5
BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI
2.1 Konsep Dasar Terbentuknya Angin
Energi angin semula berawal dari matahari dan Bumi yang berputar menerima panas dari matahari secara bergantian. Ketika matahari memanaskan
sebagian luasan daerah di permukaan bumi, udara yang berada di daerah itu menyerap panas yang dilepaskan pada daerah tersebut. Udara yang dipanaskan ini
akan memuai sehingga berpengaruh terhadap penurunan massa jenis. Udara yang lebih panas ini akan lebih ringan daripada udara dingin di sekitarnya karena
penurunan massa jenis, akibatnya udara panas ini bergerak naik. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengamatan balon udara yang bergerak naik karena berisi
udara yang lebih panas. Jika udara panas ini bergerak naik, maka tekanan udara turun karena udara pada tempat itu berkurang. Udara yang lebih dingin di
sekitarnya akan mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah tadi. Naiknya udara ini akan menjaga tekanan udara di daerah tersebut tetap normal sesuai
kondisi semula. Ketika udara yang lebih panas ini bergerak naik secara tiba-tiba, udara yang lebih dingin mengalir cepat untuk mengisi celah yang ditinggalkan
oleh udara yang bergerak naik tersebut. Udara yang bergerak menuju celah dengan kecepatan tertentu inilah yang disebut dengan angin. Sumber:
http:express.howstuffworks.comexp-wind-power.htm, tanggal 27 Juli 2012. Indonesia memiliki total garis pantai mencapai 81.000 km dengan kecepatan
angin rata-rata 3 sampai 5 ms, di beberapa tempat bisa mencapai 10 ms. Berdasarkan data Kementrian ESDM, total potensi energi angin di Indonesia
diperkirakan mencapai 9 GW. Hal ini merupakan potensi besar jika dimanfaatkan untuk memanen energi untuk ketahanan energi nasional.
Gambar 2. 1. Peta Potensi Angin Indonesia Sumber: konversi.wordpress.com, 19 September 2012
Tantangan pengembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia adalah isu atau masalah klasik tentang kecepatan angin di Indonesia yang lebih
rendah jika dibandingkan negara-negara Eropa Utara dan Amerika. Selain itu, fluktuasi kecepatan angin tersebut sering membuat turbin tidak bekerja maksimal.
Namun kendala tersebut bisa diatasi dengan teknologi generator dan konverter daya dimana dengan kecepatan angin rendah sekitar 2,5 ms alat masih mampu
mengonversi energi angin menjadi energi listrik. Sumber: http:www.hijauku.com20120410indonesia-pun-bisa-memanen-
angin, 19 September 2012
2.2 Kincir Angin