Watermarking Penerapan teknik watermarking metode DWT (Discrete Wavelet Transform) pada citra digital.

13 � adalah rata-rata dari x � adalah varian dari y � adalah rata-rata dari y � adalah covarian dari x dan y � adalah varian dari x � = , � = merupakan dua variabel untuk menstabilkan divisi yang memiliki denominator yang rendah. adalah rentang pixel-values biasanya adalah � � � � − = . dan = . adalah nilai default Hasil dari perhitungan SSIM adalah nilai desimal antara 0 sampai 1, dimana nilai desimal semakin mendekati 1 berarti 2 gambar yang dibandingkan semakin menyerupai atau dapat dikatakan sebagai gambar yang sama jika nilai desimal hasil SSIM adalah 1 Wang, Bovik, Sheikh dan Simoncelli, 2004: 600- 612.

2.6. Watermarking

Saat ini banyak peralatan – peralatan digital yang dapat dengan mudah melakukan duplikasi dan modifikasi terhadap suatu data citra digital tanpa meninggalkan jejak terhadap perubahan yang dilakukan, sehingga kredibilitas data tersebut tidak dapat lagi dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu metode yang dapat mendeteksi adanya perubahan yang dilakukan terhadap data citra digital, metode yang dapat digunakan adalah metode watermarking. 14

2.6.1. Sejarah Watermarking

Sejarah watermarking sudah dimulai sejak 700 tahun yang lalu. Pada akhir abad 13, pabrik kertas di Fabriano Italia, membuat kertas yang diberi watermark atau tanda-air dengan cara menekan bentuk cetakan gambar atau tulisan pada kertas yang baru setengah jadi. Ketika kertas dikeringkan, terbentuklah suatu kertas yang ber-watermark. Kertas ini biasanya digunakan oleh seniman dan sastrawan untuk menulis karya mereka. Kertas yang sudah dibubuhi watermark tersebut sekaligus dijadikan identifikasi bahwa karya seni di atasnya adalah milik mereka. Perkembangan watermarking selanjutnya adalah watermarking pada media digital. Watermarking pada media digital ini mulai dikembangkan pada tahun 1990 di Jepang dan tahun 1993 di Swiss . Digital watermarking masih merupakan salah satu teknik baru di bidang proteksi data-data digital, hingga saat ini teknologi watermarking masih dalam tahap pengembangan karena masih belum ditemukan teknik yang ideal untuk implementasinya. Hal - hal yang terkait dengan ketahanan robustness dan ekstraksi masih menjadi permasalahan utama dalam pengimplementasian watermarking. Teknik watermarking dapat diklasifikasi menjadi dua kategori yaitu, metode Domain Spasial dan metode Domain Transformasi. Metode Domain Spasial lebih mudah pemakaiannya karena tidak menggunkan transformasi, tetapi tidak tahan terhadap serangan Hameed, Kamran, Mumtaz, and Gilani,2008. 15

2.6.2. Pengertian Watermarking

Watermarking adalah proses penyisipan sebuah data rahasia watermark ke sebuah gambar dimana citra yang sudah ber-watermark sulit atau bahkan tidak dapat dibedakan oleh pengelihatan visual Al-khassaweneh and Selin 2008. Watermarking berkembang seiring perkembangan zaman dengan munculnya watermarking pada media digital atau disebut dengan digital watermarking. Digital watermarking dapat dijalankan pada berbagai media digital seperti citra digital, file suara dan video. Secara umum watermarking adalah proses penyisipan citra digital dengan citra watermark. Gambar 2.5 Skema watermarking Watermarking pada citra digital sendiri memiliki beberapa jenis teknik yang memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Biasanya teknik watermarking yang kuat robust susah dipecahkan oleh berbagai serangan tetapi memiliki kualitas gambar ber-watermark yang kurang memuaskan, demikian juga sebaliknya, teknik watermarking yang menghasilkan kualitas gambar yang memuaskan biasanya kurang kuat menghadapi serangan. Secara garis besar teknik watermarking dibedakan menjadi dua yaitu: Citra watermark Embedding Citra asli Citra ber-watermark 16 1. Private Watermarking Non-Blind Watermarking Teknik watermarking yang membutuhkan citra asli dan citra ber- watermark untuk megekstraksi watermark. 2. Public Watermarking Blind Watermarking Teknik watermarking yang tidak membutuhkan citra asli atau watermark yang disisipkan untuk melakukan ekstraksi. Lebih jauh lagi, watermark bisa juga berupa kode yang membawa informasi mengenai pemilik hak cipta, pencipta atau pembeli yang sah dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menangani hak kepemilikan media digital. Watermark sengaja ditanamkan secara permanen pada data digital sedemikian hingga pengguna yang berwenang dapat dengan mudah membacanya, disisi lain watermark tersebut haruslah tidak mengubah isi media kecuali sedikit atau perubahan tersebut tidaklah tampak atau kurang begitu tampak bagi indera manusia. Hal ini disebabkan karena pengubahan dari citra digital asal ke citra ber-watermark hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan warna dari citra digital, sehingga sistem penglihatan manusia Human Visual System tidak dapat mempersepsi perubahan tersebut. Mutu dari teknik watermarking meliputi beberapa parameter utama berikut ini : a. Fidelity : Perubahan yang disebabkan oleh tanda mark semestinya tidak mempengaruhi nilai isi, idealnya tanda harusnya tidak dapat dilihat, sehingga tidak dapat dibedakan antara data yang ber-watermark dan data yang asli. Salah satu trade-off antara karakteristik 17 watermarking yang sangat kelihatan adalah antara robustness dengan fidelity. Dalam beberapa literatur, fidelity kadang disebut dengan invisibility untuk jenis data citra dan video. Yang dimaksud dengan fidelity disini adalah derajat degradasi host data sesudah diberi watermark dibandingkan dengan sebelum diberi watermark. Biasanya bila robustness dari watermark tinggi maka memiliki fidelity yang rendah, sebaliknya robustness yang rendah dapat membuat fidelity yang tinggi. Jadi sebaiknya dipilih trade-off yang sesuai, sehingga keduanya dapat tercapai sesuai dengan tujuan aplikasi. Untuk host data yang berkualitas tinggi maka fidelity dituntut setinggi mungkin sehingga tidak merusak data aslinya, sedangkan host data yang memiliki noise kualitas kurang maka fidelity-nya bisa rendah. b. Robustness : watermark di dalam host data harus tahan terhadap beberapa operasi pemrosesan digital atau manipulasi data malicious attack. Manipulasi data yang umum standard malicious attack digunakan seperti: blurring, cropping, scaling, rotating, adding noise, change contrast. Pada robust watermark, data disisipkan dengan sangat kuat, sehingga jika ada yang berusaha menghapusnya maka gambar atau suara yang disisipi akan ikut rusak dan tidak punya nilai komersial lagi. c. Security : Watermarking harus tahan terhadap usaha segaja memindahkan mencopy watermark dari satu multimedia data ke multimedia data lainnya. 18 Pada ketiga kriteria diatas, fidelity merupakan kriteria paling tinggi Sirait, 2008. Proses watermarking embed perlu didukung dengan proses ekstrasi watermark extract dari citra ber-watermark. Proses ekstraksi extract ini bertujuan untuk mengetahui watermark yang disisipkan dalam citra digital yang ber-watermark tersebut. Umumnya proses ekstraksi extract melibatkan proses pembandingan citra digital asal dengan citra ber-watermark untuk mendapatkan watermark yang disisipkan. Watermarking dengan Discrete Wavelet Transform DWT ini dipilih sebagai metode penyisipan watermarking karena beberapa alasan yaitu : 1. DWT merupakan yang paling dekat terhadap HVS Human Visual System Terzija, 2006. 2. Distorsi yang disebabkan oleh wavelet domain dalam perbandingan kompresi tinggi tidak terlalu mengganggu dibandingkan domain lain dalam bit rate yang sama Terzija, 2006. 3. Bit-error rate yang rendah. Bit-error rate merupakan perbandingan antara bit yang salah diekstraksi dengan total bit yang disisipkan Kutter, dan Fabien 1999. 19

2.6.3. Manfaat Watermarking

1. Proteksi Hak Cipta Tujuan watermarking dalam perlindungan hak cipta adalah sebagai bukti otentik atas hak kepemilikan pencipta atas ckonten yang dibuat atau diproduksinya. Watermarking sangat ideal untuk pembuatan label hak cipta, karena bukan hanya tak terlihat tetapi juga tidak dapat dipisahkan dari data yang disisipi. Hal ini merupakan alasan utama sehingga proteksi menggunakan label hak cipta menjadi aplikasi yang sangat terkemuka saat ini Lu, 2005. 2. Penanda fingerprinting Fungsi watermarking pada fingerprinting mirip dengan serial number SN.. Tujuan watermarking adalah mengidentifikasi setiap penggunaan dan distribusi suatu content. 3. Proteksi terhadap penggandaan copy protection Watermarking berfungsi melindungi konten dari duplikasi dan pembajakan. 4. Autentikasi citra Watermarking berfungsi dalam proses autentikasi, sehingga modifikasi dari suatu citra dapat terdeteksi

2.7. Discrete Wavelet Transform pada citra digital

Dokumen yang terkait

Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Teknik Modifikasi Intensitas Piksel dan Discrete Wavelet Transform (DWT).

0 0 15

Blind Watermarking Pada Citra Digital Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Singular Value Decomposition (SVD).

1 2 14

WATERMARKING PADA SINYAL AUDIO MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT).

0 0 6

Blind Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT) - Blind Watermarking on Digital Image Using Discrete Wavelet Transorm (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT).

0 1 16

Watermarking Citra Digital Berbasis DWT (Discrete Wavelet Transform)- SVD (Singular Value Decomposition).

1 1 62

Teknik Watermarking DCT (Discrete Cosine Transform)-DWT (Discrete Wavelet Transform) Berbasis SVD (Singular Value Decomposition).

0 0 51

Digital Watermarking Menggunakan Teknik Penggabungan DWT (Discrete Wavelet Transform) dan DCT (Discrete Cosine Transform).

0 0 58

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

1 1 6

PERANCANGAN TEKNIK DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) DENGAN MENGGUNAKAN QUANTIZATION INDEX MODULATION (QIM) DIGITAL AUDIO WATERMARKING BASED ON DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

0 0 7

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI CITRA WATERMARKING DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) –LIFTING WAVELET TRANSFORM (LWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSISITION (SVD) ANALYSIS AND IMPLEMENTATION OF IMAGE WATERMARKING USING DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

0 0 9