Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry And Trading Company, Tbk
THE INFLUENCE OF EARNING PER SHARE (EPS) AND
RETURN ON INVESTMENT (ROI)
TO STOCK PRICE AT PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY &
TRADING COMPANY, Tbk
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi Oleh :
Wiwi Ayiarti 21107008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
i
Industry & Trading Company of year 2001-2010.
This research is using qualitative analysis method with quantitative approach. Sample of data is reports balance sheet, profit / loss and share price of banking statistics for 2001 to 2010. This research using the dependent variable stock prices, while the independent variable is earning per share (EPS) and Return On Investment(ROI)
Based on the research that earnings per share and return on investment simultaneously is significantly influence of stocks price on PT. Ultrajaya Milk Industry &Trading Company, Tbk. Based on the partial testing earnings per share have a significant influence on stock price in PT. Ultrajaya Milk Industry &Trading Company, Tbk. And partial test of the influence of variable return on investment can concluded that economic value added has a significant effect on stock price movements on PT. Ultrajaya Milk Industry &Trading Company, Tbk Keywords: Stocks prices, Earning per Share (EPS), and Return On Investment
(3)
ii
tahunan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk selama periode 2001 – 2010.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Data yang dijadikan sampel adalah laporan keuangan neraca, laporan laba/rugi dan statistik harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk periode 2001 - 2010. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independennya adalah Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI).
Berdasarkan penelitian bahwa Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. Berdasarkan pengujian secara partial Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. Dan pengujian secara partial mengenai pengaruh variabel Return On Investment (ROI) dapat disimpulkan bahwa Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
Keywords: Harga Saham, Earning Per Share (EPS), dan Return On Investment (ROI)
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, dan dengan segala hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP HARGA SAHAM PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY, Tbk”.
Skripsi ini disusun oleh penulis dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sidang Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari segala keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman, hambatan dan waktu dari penulis. Namun demikian, penulis sangat bersyukur karena banyaknya bantuan yang diberikan. Yang pertama penulis akan mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta (Bapak dan Mama) yang memberikan bantuan yang melimpah baik secara moril maupun materil serta do‟a yang tak pernah putus, kemudian terima kasih kepada Ibu Lilis Puspitawati, SE., M.Si selaku sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, bantuan, dorongan serta motivasi yang sangat berarti sampai akhirnya skripsi ini pun selesai. Selain itu juga, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
(5)
iv
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Ibu Ely Suhayati SE., M.Si, Ak selaku Dosen Wali Ak-1 yang selama ini telah membimbing serta menjadi orang tua kedua bagi Kami di kampus dalam menyelesaikan studi di Universitas Komputer Indonesia.
5. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 6. Bapak Ian Andriana yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dalam pengolahan data dan ilmu statistika.
7. Adik - adik tersayang yang telah memberikan doa dan juga semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga skripsi ini bisa menjadi motivasi terbesar kalian untuk bisa berusaha belajar dengan lebih baik lagi.
8. Sahabat terbaik selama empat tahun terakhir ini, Yeni, Fachrozi, Dina dan Iis terima kasih banyak atas dukungan, semangat serta motivasi dan segala kesenangan, kebahagian dan kepercayaan kalian. Suka duka kita selama ini mudah – mudahan selalu menjadi kenangan manis di masa depan kita nanti. 9. Teman-teman seperjuangan di kelas AK 1 terima kasih untuk motivasi dan
(6)
v
sama, waktu yang mempertemukan kita semua dan hanya waktu juga yang bisa memisahkan kita.
10.Teman-teman Akuntansi „07 yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga bisa lebih kompak dan lebih mempererat hubungan kekeluargaan sesama mahasiswa satu jurusan. Berbanggalah dengan Almamater kita yang sampai saat ini telah banyak menunjukkan kemajuan.
11.Untuk teman - teman, kerabat dan saudara yang telah memberikan doa dan dukungan serta semangatnya kepada penulis.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya, dan bagi pihak yang membaca pada umumnya. Semoga amal berupa bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin ya rabbal’alamin
Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011 Penulis
Wiwi Ayiarti 2.11.07.008
(7)
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi, pasar modal merupakan pendanaan yang cukup penting. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pasar modal juga telah membawa manfaat positif untuk perkembangan perekonomian nasional yang mana sektor pemerintah dan sektor swasta merupakan ujung tombak pembentuk perekonomian nasional, untuk meningkatkan laju pertumbuhan di segala bidang dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih berkembang sesuai dengan usahanya masing-masing. (www.kabarindonesia.com).
Disamping pernyataan tersebut di atas, pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan baik atau tidak. Hal ini disebabkan perusahaan yang masuk ke pasar modal adalah perusahaan-perusahaan besar dan kredibel di negara yang bersangkutan, sehingga bila terjadi penurunan kinerja pasar modal bisa dikatakan telah terjadi pula penurunan kinerja di sektor riil. (Sutrisno, 2000)
Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ditandai dengan meningkatnya jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut ini daftar jumlah emiten, IHSG, Kapitalisasi Pasar dan Saham tercatat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(8)
Tabel 1.1
Daftar Jumlah Emiten, IHSG, Kapitalisasi Pasar dan Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2002 – 2009
Tahun Jumlah
Emiten IHSG
Kapitalisasi Pasar
(Rp Milyar) Saham Tercatat
2002 331 424,94 268.422,78 939.544.513.105
2003 333 691,89 460.365,96 829.359.787.591
2004 331 1.000,23 679.949,07 656.447.198.554
2005 336 1.162,63 801.252,70 712.985.123.204
2006 344 1.805,52 1.249.074,45 924.488.804.314 2007 408 2.745,83 1.988.326,20 1.128.173.554.108 2008 396 1.355,41 1.076.490,53 1.374.411.626.346 2009 398 2.534,36 2.019.375,13 1.465.654.987.417
Sumber : www.bapepam.go.id
Dari tabel 1.1 tersebut diatas dapat terlihat jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2002 sampai dengan 2007 berkembang sangat lambat, namun demikian pada tahun 2007 jumlah emiten melonjak tajam 18,6% menjadi 408 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan emiten yang cukup besar. Pada tahun 2008 jumlah emiten berkurang menjadi 396 perusahaan, ini berarti terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena adanya sejumlah emiten yang harus delisting dari lantai bursa, kebanyakan dari perusahaan tersebut mengalami kerugian dalam operasionalnya. Namun kemudian pada tahun 2009 lantai bursa mulai melihatkan perkembangannya dengan adanya penambahan jumlah emiten yang terdaftar di bursa.
IHSG dan Kapitalisasi Pasar selama tahun 2002 sampai dengan 2009 ternyata menunjukkan peningkatan secara terus-menerus walaupun pada akhirnya terjadi penurunan di tahun 2008 dikarenakan adanya tekanan eksternal berupa
(9)
tingginya harga minyak dunia yang membuat IHSG di Bursa Efek Indonesia menurun dibandingkan dengan tahun 2007, di tahun 2009 IHSG dan Kapitalisasi Pasar dapat naik kembali. Dari data tabel yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan selama periode 2002-2009 perkembangan pasar modal Indonesia dapat dikatakan sangat baik.
Disamping perkembangan pasar modal yang telah dijelaskan diatas, investasi di sektor publik memiliki risiko yang cukup tinggi oleh karena itu investasi yang dilakukan harus didasari pertimbangan yang rasional setelah sebelumnya memperoleh berbagai informasi yang sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan, investor hanya bisa menentukan berapa tingkat keuntungan (expected return) yang diinginkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya terjadi akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2000 :150).
Sebelum melakukan kegiatan investasi para investor perlu mengetahui dan memilih saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal atas dana yang diinvestasikannya untuk menganalisisi potensi keuntungan yang bisa didapat dari investasi saham ini. Dengan demikian, harga saham akan ditentukan oleh hasil investasi terhadap kinerja dan prospek suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga membutuhkan informasi yang tepat, akurat dan andal. Oleh karena itu analisis fundamental tidak dapat dipisahkan dari keberadaan laporan keuangan perusahaan.
(10)
Hal ini berarti bahwa dengan laporan keuangan suatu perusahaan, para pemakai laporan dapat menilai kinerja perusahaan dan meramalkan kemampuan perusahaan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa depan.
Analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan yang telah go public. Ada beberapa macam analisis rasio yang bisa digunakan untuk pengambilan keputusan oleh investor, namun demikian dalam penelitian ini digunakan rasio Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) karena peneliti menilai bahwa Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) dapat mengukur tingkat efektifitas secara keseluruhan dari operasi perusahaan selama periode tertentu.
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham, dinilai dapat mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan, Earning Per Share (EPS) ini diperoleh dari laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS) yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pemegang saham (investor) hal ini akan berpengaruh pada kenaikan harga saham.
(11)
Sebaliknya Earning Per Share (EPS) yang rendah menandakan bahwa perusahaan dapat dikatakan gagal memberikan keuntungan kepada para pemegang saham tentunya dengan keadaan tersebut diatas maka dapat diperkirakan saham yang diperjualbelikan akan kurang peminat hal ini mengakibatkan harga saham menurun. Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi Earning Per Share (EPS) dalam melakukan penentuan harga saham, mengingat pasar modal di Indonesia semakin menuju ke arah yang efisien sehingga semua informasi yang relevan bisa di pakai sebagai masukan untuk menilai harga saham.
Return On Investment (ROI) dapat mengukur tingkat efektivitas secara lebih efektif karena melakukan perbandingan dengan melihat aktivitas operasi yang tersedia dan pemanfaatan aktiva yang dimiliki untuk mendapatkan profit yang ada, atau dengan kata lain Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dengan keseluruhan aktiva untuk mengukur bersih dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.
Angka rasio bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Untuk dapat mengukur atau menentukan hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan rasio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis, dimana perusahaan menjadi anggotanya yang dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka rasio perusahaan. Angka rasio pada Return On investment (ROI) memperhatikan besarnya pengembalian atas investasi yang disebabkan karena besarnya laba atas penjualan dan tingginya perputaran harta perusahaan dalam mengelola yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk mengahasilkan keuntungan bersih.
(12)
Sehubungan dengan pernyataan tersebut diatas hingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Return On investment (ROI) dianggap semakin baik karena tingkat pengembalian akan ikut meningkat sehingga dapat meningkatkan kepercayan para investor dan biasanya harga saham akan meningkat, sebaliknya apabila Return On investment (ROI) rendah maka tingkat pengembaliannya semakin rendah, sehingga hal ini biasanya menurunkan harga saham.
Pengukuran kinerja secara eksternal dapat ditinjau dari nilai pasarnya yakni harga saham. Semakin tinggi harga saham mengindikasikan bahwa ekspektasi investor terhadap saham suatu perusahaan tinggi pula. Sehubungan dengan pernyataan tersebut investor sering dihadapkan pada pertanyaan yang terkait dengan harga saham, misalnya “Faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham?” kemudian “Berapa harga yang wajar bagi sebuah saham?” atau “Saham apa yang sekarang murah?”, pertanyaan ini nampak sederhana, tapi untuk menjawabnya bukanlah perkara gampang, apalagi konsekuensi dari jawaban pertanyaan semacam ini akan mempengaruhi keputusan investasi seseorang dalam belanja saham. Terminologi harga rendah dan harga murah adalah satu hal yang berbeda. (sumber : www.okezone.com, 22/12/2008)
Harga saham di pasar modal merupakan ukuran yang obyektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, harga saham merupakan harapan investor. Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang bersangkutan disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. (Jogiyanto, 2000 : 150)
(13)
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri yang merupakan produsen pertama dan terbesar di Indonesia dalam menghasilkan produk – produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama. Untuk melaksanakan hal ini PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk telah melakukan investasi mulai dari investasi di pasar modal dan investasi yang lebih signifikan dalam aktivitas pemasaran, teknologi, pengembangan produk dan distribusi. Dibawah ini tabel data perolehan Return On Investment (ROI) PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sejak tahun 2002 hingga 2010.
Tabel 1.2
Data Return On Investment (ROI) dan Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
Tahun 2002-2009 Tahun ROI
(%)
Harga Saham
2001 3,19 - 825 -
2002 2,39 495
2003 0,99 445
2004 0,07 290
2005 4,79 300
2006 5,28 330
2007 5,65 620
2008 -4,32 680
2009 7,31 650
2010 9,92 1380
Sumber : Laporan Keuangan PT.Ultrajaya (data diolah) & www.finance.yahoo.com
Dari tabel 1.2 tersebut diatas dapat terlihat bahwa tingkat Return On Investment (ROI) PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk berfluktuatif data menunjukkan sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2004
(14)
tingkat Return On Investment terus mengalami penurunan hingga mencapai tingkat perolehan Return On investment (ROI) sebesar 0,34%. Hal yang terjadi pada harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 terus menerus mengalami penurunan yang juga diimbangi dengan menurunnya harga saham hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila terjadi penurunan pada Return On Investment (ROI) maka harga saham juga akan ikut menurun .
Pada tahun 2005 tingkat Return On investment (ROI) PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk mulai mengalami peningkatan hingga tahun 2007, hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan perolehan laba bersih perusahaan yang diakibatkan oleh penurunan beban yang terjadi pada kegiatan operasional pada perusahaan. Oleh karena demikian Return On investment (ROI) pada tahun 2005 ini ternyata memiliki pengaruh positif pada harga saham artinya bahwa peningkatan nilai Return On Investment (ROI) pada tahun 2005 mengakibatkan kenaikan yang sama terhadap harga saham perusahaan.
Pada tahun 2008 Return On Investment (ROI) mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya hal ini ternyata diimbangi dengan peningkatan harga saham walaupun hanya Rp.60. Hal ini disebabkan oleh perolehan rugi operasional yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah beban usaha perusahaan. Kondisi seperti ini tentu saja menjadi fenomena karena bertentangan dengan pernyataan dan beberapa penelitian yang telah dilakukan peneliti lain yang menyatakan bahwa tingkat Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh terhadap kenaikan harga saham.
(15)
Pada tahun 2009 terjadi kenaikan tingkat Return On Investment (ROI) yang cukup signifikan namun demikian hal ini tidak mengakibatkan peningkatan yang sama pada harga saham karena harga saham pada tahun yang sama justru mengalami penurunan. Hal ini juga menjadi fenomena karena peningkatan tingkat Return On Investment (ROI) ternyata tidak di imbangi dengan kenaikan harga saham perusahaan.
Sedangkan pada tahun 2010 Return On Investment (ROI) terjadi peningkatan menjadi 5,34% dari perolehan Return On Investment (ROI) tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,53%, hal ini juga memberikan dampak yang positif terhadap harga saham yang ikut mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga perusahaan mencatatkan harga saham tertinggi selama periode penelitian ini pada harga Rp. 13800 hal ini dikarenakan adanya peningkatan yang seimbang antara jumlah aktiva perusahaan dengan laba bersih yang diperolehnya.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT.ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY, Tbk”.
(16)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi dan telah dikemukakan diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti antara lain sebagai berikut :
1. Harga saham perusahaan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal, disamping itu kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya di masa depan.
2. Penurunan tingkat Return On Investment (ROI) pada tahun 2008 dari tahun sebelumnya ternyata tidak mempengaruhi harga saham secara positif, harga saham penutupan PT.Ultrajaya Milk Industry & Trading Company,Tbk justru mengalami peningkatan.
3. Penurunan laba bersih yang diperoleh perusahaan yang terjadi pada tahun 2009 mengakibatkan tingkat Return On Investment (ROI) yang mengalami kenaikan tidak memberikan dampak positif pada harga saham penutupan PT.Ultrajaya Milk Industry & Trading Company,Tbk ikut naik karena harga saham yang diperjualbelikan bursa pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
(17)
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka Perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara simultan.
2. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
3. Bagaimana pengaruh Return On Invetsment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap harga saham perusahaan. Sesuai dengan latar belakang dan maksud yang yang telah diuraikan, penilitian ini memiliki tujuan antara lain :
1. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara simultan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
(18)
3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Invetsment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
1.5 Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek dari penelitian tersebut . Kegunaan tersebut antara lain :
1. Kegunaan Akademis
a. Bagi Perkembangan Ilmu
Penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang berarti bagi studi-studi yang berkaitan dengan Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) serta harga saham suatu perusahaan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peneliti di bangku kuliah sekaligus sebagai Usulan Penelitian yang menjadi pemenuhan syarat untuk mata kuliah Skripsi. c. Bagi Peneliti Lain
Menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat diteliti kembali perkembangan Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap harga saham suatu perusahaan dikemudian hari.
(19)
2. Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk (Persero) khususnya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penggunaan metode Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan. b. Bagi Para Investor Saham
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi para investor yang akan berinvestasi di perusahaan lain umumnya dan di PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk khususnya.
1.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di Jalan Sudirman Kav. 52 -53 Jakarta.
b. Jadwal Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai tahap akhir yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :
(20)
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian No Kegiatan
Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Pencarian Perusahaan 2 Usulan Penelitian : a. Penulisan UP b. Bimbingan
UP
c. Seminar UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan Data 5 Penyusunan Skripsi : a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi
c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan
(21)
15 2. 1 Kajian Pustaka
2.1.1 Earning Per Share (EPS)
Penghasilan yang diperoleh dari kegiatan usaha baik perorangan ataupun perusahaan merupakan sumber daya yang dapat dikonsumsi pada saat ini atau dimasa yang akan datang. Untuk dapat berinvestasi, sebuah perusahaan maupun kegiatan usaha perseorangan harus dapat mengorbankan konsumsi dan mampu membuat keputusan atas penghasilannya, berapa banyak penghasilan yang akan dipakai untuk konsumsi dan berapa banyak penghasilan yang akan diinvestasikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Eduardus Tandelilin (2010:2) menjelaskan investasi sebagai berikut :
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. “
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penundaan konsumsi sekarang yang digunakan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan investasi menurut Eduardus Tandelilin (2010:7) menerangkan bahwa :
“Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang biasa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini dan pendapatan masa datang.”
(22)
Dari pernyataan tersebut diatas dapat diuraikan bahwa untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya di masa yang akan datang para investor banyak melakukan kegiatan investasi. Menurut Jogiyanto (2008:6) menjelaskan investasi sebagai berikut :
”Investasi dalam keuangan dapat dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Invetasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui pernatara maupun dengan cara yang lai. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.”
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan investasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sama seperti halnya yang terjadi di pasar modal sehubungan dengan pernyataan tersebut diatas investasi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah invetasi berupa saham baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham, motif – motif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham 2. Mengejar Capital Gain yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan di bursa
efek
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Definisi saham menurut Mohamad Samsul (2006:45) saham didefinisikan sebagai berikut :
(23)
“Tanda bukti kepemilikan perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (share holder atau stock holder).
Selain pernyataan tersebut diatas Bambang Riyanto (2001: 240) mengemukakan mengenai pengertian saham sebagai berikut :
“Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam perseroan terbatas, bagi yang bersangkuan yang di terima dari hasil penjualan sahamnya akan tertanam didalam perusahaan tersebut selama hidupnya meskipun pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan peranan permanen karena setiap wkatu pemegang saham dapat menjual sahamnya”.
Mohamad Samsul (2006:45) mendefinisikan saham sebagai berikut :
“ Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (stock holder)”.
Setelah uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa saham merupakan bukti kepemilikian seseorang atapun perusahaan. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan dan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik, yang diperjual belikan di pasar modal (Bursa Efek).
Saham dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu (1) Saham Biasa dan (2) Saham Preferen (Preffered Stock) :
1. Saham Biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen dibandingkan dengan saham preferen. Demikian juga terhadap hak atas harta kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.
2. Saham Preferen adalah saham yang memberikan hak lebih diatas saham biasa, seperti hak prioritas atas pengembalian modal jika perusahaan
(24)
dilikuidasi, hak prioritas atas pembagian deviden, serta hak prioritas untuk mengajukan usul dalam rapat umum pemegang saham untuk pencalonan direksi dan komisaris.
Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat untuk membiayai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba
c. Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan-perusahaan
d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.
Namun demikian, sebelum melakukan kegiatan investasi para investor juga harus dapat mempertimbangkan keuntungan dan risiko yang akan diperoleh dimasa yang akan datang tersebut. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:7) dasar keputusan investasi dijelaskan sebagai berikut :
“Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko.”
Dari pernyataan diatas maka dapat diuraikan bahwa para investor diharapkan dapat mengetahui return serta risiko yang akan dihadapinya di masa yang akan datang, dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan yang merupakan return yang diantisipasi investor dimasa datang, dengan return yang terjadi atau return actual yang merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.
(25)
Sedangkan risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return actual yang berbeda dengan return yang diharapkan, yang mengacu pada kemungkinan realisasi return actual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan.
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:11) menerangkan bahwa :
“Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu :
1. Penentuan tujuan investasi 2. Penentuan kebijakan investasi 3. Pemilihan strategi portofolio 4. Pemilihan asset
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio”
Atas kegiatan investasi tersebut pertanyaan yang paling mendasar apakah harga saham dipasar mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan. Jika tidak, berapa nilai sebenarnya dari saham yang diperdagangkan. Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya atas saham yang diperjualbelikan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Menurut Jogiyanto (2008: 126) menerangkan bahwa :
“Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan”.
Sedangkan analisis teknikal dijelaskan oleh Eduardus Tandelilin (2010:393) sebagai berikut :
“Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume.”
(26)
Sehubungan dengan analisis fundamental dan teknikal yang telah dijelaskan tersebut diatas ada beberapa macam analisis rasio yang digunakan namun demikian, sehubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan rasio Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI). Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk Earning Per Share (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden.
Earning Per Share (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila Earning Per Share (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Berikut pengertian Earning Per Share (EPS) menurut Dahlan Siamat (2004:279) sebagai berikut :
“Earning per Share adalah laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap unit saham selama suatu periode tertentu.”
Earning per share = Laba bersih Jumlah saham beredar
Sedangkan Eduardus Tandelilin (2010:365) mengartikan Earning Per Share (EPS) sebagai berikut :
(27)
“Earning per share adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. “ Dari pengertian yang diuraikan tersebut diatas, rumus persamaan untuk Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut :
Earning per share = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar
Disamping rumus tersebut diatas, Earning Per Share (EPS) juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
EPS = ROE x Nilai buku per lembar saham atau
EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak x Jumlah modal sendiri Jumlah modal sendiri Jumlah saham beredar
Dengan demikian, dapat penulis simpulkan Earning Per Share (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Earning Per Share (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
Alasan menggunakan Earning Per Share menurut Eduardus Tandelilin (2010:366) menerangkan bahwa Earning per share diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga alasan:
(28)
1. Earning per share biasa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham. 2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari
earning (laba).
3. Adanya hubungan antara perubahan earning (laba) dengan perubahan harga saham
2.1.2 Return On Investment (ROI)
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan investasi yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan atas laporan keuangan dengan menggunakan ROI menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.
Menurut Lukman Syamsudin (2004:63) menyatakan bahwa:
Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan.
Disamping itu, Bambang Riyanto (2004:215) menjelaskan Return On Investment (ROI) sebagai berikut :
Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan. Uraian ini dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segment atau divisi dari suatu perusahaan.
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan mengukur efektivitas perusahaan dengan seluruh aktiva yang tersedia di
(29)
perusahaan. Menurut Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M (2008:121) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari, M.Si dan Deny Arnos Kwary, M.Hum menyatakan bahwa :
Satu cara untuk mengkaitkan laba operasional dengan aktiva yang digunakan adalah melalui perhitungan laba yang diperoleh per dolar investasi. Return On Investment (ROI) adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. ROI didefinisikan sebagai berikut:
ROI = Laba Operasi aktiva operasi rata-rata
Laba Operasi (Operating Income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung dan peralatan. Aktiva operasi rata-rata dihitung sebagai berikut :
Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) 2
Rumus kedua untuk ROI adalah margin dikalikan dengan perputaran. Jadi, rumus ROI dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
ROI = Margin x Perputaran
= ( Laba operasional ) x ( Penjualan ) Penjualan Aktiva operasi rata-rata
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba.
(30)
Perputaran (turn over) adalah suatu ukuran lain, yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva aktiva operasi rata-rata. Hasilnya menunjukkan seberapa produktif aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Menurut Suad Husna (2001:91) kegunaan Return On Investment (ROI) dikemukakan sebagai berikut :
a. … Teknik analisis Return On Investment (ROI) dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi di bagian penjualan
b. Apabila perusahaan mempunyai data industry sehingga dapat diperoleh rasio industry, maka dengan analisis Return On Investment dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenisnya, sehingga dapat diketahui apakah perusahannya berada di bawah, sama atau diatas rata-ratanya. c. Analisis Return On Investment (ROI) dapat digunakan untuk
mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
d. Return On Investment (ROI) selain untuk kegunaan kontrol perusahaan, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi.
2.1.3 Harga Saham
Saham merupakan surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal Disamping harus mengetahui fungsi saham dalam perusahaan, seorang investor di pasar modal harus dapat menentukan harga saham yang sesuai dengan keuntungan yang akan diberikan di masa yang akan datang serta harus dapat meramalkan perubahan harga saham dimasa yang akan datang sehingga peramalan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar penilaian harga saham untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli
(31)
atau dijual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Menurut Jogiyanto (2000:8) sebagai berikut :
“Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”.
Selain pernyataan tersebut Agus Sartono (2001:9) juga menyatakan bahwa :
“Harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperi laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan”.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham. Selain daripada itu menurut Suad Husnan (2001:285) menyatakan bahwa :
“Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien sangatlah sulit bagi pemodal untuk terus menerus bisa “mengalahkan” pasar dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh keuntungan di atas normal atas saham yang diperjualbelikan maka akan lebih tinggi pula risiko yang ditanggung, oleh karena itu para investor harus dapat melakukan penilaian saham. Disamping harus dapat melakukan penilaian saham, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi harga saham. Menurut J Fred Weston dan Eugeun F Brigham diuraikan sebagai berikut :
(32)
1. Earning Per Share
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tingg laba saham yang diberikan perusahaan maka para investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meninggkat.
2. Tingkat suku bunga
Tingkat bunga dapat diperngaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. Apabila suku bunga naik maka investor akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari obligasi, sehingga mereka akan segera ,menjual saham mereka untuk ditukarkan dengan obligasi. Penukaran yang demikian akan menurunkan harga saham, begitu pula sebaliknya
b. Mempengaruhi harga saham, hal ini karena bunga adalah merupakan biaya bagi perusahaan, maka semakin tinggi bunga semakin rendah laba perusahaan. Selain dari itu suku bunga mempengaruhi kegiatan ekonomi maka akan mempengaruhi laba perusahaan
3. Jumlah kas deviden yang dibagikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari
(33)
pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan investor sehingga harga saham meningkat.
4. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan
Jumlah laba ini diperoleh dari laporan keuangan, umumnya investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena cenderung menunjukkan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan 5. Tingkat resiko dan tingkat pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko semakin tinggi tingkat pengembalian (high risk high return) yang diharapkan investor.
Selain daripada pernyataan tersebut diatas menurut Suad Husnan juga (2001:317) menyatakan bahwa:
“...kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat. Dengan kata lain profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.”
Kemudian berdasarkan pernyataan tersebut diatas maka dapat diketahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba. Suad Husnan (2001:317) menjelaskan bahwa :
“..karena laba berasal dari selisih antara penghasilan dari penjualan dengan biaya – biaya, oleh karena itu apabila kita ingin mengidentifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi laba, kita perlu mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi penjualan dan biaya.”
(34)
Banyak faktor yang mempengaruhi penjualan dan biaya tetapi pada dasarnya faktor yang mungkin terjadi, menurut Brigham dan Huston (2001:19) menyatakan bahwa:
“Perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan EPS dan oleh karena itu hal tersebut juga mengakibatkan perubahan terhadap harga saham.”
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:301) menyatakan bahwa, dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu :
1. Nilai buku, yaitu nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten),
2. Nilai pasar, yaitu nilai saham dipasar,
3. Nilai intrinsik (teoritis) saham, yaitu nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi
Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham dipasar yang dapat dinilai pada harga saham di bursa efek. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham namun ketiga jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya adalah tidak sama besarnya.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam hal ini pada saat investor menjual atau membeli suatu saham tertentu, investor akan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham yang bersangkutan. Kemudian disamping pernyataan tersebut diatas, menurut Suad Husna (2001:289) dikatakan bahwa :
(35)
“Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (NI) suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut. Nilai intrinsik ini menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.
Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual.
Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.”
Gambar 2.1 Penilaian Harga Saham
2.1.4 Hubungan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham.
Terdapat hubungan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham menurut Lukman Syamsudin (2004:63) dikatakan bahwa :
“Para pemegang saham menaruh perhatian pada tingkat keuntungan (earning per share) masa yang akan datang”.
Harga Saham saat ini
Tingkat Keuntungan yang Layak Risk Free Premi Resiko Waktu Present Value manfaat yang diharapkan akan diterima pemodal Manfaat yang diharapkan
Jumlah
Nilai Intrinsik
Banding -kan
(36)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa earning per share menjadi sesuatu yang sangat penting ketika sesorang (pemegang saham) ingin melakukan kegiatan investasi. Disamping pernyataan tersebut diatas, Eduardus Tandelilin (2010:232) juga menyatakan hubungan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham sebagai berikut :
“Variabel keuangan yang dapat dijadikan sebagai komponen utama dalam analisis fundamental perusahaan adalah Earning Per Share (EPS), karena terdapat hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham”.
2.1.5 Hubungan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham. Hubungan antara Return On Investment (ROI) terhadap harga saham menurut Eduardus Tandelilin (2010:236) dinyatakan bahwa:
“Besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROI) perusahaan akan tinggi sehingga para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan.”
Tetapi ternyata disamping itu, informasi tentang ekspetasi investor atas earning juga sangat penting untuk dapat menentukan nilai intrinsik suatu saham, sehingga para investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Return On Investment (ROI) mempengaruhi harga saham perusahaan. Apabila Return On Investment (ROI) tinggi maka harga saham juga akan tinggi atau mengalami kenaikan.
(37)
2. 2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Pemikiran
Seorang investor perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai bagaimana kinerja keuangan emiten dalam keputusan investasinya. Untuk itu, investor membutuhkan banyak informasi baik informasi mengenai perusahaan itu sendiri maupun informasi umum lainnya. Informasi utama yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi yang diperlukan untuk menilai risiko yang melekat dalam investasi maupun untuk memperkirakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002:3) mengatakan bahwa :
“...Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuanganutama kepada pihak-pihak diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter...”
Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan Syamsudin (2000: 37) yang mengatakan bahwa :
“..sebelum menanamkan investasinya dalam bentuk saham di suatu perusahaan, investor perlu mengetahui kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya.”
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam laporan keuangan suatu perusahaan para investor akan dapat memperoleh banyak informasi tidak hanya informasi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaannya tetapi juga laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengambilan
(38)
keputusan investasi bagi para investor di pasar modal. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002:3) mengatakan bahwa :
“ .. peniliaian pengembalian investasi serta risiko relatif yang berhubungan dengan peluang investasi dapat menyalurkan sumber daya secara efektif ..”
Setelah para investor mengalokasikan modal dalam kegiatan investasinya para investor juga harus dapat memprediksi perubahan harga saham perusahaan yang nantinya akan dipilih investor untuk melakukan kegiatan investasinya.
Investor yang akan melakukan kegiatan investasi berupa saham harus dapat menganalisis saham suatu perusahaan dengan cara mengamati beberapa indikator atau informasi yang berkaitan dengan perubahan harga saham. Analisis yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental, menurut Jogiyanto (2008: 126) menerangkan sebagai berikut :
“Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan”.
Ada beberapa analisis rasio yang digunakan untuk menghitung harga saham melalui analisis fundamental, namun demikan dalam penelitian ini analisis fundamental yang dipilih adalah Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) melalui analisis rasio ini diharapkan akan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dari kinerja perusahaan melalui data-data keuangan perusahaan. Selanjutnya dari data-data keuangan tersebut dapat diketahui seberapa besar efisiensi rasio Earning Per Share (EPS) dan Return On
(39)
Investment (ROI) terhadap harga saham. Pengertian harga saham menurut Martono (2007: 13) sebagai berikut :
“Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan deviden) dan pengelolaan aset.”
Kondisi atau prospek perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yang dicerminkan oleh Earning Per Share (EPS) yang dimiliki oleh perusahaan. Sawidji Widoatmodjo (2009 :102) mengatkan bahwa:
“Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS), maka semakin mahal harga suatu saham dan begitu pula sebaliknya”.
Earning Per Share (EPS) atau pendapatan per lembar saham menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. EPS dapat diperoleh dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham beredar. Kemampuan perusahaan menghasilkan Earning Per Share merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang sering kali di pakai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham.
Apabila EPS meningkat maka laba perusahaan semakin besar dan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh investor semakin besar. Dengan tingkat keuntungan yang semakin meningkat maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan. Namun, sebaliknya apabila EPS menurun maka laba yang akan diperoleh investor akan semakin kecil dan berpengaruh permintaan akan saham perusahaan turun yang akan berakibat harga saham juga akan turun.
Return On Investment (ROI) merupakan rasio antara earning after tax terhadap total assets. ROI menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam
(40)
menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang di gunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.. Tingkat Return On Investment (ROI) yang semakin tinggi menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik dan para investor akan memperoleh keuntungan dari deviden yang di terima semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham dapat menjadi daya tarik bagi investor maupun calon investor untuk menenamkan dananya ke dalam perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka semakin banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut dan akan berpengaruh pada kenaikan harga saham. Dari penjelasan tersebut diatas, kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Harga Saham
Earning Per Share (EPS) Return On Investment
(ROI) Investor
Analisis Fundamental Kegiatan Investasi
(41)
2.2.2 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan tabel penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan referensi:
Tabel 2.1
Tabel Peneliti Sebelumnya
No Nama
Peneliti Judul Jurnal Kesimpulan
1 Bram Hadianto (2008)
Pengaruh Earning Per Share
(EPS) dan Price Earnings Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ternyata EPS dan PER berpengaruh positif terhadap harga saham sektor perdagangan besar dan ritel di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan.
2 Mohd. Ihsan (2009)
Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Industri
Apparel di Bursa Efek Jakarta
Berdasarkan uji statistik f,
terbukti bahwa CR, ROI dan DER secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan-perusahaan industri farmasi di BEJ periode 2001-2005, dan berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Determinasi terbukti bahwa ROI mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham pada industri farmasi di BEJ periode 2002-2004
3
Noer Sasongko & Nila
Wulandari (2006)
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa hanya Earning Per Share
(EPS) yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales
(ROS), Basic Earning Power
(BEP) dan Economic Value Added
(EVA) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
(42)
2.2.3 Hipotesis
Menurut Suad Husnan (2001:133), dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai populasi yang telah didapat, biasanya didahului oleh pengandaian atau asumsi mengenai populasi yang bersangkutan. Pengandaian ini, yang mungkin betul ataupun tidak betul yang kemudian disebut dengan hipotesis
Berdasarkan identifikasi dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut : H1= Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) berpengaruh
positif signifikan terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara simultan.
H2= Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara parsial.
H3= Return On Investment (ROI) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara parsial
(43)
37 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3. 1 Objek Penelitian
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, seorang peneliti harus dapat menentukan objek penelitiannya. Ini dimaksudkan agar setiap penelitian yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus terhadap permasalahan yang terjadi atas objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009:41) menerangkan bahwa :
“...sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan pada obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, tanpa mengetahui terlebih dahulku permasalahan yang ada di obyek penelitian.”
Selain penjelasan diatas, pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (2003:303) adalah sebagai berikut :
“ Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Dimana dan kapan penelitian dilakukan. Juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.“
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah sesuatu yang peneliti perlu tentukan sebagai sasaran ilmiah untuk melakukan penelitian agar ada kejelasan tentang apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) serta harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company,Tbk.
(44)
3. 2 Metode Penelitian
Dalam proses penelitian untuk dapat memecahkan suatu permasalahan atau suatu kasus diperlukan cara yang sistematis, langkah penelitian yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode penelitian. Menurut Sekaran (2003:3) definisi metode penelitian adalah sebagai berikut:
“ Metode penelitian adalah suatu upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia kerja yang memerlukan suatu solusi.”
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang sistematis dan terorganisir untuk dapat meneliti suatu objek penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode Deskriptif Kuantitatif, dengan menggunakan metode ini, maka dapat diketahui secara jelas bagaimana hubungan antara variabel-variabel terkait, menurut Sugiyono (2009:29) menjelaskan metode deskriptif sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”
Sedangkan pengertian metode kuantitatif dijelaskan oleh Sugiyono (2009:8) sebagai berikut :
“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.“
(45)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif yang dilakukan dengan cara meneliti suatu populasi atau sample tertentu, kemudian menganalisis data sesuai dengan permasalahan yang ada menggunakan instrument penelitian, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan dalam meneliti Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk.
3.2.1 Desain Penelitian
Agar dapat memberikan pegangan dan juga menentukan batasan-batasan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis menentukan desain penelitian. Desain Penelitian diperlukan setelah proses mengidentifikasi variabel serta mengembangkan kerangka teoritis yang dianggap berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut beberapa ahli menjelaskan desain penelitian sebagai berikut :
Menurut Husein Umar (2003:30) dikatakan bahwa: “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Sedangkan, M. Burhan Bungin (2005:87) menjelaskan desain penelitian sebagai berikut :
“Penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan. Pada rancangan desain penelitian kuantitatif secara teknis menjelaskan bagian konstruksi”.
(46)
Menurut Sugiono (2009:30) proses penelitian kuantitatif digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Proses Penelitian Kuantitatif
1. Rumusan Masalah
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti harus dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, untuk dapat membatasi pembahasan sekaligus membantu peneliti agar pembahasan di sampaikan secara fokus.
2. Landasan Teori
Mengulas teori yang berhubungan dengan judul usulan penelitian. Dalam penelitian ini mencari dan menjelaskan teori yang sudah ada yang berhubungan dengan Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) serta yang berhubungan dengan harga saham.
Analisis data Rumusan
Masalah
Pengembangan instrumen Pengujian Instrumen
Populasi & sampel
Landasan Teori
Pengumpulan Data Perumusan
Hipotesis
Kesimpulan dan Saran
(47)
3. Perumusan Hipotesis
Merumuskan dugaan sementara tentang pengaruh Eraning Per Share (EPS) dan Return On Invesment (ROI) terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk yang diajukan antara lain :
H1= Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara simultan
H2= Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara parsial H3= Return On Investment (ROI) berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk secara parsial. 4. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari data primer yang sudah diolah data ini dinilai lebih informatif bagi peneliti dibandingkan dengan data yang lainnya diperoleh .
5. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisi untuk diolah sebagai informasi yang berguna bagi penelitian.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan atas perumusan masalah sekaligus menjawab apa yang dipertanyakan dalam rumusan masalah tersebut. Saran diuraikan sebagai bahan pertimbangan untuk semua pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
(48)
Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan penelitian dilakukan. Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian masalah yang diteliti, perlu adanya operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel ini memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:67), operasionalisasi variabel bermanfaat untuk:
“1) Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasu dimana definisi tersebut harus digunakan.”
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, variabel merupakan atribut dari suatu benda atau obyek yang diteliti yang mempunyai variasi nilai yang berbeda. Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu
Earning Per Share (EPS) X1 (Independent
Return On Investment (ROI)
(Independent
Harga Saham Y (Dependent Variable)
(49)
“Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk”, maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Variabel Independen
a. Variabel Independen 1 (X1)
Sugiyono (2009:39) mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai berikut: “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.
Dalam hal ini variabel independen (X1) yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah data yang menjadi variabel independen adalah Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham PT.Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk yang diperoleh dari jumlah laba bersih per saham pada Laporan Laba Rugi periode 2001-2010 yang telah diaudit dan dipublikasikan.
b. Variabel Independen 2 (X2)
Sama dengan penjelasan diatas, variabel independen 2 (X2) yang digunakan dalam penelitian adalah Return On Investment (ROI) PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk yang diperoleh dari pembagian antara laba operasi dengan aktiva operasi rata-rata perusahaan. Dimana data yang digunakan merupakan data yang telah diolah dari Neraca dan Laporan Laba Rugi periode 2001-2010 yang telah diaudit dan telah dipublikasikan.
(50)
2. Variabel Dependen(Y)
Menurut Sugiyono (2009:40) yang dimaksud dengan variable dependent atau variabel terikat yaitu:
“Variabel dependen (terkait) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Sehubungan dengan penjelasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (variabel Y) adalah harga saham penutupan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk satu bulan setelah laporan keuangan di publikasikan, dengan asumsi para investor merespon tingkat perolehan Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) setelah melihat laporan keuangan yang telah di audit dan dipublikasikan. Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan operasionalisasi masing-masing variabel sebagai berikut :
(51)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
EPS (X1)
Earning Per Share adalah laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap unit saham selama suatu periode tertentu.
(Dahlan Siamat, 2004;279)
EPS= Laba bersih
Jumlah saham beredar
(Sumber : Tjiptono Darmadji & Hendy M. Fakhrudin, 2006;196)
Rasio
ROI (X2)
Return On Investment (ROI) adalah pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan
(Lukman Syamsudin, 2004:46)
ROI = Laba Operasi aktiva operasi rata-rata
(Sumber : Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M, 2008:121)
Rasio
Harga Saham (Y)
Harga Saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain
(Abdul Hakim, 2003;11)
Harga Saham Penutupan (Closing Price)
Rasio
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data
Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Investment (ROI) terhadap harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk adalah Laporan Keuangan Tahunan, laporan keuangan ini termasuk ke dalam data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:139) definisi data sekunder adalah sebagai berikut:
(52)
“….data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literature, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.
Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh peneliti dari data primer yang sudah diolah data ini dinilai lebih informatif bagi peneliti dibandingkan dengan data yang lainnya. Tujuan dari metode ini adalah membuat suatu uraian yang sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti, kemudian menggabungkan hubungan antar variabel yang terkait, menekankan analisis pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai dasar penentuan data, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjamin kepercayaannya yang telah dipublikasikan yaitu laporan keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Teknik penentuan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Populasi
Menurut Andi Supangat (2007:3) menjelaskan yang dimaksud dengan populasi adalah sebagai berikut :
“ Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.”
(53)
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah sekumpulan objek yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang mempunyai karakteristik yang sana yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sejak pertama kali didirikannya perusahaan pada awal didirikannya perusahaan tahun 1971 sampai dengan 2009. Sehingga jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Tahunan sebanyak 39 tahun.
2. Sampel
Dalam menguji suatu penelitian seluruh data yang termasuk kedalam populasi boleh digunakan seluruhnya sebagai sensus atau digunakan sebagian sebagai sample. Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan sample sebagai sumber data guna memperkecil lingkup dan membatasi topik penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiyono (2009:73) menyatakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sedangkan, menurut Andi Supangat (2007:4) yang dimaksud dengan sampel adalah:
“Bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representative)terhadap populasi.”
(54)
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian yang mewakili dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling, menurut Sugiyono (2009:120) dijelaskan bahwa :
”Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Lebih lanjut Sugiyono mengutip buku Research Methods For Business karya Roescoe (2009 : 131) yang memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:
“1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 samapai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang di teliti.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.”
Sesuai dengan pernyataan tersebut diatas maka penelitian yang dilakukan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sampel purposive (purposive sampling). Menurut Sugiyono (2009:392) dijelaskan bahwa:
”Teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Kriteria-kriteria yang ditetapkan untuk menentukan sampel tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang digunakan telah menggambarkan fenomena yang sesuai dengan telah diuraikan peneliti.
(55)
2. Laporan keuangan yang digunakan telah terbitkan di Bursa Efek dan telah diaudit oleh auditor eksternal yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
3. Harga saham penutupan merupakan harga saham penutupan setelah satu bulan laporan keuangannya di publikasi di tahun berikutnya dengan asumsi para investor merespon laporan keuangan yang telah diterbitkan tersebut.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas sampel yang digunakan oleh penulis untuk diteliti adalah Laporan Keuangan Tahunan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sebanyak 10 tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian untuk dapat memperoleh data yang dibutuhkan diperlukan teknik dalam pengumpulan data. Pada penelitian ini dalam mengumpulkan data teknik yang digunakan adalah Studi Pustaka (Library Research), teknik ini dilakukan dengan membaca, merangkum, mengelompokkan data yang diperoleh mempelajari data melalui sumber-sumber kepustakaan yang dapat memberikan informasi yang relevan mengenai variabel-variabel dalam kegiatan penelitian. Selain daripada itu informasi yang diperoleh untuk penelitian ini berdasarkan dokumentasi perusahaan kepada pihak lain, cara yang diambil adalah dokumentasi, maksudnya adalah pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti untuk
(1)
Earning Per Share meningkat sementara Return On Investment tidak mengalami perubahan atau konstan maka harga saham perusahaan akan ikut meningkat, sedangkan sisanya 42,85 dipengaruhi oleh faktor lain baik faktor internal seperti Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), jumlah laba yang diperoleh perusahaan, tingkat resiko dan tingkat pengembalian, Price Earning Ratio (PER), jumlah kas dividen yang dibagikan atau Dividen Per Share (DPS) atau faktor eksternal seperti permintaan dan penawaran pasar, perubahan tingkat suku bunga yang ditetapkan Pemerintah.
3. Hasil penelitian secara parsial dengan menggunakan uji signifikansi t untuk pengaruh Return On Investment (ROI) secara parsial terhadap Harga Saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk juga memiliki nilai signifikan sebesar 58,68%, nilai positif ini menggambarkan bahwa ketika Return On Investment meningkat sementara Earning Per Share tidak mengalami perubahan maka harga saham perusahaan akan ikut meningkat, sedangkan sisanya 41,32% dipengaruhi oleh faktor lain baik faktor internal seperti Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), jumlah laba yang diperoleh perusahaan, tingkat resiko dan tingkat pengembalian, Price Earning Ratio (PER), jumlah kas dividen yang dibagikan atau Dividen Per Share (DPS) atau faktor eksternal seperti permintaan dan penawaran pasar, perubahan tingkat suku bunga yang ditetapkan Pemerintah.
(2)
116
5. 2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas bahwa Earning Per Share dan Return On Investment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk, maka saran yang peneliti sampaikan sebagai berikut :
1. Perolehan laba per lembar saham PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk yang diperjual belikan di Bursa Efek Indonesia, dapat dikatakan sangatlah minim mengingat banyaknya perusahaan yang bersaing di Pasar Modal sudah selayaknya manajemen memikir cara untuk dapat memberikan nilai Earning Per Share yang tinggi kepada para investornya.
2. Harga saham menjadi sangat penting dalam kegiatan investasi pada pasar modal, melihat harga saham yang fluktuatif ada baiknya perusahaan dapat memperbaiki performa harga saham dan meningkatkan daya saing yang selama ini terlihat masih kurang
(3)
117
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Andi Supangat. 2003. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonprametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Bambang Riyanto. 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE
Bram Hadianto. 2008. “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmiah Akuntansi,7(2).162-173.
Brigham, Eugene F dan Houston F, Joel. 2001.Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. edisi keempat. Jakarta : Lembaga Penerbit Ekonomi-Universitas Indonesia.
Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi kesepuluh. Jakarta : Penerbit Erlangga
Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Kanisius
Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hansen & Mowen. 2008. Management Accounting, Edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat
Husein Umar. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kelima. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi kedelapan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
(4)
118
M. Burhan Bungin. 2005. Metodologi Penelitian Kunatitatif. Edisi pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Martono & D. Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakara: Ekonisia Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama.
Jakarta: Erlangga
Mohd Ihsan. (2009). “Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Equity Ratio dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Industri Apparel si Bursa Efek Jakarta”. ISSN,96(0854-8986).1-7
Noer Sasongko & Nila Wulandari. (2006). “Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”. Empirika,19(1).64-70
Sawidji Widoatmojo. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar & Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods of Businnes. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons
Suad Husnan. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga, Yogyakarta : AMP YKPN
Sugiyono, Prof, Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori, Konsep Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta : Ekonisa.
http://www.bapepam.go.id http://www.bi.go.id http://www.idx.co.id http://www.google.com
http://www.kabarindonesia.com http://www.okezone.com http://www.ultrajaya.co.id http://finance.yahoo.co.id
(5)
158 Nama Lengkap : Wiwi Ayiarti
Nama Panggilan : Uwie
Tempat/ Tgl. Lahir : Bandung/ 19 Mei 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cibogo No.15 Rt.07/05 Kelurahan : Sukawarna Kecamatan : Sukajadi Kota : Bandung
Kode Pos : 40164
Alamat Email : - [email protected] - [email protected] RIWAYAT PENDIDIKAN
TKA/TPA Nur – Anka 1995 – 1998
SDN Sukasari 1 1996 – 2001
SMPN 23 Bandung 2001 – 2004
SMK Pajajaran 2004 – 2007
(6)