Resolusi Citra Tipe Citra

8 x kolomlebar = 5 piksel baristinggi = 5 y 2. Digitalisasi intensitas fx, y, sering disebut sebagai kuantisasi. Setelah proses sampling pada citra maka proses selanjutnya adalah kuantisasi. Kuantisasi menyatakan besarnya nilai tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan grayscale sesuai dengan jumlah bit biner yang digunakan, dengan kata lain kuantisasi pada citra menyatakan jumlah warna yang ada pada citra. Proses kuantisasi membagi skala keabuan 0, L menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat integer, G level diambil perpangkatan dari 2.

2.3. Resolusi Citra

Masing-masing elemen dari matriks yang tidak lain adalah elemen dari citra digital yang merupakan bagian terkecil dari suatu citra disebut dengan picture element atau piksel. Jadi jika sebuah citra mempunyai ukuran 5 x 5 piksel artinya citra tersebut mempunyai 5 baris dan 5 kolom dalam sebuah matriks. Sedangkan banyaknya piksel yang digunakan untuk membentuk suatu citra digital disebut resolusi. Semakin tinggi resolusi maka semakin tinggi pula tingkat detail citra tersebut sehingga citra yang terbentuk akan semakin baik. 0 1 2 3 4 1 2 3 4 Gambar 2.2 Resolusi Citra 9

2.4. Tipe Citra

Berdasarkan format penyimpanan nilai warnanya citra digital terbagi dalam tiga tipe yaitu :

2.4.1. Citra Berwana truecolor

Red Merah, Green Hijau dan Blue Biru merupakan warna dasar yang dapat diterima oleh mata manusia. Setiap piksel pada citra berwarna mewakili warna yang merupakan kombinasi dari ketiga warna dasar RGB. Setiap titik pada citra berwarna membutuhkan data sebesar 3 byte. Setiap warna dasar memiliki intensitas tersendiri dengan nilai minimum nol 0 dan nilai maksimum 255. Gambar 2.3 Keping citra berwarna

2.4.2. Citra Grayscale

Citra grayscale merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pikselnya, artinya nilai dari Red = Green = Blue. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk menunjukkan intensitas warna. Citra yang ditampilkan dari citra jenis ini terdiri atas warna abu-abu, bervariasi pada warna hitam pada bagian yang intensitas terlemah dan warna putih pada intensitas terkuat. Citra grayscale berbeda dengan citra ”hitam-putih”, dimana 10 pada konteks komputer, citra hitam putih hanya terdiri atas 2 warna saja yaitu ”hitam” dan ”putih” saja. Pada citra grayscale, warna bervariasi antara hitam dan putih, tetapi variasi warna diantaranya sangat banyak. Citra grayscale seringkali merupakan perhitungan dari intensitas cahaya pada setiap piksel pada spektrum elektromagnetik single band. Citra grayscale disimpan dalam format 8 bit untuk setiap sampel piksel, yang memungkinkan sebanyak 256 intensitas. Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing R, G dan B menjadi citra grayscale dengan nilai X, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari nilai R, G dan B sehingga dapat dituliskan menjadi: X = R+G+B3 Gambar 2.4 Representasi citra grayscale

2.4.3. Citra Biner

Citra biner binary image adalah citra digital yang hanya memiliki 2 kemungkinan warna, yaitu hitam dan putih. Citra biner disebut juga dengan citra BW BlackWhite atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap piksel dari citra biner. Pembentukan citra biner memerlukan nilai batas keabuan yang akan digunakan sebagai nilai patokan. Piksel dengan derajat keabuan lebih besar dari 11 nilai batas akan diberi nilai 1 dan sebaliknya piksel dengan derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas akan diberi nilai 0.

2.5. Kualitas Citra Digital

Dokumen yang terkait

Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Teknik Modifikasi Intensitas Piksel dan Discrete Wavelet Transform (DWT).

0 0 15

Blind Watermarking Pada Citra Digital Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Singular Value Decomposition (SVD).

1 2 14

WATERMARKING PADA SINYAL AUDIO MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT).

0 0 6

Blind Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT) - Blind Watermarking on Digital Image Using Discrete Wavelet Transorm (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT).

0 1 16

Watermarking Citra Digital Berbasis DWT (Discrete Wavelet Transform)- SVD (Singular Value Decomposition).

1 1 62

Teknik Watermarking DCT (Discrete Cosine Transform)-DWT (Discrete Wavelet Transform) Berbasis SVD (Singular Value Decomposition).

0 0 51

Digital Watermarking Menggunakan Teknik Penggabungan DWT (Discrete Wavelet Transform) dan DCT (Discrete Cosine Transform).

0 0 58

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

1 1 6

PERANCANGAN TEKNIK DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) DENGAN MENGGUNAKAN QUANTIZATION INDEX MODULATION (QIM) DIGITAL AUDIO WATERMARKING BASED ON DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

0 0 7

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI CITRA WATERMARKING DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) –LIFTING WAVELET TRANSFORM (LWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSISITION (SVD) ANALYSIS AND IMPLEMENTATION OF IMAGE WATERMARKING USING DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

0 0 9