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Mengukur nilai t hitung dengan menggunakan persamaan berikut : aj 1 t = ; Se Aj =  1² Se aj √ n – k Keterangan : aj = koefisien regresi ke-i Se Aj = standard error dari koefisien regresi ke-i d. Hasil dari perhitungan t0 t hitung dibandingkan dengan t table, maka : H0 diterima bila : -t 2 atau t0  + t 2, artinya bahwa secara parsial variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas variabel tergantung. H0 ditolak : T0  -t 2 atau t0  + t 2, artinya bahwa secara parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan atas variabel tergantung.

1.4.2.8. Analisis Koefisien Determinasi R

2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menejelaskan variasi variabel dependen amat terbatas Ghozali,2009. Nilai yang mendekati 1 berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk menhindari bias, maka digunakan nilai Adjusted R 2 karena Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabaila satu variabel independen ditambah ke dalam model. Menurut Gujarati 2003, jika dalam uji empiris di dapat nilai Adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015) Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015).

0 7 17

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015).

0 5 32

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011.

0 1 15

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEi Tahun 2010-2012.

0 1 15

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Perubahan Laba Bersih Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang Terdaftar Terdaftar di Bursa Efek lndonesia (BEI).

0 0 6

PERAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008-2011.

0 1 95

ANALISIS PENGARUH RASIO – RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI.

2 13 137

ANALISIS PENGARUH RASIO - RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 1 24

PERAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008-2011

0 0 22